Sikap Akhlus Sunnah Terhadap Ikhtilaf

Posted: 2 Juni 2010 in Fiqih & Fatwa
Tag:,

Syubhat kedua :
Perbuatan atau ucapan para shahabat adalah hujjah

Banyak hadits-hadits Nabi shalallahu \’alaihi wa sallam yang dijadikan dalil oleh mereka. Salah satu di antaranya adalah hadits shahih, tetapi mereka salah dalam memahaminya. Sedangkan yang lainnya adalah hadits-hadits maudlu

Berikut ini saya sebutkan syubhat mereka setelah itu saya nukilkan keterangan ulama sebagai jawaban syubhat tersebut.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda[24] :

Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat meskipun (yang memerintah kalian) seorang budak dari Habasyah (Ethiopia). Sesungguhnya siapa yang hidup sesudahku di antara kalian, maka kelak ia akan menjumpai perselisihan yang banyak. Maka haruslah kalian mengikuti sunnahku (jalanku) dan sunnah para khalifah yang mendapat petunjuk dan bimbingan. Berpegang teguhlah kalian dengannya, gigitlah dengan gigi geraham atas sunnah tersebut ¡¦

Syaikh Salim bin Ied Al Hilali berkata[25] : Ketahuilah saudara-saudara seiman, semoga Allah membimbingmu kepada kebenaran, bahwasanya ‘athaf ini (kata penyambung “dan” dalam sabdanya : Haruslah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah para kulafaur rasyidin, pent) tidaklah berarti bahwa sunnah khulafaur rasyidin diikuti tanpa mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Melainkan mereka senantiasa mengikuti sunnah beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam setiap jejak langkahnya. Oleh karena itu mereka dijuluki sebagai orang yang mendapatkan petunjuk dan bimbingan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menisbahkan sunnah kepada mereka dikarenakan merekalah yang paling berhak dan seutama-utama manusia yang memahami sunnah tersebut. Pemahaman seperti ini mutawatir dari ulama-ulama rabbani umat yang dirahmati ini, di antara mereka adalah[26] :

  1. Ibnu Hazm Al Andalusi rahimahullah dalam kitabnya Al Ihkam fi Ushuhlil Ahkam juz 6 hal. 76-78)
  2. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam kitabnya Majmu¡¦Al Fatawa juz 1 hal. 282
  3. Al Fullani rahimahullah dalam kitabnya Iqadhul Himam Ulil Abshar hal. 23)
  4. Al Qari rahimahullah dalam kitab Mirqatil Mafatih juz 1 hal. 199 Al Alamah Al Mubarak Furi rahimahullah dalam Syarah Sunan at Tirmidzi Tuhfatul Ahwadzi juz 3 hal. 50 dan juz 7 hal. 420. Begitu pula Imam Syaukani dan Imam As Shan’ani rahimahumallah berkata demikian.

Berkenaan dengan masalah ini ada hadits maudlu yang berbunyi :

Shahabat-shahabatku seperti bintang, dengan siapa saja kalian mengikuti di antara mereka, kalian mesti mendapatkan hidayah.

Berikut ini adalah petikan dari Syaikh Al Albani dalam Silsilah Hadits Dlaifah wal Maudlu’ah juz I no. 58 dari halaman 144-145 : Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ul Ilmi 2/91 dan oleh Ibnu Hazm dalam Al Ihkam 6/82 (kemudian beliau menjelaskan tentang sebab maudlunya hadits ini, pent). Sedangkan orang yang menshahihkan hadits ini bersandar dengan ucapan As Syan’ani dalam Al Mizan I/28 : Hadits ini meskipun ada pembicaraan (kelemahan) menurut para muhadits, tetapi hadits ini shahih menurut ahli kasyf. Ucapan ini bathil dan sepantasnya tidak ditengok, karena cara menshahihkan hadits dengan jalan kasyf adalah bid’ah shufi yang amat dibenci.

Kemudian Syaikh Al Albani menjelaskan bahwa cara al kasyf itu paling tidak menggunakan pikiran (tidak secara ilmiyah, pent)!. Belum lagi kalau hawa nafsu yang masuk, sehingga banyak hadits-hadits palsu dan yang tidak ada asalnya menjadi shahih menurut keinginan hawa nafsu mereka.

