Posts Tagged ‘Kecantikan’

https://tausyah.wordpress.com/Wanita Shalehah dan Istri Shalehah

Wanita Shalehah dan Istri Shalehah

Telah termaktub dalam sebuah kisah tentang seorang pemuda yang begitu terpesona dengan kecantikan seorang wanita, betapa hatinya senantiasa dalam kegelisahan sejak pandangan pertamanya. Dan bergetarlah hatinya dengan getaran yang semakin menjadi-jadi, setiap kali bayangan wanita itu terlintas dalam lamunannya. Betapa tersiksanya ia dengan perasaan cintanya pada wanita itu, ia benar-benar terpedaya dengan segala keindahan wanita yang tidak ada duanya baginya. Hingga kemudian iapun memberanikan diri untuk mengirimkan sebuah surat kepada wanita itu melalui seorang budaknya yang diletakkan di atas nampan perak dan ditutupi dengan kain sutera berwarna kuning.

“wahai engkau yang sudah membuat diriku  dimabuk kepayang setelah memandang wajahmu, kiranya hasrat untuk menyampaikan perasaanku bisa mengurangi kegundahanku karena senantiasa mengingat dan membayangkan wajahmu.”

Wanita tersebut pun membalas surat dari sang pemuda,

“wahai pemuda, kiranya apakah yang membuat dirimu amat tertarik melihat ku…?”

Sambil melancarkan jurus rayuannnya sang pemudapun membalas,

“aku begitu terpesona dengan keindahan matamu…” (lebih…)

https://tausyah.wordpress.com/Jodoh Islami

Jodoh Islami

Betapa banyaknya di antara wanita yang berparas cantik namun bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah, baik penampilan, tingkah laku beserta sekalian keburukan akan gerangan dirinya. sehingga mereka cenderung meresahkan hatimu, memporak porandakan rumah tangga dan anak-anakmu hingga terbentuklah rumah tangga yang jahil, tidak bermoral lagi tidak bersyari’at. Sedang parasnya itu tiadalah abadi lagi akan menua termakan usia, dan akhlak, aqidah lagi keimanannya itulah yang baka adanya baik dunia maupun akhirat. Jikalaupun ada wanita sholehah yang berparas cantik sedang kamu beroleh akan gerangan dirinya niscaya itulah yang lebih baik bagimu, sedang ia amatlah menentramkan hatimu, memperindah segala yang buruk lagi senantiasa memberi kemaslahatan dalam kehidupan rumah tanggamu.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda kepada Umar ibnul Khaththab Radhiallahu ‘anhu:

 “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417)

Ingatlah ..bahwasanya kebaikanmu akan membaikkan dirinya, sedang kebaikannya akan membaikkan dirimu jua. Jikalaulah engkau hendak beroleh Istri sholehah seumpama yang engkau impikan, maka berbaik-baiklah kamu dengan sekalian gerangan atas dirimu, baik akhlak, aqidah, kesucian lagi kemuliaanmu, Insha ALLAH  niscaya engkau akan beroleh apa-apa yang engkau kehendaki dari sisi ALLAH. Dan jikalaupun engkau adalah seorang laki-laki yang sholeh (lebih…)

Wahai saudariku sekaliannya, inilah Islam agama yang suci lagi mensyucikan. Tidaklah layak bagimu berhijab (Jilbab) dengan sekehendak hatimu, melingkarkan dilehermu atau berhijab selayaknya seorang muslimah akan tetapi berpakaian ketat lagi memakai jeans atau seumpama orang – orang kafir itu. Kemudian, sekali – kali janganlah kamu bertingkah laku seperti orang – orang jahiliyah sedang jilbabmu itu masih melingkari wajahmu.

Dari Shofiyah binti Syaibah berkata: “Ketika kami bersama Aisyah radhiallahu’anha, beliau berkata: “Saya teringat akan wanita-wanita Quraisy dan keutamaan mereka.” Aisyah berkata: “Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan demi Allah, saya tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor. Ketika turun kepada mereka ayat: “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.” (Q.S. An-Nur: 31) Maka para suami segera mendatangi istri-istri mereka dan membacakan apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Mereka membacakan ayat itu kepada istri, anak wanita, saudara wanita dan kaum kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara wanita itu kecuali segera berdiri mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi kepala dan wajahnya, karena percaya dan iman kepada apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan) di belakang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalamdengan kain penutup seakan-akan di atas kepalanya terdapat burung gagak.”

