Posts Tagged ‘Taubat’

https://tausyah.wordpress.com/Taubatan-Nasuha

Taubatan-Nasuha

Bertaubat adalah sesuatu yang wajib hukumnya bagi setiap muslimin dan muslimah paling tidak sekali dalam seumur hidupnya, karena manusia hidup selalu berada dalam kerugian dan tidak pernah luput dari dosa dan kesalahan.

Sebagaimana Firman ALLAH Ta’ala yang berbunyi :

وَالْعَصْرِإِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ

Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. QS. Al-‘Ashr : 001-002.

Karenanya wahai akhi lagi ukhti sekalian..tiap-tiap manusia selalu hidup dalam kerugian, oleh karena dosa-dosa kecil yang dianggap tak jadi masalah dalam hidupnya, seperti halnya berdusta, mengumpat, mengeluh, dan sebagainya. Terlebih lagi dengan dosa-dosa besar yang pernah diperbuat, seperti halnya seorang pembunuh, pezinah, peminum-minuman keras, mencuri, penjudi dan sebagainya. Adalah semua dosa-dosa ini masih di ampuni oleh ALLAH Tabaraka wa Ta’ala, selagi ia dengan bersungguh – sungguh datang kepada kepada ALLAH dengan bertaubat yaitu dengan taubatan nasuha dan berjanji bahwa ia tidak akan pernah melakukan dosa-dosanya yang telah lalu. (lebih…)

https://tausyah.wordpress.com/Cahaya Di Atas Cahaya

Cahaya Di Atas Cahaya

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Selamat Rahmad dan Berkah ALLAH, semoga tetap padamu..

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Firman ALLAH Ta’ala :

يَعْلَمُونَ ظَاهِراً مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. Ar-Ruum: 007.

Betapa besar arti sebuah pintu bagi kehidupan manusia, dengan dia (Pintu) itu hingga engkau dapat berlindung dari sekalian kejahatan malam dan siang didalam rumahmu. Pintu adalah suatu pemberi kabar bagimu atas sekalian apa-apa yang berada dibalik pintu itu, apakah ia suatu kabar yang baik ataukah suatu kabar yang buruk. (lebih…)

Proses-proses Taubat

Posted: 7 Juni 2010 in Renungan
Tag:,

PROSES-PROSES TAUBAT
Ada 3 syarat untuk Taubatan Nasuha (taubat total) :
1. MENGHAYATI SYARAT-SYARAT POKOK TAUBAT

