Archive for the ‘Pemurtadan’ Category

Anti Pemurtadan Di Malaysia

Anti Pemurtadan Di Malaysia

Firman ALLAH Ta’ala :

وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. Al-Baqarah:120.

Sepertinya ayat tersebut di atas masih akan tetap berlaku sampai akhir zaman kelak, mengapa tidak..lihat saja pemurtadan sangat marak dan ada dimana-mana. Para missionaris kristen tidak henti-hentinya menawarkan uang dan sandang pangan secara gratis kepada targetnya, agar ummat muslim yang begitu lemah aqidahnya berkenan menukar agama dan kepercayaannya dengan harta yang manfaatnya yang hanya akan ada didunia dan akan habis didunia dan di akhirat adalah mereka termasuk pada golongan orang-orang yang merugi. Naudzubillahi Min Dzalik.. (lebih…)

Mukadimah

Posted: 18 Juni 2010 in Pemurtadan
Tag:

”katakanlah : Dialah ALLAH, Yang Maha Esa ( Tunggal )”. ALLAH adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya tiap – tiap segala sesuatu.
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. dan tiada seorang juapun yang setara dengan Dia. Al – Ikhlas : 1 – 4

Maka saudara – saudariku, demikianlah segala daya dan upaya mereka untuk menyesatkanmu. tiada suatu carapun yang terlepas daripadanya,
permutadan melalui jin dan pemaksaan terhadap kaum muslimin tiadalah luput daripadanya. sekalipun engkau hendak berdamai dengan mereka, namun
sekali – kali tidak baginya sebelum kamu masuk pada agama mereka.

Firman ALLAH Subhana wa Ta’ala :
“Kami benarkan atas kamu akan kitab – kitab yang Kami turunkan sebelum kamu ( Zabur, Thaurat dan Injil )”

demikianlah, Al – Qur’an sendiri membenarkan kitab – kitab mereka oleh karena kesemua daripadanya datangnya adalah dari ALLAH Subhana wa Ta’ala jua.

dan Firman ALLAH Subhana wa Ta’ala yang lain :
“sesunguhnya diantara mereka (pendeta) yang beriman kepada Kami

( ALLAH dan para pesuruh-Nya (malaikat) ), ada yang menyendiri di gereja untuk beribadah kepada Kami
sedang Kami tiada memerintahkan yang sedemikian itu atas mereka. akan tetapi, sesungguhnya..tiadalah akan Kami sia – siakan segala upaya mereka itu”.

artinya : bahwa sebelum  turunnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, para pendetya itu adalah orang – orang yang beriman kepada ALLAH dan ada yang menyendiri di gereja untuk beribadah kepada ALLAH Subhana wa Ta’ala walau tiada diperintahkan atas mereka. Inilah Qur’an, yang telah menyempurnakan kitab – kitab (Zabur, Thaurat dan Injil).
yang telah ALLAH turunkan sebelumnya.

Islam sedari diturunkan Al – Qur’an adalah menjadi rahmat bagi sekalian alam, tiada suatu perkara juapun yang terlepas daripadanya melainkan telah
termaktub apa – apa yang tiada engkau ketahui agar engkau ketahui didalamnya.Islam mengakui bahwasanya semua ajaran agama itu adalah baik perkaranya, akan tetapi suatu perkara yang terlebih fatal namun sedikit memikirkannya adalah perkara keTuhanannya. barangsiapa yang menyembah selain daripada ALLAH, layaknya manusia, hewan dan tumbuhan atau yang selain daripadanya. maka sesungguhnya tiadalah ia menyembah Tuhan melainkan adalah makhluk daripada Tuhan itu sendiri.
jika Tuhan berwujud lagi dapat dipandang oleh mata, niscaya Tuhan itu bukanlah Tuhan dengan sebenar – benar Tuhan, melainkan adalah makhluk semata jua, tidakkah kamu memeikirkan??

maka bagimu wahai orang – orang murtad dari islam, tiadalah daya dan upaya kami atas kamu melainkan kepada ALLAH tempat kami kembali. dan bagimu yang non muslim yang turut membaca artikel ini, ketahuilah..bahwa kami tiada pernah mengadakan permusuhan atas kamu atau seumpamanya. maka janganlah sekali-kali segolongan kamu mencoba untuk menyesatkan sebahagian golongan atas kami dengan jalan yang aniaya. dan lagi bagi kami ( muslim ) hanya berkata “laa kum dinukum waliadiin” (bagiku agamaku dan bagimu agamamu).

ALLAH Subhana wa Ta’ala berfirman didalam Qur’an :
“jika mereka berkehendak berdamai, maka berdamailah..agar kamu tiada aniaya antara segolongan kamu dengan yang lain.”

sedang bagimu wahai saudara – saudariku sekalian yang seiman dalam islam, jagalah dirimu, anak-anakmu, karib kerabatmu dari upaya mereka itu. sebab ini bukanlah suatu hal yang kecil perkaranya, oleh karena sekali kamu sesat maka sesatlah kamu selamanya.
sedang sanksi daripada kesesatanmu itu tiada lain adalah neraka.

sekumpulan artiekl ini saya kutip dari ebook Forum swaramuslim.net

Dan belum kesemua dari artikel ini saya salin oleh karena waktu yang cukup terbatas. pada artikel aslinya lengkap dengan gambar – gambar artikelnya. akan tetapi, saya lebih mengutamakan artikel ini karena gambar – gambar artikelnya harus di upload dahulu dan tak bisa hanya di copas saja.
untuk itu bagi yang ingin mengkoleksi ebooknya silahkan kujnjungi ddan download di http://www.pakdenono.com atau http://ebook-harunyahya.blogspot.com, karena masih terbungkus dalam ebook, maka saya salin satu persatu agar dapat dikonsumsi masyarakat muslim diseluruh belahan bumi ini.

Semoga Bermanfaat Bagi Ummat Muslim diseluruh dunia..Amiin

Kemegahan masjid di kompleks baru Pemerintahan Malaysia, Putrajaya, tak menghalangi dua orang warga Amerika Serikat (AS) untuk menjalankan praktik pemurtadan. Pada Senin (25/4), mereka menyebarkan pamflet berbau pemurtadan. Karena perbuatan itulah mereka kini ditangkap dan harus berurusan dengan aparat kepolisian setempat.

Polisi setempat menyebutkan nama keduanya adalah Ricky Ruperd (30 tahun) dan Zachry Harris (20 tahun). Waktu itu mereka kedapatan membagi selebaran yang berisi ajakan untuk masuk agama Kristen. Malaysia menyatakan bahwa upaya untuk mengubah kepercayaan seorang Muslim Malaysia ke agama lainnya itu merupakan pelanggaran hukum. Sementara itu, hampir bisa dipastikan, sebagian besar pengunjung Putrajaya itu beragama Islam. Nuansa Islam di kompleks tersebut juga terasa sangat kuat.

Di kompleks tersebut terdapat masjid besar yang letaknya berdekatan dengan Kantor Perdana Menteri. Kantor Perdana Menterinya sendiri dibangun dengan arsitektur berwajah Islam. Di bagian atap kantor tersebut terdapat kubah besar berwarna hijau. Namun, di lingkungan seperti itu, praktik pemurtadan tetap saja bisa berjalan.

Kepala Polisi Putrajaya, Mohamad Khalil Kadir Mohamad, mengatakan kedua pria itu ditangkap ketika berlangsung pemeriksaan rutin oleh polisi. Kebetulan, keduanya juga didapati tidak membawa satu pun dokumen perjalanan. Seorang juru bicara Kedubes AS di Malaysia memastikan adanya penahanan itu, tapi tidak mau memberi keterangan yang rinci mengenai hal itu.

Guna memudahkan jalannya penyelidikan, pengadilan setempat memutuskan untuk menahan keduanya selama 14 hari sejak ditangkap. ”Kami ingin memastikan apakah ada pelanggaran yang mereka lakukan dalam misi ini atau tidak,” ungkap seorang polisi Malaysia. Malaysia telah menetapkan garis yang kuat menyangkut hubungan Islam-Kristen. Sebelum terjadi penangkapan terhadap dua orang yang menyebarkan pamflet pemurtadan itu, Perdana Menteri Malaysia telah membuat seruan soal penyusunan Injil berbahasa Melayu. Pihaknya tidak melarang adanya Injil berbahasa Melayu, asal di situ dituliskan ‘bukan untuk Muslim’.

Badawi membuat pernyataan seperti itu setelah seorang menteri memberi tahu parlemen bahwa pemerintah tidak membolehkan beredarnya Bibel yang diterbitkan dalam bahasa Melayu. Langkah tersebut, dinilai sama dengan upaya penyebarluasan agama Kristen di kalangan Melayu yang mayoritas menganut agama Islam. Saat ini, sekitar 60 persen penduduk Malaysia adalah Muslim. Selain itu, juga terdapat cukup banyak etnis Cina dan minoritas India yang melaksanakan ajaran agama lain termasuk Kristen, Budha, dan Hindu.

Kendati pemerintahannya tidak setuju pemurtadan komposisi penduduk Muslimnya cukup banyak mantan perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, yakin Malaysia tidak akan menjadi negara Islam yang ekstrem. Hal itu disebabkan mayoritas Muslim di Malaysia sangat rasional dan memahami betul ajaran Islam secara menyeluruh.