Adapun hadits-hadits maudlu¡¦yang semakna dengan hadits di atas terdapat dalam Silisilah Dlai’ifah juz 1 no 59-62 dan penjelasannya dari halaman 146-153.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah telah menjelaskan tentang kaidah Ucapan seorang shahabat bukan sebagai hujjah dalam Al Majmu¡¦Al Fatawa.

Beliau memberikan contoh yang banyak sekali mengenai pendapat shahabat yang bertentangan dengan nash-nash yang jelas. Kemudian beliau juga menjelaskan bahwa Ucapan seorang shahabat sebagai hujjah dapat berlaku apabila memenuhi dua persyaratan, yaitu :

Pertama : Tidak ada nash yang bertentangan dengan ucapan tersebut.

Kedua : Tidak ada shahabat lain yang mengingkarinya.[27] (lihat Majmu¡¦Al Fatawa juz I hal. 282-284)

Syubhat ketiga :
Syaikh Al Albani menunjukkan sebuah syubhat ketika beliau menjelaskan bahwa kebenaran itu satu

Apabila seorang berkata : Apa yang engkau katakan tentang perkataan Imam Malik bahwa kebenaran itu satu tidak berbilang adalah bertentangan dengan apa yang terdapat di dalam kitab Al Madkhal Al Fiqhi tulisan Al Ustadz Az Zarqa I/89 :

Abu Ja’far Al Manshur dan Ar Rasyid menginginkan memilih madzhab Imam Malik dan kitabnya Al Muwatha¡¦sebagai undang-undang peradilan bagi daulah Abbasiyah. Kemudian Imam Malik mencegah mereka berdua melakukan hal yang demikian. Beliau berkata : Sesungguhnya para shahabat Rasulullah shalallahu \’alaihi wa sallam ini telah berselisih di dalam masalah furu dan mereka tersebar di berbagai negeri dan masing-masing mereka adalah benar.

Saya (Syaikh Al Albani) mengatakan : Kisah ini telah dikenal dan masyhur dari Imam Malik rahimahullah. Tetapi kata-kata terakhir yang berbunyi : Masing-masing mereka adalah benar, tidak saya ketahuhi asalnya berdasarkan penelitian saya dari riwayat-riwayat dan sumber-sumber yang saya dapatkan[28]. Kecuali satu riwayat yang dikeluarkan oleh Abu Nu’aim dalam Al Hilyah 6/332, dengan isnad yang terdapat di dalamnya Al Miqdam bin Daud. Ia adalah salah seorang yang disebutkan Adz Dzahabi dalam kitabnya Ad Dlu’afa. Itupun dengan lafadh : Dan masing-masing menurut dirinya adalah benar. Ini menunjukkan bahwa riwayat yang terdapat dalam Al Madkhal telah mengalami perubahan lafadh.

Bagaimana tidak, padahal ini bertentangan dengan apa yang diriwayatkan oleh orang-orang tsiqat (terpecaya) dari Imam Malik bahwa kebenaran itu satu tidak berbilang, sebagaimana telah diterangkan terdahulu. Hal ini juga dipegag oleh setiap Imam dari para shahabat, tabi’in serta imam-imam Mujtahid yang empat dan lain-lainnya[29].


[24] HR. Abu Dawud 4607, At Tirmidzi 2/112-113, Ad Darimi 1/44-45, Ibnu Majah 43 dan 44, Ibnu Nashr dalam As Sunnah hal. 21, Ibnu Hibban dalam Shahihnya 1/4/4 Al Farisi dan lain-lain, Syaikh Al Albani menyatakan hadits shahih (Lihat Irwa’ul Ghalil juz 8 hal. 107, hadits no. 2455)

[25] Dar’ul Irtiyab hal. 17

[26] Keterangan para ulama tersebut dapat dilihat dalam Dar’ul Irtiyab hal. 17-25.

[27] Majmu Fatawa juz 1 hal. 282-284.

[28] Syaikh Al Albani menulis di dalam catatan kakinya : Lihat Al Intiqa oleh Ibnu Abdil Barr hal. 41, Kasyful Muqaththa fi Fadhlil Muwaththa oleh Ibnu Asakir (6-7), dan Tadzkiratul Huffadh oleh Imam Adz Dzahabi 1/195.