1.1. Terhadap masa lalu : menyesali secara serius kesalahan masa lalu, harus ada perasaan bersalah, bahkan merasa jijik/ merasa kotor ketika mengingat masa lalu yang buruk
1.2. Terhadap masa kini : mencabut lepas secara total saat ini juga semua perbuatan buruk yang bertentangan dengan agama
1.3. Terhadap masa depan :
1.3.1 meniatkan dengan sungguh-sungguh (komitmen yang keras) untuk tidak kembali ke masa lalu yang buruk
1.3.2 memurnikan perbuatan : hanya minta yang halal, menolak yang haram, membayar hutang dosa masa lalu sebisanya, hutang dosa pada Allah mudah dilakukan sedang hutang dosa pada manusia harus dilakukan langsung (kalau tidak sanggup, mintalah tolong agar Allah yang membayarkannya, sungguh Allah Maha Penolong dan Maha Pengampun),
2. MENGHAYATI MAKNA DOSA
Memahami dengan baik perintah & larangan agama, halal & haram menurut syariat Islam, serta hal-hal yang tergolong sunnah, makruh dan mubah. Harus ada perubahan sikap kita dalam memandang kewajiban dan larang agama, sebagai contoh :
Kalau dulu, hanya merasa berdosa bila :
– Tidak melaksanakan kewajiban (misalnya tidak sholat, tidak puasa dll)
– Melaksanakan yang dilarang agama (misalnya mencuri, berzinah, dll)
Maka sekarang harus punya sikap yang lebih peka terhadap dosa, yaitu merasa ‘bersalah’ bila :
– Tidak melaksanakan hal-hal yang sunnah (misalnya sholat sunnah, bersedekah, dll)
– Melaksanakan hal-hal yang makruh atau berlebihan dalam hal mubah
3. MENGHAYATI SIKAP ISTIQOMAH DALAM TAUBAT
Yaitu memelihara kondisi taubat dengan konsisten, misalnya melalui :
1. Merubah pergaulan, mengganti teman yang berpengaruh buruk dengan teman-teman yang soleh
2. Merubah suasana rumah menjadi lebih Islami, menyingkirkan hal-hal yang berpotensi untuk mengundang dosa dari rumah kita, misal tontonan yang tak bermanfaat atau barang-barang haram
3. Secara reguler mengikuti pengajian dan membaca buku-buku mengenai Islam
4. Memperbanyak dzikir tentang taubat setiap harinya
5. Melatih diri dengan memperbanyak menjalankan hal-hal yang sunnah
6. Berdoa agar kita tidak kembali ke masa lalu atau berpaling ke ajaran yang sesat (ya Allah janganlah engkau sesatkan aku sesudah engkau beri jalan yang lurus)
Proses taubat selalu melewati proses ujian untuk mencapai loncatan level taubat yang setinggi mungkin. Ada yang hanya melompat (dari lembah dosa) setinggi seorang ahli dzikir, ada yang setinggi ahli dakwah, ada pula yang setinggi seorang ulama. Ada pula yang gagal melompat hingga
kembali ke lembah yang sama, ini biasanya terjadi karena kesombongan yang masih sulit ia tinggalkan. Kesombongan (ego dan sejenisnya) akan menjelma menjadi buaian-buaian yang berpotensi memperindah masa lalu yang buruk, karena itu ia harus dilepas dulu secara total.
Orang yang bertaubat secara total (taubatan nasuha) akan dihapuskan dosanya secara total pula. Selain itu ada hadiah yang akan diterimanya di dunia, seperti pernah disabdakan Rasulullah SAW, yaitu bahwa Allah akan mengkaruniakan 4 hal dibawah ini (atau yang setara dengannya) bagi orang
yang bertaubat secara total :
1. Terhindar dari ‘kekeringan’
2. Diberi ‘harta’
3. Diberi ‘anak’
4. Diberi ‘sungai’
Taubat bukan saja konsumsi bagi orang yang berlumuran dosa, bahkan Rasulullah SAW selalu mengulang-ngulang dzikir taubatnya minimal sebanyak 70 kali sehari. Setiap manusia ada berjuta kemungkinan untuk berbuat dosa setiap detiknya, entah dia ulama atau orang biasa, entah itu dosa
ketika tergiur melihat lawan jenis yang tidak senonoh pakaiannya, atau dosa karena tidak sabar, atau dosa karena merasa berjasa, dll.
(M. Taufiqurahman S.)

https://tausyah.wordpress.com

 

 

 

Abu Ishaw As-Ayabi’i meriwayatkan, ketika Rasulullah SAW berhasil menaklukkan kota Makkah, maka Ikrimah berkata: Aku tidak akan tinggal di tempat ini!” Setelah berkata demikian, dia pun pergi berlayar dan memerintahkan supaya isterinya membantunya. Akan tetapi isterinya berkata: “Hendak kemana kamu wahai pemimpin pemuda Quraisy?” Apakah kamu akan pergi kesuatu tempat yang tidak kamu ketahui?” Ikrimah pun melangkahkan kakinya tanpa sedikitpun memperhatikan perkataan isterinya.

Ketika Rasulullah SAW bersama para sahabat lainnya telah berhasil menaklukkan kota Makkah, maka kepada Rasulullah isteri Ikrimah berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya Ikrimah telah melarikan diri ke negeri Yaman karena ia takut kalau-kalau kamu akan membunuhnya. Justeru itu aku memohon kepadamu supaya engkau berkenan menjamin keselamatannya.”

Rasulullah SAW menjawab: “Dia akan berada dalam keadaan aman!” Mendengar jawapan itu, maka isteri Ikrimah memohon diri dan pergi untuk mencari suaminya. Akhirnya dia berhasil menemukannya di tepi pantai yang berada di Tihamah. Ketika Ikrimah menaiki kapal, maka orang yang mengemudikan kapal tersebut berkata kepadanya: “Wahai Ikrimah, ikhlaskanlah saja!”

Ikrimah bertanya: “Apakah yang harus aku ikhlaskan?”
“Ikhlaskanlah bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan akuilah bahwa Muhammad adalah utusan Allah!” Kata pengemudi kapal itu.
Ikrimah menjawab: “Tidak, jesteru aku melarikan diri adalah karena ucapan itu.”