Pernyataan ini dikemukakan Mahathir setelah menerima kunjungan Menteri Mentor Singapura, Lee Kuan Yew, di Yayasan Kepemimpinan Perdana di Putrajaya. Dalam pertemuan itu, Lee sempat bertanya kepada Mahathir soal kemungkinan Malaysia dipimpin oleh kelompok Islam. Kata Mahathir, Lee juga sempat menanyakan kemungkinan mantan wakil perdana menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, naik ke tampuk kekuasaan di Malaysia.

”Saya kira itu merupakan kepedulian banyak orang di luar Malaysia, khususnya di antara negara-negara Eropa, bahwa Malaysia sedang menuju menjadi salah satu negara Islam ekstrem dan kelompok Islam akan menguasai negara tersebut,” katanya. Namun, sekali lagi Mahathir segera menukas bahwa skenario seperti itu tidak akan terjadi di Malaysia. Soal Anwar, dia menganggap bahwa kemungkinan ‘lawan seterunya’ menjadi pemimpin Malaysia itu masih terbuka. ”Tapi, saya meragukan apakah dia dapat membuat kemajuan,” kata Mahathir. Yang dikenal dari Anwar bukan hanya sikap oposisinya kepada Mahathir, tapi juga semangatnya yang sangat besar untuk membela kepentingan-kepentingan Islam.
(afp/ant/irf )


Malaysian police arrest two Americans suspected of promoting Christianity

KUALA LUMPUR, (AFP) – Malaysian police arrested two Americans for allegedly distributing Christian religious pamphlets to Muslims, police said.

The two men were detained on Monday and a local court had ordered them to be held for 14 days to assist in investigations, a police spokesman told AFP.

“We want to find out if they had breached any regulations in Malaysia,” he said.

It is an offence in mainly-Muslim Malaysia to try to convert Muslims away from their faith.

Another police official named the two men as Ricky Ruperd, in his 30s, and Zachry Harris, in his 20s.

The official Bernama news agency said they were arrested for distributing pamphlets with religious content at Malaysia’s new administrative capital Putrajaya, 50 kilometers (31 miles) south of here.

Putrajaya police chief Mohamad Khalil Kadir Mohamad said the men were detained during routine checks by police and and were found to be without any travel documents.

A spokesman for the US embassy confirmed the detentions but would give no further details.

Malaysian Prime Minister Abdullah Ahmad Badawi said earlier this month there was no ban on Bibles published in the Malay language but they must be stamped with the words “Not for Muslims”.

He was responding to questions after a minister told parliament the government did not allow editions of the Bible published in Malay to be distributed as it could be construed as an effort to spread Christianity among Muslim-Malays.

Some 60 percent of Malaysia’s population are Muslims, while there are large ethnic-Chinese and Indian minorities who practice other religions including Christianity, Buddhism and Hinduism.

http://www.freerepublic.com/focus/f-news/1391897/posts

Akhir akhir ini banyak kita temui email email pribadi yang menginformasikan rencana penayangan film “The Passion of Christ” pada tanggal 25 Maret 2005 dari jam 19.00 s/d 22.00 mendatang di Trans TV.

Berita ini antara ada dan tidak ada ! Sebab di situs Trans TV sendiri ternyata tidak di iklankan secara formal – hanya saja memang terdapat jadwal acara yang agak janggal. Acara Bajaj Bajuri yang biasanya hanya berdurasi 1 jam di jadwalkan 2 jam.

Kejanggalan tersebut ternyata tidak bisa ditutupi, dalam situs resminya Perpustakaan Nasional RI secara resmi rencana penayangan tersebut dimasukkan kedalam Info Agenda Kegiatan, Passion of the Christ memperingati hari wafat Isa Al Masih

Perpustakaan Nasional RI adalah sebuah badan resmi Republik Indonesia yang berpenduduk mayoritas 95% Muslim, lalu begitu cerobohnya terjebak kedalam suatu kegiatan yang kontroversial ini.

Pertanyaannya :

1. ada apa dengan Perpustakaan Nasional RI? Apakah memang sudah kesusupan pihak pihak tertentu ?
2. Apa kaitannya Perpustakaan Nasional RI itu ? dengan Kegiatan Pemutaran Film Agama ?
3. Lalu pihak manakah yg mereka takutkan ? Umat Islamkah ?
4. Atau Umat Yahudi ? dikarenakan film tersebut sempat menjadi Kontroversi di AS tahun lalu yang dianggap memojokkan etnis Yahudi, shg film tersebut sempat di cekal oleh badan badan Film di dunia yag memang dikuasai Yahudi.

Mengenai status siapa yang di Salib, umat Islam sudah jelas sebagaimana Al-Qur’an surah Annisa ayat 157 dan 158 disebutkan sebagai berikut:
“Dan karena ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh tu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi yang sebenarnya, Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Salam

Erros Jaffar

Berikut ini saya kirimkan isi berita yang di publish di situs http://kmbi.gkps.or.id/ , berikut petikannya :

PASSION OF THE CHRIST on TRANS TV

Saya ingin memberitahukan bahwa dalam rangka memperingati wafatnya Yesus Kristus pada bulan Maret ini, maka salah satu stasiun TV Nasional kita akan
menayangkan :

Film The Passion of Christ pada jadwal berikut ini :

Hari, Tanggal : Jumat , 25 Maret 2005
Pukul : 19.00 – 22.00 wib.
Channel TV : Trans TV.

Tetapi dikarenakan informasi tsb tidak disebarluaskan dan iklankan, maka kami mohon bantuan saudara-saudari untuk memberikan informasi tsb dengan cara menyebarkan email ini dan juga pemberitahuan lisan kepada teman2 lainnya yang tidak mengetahui hal tsb

Selain itu juga, kami mohon bantuan doanya agar penayangan film tsb dapat berjalan dengan lancar karena film tsb mengandung unsur agama Kristen, kiranya dapat diterima oleh saudara-saudari agama lainnya di Indonesia.

Atas bantuan dan doanya, saya mengucapkan terima kasih yang sedalam2 nya kepada saudara-saudari, kiranya Tuhan Memberkati. Amin.

Best Regards,
Jepri
Procurement Dept.

[jesripurba(at)gratianet.com]

Official website of The passion of Christ :
http://www.thepassionofthechrist.com/skip.html

Kontroversi Film The Passion of the Christ

Pada beberapa pekan yang lalu, film The Passion of the Christ telah memecahkan rekor penjualan film The Lord of the Rings yang menjadi pemenang Oscar ini. film kontroversial karya Mel Gibson ini telah berhasil meraup pemasukan sebesar 125,2 juta dollar Amerika dalam lima hari pertama dan merupakan film paling laris pada beberapa tahun terakhir. Fenomena ini terjadi di saat gelombang protes dan pujian terhadap film ini terus berlanjut. Salah satu kritikan datang dari Franco Zeffirelli, seorang sutradara film terkenal Italia yang sering membuat film-film bercorak religius. Zeffireli menyebut Gibson sebagai seseorang yang haus darah dan ia mengkritik film karya Gibson karena dipenuhi dengan adegan kekerasan dan pertumpahan darah. Di pihak lain, Kevin Costner, aktor dan sutradara terkenal Hollywood memberikan dukungannya kepada Gibson dan meminta para pengkritik untuk menghentikan hujatan mereka.

Kaum ruhaniwan juga turut melontarkan pandangan mereka yang terpecah dua. Sekelompok ruhaniwan yang berpaham Yahudi ekstrim mengkritik keras film ini dan menginginkan supaya film ini dilarang peredarannya. Menurut mereka, film ini menonjolkan kesalahan orang-orang Yahudi yang menyebabkan Isa Al Masih diseret ke tiang salib. Sekelompok ruhaniwan lainnya, terutama kalangan Kristen, mendukung film ini dan menyatakan sebagai film yang bersesuaian dengan sejarah.

Sebagian pengamat menilai, film ini berhasil meraih untung besar karena strategi pemasaran brilian yang dilakukan Gibson. Sebelum diputar untuk umum, film tersebut dipertunjukkan di depan untuk para kardinal dari Vatikan untuk meminta restu. Akibatnya, rasa ingin tahu masyarakat menjadi semakin besar dan itulah yang membuat film ini laris terjual di berbagai negara. Di Amerika saja 2800 bioskop memutar film ini dan akan dilanjutkan dengan pemutaran di seluruh Eropa.

Sekitar satu dekade lalu, di saat Mel Gibson mengalami puncak depresi jiwa, kecanduan narkoba, dan memiliki kecenderungan untuk bunuh diri, ia mulai mempelajari Injil untuk menyelamatkan diri. Selepas itu, selama bertahun-tahun dia berfikir untuk membuat sebuah film mengenai kehidupan Isa Al Masih. Akhirnya, beberapa tahun kemudian, dengan mengeluarkan bujet sebesar 25 juta dolar Amerika dari kantongnya sendiri, Gibson memulai pembuatan film The Passion of the Christ. film ini menceritakan kisah 12 jam terakhir dari kehidupan Isa Al Masih yang menurut kepercayaan orang-orang Kristen, Nabi Isa telah disalib. Dalam proyek ini, Gibson menjadi produser, sutradara, dan salah seorang dari tim penulis skenario. Menurut Gibson yang menganut agama Katolik ini, naskah film tersebut benar-benar dibuat sesuai dengan isi teks asli Injil. Dari sisi inilah ia mendapat dukungan dari masyarakat Kristen.