Ketahuilah olehmu, bahwasanya dibalik daripada jilbabmu terdapat perkara agama ( Islam ) yang  sebahagian kamu tidak mengetahui dan tidak pula memikirkan. Maka, Barang siapa diantara kamu yang mengenakan jilbab sedang ia bertingkah laku seperti orang – orang jahiliyah niscaya ia telah menodai agama ( Islam ) dengan sendirinya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ياَ بَنِي آدَمَ قَدْ أنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ
“Wahai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. sedang pakaian taqwa itulah yang paling baik.” (Q.S. Al-A’raaf: 26)

Inilah kamu, sebahagian kamu mengira bahwa tiada suatu kesalahan yang termaktub daripada atas apa –apa yang kamu kerjakan. Demikian pulalah iblis mereka mengkhiaskan sesutu yang buruk itu seolah agar terlihat baik daripadamu sedang engkau tiada sadar. Sesungguhnya pengikut daripada Iblis itu adalah orang – orang kafir, maka ukhti ? demikian juakah kamu? Wallahu A’lam..

Firman ALLAH Ta’ala :

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الجَاهِلِيَّةِ الأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.” (Q.S. Al-Ahzab: 33)

Tidakkah engkau memikirkan, tat kala seorang non muslim mellihat engkau berhijab ( jilbab ) kemudian melihat keburukan daripadamu niscaya berkatalah mereka itu:

“aduhai kiranya..sungguh aku melihat ia daripada atas apa – apa yang melingkari wajahnya ( jilbab ), maka ia adalah seorang muslim..”

Wahai saudariku, yang sedemikian itu berarti bahwa engkau telah memperburuk citra islam dan tiada jua pelakunya itu atas yang lain melainkan dirimulah sekaliannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ياَ أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ المُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أدْنَى أنْ يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ
“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lain :

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An-Nur: 31)

Jika engkau hendak bepergian dengan hijab disluruh tubuhmu, namun engkau berkata lagi berbuat sesuatu yang buruk lagi yang dapat memburukkan agamamu niscaya hendaklah terlebih dahulu engkau melepas jilbabmu agar islam tiada ternoda karenamu. Atau jika engkau merasa sulit mengenakan jilbab dalam segala gerangan hari yang hendak kamu lewati, kemudian berpakaian ketat (bukan longar) dan lagi memakai jeans selayak orang – orang kafir itu. Maka carilah olehmu agama selain daripada islam, sungguh..engkau akan menemukan orang – orang yang tiada jauh berbeda perihal yang sedemikian itu daripadamu. Dan pantaslah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkisah dalam sabdanya :

Dari Usamah bin Zaid r.a. berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Aku berdiri di muka pintu surga tiba-tiba kudapatkan kebanyakan yang masuk surga adalah orang-orang fakir miskin sedangkan orang-orang kaya masih tertahan oleh perhitungan kekayaanya dan orang-orang ahli neraka telah diperintahkan masuk neraka maka ketika saya berdiri di dekat pintu neraka tiba-tiba kudapatkan kebanyakan yang masuk ke dalamnya adalah orang-orang perempuan.” ( HR. Bukhari & Muslim)

Dan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang lain:

(( أيَّمَا اِمْرَأَةٍ نَزَعَتْ ثِيَابَهَا في غَيْرِ بَيْتِهَا خَرَقَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْهَا سِتْرَهُ))
“Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di selain rumahnya, maka sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mengoyakkan perlindungan rumahnya itu daripadanya.”