Selepas itu datanglah isterinya dan berkata: “Wahai Ikrimah putera bapa saudaraku, aku datang menemuimu membawa pesan dari orang yang paling utama, dari manusia yang paling mulia dan manusia yang paling baik. Aku memohon supaya engkau jangan menghancurkan dirimu sendiri. Aku telah memohonkan jaminan keselamatan untukmu kepada Rasulullah SAW.”

Kepada isterinya Ikrimah bertanya: “Benarkah apa yang telah engkau lakukan itu?”
Isterinya menjawab: “Benar, aku telah berbicara dengan baginda dan baginda pun akan memberikan jaminan keselamatan atas dirimu.” Begitu saja mendengar berita gembira dari isterinya itu, pada malam harinya Ikrimah bermaksud untuk melakukan persetubuhan dengan isterinya, akan tetapi isterinya menolaknya sambil berkata: “Engkau orang kafir, sedangkan aku orang Muslim.”

Kepada isterinya Ikrimah berkata: “Penolakan kamu itu adalah merupakan suatu masalah besar bagi diriku.”

Tidak lama selepas Ikrimah bertemu dengan isterinya itu, mereka pun pulang kembali, setelah mendengar berita bahwa Ikrimah sudah pulang, maka Rasulullah SAW segera ingin menemuinya. Karena rasa kegembiraan yang tidak terkira, sehingga membuatkan Rasulullah SAW terlupa memakai serbannya.

Setelah bertemu dengan Ikrimah, baginda pun duduk. Ketika itu Ikrimah berserta dengan isterinya berada di hadapan Rasulullah SAW Ikrimah lalu berkata: “Sesungguhnya aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Mendengar ucapan Ikrimah itu, Rasulullah SAW sangat merasa gembira, selanjutnya Ikrimah kembali berkata: “Wahai Rasulullah, ajarkanlah sesuatu yang baik yang harus aku ucapkan.”

Rasulullah SAW menjawab: “Ucapkanlah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya.
Ikrimah kembali bertanya: “Selepas itu apa lagi?” Rasulullah menjawab: “Ucapkanlah sekali lagi, aku bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya.” Ikrimah pun mengucapkan apa
yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW selepas itu baginda bersabda: “Jika sekiranya pada hari ini kamu meminta kepadaku sesuatu sebagaimana yang telah aku berikan kepada orang lain, niscaya aku akan mengabulkannya.”

Ikrimah berkata: “Aku memohon kepadamu ya Rasulullah, supaya engkau berkenan memohonkan ampunan untukku kepada Allah atas setiap
permusuhan yang pernah aku lakukan terhadap dirimu, setiap perjalanan yang aku lalui untuk menyerangmu, setiap yang aku gunakan untuk
melawanmu dan setiap perkataan kotor yang aku katakan di hadapan atau di belakangmu.”

Maka Rasulullah SAW pun berdoa: “Ya Allah, ampunilah dosanya atas setiap permusuhan yang pernah dilakukannya untuk bermusuh denganku, setiap langkah perjalanan yang dilaluinya untuk menyerangku yang tujuannya untuk memadamkan cahaya-Mu dan ampunilah dosanya atas segala sesuatu yang pernah dilakukannya baik secara langsung berhadapan denganku mahupun tidak.”

Mendengar doa yang dimohon oleh Rasulullah SAW itu, alangkah senangnya hati Ikrimah, maka ketika itu juga ia berkata: “Ya Rasulullah! Aku bersumpah demi Allah, aku tidak akan membiarkan satu dinar pun biaya yang pernah aku gunakan untuk melawan agama Allah, melainkan akan aku ganti berlipat ganda demi membela agama-Nya. Begitu juga setiap perjuangan yang dahulu aku lakukan untuk melawan agama Allah, akan aku ganti dengan perjuangan yang berlipat ganda demi membela agama-Nya, aku akan ikut berperang dan berjuang sampai ke titisan darah yang terakhir.”

Demikianlah keadaan Ikrimah, setelah ia memeluk Islam, ia sentiasa ikut dalam peperangan hingga akhirnya ia terbunuh sebagai syahid. Semoga Allah berkenan melimpahkan kurnia dan rahmat-Nya kepada Ikrimah. Dalam riwayat yang lain pula diceritakan, bahwa ketika terjadinya Perang Yarmuk, Ikrimah juga ikut serta berperang sebagai pasukan perang yang berjalan kaki, pada waktu itu Khalid bin Walid mengatakan: “Jangan kamu lakukan hal itu, karena bahaya yang akan menimpamu adalah lebih besar!” Ikrimah menjawab: “Karena kamu wahai Khalid telah terlebih dahulu ikut berperang bersama Rasalullah SAW, maka biarlah hal ini aku lakukan!”