Bahasa yang digunakan dalam film ini adalah gabungan antara bahasa Latin, Ibrani dan bahasa kuno Aramaic dengan pencantuman teks terjemahan dalam bahasa Inggeris. Di AS, film ini dikategorikan dalam jenis “R” karena isinya yang penuh dengan kekerasan dan pertumpahan darah. Salah seorang pemirsa film ini berkata, “The Passion of the Christ adalah sebuah film yang sarat dengan darah dan saya rasa itulah yang difahami oleh Gibson mengenai pembuatan film.” Namun, Gibson menolak kritikan itu dengan menyatakan, “Realitas yang digambarkan oleh film ini berlandaskan kepada Injil dan kenyataannya, memang orang-orang Yahudi pada zaman Isa Al Masih keras hati dan tidak berperi kemanusiaan seperti apa yang ditunjukkan oleh film ini.”

Masalah inilah yang menimbulkan gelombang protes meluas terhadap film tersebut. Orang-orang Yahudi mengkritik keras adegan film ini yang menyebutkan bahwa merekalah pembunuh Isa Al Masih. Atas tekanan keras dari kaum Yahudi itulah, Gibson terpaksa memotong salah satu dari bagian penting film ini, yang berisi adegan tokoh Kaina yang mengatakan bahwa tanggungjawab atas tumpahnya darah Isa Al Masih terletak pada bahu orang-orang Yahudi dan anak-anak mereka. Menurut pandangan orang-orang Yahudi, kata-kata ini merupakan tuduhan bahwa mereka adalah pembunuh nabi Isa dan dosa itu dipikul oleh orang-orang Yahudi sampai hari ini.

Dalam pembelaannya atas banyaknya adegan kekerasan yang muncul dalam film ini, Gibson menyatakan bahwa adegan itu diperlukan untuk menyadarkan para pemirsa yang berada di tepi jurang. Mereka perlu menyadari akan keagungan pengorbanan besar yang telah dilakukan oleh Isa Al Masih pada detik-detik terakhir dari kehidupannya. Salah seorang pendeta Kristen setelah menonton film ini mengatakan, “Menurut kepercayaan kami, kesulitan dan penderitaan yang ditanggung oleh Isa Al Masih dalam kehidupan singkatnya, merupakan kristalisasi penderitaan, kesulitan, dan kekejaman yang disaksikan oleh manusia di sepanjang sejarah.” Sebagian besar penganut agama Kristen setelah menonton film ini, menilai bahwa film tersebut dibuat berdasarkan kepada empat Injil Luka, Yuhana, Marcus, dan Matius. Menurut mereka, pada film ini tidak terlihat titik yang bertentangan dengan sejarah.

Seorang pemimpin ekstrim rezim Zionis meminta supaya film ini dilarang diputar. Dia mengatakan bahwa film ini memicu sikap anti semit dan karena itu, sekurang-kurangnya film ini tidak boleh ditayangkan di Palestina. Sebaliknya, penasihat Paus Paulus II di bidang media massa, memberikan argumen bahwa film ini tidak memicu kebencian terhadap orang-orang Yahudi, karena tokoh-tokoh dalam film itu, termasuk Isa Al Masih, Sayyidah Maryam, dan kelompok Hawariyun, semuanya adalah bangsa Yahudi.

Di antara semua kontroversi ini, ada beberapa kesimpulan yang bisa kita ambil. Pertama, kontroversi yang timbul dari film ini tak lebih dari strategi bisnis yang telah diperkirakan Gibson untuk meraih keuntungan besar dari filmnya. Kedua, apa yang dapat disaksikan oleh setiap pemirsa dalam film ini mengingatkan kepada aksi kejam dan tidak manusiawi yang dilakukan Rezim Zionis dalam merampas hak rakyat Palestina. Dengan alasan ini pulalah rezim Zionis amat menentang pemutaran film ini. film The Passion of the Christ menyampaikan sebuah pesan penting yang mungkin tidak disadari pembuat film ini, yaitu bahwa penderitaan besar yang terpaksa ditanggung oleh Isa Al Masih akibat perlakuan para pendeta Yahudi sama seperti penderitaan bangsa Palestina yang dijajah oleh Rezim Zionis. Selain itu, mengingatkan pula kepada perilaku kaum Yahudi sepanjang sejarah yang selalu ingkar dan bahkan membunuh nabi-nabi mereka.

Ketiga, film ini tidak diakhiri dengan realitas yang sesuai dengan pandangan agama Islam. film ini diakhiri dengan tersalibnya Isa Al Masih padahal dalam Al Quran surah Annisa ayat 157 dan 158 disebutkan sebagai berikut:

“Dan karena ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh tu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi yang sebenarnya, Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
http://www.irib.ir/worldservice/melayuRADIO/perspektif/2004/maret04/christ.htm

Vatican menyiapkan dana yang cukup besar, untuk menghentikan penyebaran Islam ke seluruh dunia. Caranya, dana itu akan dibagi-bagikan ke gereja-gereja Katolik, khususnya untuk kelompok yang bertugas melakukan misi Kristenisasi.

Hal tersebut diungkap oleh koran Jerman Welt am Sonntaq, dari laporannya yang berjudul “ A Million Against Muhammad”. Laporan yang ditulis oleh Andreas Englisch itu menyebutkan, ada kecenderungan makin meningkatnya upaya untuk memutarbalikan ajaran Islam dengan menjelek-jelekkan tokoh nabi Muhammad SAW.

Selain itu, studi-studi tentang Islam dan Kristen yang dilakukan oleh Vatican, hanya sebagai kedok. Tujuan utama dari studi-studi seperti itu, sebenarnya hanya untuk memicu ketegangan antara pemeluk agama Katolik dan Islam.

Laporan tersebut juga menyebutkan, gerakan Kristenisasi ini mendapat dukungan dari dari para pengambil keputusan dan pimpinan pemerintahan negara-negara di luar vatican, untuk lebih menyebarluaskan ajaran Katolik. Mereka juga melakukan pendataan dan studi perbandingan terhadap penyebaran agama Islam dan Kristen di dunia.

Misi Kristenisasi ini, mengelola langsung sekitar 1.081 keuskupan yang melakukan kegiatannya secara rahasia, di negara-negara yang melarang adanya kegiatan agama Katolik. Diantaranya adalah negara Saudi Arabia, Yaman, China, Vietnam dan Kamboja.

Untuk mendukung kegiatan itu, mereka melatih puluhan ribu pendeta setiap tahunnya. Tahun lalu saja, misi ini mengerahkan 85.000 uskup dan pendeta, 450.000 pegawai administrasi, untuk menyiapkan sekitar 65.000 pendeta yang akan disebar ke 280 tempat di dunia.

Misi tersebut juga merekrut sekitar 1 juta orang biasa, dengan upah sekitar 30 dollar per bulan, untuk pergi ke pelosok-pelosok kota dan desa, menjalankan misi Kristenisasi dengan cara mendekati orang-orang miskin.

Misi ini juga membangun infrastruktur yang cukup besar, antara lain membangun 42.000, 1.600 rumah sakit, 6.000 pusat kesehatan dan 780 klinik untuk penderita hepatitis serta 12.000 kantor untuk menolong orang-orang miskin.

Dari sejumlah negara yang sudah disusupi misi agama Katolik ini, laporan harian Welt am Sonntag memberi contoh sekolah-sekolah Katolik di kawasan Asia dan Afrika sebagai contoh misi agama Katolik yang dinilai berhasil. Dan baru-baru ini, berdiri sekolah baru di Doha, Qatar, dengan jumlah murid 4.000 orang, dimana sepertiganya adalah orang Kristen.

Sekolah Kristen di Qatar ini, memang agak berbeda dengan sekolah-sekolah yang didirikan di negara-negara lain seperti di India misalnya, yang benar-benar bertujuan untuk mengkristenkan siswanya.

Lebih lanjut, koran Jerman Welt an Sonntag mengungkapkan, misi agama Katolik yang dibiayai Vatican ini, menyiapkan dana sekitar 500 juta dollar tiap tahunnya, untuk misi Kristenisasi atau membiayai proyek agar pemeluk agama Islam pindah ke agama Katolik. (ln/iol/eramuslim)

Baca pengakuan ex. muslimah yg jadi intel Katholic
Pasukan jin dan Salibis bekerja sama memurtadkan umat Islam. Setiap keluarga Muslim dituntut waspada dengan menanamkan akidah Islam secara benar dan mendalam kepada putra-putrinya.

Kisah tragis ini dimulai saat Nena berteman dengan salah seorang aktivis Kerohanian Kristen (Rokris) yang kebetulan satu sekolah dengannya di salah satu SMU Negeri di Kawasan Ciledug, Jakarta. Kedekatan mereka pun terus berlanjut. Hingga suatu waktu, Muslimah yang taat menjalankan ibadah ini diajak aktivis Rokris itu ke rumah kakak pembinanya, seorang Ketua PA (Pendalaman al-Kitab). Lantaran tidak menaruh rasa curiga, Nena yang juga keponakan salah seorang artis ternama ibukota itu tidak berontak saat dua orang temannya yang juga aktivis Rokris memegang lengannya.

