Archive for the ‘Dzikir dan Do’a’ Category

Hadith :

Anas bin Malik r.a mengkhabarkan:”Apabila Nabi s.a.w hendak memasuki tandas, baginda membaca :” Ya Allah! Aku berlindung dengan Engkau dari bahaya kotoran dan dari segala macam yang membahayakan.”

 (Bukhari)

  

Huraian

Tandas dianggap sebagai tempat yang jijik dan kotor. Tabiat syaitan adalah menyukai tempat-tempat yang kotor seperti tandas. Oleh itu sebagai seorang Muslim, selain daripada kita disuruh supaya membaca doa keluar dan masuk tandas kita juga diwajibkan mementingkan aspek kebersihan termasuklah perkara-perkara asas seperti qadha’ hajat (buang air kecil atau besar). Islam selaku agama yang sempurna telah menyediakan tata tertib yang sepatutnya untuk diikuti demi menjamin kesihatan umatnya. Demikian juga dengan bersuci di mana tabiat tidak bersuci (tidak membasuh anggota kelamin sesudah kencing) oleh sesetengah orang yang dianggap perkara biasa sebenarnya mendatangkan azab yang amat besar di akhirat kelak sebagaimana yang disebutkan di dalam sebuah hadith riwayat Ibnu Abbas yang menceritakan :”Nabi s.a.w berjalan melalui sebuah kebun di Madinah atau di Mekah. Lalu kedengaran oleh baginda suara dua orang sedang disiksa dalam kuburnya. Maka bersabda Rasulullah s.a.w :”Keduanya disiksa bukanlah kerana dosa besar.” Kemudian baginda melanjutkan perkataannya,:”Yang seorang disiksa kerana kencing di tempat terbuka) dan yang seorang lagi kerana membuat fitnah supaya orang bermusuh-musuhan.” Sesudah itu baginda menyuruh supaya mengambil pelepah tamar lalu dipatah dua oleh baginda dan diletakkan di atas kedua kubur itu masing-masing satu pelepah. Seseorang pun bertanya:”Ya Rasulullah! Mengapa kamu lakukan seperti itu?” Jawab baginda “Mudah-mudahan kedua-duanya mendapat keringanan selama pelepah tamar itu tidak kering.” kerana membuang air tanpa bersuci atau membuang air di tempat-tempat terbuka (di tepi-tepi jalan tanpa bersuci) dilarang oleh Islam kerana ia mencerminkan adab yang kurang sopan selain mendedahkan seseorang itu kepada jangkitan penyakit.

Dari Abu Hurairah r.a katanya,:Rasulullah SAW bersabda:”Hai manusia! Sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak menerima sesuatu melainkan yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya:” Wahai para rasul, Makanlah makanan yang baik- baik (halal) dan kerjakanlah amal soleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al- Mukminun:51) “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu…”(al-Baqarah:172) Kemudian Nabi SAW menceritakan tentang seorang lelaki yang telah lama berjalan kerana jauhnya perjalanan yang ditempuhnya sehingga rambutnya kusut masai dan berdebu. Orang itu menadah tangannya ke langit dan berdoa:”Wahai Tuhanku! Wahai Tuhanku! “. Padahal makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan dia diasuh dengan makanan yang haram. Maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan doanya.”

(Muslim)

Huraian

1. Berdoa itu tidak boleh dilakukan secara semberono (tidak berhati-hati) dan sembarangan, tetapi perlu kepada adab-adab dan syarat-syarat tertentu. Orang yang berdoa sambil lewa dan menganggap bahawa berdoa itu adalah suatu yang remeh adalah orang yang doanya jarang dikabulkan sehingga kemudian

timbul prasangka buruk kepada Allah SWT.

2. Memakan makanan yang halal dan baik merupakan salah satu bentuk dari ketaatan kepada Allah dalam memenuhi segala perintah-Nya.  Maka apabila seseorang itu selalu taat kepada Allah dalam dalam segala perkara dan sentiasa berada dalam kebenaran, insyaAllah segala apa yang dipohon akan dikabulkan Allah.