Ikrimah tetap meneruskan niatnya itu, hingga akhirnya ia gugur di medan perang. Pada waktu Ikrimah gugur, ternyata di tubuhnya terdapat lebih kurang tujuh puluh luka bekas tikaman pedang, tombak dan anak panah. Abdullah bin Mas’ud pula berkata: Di antara orang-orang yang termasuk dalam barisan Perang Yarmuk adalah Haris bin Hisyam, Ikrimah bin Abu Jahal dan Suhail bin Amar. Di saat-saat kematian mereka, ada seorang sahabat yang memberinya air minum, akan tetapi mereka menolaknya. Setiap kali air itu akan diberikan kepada salah seorang dari mereka yang bertiga orang itu, maka masing-masing mereka berkata: “Berikan saja air itu kepada sahabat di sebelahku.” Demikianlah keadaan mereka seterusnya, sehingga akhirnya mereka bertiga menghembuskan nafas yang terakhir dalam keadaan belum sempat meminum air itu.

Dalam riwayat yang lain pula ditambahkan: “Sebenarnya Ikrimah bermaksud untuk meminum air tersebut, akan tetapi pada waktu ia akan meminumnya, ia melihat ke arah Suhail dan Suhail pun melihat ke arahnya pula, maka Ikrimah berkata: “Berikanlah saja air minum ini kepadanya, barangkali ia lebih memerlukannya daripadaku.” Suhail pula melihat kepada Haris, begitu juga Haris melihat kepadanya. Akhirnya Suhail berkata: “Berikanlah air minum ini kepada siapa saja, barangkali sahabat-sahabatku itu lebih memerlukannya daripadaku.” Begitulah keadaan mereka, sehingga air tersebut tidak seorangpun di antara mereka yang dapat meminumnya, sehingga mati syahid semuanya. Semoga Allah melimpahkan kurnia dan rahmat-Nya kepada mereka bertiga.

Amin.”

https://tausyah.wordpress.com

dari Kitab Qishshah wa ‘Ibrah

Imam Muslim dalam Shahihnya (9/69), dan juga para penulis kitab sunnah telah meriwayatkan sebuah kisah taubat yang paling mengagumkan yang diketahui oleh manusia. Pada suatu hari Rasul r duduk di dalam masjid, sementara para sahabat beliau duduk mengitari beliau. Beliau mengajari, mendidik dan mensucikan (hati) mereka. Majelis tersebut dipenuhi oleh sahabat besar Nabi r. Tiba-tiba datanglah seorang wanita berhijab masuk ke pintu masjid. Kemudian Rasul r pun diam, dan diam pula para sahabat beliau y. Wanita tersebut menghadap dengan perlahan, dia berjalan dengan penuh gentar dan takut, dia lemparkan segenap penilaian dan pertimbangan manusia, dia lupakan aib dan keburukan, tidak takut kepada manusia, atau mata manusia dan apa yang akan dikatakan oleh manusia.

Dia menghadap untuk mencari kematian. Kematian lebih ringan, jika disertai oleh pengampunan dan penghapusan dosa. Menjadi ringan jika setelah kematian tersebut terdapat keridhaan dan penerimaan dari sisi Allah I.

Hingga dia sampai kepada beliau r, kemudian dia berdiri di hadapan beliau, dan mengabarkan kepada beliau bahwa dia telah berzina!!

Dia berkata: “Wahai Rasulullah, aku telah melakukan (maksiat yang mewajibkan adanya) hukuman had (atasku), maka sucikanlah aku!”

Apa yang diperbuat oleh Rasulullah r?! Apakah beliau meminta persaksian dari para sahabat atas wanita tersebut? Tidak, bahkan memerahlah wajah beliau hingga hampir-hampir meneteskan darah. Kemudian beliau mengarahkan wajah beliau ke arah kanan, dan diam, seakan-akan beliau tidak mendengar sesuatu. Rasulullah r berusaha agar wanita ini mencabut perkataannya, akan tetapi wanita tersebut adalah wanita yang istimewa, wanita yang shalihah, wanita yang keimanannya telah menancap di dalam hatinya. Maka Nabi r bersabda kepadanya: “Pergilah, hingga engkau melahirkannya.”