Sementara Ketua PA menyentuh keningnya. Tiba-tiba, menurut pengakuan Nena, suhu tubuhnya mendadak panas. Ia merasakan ada getaran masuk ke dalam punggungnya. Seketika itu pula, Muslimah yang selalu patuh kepada orang tuanya ini, tak sadarkan diri.

Sejak kejadian itu, Nena kelihatan berperilaku aneh. Ia sering melamun dan tak mau berkomunikasi, mesti dengan keluarganya sekalipun. Padahal, dulunya, ia dikenal sebagai anak periang. Anehnya lagi, gadis yang akrab dengan teman-temannya ini, jadi suka memuja-muja Yesus dan ‘ketagihan’ pergi ke gereja.

Peristiwa ini terus berlangsung selama satu tahun, hingga Nena dibaptis seorang pendeta. Untuk menutupi apa yang terjadi pada dirinya tersebut, gadis belia ini diperintahkan teman-teman Kristennya untuk tetap melakukan shalat. Namun, shalat yang dilakukannya dengan mengagungkan nama Yesus, walau gerakannya sama dengan shalat pada umumnya.

Tak cukup sampai di situ, para misionaris meminta Nena membenci kedua orang tuanya karena dianggap berada pada jalan lain alias kafir. Bahkan, oleh Ketua PA, Nena ditugaskan merekrut teman-temannya yang lain untuk masuk Kristen.

Nena terbilang ‘kader’ sukses. Ia berhasil memurtadkan beberapa orang rekannya dengan cara sama seperti saat Ketua PA melakukan pemurtadan terhadap dirinya. Malah, sewaktu dalam ‘binaan’ Ketua PA, Nena mampu menghafal ayat-ayat al-Kitab, sehingga dimasukkan sebagai salah satu penginjil dalam misi pemurtadan.

Meski segala upaya dijalankan pasukan Palangis untuk memurtadkan Nena, namun kalau Allah SWT berkehendak lain, maka segala ‘konspirasi’ itu tak ada manfaatnya sama sekali. Akhirnya, berkat bantuan sejumlah pihak, Nena diselamatkan kembali ke pangkuan Islam. Kini, ia menjalankan perintah Allah SWT dan Rasulullah saw seperti sedia kala.

Inilah model teranyar pemurtadan memanfaatkan bantuan mahluk halus. Pemurtadan memakai medium jin ini, kini lagi ngetrend. Tidak sedikit sekte-sekte Kristen memanfaatkannya untuk mendangkalkan akidah umat. “Tidak perlu heran jika kelompok Salibis memakai bantuan jin untuk memurtadkan umat Islam,” kata pakar Jinologi asal Bandung Ustadz Eman Sulaeman.

Menurut Ustadz Eman, disuruh atau tidak yang namanya jin, apalagi iblis akan senang menggelincirkan umat Islam dari jalan Allah SWT. Jin dan sejenisnya, kata Ustadz Eman, akan melakukan dua serangan. Pertama, serangan langsung ke kalbu umat. Kedua, serangan tidak langsung seperti ke tempat-tempat keramat, kuburan dan lainnya.

Pendapat senada dikemukakan Direktur Lembaga Pendidikan dan Pengkajian al-Qur’an Bandung, KH. Aminuddin Shaleh. Menurutnya, pemurtadan meminta bantuan mahluk halus merupakan bagian strategi kelompok Kristen guna menghancurkan akidah umat. “Kaum Salibis memang selalu membuat jengkel umat Islam,” katanya kesal.

Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. Meski umat Islam dongkol, pemurtadan tetap saja berjalan. Apalagi, sejumlah sekte Kristen menganggap kerjasama dengan roh jahat cukup efektif dan efisien. Selain prosedurnya tidak terlampau berbelit, biaya yang dikeluarkan pun relatif tidak terlalu mahal. Namun, hasilnya cukup baik.

Kerjasama dengan jin dapat menghemat tenaga dan uang. Mereka tidak perlu susah-payah membagi-bagi makanan atau segepok uang gratis kepada para korban, tapi hanya menaruh tangan ke kening korban, –tentu saja dengan bantuan jin—umat Islam jadi hilang ingatan, linglung, patuh dan akhirnya rela mengikuti apa saja yang diperintahkan mereka. Akidah umat Islam jadi goyang, ragu keislamannya dan akhirnya murtad.

Selain secara terang-terangan, metode pemurtadan dengan black magic ini juga dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Salah satunya melalui pemurtadan berkedok pengobatan alternatif yang tidak rasional.

Kelompok Gereja Tiberias adalah sekte Kristen yang paling terdepan memakai cara-cara seperti ini. Dari berbagai brosur dan selebaran yang disebarkan ke masyarakat, mereka mengklaim mampu menyembuhkan berbagai penyakit, termasuk penyakit yang telah divonis mati dokter dan tim medis seperti otak hancur, syaraf putus dan jantung bocor.

Hanya dengan menempelkan tangannya ke kepala korban ditambah ‘air suci’ dan doa-doa tertentu, seorang pendeta mampu menyembuhkan semua penyakit. Setelah sembuh dari penyakitnya, orang itu datang ke pendeta dan minta dibaptis menjadi Kristen.

Pemurtadan ala Tiberias ini dilakukan ke hampir semua mal-mal dan pusat perbelanjaan yang ada di sekitar Jabotabek. Sasaran utama kristenisasi dengan cara ini adalah para ABG yang merupakan pengunjung mal terbanyak. Para remaja tanggung itu didatangi dan diimingi pengobatan secara gratis. Namun, di belakang ‘sikap manis’ itu ada bahaya mengancam akidah mereka.

‘Dakwah’ kelompok Kristen yang berkantor di Jl. Kelapa Gading Boulevar Utara Blok PD 1/22 ini juga sangat rapi dan terpola. Melalui jadwal rutin dan materi secara terencana, pendangkalan akidah dijalankan di sejumlah gedung perkantoran besar seperti Menteng Prada Lt 4, Wisma Dharmala Sakti Lt 14, Graha Kencana Lt 5, Hotel Ciputra Lt 1.

Mereka pun sering mengisi materi di Graha Atrium, Grand Mall Bekasi, Gedung Cawang Kencana, Plaza Metro Sunter. Bahkan, setiap hari Sabtu jam 10.00 WIB, mereka rutin nongol di TVRI secara nasional pada gelombang 39 UHF. Dalam acara yang bertajuk ‘Firman Allah dan Kesaksian Mukjizat’ itu tampil sebagai pembicara antara lain Pimpinan Gereja Tiberias Pendeta Yesaya Pariadji dan Pendeta Gilbert Lumoindang STh.

“Kiprah Tiberias telah merambah secara nasional,” kata Kristolog Abu Deedat Shihabudin. Menurut Ustadz Abu Deedat, berdasarkan data dan pengakuan para korban pemurtadan, kasus-kasus pendangkalan akidah belakangan ini digarap dari kelompok Tiberias ini. “Kalau dulu, kebanyakan berasal dari kelompok Nehemia,” tambahnya.

Di Jabotabek, masih kata Ustadz Abu, kelompok ini berpusat di Lippo Cikarang. Oleh karena itu, katanya, aktivitas kelompok Tiberias tidak bisa dipisahkan dengan sejumlah konglomerat seperti James Riyadi, selaku pemilik Grup Lippo dan Ciputra. “Konon, merekalah penyandang dananya,“ tutur Ustadz Abu.

Benarkah Tiberias melakukan pemurtadan dengan bantuan jin? Humas Tiberias Center, Elvis membantah tudingan miring tersebut. “Tidak, tidak benar. Kami melakukan yang sewajarnya mesti dilakukan. Kita tak melakukan di luar itu,” tegasnya.

Lepas dari itu, kalau para konglomerat terus menyuplai dana, maka masuk akal jika pemurtadan kepada umat Islam terus berjalan. Bahkan, perampasan akidah umat itu telah masuk ke daerah-daerah. Di Lampung misalnya. Banyak Muslimah menjadi korban pemurtadan aktivis gereja. Salah satunya menimpa mahasiswi teknik elektro Universitas Lampung, Yoppi.

Mahasiswi yang cukup cerdas dan taat beribadah ini adalah korban pemurtadan dengan bantuan makhluk halus berkedok perkumpulan bimbingan belajar (Bimbel). Anak pasangan Dwi Suryo dan Rilya Hayana ini terlebih dahulu dihipnotis dan jiwanya dimasuki unsur lain. Dalam keadaan tidak sadar, para pengasuhnya di lembaga Bimbel mendoktrin ajaran Yesus ke Yoppi. Ia pun ragu dengan Islam dan akhirnya Yoppi berhasil dibaptis.