[29] Sifat Shalat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, hal. 62-63.

https://tausyah.wordpress.com

Komentar
  1. […] itu dibelahnya sehingga jatuhlah kedua belahan kepala tersebut. Selanjutnya didatangkan pula kawan karib raja dahulu itu, lalu kepadanya […]

    Suka

  2. […] meyakini nilai-nilai kebenaran, akan tetapi ia enggan mengikutinya, terlebih apabila menentang hawa nafsu serta keinginannya. Seumpama wanita muslimah yang mengetahui diwajibkannya jilbab dan berpakaian […]

    Suka

  3. […] al jannah tanpa hisab dan adzab ini khusus bagi orang yang meminta ruqyah bukan yang meruqyah dirinya sendiri ataupun orang lain yang meruqyahnya tanpa ada unsur permintaan darinya. Adapun kalau dia […]

    Suka

  4. […] al jannah tanpa hisab dan adzab ini khusus bagi orang yang meminta ruqyah bukan yang meruqyah dirinya sendiri ataupun orang lain yang meruqyahnya tanpa ada unsur permintaan darinya. Adapun kalau dia […]

    Suka

  5. […] Islam dipenuhi dengan perkiraan-perkiraan, desas-desus dan mitos-mitos. Adalah seorang ahli sejarah muslim yang pertama kali memperkenalkan metode sanad dan matan yang melacak keaslian dan keutuhan sebuah […]

    Suka

  6. […] Islam dipenuhi dengan perkiraan-perkiraan, desas-desus dan mitos-mitos. Adalah seorang ahli sejarah muslim yang pertama kali memperkenalkan metode sanad dan matan yang melacak keaslian dan keutuhan sebuah […]

    Suka

  7. […]  awal  masuk  islam  sehingga  termasuk  sahabat.  Diasaat Rasulullah  saw dan Abu Bakar bersembunyi di dalam goa menghindari kejaran kafir Quraisy, ia  pernah masuk goa itu juga. Dia terkena anak […]

    Suka

  8. […] dipenuhi dengan perkiraan-perkiraan, desas-desus dan mitos-mitos. Adalah seorang ahli sejarahmuslim yang pertama kali memperkenalkan metode sanad dan matan yang melacak keaslian dan keutuhan sebuah […]

    Suka

  9. […] Islam dipenuhi dengan perkiraan-perkiraan, desas-desus dan mitos-mitos. Adalah seorang ahli sejarah muslim yang pertama kali memperkenalkan metode sanad dan matan yang melacak keaslian dan keutuhan sebuah […]

    Suka

  10. […]  awal  masuk  islam  sehingga  termasuk  sahabat.  Diasaat Rasulullah  saw dan Abu Bakar bersembunyi di dalam goa menghindari kejaran kafir Quraisy, ia  pernah masuk goa itu juga. Dia terkena anak […]

    Suka

  11. […] Islam dipenuhi dengan perkiraan-perkiraan, desas-desus dan mitos-mitos. Adalah seorang ahli sejarah muslim yang pertama kali memperkenalkan metode sanad dan matan yang melacak keaslian dan keutuhan sebuah […]

    Suka

  12. […] Islam dipenuhi dengan perkiraan-perkiraan, desas-desus dan mitos-mitos. Adalah seorang ahli sejarah muslim yang pertama kali memperkenalkan metode sanad dan matan yang melacak keaslian dan keutuhan sebuah […]

    Suka

  13. […]  awal  masuk  islam  sehingga  termasuk  sahabat.  Diasaat Rasulullah  saw dan Abu Bakar bersembunyi di dalam goa menghindari kejaran kafir Quraisy, ia  pernah masuk goa itu juga. Dia terkena anak […]

    Suka

  14. […]  awal  masuk  islam  sehingga  termasuk  sahabat.  Diasaat Rasulullah  saw dan Abu Bakar bersembunyi di dalam goa menghindari kejaran kafir Quraisy, ia  pernah masuk goa itu juga. Dia terkena anak […]

    Suka

  15. […] Islam dipenuhi dengan perkiraan-perkiraan, desas-desus dan mitos-mitos. Adalah seorang ahli sejarah muslim yang pertama kali memperkenalkan metode sanad dan matan yang melacak keaslian dan keutuhan sebuah […]

    Suka

  16. […] Islam dipenuhi dengan perkiraan-perkiraan, desas-desus dan mitos-mitos. Adalah seorang ahli sejarah muslim yang pertama kali memperkenalkan metode sanad dan matan yang melacak keaslian dan keutuhan sebuah […]

    Suka

Tinggalkan komentar