Kemudian disuatu hari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkumpul dengan para pengikutnya mengadakan tanya jawab, salah satu daripada merekapun berkata lagi bertanya kepada beliau. “ya Rasulullah..dari golongan manakah yang terlebih banyak di antara golongan perempuan ataukah laki – laki yang terlebih banyak menjadi ahli neraka kelak?? beliau menjawab. “dari golongan perempuan..”.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mewajibkan ketaatan itu melalui firman-Nya:

وَمَا كَانَ لمُؤْمِنٍ وَلاَ مُؤْمِنَةٍ إذاَ قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أمْرًا أنْ يَكُونَ لهُمُ الخِيَرَةُ مِنْ أمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Q.S. Al-Ahzab: 36)

Maka saudariku, ayat – ayat ALLAH Subhana wa Ta’ala yang mana lagikah yang hendak kamu dustakan??

Serta merta kecantikan rupa lagi jasmani yang engkau pinjam daripada ALLAH Ta’ala seolah telah menjadi milikmu seutuhnya, sedang engkau tiada sadar..bahwa tiap-tiap laki-laki atau wanita muslim yang teramat elok rupa dan gerangannya itu didunia sedang ia beramal buruk sepanjang hidupnya, niscaya di negeri akhirat kelak ALLAH akan menjadikan sekalian gerangannnya dengan seburuk-buruk rupa sedang neraka adalah tempat yang layak baginya. dan kemudian dengan gerangan orang-orang dengan paras seadanya sedang ia beramal shalih niscaya di negeri akhirat kelak ALLAH Ta’ala akan membaikkan parasnya dengan sebaik-baik rupa, sedang engkau tiada jenuh dan tidak pula enggan untuk senantiasa memandanginya. demikianlah nikmat ALLAH atas orang-orang yang beruntung, jika engkau memikirkan..

Wallahu A’lam Bish Showab..

Jika terdapat perkataan yang tiada berkenan bagimu dalam artikel ini. Maka, kepada ALLAH aku memohon ampun sedang kepadamu sekalian aku memohon maaf..

Wassalam.

https://tausyah.wordpress.com

Mentatoo badan dan mengikir gigi adalah perbuatan yang dilaknat oleh Rasulullah s.a.w., seperti tersebut dalam hadisnya: “Rasulullah s.a.w. melaknat perempuan yang mentatoo dan minta ditatoo, dan yang mengikir gigi dan yang minta dikikir giginya.” (Riwayat Thabarani)

Tatoo, iaitu memberi tanda pada muka dan kedua tangan dengan warna biru dalam bentuk ukiran. Sebahagian orang-orang Arab, khususnya kaum perempuan, mentatoo sebahagian besar badannya. Bahkan sementara pengikutpengikut agama membuatnya tatoo dalam bentuk persembahan dan lambang-lambang agama mereka, misalnya orang-orang Kristian melukis salib di tangan dan dada mereka.

Perbuatan-perbuatan yang rusak ini dilakukan dengan menyiksa dan menyakiti badan, iaitu dengan menusuk-nusukkan jarum pada badan orang yang ditatoo itu.

Semua ini menyebabkan laknat, baik terhadap yang mentatoo ataupun orang yang minta ditatoo. Dan yang disebut mengikir gigi, iaitu merapikan dan memendekkan gigi. Biasanya dilakukan oleh perempuan. kerana itu Rasulullah melaknat perempuan-perempuan yang mengerjakan perbuatan ini (tukang kikir) dan minta supaya dikikir.

Kalau ada laki-laki yang berbuat demikian, maka dia akan lebih berhak mendapat laknat.

Termasuk diharamkan seperti halnya mengikir gigi, iaitu menjarangkan gigi. Dalam hal ini Rasulullah pernah melaknatnya, iaitu seperti tersebut dalam hadisnya: “Dilaknat perempuan-perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik, yang mengubah ciptaan Allah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Yang disebut al-Falaj, iaitu meletakkan sesuatu di sela-sela gigi, supaya nampak agak sedikit jarang. Di antara perempuan memang ada yang oleh Allah dicipta demikian, tetapi ada juga yang tidak begitu. Kemudian dia meletakkan sesuatu di sela-sela gigi yang berhimpitan itu, supaya giginya menjadi jarang. Perbuatan ini dianggap mengelabui orang lain dan berlebih-lebihan dalam berhias yang samasekali bertentangan dengan jiwa Islam yang sebenarnya.