Pemurtadan juga marak di daerah Jawa Barat. Kali ini seorang akhwat asal Cianjur menjadi korbannya. Menurut penuturan sumber SABILI, akhwat yang juga mahasiswi Universitas Padjajaran Bandung itu ragu terhadap Islam setelah berteman dengan seorang laki-laki Kristen. Setelah diberi ‘air aneh’, Muslimah itu pusing dan menjerit-jerit. Singkat cerita, Muslimah ia pun patuh terhadap perintah laki-laki Kristen itu.

Sebagai hamba Allah, umat Islam semestinya mampu menangkal segala trik jahat kelompok kafir tersebut. Namun, kenyataanya tidaklah demikian. Banyak umat Islam terpengaruh, bahkan mengikuti bujuk rayu mereka. Mengapa umat tidak mampu menangkis segala macam tipu muslihat kaum Salibis, malah sebaliknya mengikuti agama mereka?

Tak mudah menjawab pertanyaan ini. Karena persoalannya saling berhubungan satu dengan lainnya. Namun, rapuhnya akidah umat Islam adalah faktor utama persoalan ini. Akidah umat masih bermasalah. Sebagian besar umat masih bersekutu dengan selain Allah SWT, bahkan tak jarang yang mempercayai khurafat dan tahayul.

Ustadz Eman menyatakan, “Kepercayaan kepada khurafat dan tahayul merupakan lahan empuk merusak akidah umat,” Menurutnya, ada tiga kelompok manusia yang rentan pemurtadan melalui bantuan jin ini. Pertama, orang yang menjadikan mahluk halus sebagai pemimpinnya. Kedua, orang-orang yang musyrik, yakni percaya pada paranormal dan dukun. Ketiga, orang-orang yang mengalami depresi. “Mereka sangat mudah terkena gangguan jin,” tegasnya

Kuatnya memegang tradisi leluhur adalah faktor kelemahan umat berikutnya. Tradisi yang bertentangan dengan Islam ini pula yang kemudian dimanfaatkan kelompok Nasrani untuk memurtadkan umat. Acara-acara leluhur seperti seren taun pada masyarakat Cigugur, Kuningan atau upacara tumbal buat Nyi Roro Kidul di Yogyakarta sesungguhnya kerap dimanfaatkan para misionaris memasukkan ajaran Kristus.

Seiring beratnya tantangan yang akan dihadapi ke depan, umat mesti memiliki pertahanan yang prima. Pondasi umat harus kuat agar tidak mudah digoyang musuh. Setiap keluarga Muslim harus mampu menangkis berbagai serangan yang ditembakkan musuh kepadanya.

Lantas, apa yang mesti dilakukan umat agar mampu bertahan sekaligus balik menyerang musuh-musuh Islam itu? Mempelajari dan mengkaji Islam secara benar dan kaffah agar tidak mudah dihancurkan musuh adalah faktor utama yang mesti dilakukan keluarga Muslim.

Setiap keluarga Muslim harus menanamkan akidah Islam kepada putra-putrinya sejak dini agar mereka mampu menangkis segala rekayasa pemurtadan musuh. “Keluarga mempunyai peran besar dalam menanamkan nilai-nilai agama dan tauhid kepada putra-putrinya,” kata Ustadz Husni.

Ustadz asal Bandung ini menyatakan, Kristenisasi sangat berbahaya bagi generasi Islam saat ini dan ke depan. Oleh karena itu, umat Islam harus menghadapinya secara serius. Jangan sampai yang minoritas justru mengobok-obok kelompok mayoritas. “Selain tindakan reaktif, tindakan preventif mesti juga dilakukan,” tuturnya.

Selain itu, umat Islam mesti menghindari diri dari perbuatan-perbuatan syirik, khurafat dan bid’ah, termasuk juga membatasi diri menonton tayangan televisi yang dapat mendangkalkan akidah umat seperti acara-acara mistik, tahayul dan khurafat, termasuk tayangan-tayangan seronok yang akan membangkitkan selera rendah. “Bisa jadi orang yang berada di belakang tayangan-tayangan bermasalah tersebut adalah anti Islam sebab semua tayangan miring itu, bermasalah,” Kata KH. Aminudin.

Di atas semua itu, umat Islam wajib menjalin ukhuwah yang solid agar tidak mudah dihancurkan musuh sekaligus bangkit memukul balik mereka. Ketahuilah bahwa pasukan kecil tapi solid dan kompak akan mampu menaklukkan masukan besar tapi rapuh dan bercerai-berai. Ya, Allah lindungilah umat Islam dan hancurkan musuh-musuh kami.

Rivai Hutapea

Sumber Majalah Sabili

Baca  : KOS: Serupa Tapi Tak Sama
abu Luthfi
KOS merupakan sebuah sekte di dalam agama Kristen, yang tata cara peribadatannya dan ritual-ritual lainnya hampir sama dengan tata cara ibadah ummat Islam.

Orang awam akan terkecoh, karena sangat sulit membedakannya, mana Islam dan mana Kristen. Dan itu merupakan kristenisasi gaya baru.

Dalam sebuah acara pentas budaya lintas iman, para penonton dikagetkan oleh penampilan Kristen Ortodoks Syiria, hampir semua atributnya sangat mirip dengan simbol Islam. Para pemain menge-nakan jubah, kopiah, gamis, surban, keru-dung, rebana, dan memuji Tuhan dengan bahasa Arab.

Bukan hanya itu, mereka pun bisa membaca injil dalam tulisan Arab. Ini tidak mengherankan sebab hampir ada kesamaan antara KOS dan Islam. Lihatlah saat mereka shalat, selain memakai kopiah, dan dipimpin oleh seorang imam, bila berjama¡¦ah, juga memakai bahasa Arab. Rukun shalatnyapun hampir sama dengan Islam ada ruku dan sujud. Bedanya bila kaum muslim diwajibkan shalat lima kali dalam sehari semalam, sedangkan peng-anut KOS lebih banyak lagi.

imageMereka meneruskan tradisi ibadah sebanyak tujuh kali dalam sehari. 7 Tujuh kali dalam sehari aku memuji muji engkau, karena hukum hukumMu yang adil¡¨ (Mazmur 119 : 64).

Ketujuh shalat ini sama persis dengan shalat-shalat dengan Islam, yaitu kelima shalat wajib subuh (Sa¡¦atul awwal), dhuhur (sa¡¦atus sadis), ashar (sa¡¦atut tis¡¦ah) maghrib (sa¡¦atul ghurub), isya (sa¡¦atun naum), ditambah dua shalat sunnah, dhuha (sa¡¦atuts tsalis) pukul sembilan pagi dan tahajjud (sa¡¦atul layl) tengah malam. Tradisi shalat ini diper-tahankan sampai gereja Lutheran awal. Setiap shalat masing-masing dilakukan dua rakaat.

Dalam bersembahyang, mereka berdiri menghadap Timur dengan tangan mene-ngadah terentang (sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah Timur dan melontarkan cahayanya sampai ke Barat, demikian pulalah letak kedatangan anak Manusia, Matius 24 : 27.) Hal yang sama juga pada puasa. Bagi ummat Islam ada puasa wajib yang dilakukan sebulan penuh dalam setahun yang dikenal dengan nama shaum Ramadlan. Sedang-kan dalam jemaah KOS ada puasa selama 40 hari berturut-turut, puasa ini disebut shaumil kabir. Yang dilaksanakan tiap tahun sekitar bulan April. Puasa yang dilakukan jemaah KOS tidak ada makan sahur. Begitu pula puasa lainnya, dalam Islam dikenal puasa sunnah Senin dan Kamis, sedangkan dalam KOS juga ada puasa yang dilakukan pada hari Rabu dan Jum¡¦at, dalam rangka mengenang keseng-saraan Kristus.

Untuk masalah zakat dan infak yang biasanya dari ummat Islam diambil 2,5 persen, sedangkan dalam jemaah KOS juga ada infak dan zakat yang diambil seper-sepuluh dari pendapatan kotor (bawalah seluruh persembahan persepuluh itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumahku dan ujilah aku, Malaekhi 3 :10).

Jemaah KOS pun disyariatkan melaksanakan Haji, tiga kali dalam setahun diharuskan mengadakan perayaan bagi Tuhan (Kel 23 : 14). Lembaga Studi Kristen Ortodoks Syiria Jakarta menyelenggarakan haji untuk kalangan Kristen ke Yordania, Syiria, dan Yerusalem. Dalam KOS, secara tradisi ada Holy Qurbana atau Ibadah kurban dengan menunjuk sakramen ekaristi yang mendramakan kembali korban kristus.

Dalam berpakaian, jemaah KOS pakaiannya mirip pakaian muslim, yang perempuan memakai jilbab dan pakaian panjang ke bawah hingga di bawah mata kaki, sedang yang laki-laki memakai kopiah, baju koko putih memelihara jeng-got. Sedangkan sebagai kitab sucinya menggunakan injil berbahasa Arab Ibrani (bahasa Aram), cara pengajiannya dilaku-kan lesehan di atas tikar atau karpet.

Orang yang pertama kali memper-kenalkan ajaran KOS di Indonesia adalah Efram Bar Nabba Bambang Norsena, ia seorang syeikh injil (penginjil) KOS. Di kalangan muslim Indonesia KOS bisa diterima, namun sebaliknya di kalangan Kristen sendiri kurang bisa diterima. Bahkan Dirjen Bimas Kristen Protestan, Jan Kawatu, menyatakan bahwa KOS belum tercatat dalam komunitas Kristen di Indonesia. Jan juga telah mengeluarkan surat edaran yang disampaikan kepada para notaris agar tidak mengesahkan berdirinya sebuah yayasan atau lembaga Kristen tanpa izin resmi dari Dirjen Bimas Kristen.