3. Kita hendaklah berdoa dengan penuh keyakinan, harapan dan rasa takut. Merendahkan diri dengan suara yang lirih, tenang, tidak tergesa-gesa, penuh khusyuk dan tahu akan hakikat yang diminta. Ini berdasarkan firman Allah yang bermaksud:”Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan

suara yang lembut ..” (al-A’raf : 55)

4. Rasulullah pernah bersabda yang maksudnya:”Tiada seorangpun yang berdoa kepada Allah dengan suatu doa, kecuali dikabulkan-Nya dan dia memperolehi salah satu daripada tiga keadaan, iaitu dipercepatkan penerimaan doanya di dunia, disimpan (ditunda) untuknya sampai di akhirat atau diganti dengan mencegahnya daripada musibah (bencana) yang serupa.” (at-Tabrani).

Dzikir

Posted: 4 Juni 2010 in Dzikir dan Do'a
Tag:

Dalam kitab Sunan at-Tirmidzi, dengan redaksi berbeda, Rasulullah saw. bersabda, “Aku akan mengajari bacaan-bacaan yang dapat lantunkan.

Subhanallahi  ‘Adada  K halqihi  3x;  Subhanallahi  R idha  Nafsihi 3x; Subhanallahi Zinata Arsyihi 3x; Subhanallahi Midâda Kalimâtihi 3x.

(Maha Suci Allah dengan jumlah makhluk-Nya 3x; Maha Suci Allah dengan kerindhaan diri-Nya 3x; Maha Suci Allah dengan berat Arasy milik-Nya 3x; Maha Suci Allah dengan segala firman-Nya 3x).”23

Hadits Shahih: Imam Muslim, Bab adz-Dikr, hal. 79; Ibnu Majah (no. 3808), diriwayatkan dari jalur sanad Tharîq Karîb, dari Ibnu Abbas ra., dan bersumber dari Juwariyah Ummul Mukminin ra.

Hadits Shahih: at-Tirmidzi (no. 3555), hadits ini berstatus Shahih Hasan; an-Nasâ`i, Bab ‘Adadu at-Tasbîh dan Amalu al-Yaumi wa al-Lailati; teks “Midâda Kalimâtihi” diartikan, “Seperti jumlah firman-

Dzikir

Posted: 4 Juni 2010 in Dzikir dan Do'a
Tag:

Juwariyah Ummul Mukminin ra., isteri Rasulullah, menceritakan bacaan dzikir yang diperoleh dari suaminya. Hari itu, Rasulullah berangkat pagi-pagi sekali dari rumah Juwairiyah, bersamaan  waktu shalat subuh. Sementara Juwariyah di rumah berada di tempat shalatnya. Ketika waktu Dhuha tiba, Rasulullah pulang ke rumah. Dan Rasul mendapati Juwariyah masih tetap duduk di tempat shalatnya. “Engkau masih di sini sejak aku tinggalkan tadi?” tanya Rasulullah. “Iya,” jawab Juwariyah. Rasulullah saw. kemudian   bersabda,  “Aku beritahukan  kepadamu

Hadits Shahih: Imam Muslim, Bab adz-Dzikr wa ad-Du’â`, hal. 84-85; at-Tirmidzi (no. 3593), diriwayatkan Abu Dzarr al-Ghaffari ra.

Hadits Shahih: Imam Muslim, Bab al-Adab, hal. 12, lanjutan hadits secara sepurna dapat dijumpai dalam kitab Shahih Muslim; Ibnu Majah (no. 3811); an-Nasâ`i, Amalu al-Yaumi wa al-Lailati

21    Hadits Shahih: Imam Muslim, Bab ath-Thaharah, hal. 1, diriwayatkan oleh Abu Malik al-Asy’ari ra.; at-Tirmidzi (no. 3517); an-Nasâ`i, Amalu al-Yaumi wa al-Lailati

tentang empat bacaan, untuk dibaca tiga kali. Jika ia ditimbang (pahalanya), maka sama dengan (pahala) bacaanmu sejak dari dini hari tadi.

Subhanallahi  wa Bi-Hamdihi, ‘Adada  Khalqihi,  wa Ridha  Nafsihi, wa

Zinata Arsyihi, wa Midâda Kalimâtihi

(Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah; sesuai jumlah makhluk-Nya, dengan keridhaan diri-Nya, seberat Arasy milik-Nya, dan sebanyak firman-firman-Nya).”