Dari hadis-hadis yang telah kita sebutkan di atas, maka kita dapat mengetahui tentang hukum operasi kecantikan seperti yang terkenal sekarang kerana perputaran kebudayaan badan dan syahwat, yakni kebudayaan Barat materialistis, sehingga ramai sekali perempuan dan laki-laki yang mengorbankan wangnya beratus bahkan beribu-ribu untuk mengubah bentuk hidung, payudara atau yang lain. Semua ini termasuk yang dilaknat Allah dan RasulNya, kerana di dalamnya terkandung penyiksaan dan perubahan bentuk ciptaan Allah tanpa ada suatu sebab yang mengharuskan untuk berbuat demikian, melainkan hanya untuk pemborosan dalam hal-hal yang bersifat show dan lebih mengutamakan pada bentuk, bukan inti; lebih mementingkan jasmani daripada rohani.

Adapun kalau ternyata orang tersebut mempunyai cacat yang kiranya akan dapat menjijikkan pandangan, misalnya kerana ada daging tambah yang dapat menimbulkan sakit secara perasaan ataupun secara kejiwaan kalau daging lebih itu dibiarkan, maka waktu itu tidak berdosa orang untuk berubat selama untuk tujuan demi menghilangkan penyakit yang bersarang dan mengancam hidupnya. kerana Allah tidak menjadikan agama buat kita ini dengan penuh kesukaran [17].

Barangkali yang memperkuat permasalahan tersebut di atas, iaitu tentang hadis “dilaknat perempuan-perempuan yang menjarangkan giginya supaya cantik” seperti tersebut di atas. Dari hadis itu pula dapat difahamkan, bahawa yang tercela itu ialah perempuan yang mengerjakan hal tersebut semata-mata untuk tujuan keindahan dan kecantikan yang dusta. Tetapi kalau hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan penyakit atau bahaya yang mengancam, maka sedikitpun tidak ada halangan. Wallahu a’lam!

Ketika anakku bertanya “Bu, Siapa sih Marlyn Monroe ?”

Aisyah, anakku yang berusia 7 tahun mengalihkan pandangannya pada jadwal pertandingan sepakbola di sebuah Koran. Tapi tiba-tiba saja ia bertanya,

“Bu, siapa sih Marilyn Monroe itu?”

“Oooh… itu bintang film Amerika yang terkenal,” jawabku sekenanya.

Aku mengira jawaban itu sudah cukup untuk pertanyaan Aisyah.

Tapi ternyata tidak. Ia melanjutkan jawabanku itu dengan pertanyaan lain yang membuatku cukup repot menjawabnya.

“Kalau bom seks itu maksudnya apa?” begitu tanya Aisyah.

Terus terang aku terkejut dengan pertanyaan itu. Aku diam sejenak, lalu mengatakan,

“Itu wanita yang memamerkan kecantikannya. Mereka mengira dengan begitu akan bisa terkenal, disanjung, dan mendapatkan uang dengan cepat,” kataku hati-hati.

“Wahh… pasti para ratu kecantikan itu cantik sekali wajahnya ya Bu?” katanya polos.

“Ya… katanya sih memang begitu,” kataku apa adanya.

Lagi-lagi kukira dialog kami akan selesai di sini, tapi ternyata tidak. Aisyah, putriku yang baru duduk di kelas 2 SD itu memang kritis. Ia pun melontarkan pertanyaan lagi yang menjadikanku lebih serius menanggapi pertanyaannya.

“Kok ibu bilangnya pakai ‘katanya’, memangnya Marilyn Monroe sekarang sudah tua atau sudah tidak cantik lagi?”

“Bukan begitu, dia sekarang sudah meninggal… bunuh diri…” begitu jawabku. Kupikir aku memang harus bisa menjelaskan masalah ini dengan baik kepada putriku.

Setelah perkataanku itu, Aisyah meletakkan koran yang ada di tangannya dan mendekatiku sambil mengatakan, “Kenapa bu? Kan tadi ibu bilang ia orangnya cantik, kaya, terkenal. Kenapa dia bunuh diri?”

Aku mencoba menenangkan diri dan menjawab pertanyaannya perlahan. “Yah, ia memang cantik, terkenal dan kaya. Tapi itu semua sama sekali tidak membuatnya bahagia,” kataku sambil menarik nafas.