Izin itu diperlukan untuk mengetahui siapa mereka, apa tujuannya, dan macam apa alirannya. Bahkan Bimas Kristen telah menutup pintu bagi aliran baru. Walaupun ada larangan, tetapi KOS mempunyai akte pendirian melalui Notaris Gutron Hamal SH di Jakarta pada tanggal 17 September 1997.

Anggota KOS di Indonesia belum begitu banyak, baru sekitar 100 orangan. Tapi simpatisannya, sudah mencapai ribuan. Untuk menjadi anggota KOS, di Indonesia belum bisa dilakukan secara langsung, karena KOS di Indonesia belum mempunyai Imam dan Gereja. Padahal untuk jadi anggota resmi jemaah KOS, harus melalui prosedur pembaptisan seorang imam. Di Indonesia KOS belum mempunyai imam. Sebab itu, untuk sementara ini bagi jamaah KOS yang ingin menjadi pengikut resmi harus melalui prosedur pembaptisan oleh Abuna Abraham Oo Men di Singapura.

Lahirnya Faham Ortodoks

Sejarah menyebutkan faham ortodoks lahir dari perselisihan antara Gereja Alexandria, Gejera Roma dan Kaisar Konstantin. Puncaknya pada masa Kaisar Bizantium Marqilanus (450-458), terjadi kontroversi masalah kristologi. Masalah ini berusaha dituntaskan dalam sebuah pertemuan yang menghasilkan resolusi Kalsedan (451).

Akibat dari konsili ini menimbulkan perpecahan diantara gereja-gereja yang sulit dipersatukan kembali. Sejak inilah gereja Kristen terpecah menjadi dua.

Pertama Gereja Yunani dari Bizantium dan Gereja Roma (Latin) yang berpusat di Roma. Kelompok ini menerima Konsili Kalsedan yaitu mengakui Al Masih mem-punyai dua sifat ; Tuhan dan manusia. Kelompok ini dipimpin oleh Laon (440-461) dan kemudian lebih dikenal dengan Kristen dan Katholik.

Kedua, Gereja Syiria, lalu Armenia juga ikut menolak Konsili Kalsedan yang berpusat di Alexandria dan Antokia di bawah pimpinan Diaqures (444-454). Kelompok ini berpegang teguh pada sufat tunggal bagi Al Masih, mereka tidak setuju dengan aliran Kristen yang mengakui sifat Tuhan dan juga sekaligus manusia. Kelom-pok inilah yang kemudian dikenal dengan kelompok ortodoks.

Penganut faham ortodoks terdiri atas beberapa thoifah (komunitas yang ber-dasarkan perasaan memiliki kesamaan darah, budaya, bahasa dan bangsa), seperti thoifah Koptik Mesir, Syiria Armenia dan Hashbash. Aqidah merekapun sama.

KOS mempunyai suatu pantangan untuk menyebut Nabi Isa a.s. dengan sebu-tan Yesus, tetapi lebih suka menyebut Al Masih atau Sayyidina Isa Al Masih.

Karena KOS di Indonesia belum mempunyai gereja, maka untuk mengembangkannya dan menyo-sialisasikannya kepada masyarakat, mereka melakukannya lewat kajian-kajian, seperti pusat studi agama dan kebudayaan (Pustaka) di Malang, Jawa Timur, Yayasan Studi Syiria Ortodoxia, Jakarta, dan suatu badan yang masih ber-bentuk lembaga studi dengan nama Institute for Syriac Christian Studies (ISCS). Melalui lembaga inilah, Bambang Noorsena dan Yosep Abu Bakar menyo-sialisasikan budaya dialog Kristen-Islam.

Pimpinan tertinggi KOS adalah Patriakh, yang sekarang dipegang ole Patriakh Mar Ignatius Zakka Ilwas yang bermarkas di Syuriah. Berdasarkan konstitusi 1991, KOS dibagi menjadi 20 Uskup yang tersebar di seluruh dunia. Di bawah Uskup ada Abuna (pimpinan). Di Indonesia belum sampai pada tingkatan Abuna, karena belum mempunyai gereja. Yang ada baru sebatas Syeikhul Injil (penginjil).

Untuk menjadi penganut KOS di Indonesia, harus dibaptis di Singapura. Di Indonesia, jemaah KOS menyeleng-garakan natal setiap tanggal 7 Januari. Dalam acara ini dilantunkan Nasyidul Milad atau puji-pujian diteruskan dengan Tilawatil Injil Al Muqaddas atau pembacaan Injil dalam bahasa Arab. Bila selesai membaca Injil, lalu membaca Al Majdu Lillaahi Dawman (segala kemuliaan senantiasa bagi Allah) sedangkan kalau ummat Muslim setelah membaca Al Qur¡¥an biasa membaca Shadaqallaahul ¡¥Azhim (Maha Benar Allah Yang Maha Agung).

Banyaknya kemiripan dalam tata cara peribadatan KOS dengan cara beribadah ummat Islam, tidaklah heran bila KOS bisa diterima di kalangan Muslim di Indonesia. Hal ini sebenarnya cukup membahayakan bagi orang Islam yang awam. Mereka bisa terjebak, karena walaupun mirip dan kitab sucinya bahasa Arab, tapi mereka tetap Kristen, bukan Islam.

Soal banyak kesamaan dengan Islam, itu hanyalah metode da¡¦wah yang disesu-aikan dengan kultur masyarakat setempat, karena di Syiria penduduknya mayoritas Islam. Untuk itu, bagi ummat Islam harus tetap berhati-hati terhadap aliran ini. ƒá

*) Sumber Majalah Risalah No.4 Th 42 Juli 2004

Baca Juga : KOS: Serupa Tapi Tak Sama

Mungkinkah di Ranah Minang muncul konflik bermuatan SARA? Bisa jadi, jika polisi dan pemerintah terus mengabaikan kasus Kristenisasi.

Ratusan umat Islam yang bergabung dalam Aliansi Masyarakat Minangkabau Anti Pemurtadan (AMMAN), 11 Agustus lalu mendemo Poltabes Padang dan kantor Gubernur Sumatera Barat. Mereka menuntut kedua aparat terkait itu tegas dalam menangani kasus-kasus pemurtadan (baca: Kristenisasi) di Sumatera Barat.

Aksi yang digelar AMMAN ini bermula dari kerisauan warga atas kasus Kristenisasi yang seolah tak ditanggapi. Padahal sudah banyak kasus yang terjadi. Mulai dari Gereja Bagonjong dengan kasus Sate Padang Babinya, al- Qur’an bersampul Injil, kesurupan jin, sampai terakhir kasus penganiayaan atas Wawang, seorang mahasiswa IAIN Imam Bonjol. Semua kasus di atas ditenggarai sebagai proyek gerakan Kristenisasi dengan berbagai modus operandi.

Untuk kasus kesurupan jin, misalnya, pihak IAIN bahkan sama sekali tak menganggap ini masalah serius. Petinggi kampus seolah tak peduli dan berharap masalah selesai oleh waktu. Bahkan, Dr. Salmadanis, Dekan Fakultas Dakwah mengatakan, kesurupan adalah rekayasa.

Ustadz Zulkifli, seorang peruqyah (penterapi) menyayangkan pernyataan petinggi kampus IAIN tersebut. “Saya menyayangkan pola pikir kalangan IAIN yang tidak percaya pada metode yang telah digunakan sejak Rasulullah ini,” kata ustadz yang juga pengasuh Pesantren Subulussalam, Padang Pariaman.

Sama dengan petinggi IAIN, pemerintah dan juga polisi pun tak menganggap besar kasus pemurtadan ini, khususnya atas apa yang terjadi pada Wawang, mahasiswa IAIN yang kerasukan dan berakhir dengan penganiayaan.

Ihwal kisah Wawang kesurupan bermula saat ia melewati gereja GPIB Padang dan berpapasan dengan seseorang yang berpenampilan rapi, lengkap dengan dasi. Orang ini baru saja keluar dari gereja. Wawang terus dibuntuti, hingga ia ketakutan dan memutuskan untuk pulang.

Sejak peristiwa itu, Wawang sering kesurupan dan menyebut nama Yesus ketika tak sadarkan diri. Sampai suatu hari, 15 Juli 2004, ketika Wawang hendak pulang dari kampus, di tengah jalan ia merasa limbung, lalu tak sadarkan diri. Ketika sadar, ia sudah mendapati lengan kirinya berdarah dan di sampingnya tergeletak sebuah pisau bergagang hitam, sebuah gunting, pil yang dibungkus dan setumpuk uang seratus ribuan. Ada juga sebuah tiket pesawat dengan tujuan Malang, Jawa Timur.

Ketika itu, Wawang sadar bahwa dirinya berada dalam sebuah gereja. Kedua tangannya dipegang oleh dua orang laki-laki berpakaian serba hitam dan seorang lagi mencoba menyuntikkan cairan ke tangan Wawang. Semuanya bertopeng. Wawang berteriak dan meronta. Akibatnya ia sempat mendapat tamparan dari salah seorang lelaki misterius itu.