Dalam riwayat lain menyebutkan bacaan itu sebagaimana berikut:

Subhanallahi ‘Adada Khalqihi, Subhanallahi  Ridha Nafsihi, Subhanallahi

Zinata Arsyihi, Subhanallahi Midâda Kalimâtihi

(Maha Suci Allah dengan jumlah makhluk-Nya; Maha Suci Allah dengan kerindhaan diri-Nya; Maha Suci Allah dengan berat Arasy milik-Nya; Maha Suci Allah dengan segala firman-Nya).”22

Dzikir

Posted: 4 Juni 2010 in Dzikir dan Do'a
Tag:

Abu Malik al-Asy’ari ra. telah bercerita sabda Rasulullah dalam hal bacaan tasbih. Sebagaimana ini dicantumkan dalam kitab Shahih Muslim. “Suci setengah bagian dari iman. Bacaan Alhamdulillah (segala puji bagi Allah) dapat

memenuhi timbangan amal. Sementara bacaan  Subhanallah

wal-Hamdulillah (Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah), keduanya  juga

dapat memenuhi timbangan amal, atau memenuhi  (ruang) di antara langit dan bumi.” 21

Dzikir

Posted: 4 Juni 2010 in Dzikir dan Do'a
Tag:

Dalam kitab Shahih Muslim, Samarah bin Jandab ra. menjelaskan empat bacaan dzikir yang paling dicintai Allah, sebagaimana dituturkan Rasulullah saw., “Empat bacaan yang paling dicintai Allah:

Subhanallah, wal-Hamdulillah, wa Lâ Ilaha illa Allah, wallahu Akbar

(Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha

Besar).

Dzikir

Posted: 4 Juni 2010 in Dzikir dan Do'a
Tag:

salah seorang  sahabat  bertanya  kepada Rasulullah, “Bacaan dzikir apa yang paling utama?” Rasulullah saw. menjawab, “Bacaan yang telah menjadi pilihan Allah bagi para malaikat dan hamba-hamba- Nya, yaitu:

Subhànallahi wa Bihamdihi, Subhànallhil-‘Adzîm

(Maha Suci Allah dan dengan pujian-Nya. Maha Suci Allah yang Maha Besar).”

Dzikir

Posted: 4 Juni 2010 in Dzikir dan Do'a
Tag:

Allah swt. berfirman, “Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).” (QS. Al-‘Ankabût [29]: 45) “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu,” (QS. Al-Baqarah [2]: 152) “Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. (QS. Ash-Shâffât [37]: 143-144) “Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al-Anbiyâ` [21]: 20)

10. Dalam kitab Shahih dua imam besar Ahli Hadits, Imam Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin al-Mughîrah al-Bukhari al-Ja’fi, dan Imam Abu al-Husain Muslim bin al-Hajâj bin Muslim al-Qusyairi an-Nisâburi, Abu Hurairah ra., yang bernama asli Abdurrahman bin Shakhar—menurut pendapat paling shahih di antara sekitar 30 pendapat–, sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits ini bercerita sabda Rasulullah tentang bacaan tasbih. “Dua kalimat yang ringan diucapkan tapi berat dalam timbangan amal, dan lebih dicintai oleh Allah;

Subhanallahi wa Bihamdihi, Subhanallhil-‘Adzîm
(Maha Suci Allah dan dengan pujian-Nya. Maha Suci Allah yang Maha Besar).”18
Ini adalah hadits terakhir dalam kitab Shahih al-Bukhari.

Dzikir

Posted: 4 Juni 2010 in Dzikir dan Do'a
Tag:

Abu Dzarr ra. menceritakan bacaan tasbih dari Rasulullah yang disampaikan kepadanya. Sebagaimana hal ini termaktub dalam kitab Shahih Muslim. “Bersedikah engkau mendengarkan bacaan dzikir yang paling dicintai Allah? Bacaan dzikir yang paling dicintai Allah adalah bacaan,

Hadits Shahih: Imam al-Bukhari (no. 6406, 6682, 7563); Imam Muslim, Bab adz-Dzikr wa ad-Du’â`, hal. 31; at-Tirmidzi (no. 3467); Ibnu Majah (no. 3806); an-Nasâ`i, Amalu al-Yaumi wa al-Lailati, diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.

Subhànallahi wa Bihamdihi
(Maha Suci Allah dan dengan pujian-Nya).”19

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيْمُ

“Ya Rabb kami, terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 127)

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Ya Allah! Sesungguhnya aku mo-hon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan amal yang diterima.

(DIBACA SETELAH SHALAT SHUBUH)

HR. Ibnu Majah dan ahli hadits yang lain. Lihat kitab Shahih Ibnu Majah 1/152 dan Majma’uz Zawaaid 10/111