Berlalulah bulan demi bulan, dia mengandung putranya selama 9 bulan, kemudian dia melahirkannya. Maka pada hari pertama nifasnya, diapun datang dengan membawa anaknya yang telah diselimuti kain dan berkata: “Wahai Rasulullah, sucikanlah aku dari dosa zina, inilah dia, aku telah melahirkannya, maka sucikanlah aku wahai Rasulullah!”

Maka Nabipun melihat kepada anak wanita tersebut, sementara hati beliau tercabik-cabik karena merasakan sakit dan sedih, dikarenakan beliau menghidupkan kasih sayang terhadap orang yang berbuat maksiat, rahmat kepada burung, dan menyayangi hewan.

Sebagian ahli ilmu berkata: “Bahkan beliau r, memberikan rahmat hingga kepada orang kafir. Allah I berfirman tentang beliau: “Dan tidakklah aku utus kamu Muhammad, kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta.” Siapa yang akan menyusui bayi tersebut jika ibunya mati? Siapakah yang akan mengurusi keperluannya jika had (hukuman) ditegakkan atas ibunya? Maka Nabi r bersabda: “Pulanglah, susuilah dia, maka jika engkau telah menyapihnya, kembalilah kepadaku.”

Maka wanita itupun pergi ke rumah keluarganya, dia susui anaknya, dan tidaklah bertambah keimanannya di dalam hatinya kecuali keteguhan, seperti teguhnya gunung. Tahunpun bergulir berganti tahun. Kemudian wanita itu datang dengan membawa anaknya yang sedang memegang roti. Dia berkata: “Wahai Rasulullah, aku telah menyapihnya, maka sucikanlah aku!”

Dia dan keadaannya sungguh sangat menakjubkan! Iman yang bagaimanakah yang membuatnya berbuat demikian. Tiga tahun lebih atau kurang, yang demikian tidaklah menambahnya kecuali kekuatan iman.

Nabi r mengambil anaknya, seakan-akan beliau membelah hati wanita tersebut dari antara kedua lambungnya. Akan tetapi ini adalah perintah Allah, keadilan langit, kebenaran yang dengannya kehidupan akan tegak.

Nabi r bersabda: “Siapa yang mengkafil (mengurusi) anak ini, maka dia adalah temanku di sorga seperti ini…” Kemudian beliau memerintahkan agar wanita tersebut dirajam (dilempari dengan batu hingga mati).

Maka manusiapun berkumpul, dan merajamnya. Muncratlah darah dari kepala wanita tersebut mengenai Khalid bin Walid, maka diapun mencacinya pada jarak pendengaran Nabi r. Maka beliau bersabda kepadanya: “Tenang wahai Khalid, demi Allah, dia telah bertaubat dengan pertaubatan yang seandainya penarik pajak (pungli) bertaubat dengannya pastilah akan diterima darinya.”

Dalam sebuah riwayat bahwa Nabi r memerintahkan agar wanita itu dirajam, kemudian beliau menshalatinya. Maka berkatalah Umar t: “Anda menshalatinya wahai Nabi Allah, sungguh dia telah berzina.” Maka beliau r bersabda: “Sungguh dia telah bertaubat dengan satu taubat, seandainya taubatnya itu dibagikan kepada 70 orang dari penduduk Madinah, maka taubat itu akan mencukupinya. Apakah engkau mendapati sebuah taubat yang lebih utama dari pengorbanan dirinya untuk Allah I?” (HR. Ahmad (40/399))

Sesungguhnya ini adalah rasa takut kepada Allah. Sesungguhnya itu adalah perasaan takut yang terus menerus berada pada diri wanita mukminah tersebut saat dia terjerumus ke dalam jerat-jerat syetan, dia menjawab jerat-jerat tersebut pada saat lemah. Ya, dia telah berbuat dosa, akan tetapi dia berdiri dari dosanya dengan hati yang dipenuhi oleh iman, dan jiwa yang digerakkan oleh panasnya maksiat. Ya, dia telah berdosa, akan tetapi telah berdiri pada hatinya tempat pengagungan terhadap Dzat yang dia bermaksiat kepada-Nya. Sesungguhnya ini adalah taubat sejati wahai hamba-hamba Allah. Ya, ini taubat nashuha wahai hamba-hamba Allah. (AR)[*]

https://tausyah.wordpress.com