Dengan sisa tenaga, Wawang terus meronta dan berhasil merenggut topeng salah seorang penyekap. “Cirinya berkulit hitam, mata agak sipit, kumis tebal, rambut lurus dengan sisiran ke kiri. Badannya sedang,” ungkap Wawang setelah berhasil melarikan diri. Setelah mengingat-ingat, wajah itu adalah orang yang mengikuti dirinya beberapa saat sebelum kejadian.

Setelah Wawang sadar dari pengaruh obat yang disuntikkan, seorang laki-laki membisikkan kata, “Adik tenang saja. Ini uang dari kami. Kita akan berangkat ke Malang sore ini juga,” ujar salah seorang dari mereka dengan santainya. Tapi tak lama kemudian terjadi percekcokan di antara mereka. Dan tanpa diduga, setelah mereka membersihkan TKP (tempat kejadian perkara) para lelaki misterius pelaku penganiayaan itu melarikan diri dan membiarkan Wawang melarikan diri pula. Setelah itu, kasus Wawang pun menyebar.

Meski kasus ini begitu serius, tapi tampaknya pihak kepolisian tak bekerja secara profesional. “Saya kecewa dengan kinerja Poltabes Padang dalam menangani kasus ini. Jangankan membahas kasus ini, bertemu dengan jajaran petinggi Poltabes pun sulit dilakukan,” ungkap Dede Bafaqih, SH, direktur PAHAM (Pusat Advokasi Hukum dan HAM) yang menjadi kuasa hukum Wawang.

Ungkapan yang sama dinyatakan pula oleh Irfianda Abidin, Ketua Forum Penegak Syariat Islam, Sumbar. Irfianda mengatakan, Pemda Lamban dalam menangani kasus-kasus seperti ini. “

Koordinator AMMAN, Tarliasman mengatakan, jika pemerintah terus menerus bersikap seperti ini, ia khawatir masyarakat akan memberikan respon tersendiri.

Dari berbagai kasus yang terjadi di Padang atau Sumatera Barat pada umumnya, kasus Kristenisasi dan pemurtadan banyak menimpa para pelajar dan mahasiswa. Menurut Ibnu Aqil dari Paganagari, memang ada skenario tersendiri untuk menghancurkan pilar-pilar umat Islam di masa depan.

Dan jika terus menerus terjadi tanpa ada ketegasan dari aparat pemerintahan, maka jangan salahkan jika umat hilang kesabaran. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati? Atau, tegakah kita menunggu sampai bara menjadi api? (Sabili)

Irma Sagala (Padang), Herry Nurdi
Sabili

YESUS DATANG BUKAN UNTUK MEROMBAK TAURAT……
Berbeda dengan apa yang dianut , diayakini, dan dipahami oleh orang-orang Kristen sekarang ini terhadap Keesaan Tuhan , Alkitab sendiri memberikan kesaksian bahwa Yesus sendiri, sebagaimana juga Rasul-Rasul yang lain diutus oleh Allah memegang teguh kepercayaan akan “keesaan Tuhan”.

Hal ini diungkapkan beliau sesuai dengan kesaksian penulis-penulis Injil bahwa Yesus sama sekali tidak membawa suatu ajaran baru yang menghapuskan ajaran Nabi-Nabi terdahulu. Kepada orang-orang Bani Israel beliau menjelaskan kedatangannya bukanlah untuk merombak ajaran Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa melainkan hanya “menggenapi” atau mengadakan semacam “reenforce” terhadap Perjanjian Lama.

Orang-orang Yahudi sepeninggal Musa, telah melupakan ajaran Nabi Musa itu dan Yesus datang kembali untuk mengingatkan agar mereka kembali berpegang kepada Kitab Taurat.Lebih lanjut Yesus menjelaskan misinya kepada Bani Israel itu:
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau Kitab para Nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat, sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain ia akan menduduki tempat yang paling rendah dalam kerajaan sorga, tetapi siapa yang melakukan dan melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan mendudduki tempat yang tinggi didalam Kerajaan Sorga. “…….(Matius 5:17-19).

Jadi jelaslah bahwa Yesus hanya sebagai “reformer” dan “pembaharu” dari ajaran Taurat dan Kitab-Kitab Nabi terdahulu yang sudah lama ditinggalkan dan dilupakan orang-orang Yahudi. Beliau sesuai dengan pengakuannya sama sekali tidak membawa ajaran baru yang merombak ajaran Taurat itu. Musa menjelaskan kepada orang-orang Yahudi tentang keesaan Tuhan dan bahwasanya Allah adalah satu-satunya Tuhan bagi orang-orang Israel itu.

“Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu Allah allah lain dihadapanKu. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada dilangit di atas atau yang ada dibumi dibawah atau yanga ada didalam air dibawah bumi.”……(Ulangan 5:6-8).

Masih dalam Kitab Taurat, dengan tegas dan jelas dapat kita baca:
“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!..(Ulangan 6:4).

Jika seandainya Trinitas dimana Yesus adalah salah satu dari oknum Tuhan bahkan orang-orang Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Allah sendiri sebagaimana yang ditekankan dalam ajaran Kristen sekarang ini, benar merupakan ajaran Yesus tentu saja doktrin tersebut akan kita jumpai dalam Perjanjian Lama. Padahal apa kita lihat dalam ajaran Musa adalah berlawanan dengan apa yang dianut oleh orang-orang Kristen sekarang ini. Musa sangat menekankan pentingnya kepercayaan akan “kesaan Tuhan” kepada orang-orang Yahudi dan dalam Perjanjian Baru pun hal tersebut juga dilakukan oleh Yesus terhadap pengikutnya.

“Jawab Yesus:”Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihi Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu”….(Markus 12:29-30).

Lebih lanjut lagi Yesus mengatakan:
“Ada seseorang datang kepada Yesus dan berkata:’Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’. Jawab Yesus: ‘Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaKu tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik. Tetapi jikalau engkau igin masuk kedalam hidup, turutilah segala perintah Allah”…..(Matius 19:16-17).

Jadi jelaslah Yesus sama sekali menekankan pentingnya kepercayaan akan “keesaan Tuhan” secara mutlak dan menganjurkan kepada murid-muridnya untuk bertindak serupa…. …Yesus juga tidak mengajarkan kepada pengikutnya bahwa dia adalah salah satu oknum trinitas …..bahkan Yesus dalam setiap ucapan dan tindakannya sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia adalah Allah…. atau oknum Allah dari ajaran Trinitas yang dianut oleh orang-orang Kristen dewasa ini….

oleh : Armansyah, S.kom

oleh : Adian Husaini *
Teror kata berkedok “kasih” terbukti ampuh menaklukkan kekuatan Islam. dibanding teror fisik berkekuatan ‘cluster bomb’
“Aku datang untuk menemui ummat Islam, tidak dengan senjata tapi dengan kata-kata, tidak dengan kekuatan tapi dengan logika, tidak dalam benci tapi dalam cinta.”
—Henry Martyn, missionaris

Perang Salib telah gagal, begitu kata Henry Martyn. Karena itu, untuk “menaklukkan” dunia Islam perlu resep lain: gunakan “kata, logika, dan kasih”. Bukan kekuatan senjata atau kekerasan.

Hal senada dikatakan misionaris lain, Raymond Lull, “Saya melihat banyak ksatria pergi ke Tanah Suci, dan berpikir bahwa mereka dapat menguasainya dengan kekuatan senjata, tetapi pada akhirnya semua hancur sebelum mereka mencapai apa yang mereka pikir bisa diperoleh.”

Lull mengeluarkan resep: Islam tidak dapat ditaklukkan dengan darah dan air mata, tetapi dengan cinta kasih dan doa. Menurut Eugene Stock, mantan sekretaris redaksi Church Missionary Society, tidak ada figur yang lebih heroik dalam sejarah Kristen dibandingkan Raymond Lull. Lull adalah misionaris pertama dan mungkin terbesar yang menghadapi para pengikut Muhammad.

Ungkapan Lull dan Martyn itu ditulis oleh Samuel M Zwemmer, misionaris Kristen terkenal di Timur Tengah, dalam buku Islam: A Challenge to Faith (1907). Buku yang berisi resep untuk “menaklukkan” dunia Islam itu disebut Zwemmer sebagai “beberapa kajian tentang kebutuhan dan kesempatan di dunia para pengikut Muhammad dari sudut pandang missi Kristen”.

Bagi para missionaris, mengkristenkan kaum Muslim adalah keharusan. Dalam laporan tentang Konferensi Seabad Misi-misi Protestan Dunia (Centenary Conference on the Protestant Missions of the World) di London (1888), tercatat ucapan Dr George F Post, “Kita harus menghadapi Pan-Islamisme dengan Pan-Evangelisme. Ini merupakan pertarungan hidup dan mati.” Selanjutnya, dia berpidato, “… kita harus masuk ke dalam Arabia; kita harus masuk ke Sudan; kita harus masuk ke Asia Tengah; dan kita harus mengkristenkan orang-orang ini atau mereka akan berbaris mengarungi gurun-gurun, dan mereka akan menyapu laksana api melahap kekristenan kita dan melahapnya.”