Kali ini aku sudah menduga kalau jawabanku itu akan memancing pertanyaannya lagi. Justru sekarang aku yang ingin agar dia kritis terhadap jawabanku tadi. Aku pun bersiap mendengarkan pertanyaan berikutnya.

“Bagaimana mungkin bu, orang cantik, terkenal, kaya, tapi tidak bahagia?” katanya. Pertanyaan itu yang memang kutunggu.

Aku menjawab, “Ya, karena hatinya kelaparan dan mentalnya kering.”

“Apa bu, hatinya kelaparan? Maksudnya bagaimana sih?” tanyanya makin penasaran.

Aku terdiam sejenak, berfikir untuk bisa menjelaskan masalah ini dengan tepat.

“Puteriku, manusia itu seperti yang diajarkan oleh agama kita terdiri dari tubuh, pikiran dan hati. Agar seseorang bisa hidup seimbang, bahagia, dan sehat, maka semuanya itu harus diberi makanan.
Makanan tubuh kita itu adalah nasi, buah atau minuman. Pikiran kita makanannya adalah ilmu pengetahuan seperti yang engkau pelajari di sekolah. Sedangkan hati, makanannya adalah iman kepada Allah. Iman kepada adanya Allah, iman dengan takdir-Nya, kasih sayang-Nya, kekuasaan-Nya dan iman kepada hari akhirat. Sepanjang apapun seseorang hidup, pasti akhirnya akan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita akan berhadapan dengan Allah dan mempertanggung jawabkan segala perbuatan kita di hadapan Allah… Saat itu, balasan yang kita terima hanya satu dari dua, Surga atau Neraka. Dan Allah tak mungkin tidak adil terhadap hamba-Nya …”

Anakku tampak serius sekali memperhatikan uraian tadi. Ia pun terdiam, sepertinya berpikir dan berkata. “Apakah Marilyn Monroe tidak mengetahui hal itu sehingga ia bunuh diri?” katanya.

“Tidak tahu juga ya. Tapi umumnya orang yang bunuh diri itu adalah karena putus asa dan kekecewaan yang sangat berat. Putus asa seperti itu tidak dialami oleh seorang yang beriman. Dalam surat Yusuf, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Tidaklah orang yang putus asa kepada rahmat Allah itu kecuali orang-orang yang kafir…”
Meskipun ia mengalami kesulitan, penderitaan dan berbagai kesusahan, tapi orang beriman tetap percaya pada kasih sayang Allah Subhanahu wa ta’ala. Ia bisa melakukan sholat, berdo’a, berdzikir, membaca al-Qur`an yang menjadikan hatinya terang dan jiwanya segar kembali. Karena itulah orang-orang beriman saja yang bisa hidup bahagia ….” (na)

=====

Surat Terakhir yang ditulis oleh Marilyn Monroe (saya search di google)

“Berhati-hatilah terhadap sanjungan dan terhadap kegemerlapan yang menimpamu. Sungguh aku merasa sebagai wanita yang paling sengsara di dunia ini. Aku tidak bisa menjadi seorang ibu. Aku lebih mementingkan rumah dan kehidupan keluarga terhormat diatas segala-galanya.

Sebenarnya, kebahagian hakiki seorang wanita terdapat pada ikatan kehidupan rumah tangga yang suci. Kehidupan keluarga merupakan lambang kebahagian seorang wanita, bahkan kebahagiaan seluruhnya.

” Orang-orang telah menzhalimi aku, bergelut dalam bidang hiburan, sama dengan menjadikan seorang wanita bagaikan barang murahan yang hina walau bagaimanapun banyaknya sanjungan dan ketenaran yang justru mematikan. Aku menyarankan kepada semua wanita agar jangan bergelut dalam bidang ini ataupun sebagai pemainnya. Sesungguhnya kematian mereka akan sama seperti kematianku.”

=====

Khatimah

“Bukanlah kekayaan itu dari banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah rasa cukup yang ada di dalam hati.” (HR. Al-Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

#Semoga Bermanfaat.

https://tausyah.wordpress.com