Kasus Turki Utsmani

Kekuatan “kata” dan “kasih” model Henry Martyn perlu dicatat secara serius. Perang pemikiran ini biasanya dijalankan dengan sangat halus, berwajah manis (seperti penampilan Paul Wolfowitz yang murah senyum). Tetapi cara ini justru lebih manjur, tanpa disadari si Korban.

Ahmad Wahib, yang kini dibangkit-bangkitkan lagi oleh sejumlah kalangan, bisa jadi merupakan “korban teror” sehingga dia jadi ragu tentang kebenaran Islam. Banyak cendekiawan Muslim yang jadi korban setelah menerima pemikiran dan berbagai fasilitas. Anehnya, mereka merasa “tercerahkan” sehingga bersemangat mengadopsi dan menyebarkan “pemikiran yang dianggap baru” kepada kaum Muslimin. Padahal Allah telah memperingatkan dalam Al-Quran Surat Al-Hijr ayat 39:

“Iblis berkata: Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.”

Kaum Yahudi juga sangat mafhum akan kekuatan teror “kata” dan “kasih”. Begitu dahsyat sehingga mampu menghancurkan imperium besar (Utsmani) yang telah berusia hampir 700 tahun. Bagi Zionis, Turki Utsmani adalah penghalang utama mewujudkan negara Yahudi di Palestina.

Bagi Kristen-Eropa, Turki Utsmani adalah ancaman serius. Pendiri Kristen-Protestan, Martin Luther, menyatakan, “Kekuatan anti-Kristus adalah Paus dan Turki sekaligus”. Bernard Lewis menggambarkan, begitu takutnya sampai ada doa agar Tuhan menyelamatkan mereka dari kejahatan Paus dan Turki (Islam and the West, 1993).

Turki Ustmani sulit digulung dengan kekuatan senjata, tapi bisa ditekuk dari dalam oleh kelompok Turki Muda (The Young Turk) dengan “kata-kata”. Setelah 1908, praktis kekuasaan di Ustmani sudah dipegang oleh kelompok ini, melalui organisasi Committee anda Union Progress (CUP) yang beranggotakan para cendekiawan Turki yang telah ter-Barat-kan (westernized). Tiga Presiden Tukri modern (sampai tahun 1960) adalah aktivis SUP.

Bagi mereka, Barat (Eropa) adalah “kiblat” untuk mencapai kemajuan. Abdullah Cevdet, seorang pendiri CUP, mengatakan, “Yang ada hanya satu peradaban, dan itu adalah peradaban Eropa. Karena itu, kita harus meminjam peradaban Barat, baik bunga mawar maupun durinya sekaligus.”

Dalam buku The Young Turk in Position yang diterbitkan Oxford Univeristy Press (1955), cendekiawan Turki M. Sukru Hanioglu mencatat bahwa kelompok ini berideologi positivesme, materialisme, dan nasionalisme. Hebatnya CUP juga memiliki kader-kader di tentara Ustmani, yang kemudian memegang kekuasaan Turki Modern. Salah satunya adalah Musthafa Kemal Ataturk.

Menurut Prof. Halil Inalcik, “Revolusi Kemal Atatturk” mengambil konsep sosial Darwinsm. Karena itu, setelah berkuasa, Ataturk mem-Barat-kan Turki sepenuhnya, sampai soal-soal pakaian dan bahasa. Soal khilafah, Atatturk berpendapat, “Gagasan satu kekhalifahan, yang menjalankan otoritas religius bagi seluruh umat Islam, adalah gagasan yang diambil dari khayalan, bukan dai kenyataan.”

Gerakan SUP di akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20 sangat penting dicermati, karena mereka mampu menggunakan “kata-kata” untuk melumpuhkan :”kekuasaan” Sultan Utsmani. Terutama, dengan kolaborasi dengan gerakan Zionis, setelah Kongfres Zionis Pertama (1897). Cevdet dan sejumlah aktivis CUP memang simpatisan Yahudi dan gerakan Zionis.

“Freedom and Liberation”

Tokoh-tokoh CUP juga berkolaborasi dengan Freemansonry di Turki. Menurut Dr. Sukru Hanioglu, dosen Universitas Islambul, saat itu aktivis Freemansonry memiliki hubungan erat dengan kelompok The Ottoman Freedom Society (Osmanli Hurriet Cemiyati) yang dibentuk tahun 1906. Tokoh Freemanson, Celanthi Scalieri, adalah pendiri loji The Lights of the East (Envar-I Sarkiye) yang beranggotakan sejumlah politisi, jurnalis, dan agamawan terkemuka (seperti Ali Sefkati, pemimpin redaksi Koran Istiqlal, dan Pangeran Muhammad Ali Halim, pemimpin Freemansonry Mesir).

Di sinilah nucleus faksi Turki Muda lahir. Gagasan utamanya mengelaborasikan kata Freedom (kemerdekaan/kebebasan) dan Liberation (pembebasan). Gerakan Scalieri mendapat dukungan sejumlah negara kuat, terutama Inggris. Itu bias dipahami, karena sejak ratusan tahun, Utsmani dianggap sebagai ancaman bagi Kristen Barat. Pengaruh Freemansonry terhadap gerakan liberal dan kebebasan Turki sangat kuat, sehingga Sukltan pun tidak berdaya.

Gerakan pembebasan di Turki ini mendapat inspirasi kuat dari dua peristiwa besar, yaitu Revolusi Prancis dan kemerdekaan Amerika Serikat. A New Encyclopedia of Fremansonry (1996) mencatat bahwa George Washington, Thomas Jefferson, John Hancoc, dan Benjamin Franklin adalah aktivis Freemansonry. Begitu juga tokoh gerakan pembebasan Amerika Latin, Simon Bolivar, dan Jose Rizal di Filipina.

Ide pokok Freemansonry adalah “Liberty, Egality and Fraternity”. Di bawah jargon inilah, jutaan orang “tertarik” untuk melakukan apa yang disebut sebagai “kemerdekaan sejati bagi seluruh rakyat dari tirani politik maupun tirani sistem kerohanian”.

Tampaknya waktu itu Sultan Abdul Hamid II diposisikan sebagai “kekuatan tiran”. Dalam konteks gerakan pembebasan pemikiran, yang diposisikan sebagai tirani sistem kerohanian adalah “teks-teks Al-Quran dan Sunnah”, juga khazanah-khazanah Islam klasik karya ulama Islam terkemuka. Masih ditelusuri lebih jauh, seberapa jauh hubungan antara gerakan liberal dalam konteks pemikiran Islam dengan gerakan Freemasonry. Yang jelas, Rene Guenon, guru Frithjof Schuon (pelopor gagasan pluralisme) misalnya, adalah aktivis Freemasonry.

Juga masih diselidiki, adakah misalnya pengaruh aktivitas Jamaluddin Al-Afghani di Freemasonry dengan pemikiran Muhammad Abduh atau tafsir al-Manar-nya Rasyid Ridla Yang jelas, jargon-jargon pembebasan dari “teks”, dan dekonstruksi tafsir Quran (lalu menggantinya dengan metode hermeneutika yang banyak digunakan dalam tradisi Bibel), cukup sering terungkap.

Bahkan, bagi Mohamed Arkoun misalnya, Mushaf Utsmani diposisikan sebagai “tiran” yang perlu dipersoalkan. Kata Arkoun, “…persoalannya, berkaitan dengan proses historis pengumpulan Al-Quran menjadi mushaf resmi kian lama kian tidak masuk akal di bawah tekanan resmi khalifah, karena Al-Quran telah digunakan sejak permulaan negara Islam untuk melegitimasi kekuasaan dan menyatukan ummat.”

Kekuatan “kata” dan “kasih” terbukti ampuh dalam menaklukkan kekuatan-kekuatan Islam, yang biasanya disimbolkan dengan ungkapan tidak simpatik seperti “ortodoks”, “beku”, “berorientasi masa lalu”, dan “emosional”. Kolaborasi cendekiawan Turki, Kristen-Eropa, dan Zionis-Yahudi berhasil menggulung Turki Utsmani. Ironisnya, dua dari empat orang yang menyerahkan surat pemecatan Sultan Abdul Hamid II (1909) adalah non-Muslim. Salah satunya, Emmanuel Karasu (tokoh Yahudi).

Teror fisik seperti cluster bomb-nya Amerika dalam invasi di Iraq, mudah memancing reaksi besar. Ratusan ribu aktivis Islam turun ke jalan, menentang serangan AS ke Irak. Namun kalau menghadapi teror “kata” berselubung “kasih”, kaum Muslimin biasanya terlambat sadar. Dampaknya pun biasanya memakan waktu lama. Ummat Islam akan tenang-tenang saja meskipun setiap detik diteror dengan kata-kata indah itu. Bisa melalui media massa, atau ucapan tokoh-tokoh ummat sendiri. Apakah sejarah masih akan berulang untuk kaum Muslim Indonesia? Wallahu a’lam.*

Penulis adalah kandidat doktor di International Institute for Islamic Thought and Civilization-International Islamic University (ISTAC-IIU), Kuala Lumpur (Hidayatulah)