Posts Tagged ‘Perbedaan’

Kesetaraan Gender

Kesetaraan Gender

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Selamat Rahmad dan Berkah ALLAH, semoga tetap padamu..

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Sesungguhnya ALLAH Tabaraka wa Ta’ala meniciptakan Nabi Adam Alaihissalam sebagai laki-laki lagi manusia yang pertama, maka adakah engkau mengetahui tentang penciptaan Hawa yang ALLAH jadikan sebagai ratu syurga? maka ALLAHlah yang menjadikan Adam yang pertama, kemudian ALLAH menjadikan Hawa dari tulang punggung Adam. Jikalaulah manusia hendak mengada-adakan hukum selain daripada hukum ALLAH perihal kesetaraan gender. maka..mengapakah ALLAH tidak berbuat sebaliknya? Ia menciptakan Hawa yang pertama dan menciptakan Adam dari tulang punggung Hawa. Naudzubillah..adalah manusia terlampau berlebih – lebihan tentang sekalian urusan dunianya, mereka mengada-adakan hukum yang selain daripada hukum ALLAH sedang mereka itu adalah sesat dengan kesesatan yang jauh.

Firman ALLAH Ta’ala :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً (lebih…)

https://tausyah.wordpress.com/Renungan Hidup

Renungan Hidup

Adalah Ini suatu perkara yang sebahagian kamu mengetahui, sedang arti hidup telah melampaui kamu tentang mengingat akan dia. Namun demikian, marilah benamkan wajahmu ke alam diri yang tiada berhujjah melainkan dengan sebenarnya. Inilah suatu kaji kehidupan secara terperinci untuk membuka akal dan hati kita melalui firman ALLAH Subhana wa Ta’ala yang berbunyi :

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.

Adz-Zaariyat : 049.

Pada hakikatnya mereka (perkara yang berpasang-pasangan) itu adalah segolongan walaupun berbeda hikmah lagi faedahnya, namun apabila mereka dipadu antara yang satu dengan yang lain niscaya sungguh..tiadalah mereka dapat dipisahkan dan jangan pula engkau pisahkan, melainkan demikianlah Fitrah lagi ketetapan ALLAH bagi makhluknya. Dan inilah beberapa perkara yang berpasang-pasangan, berbeda namun berhubungan dan tiada terpisahkan: (lebih…)

hanya-ada-satu-Tuhan-Di-Alam-Semesta-yaitu-ALLAHAssalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh..

Selamat Rahmad dan Berkah ALLAH, semoga tetap padamu..

Saudara-saudariku yang yang dimuliakan ALLAH dalam iman dan islam, kiranya aku menulis artikel ini agar kamu sekalian mengetahui. Bahwa sesungguhnya saudara kita blogger nasrani berkomentar pada link ini.

Akan tetapi, aku memohon maaf kepada yang bersangkutan oleh karena demi menjaga kemurnian tauhid blog ini, niscaya komentarnya yang terkahir sejak beberapa bulan yang lalu disaat Ramadhan telah hanya bertuliskan didalam spam, akan tetapi ia masih berkomentar beberapa hari yang lalu yang tertulis didalam spam lagi dan untuk itulah artikel ini dibuat walau ia tiada puas jua perihal tentangnya. (lebih…)

nama ALLAH pada buah petolaOrtodoks Syria
Muncul dari perselisihan antara Gereia Alexandria dan Gereja Roma danKaisar Konstantin (puncaknya pada masa kaisar Bizantium Marqilanus 450 458 M). yang pada Konsili (Majma’ Khalkadunia) Calcedon; inti pembicaraan ialah masalah ketuhanan (45 1), dan umat Kristen pun terpecah dua. Satu berpusat di Roma dan Bizantium (mereka mengakui bahwa AI Masih memiliki dua sifat: Tuhan dan Manusia). Aliran ini dipimpin oleh Baba Laon (440-461 M), sementara yang lain berpusat di Alexandria dan Antiokia dengan pimpinan Baba Disqures I (444 454 M) yang berprinsip bahwa AI Masih bersifat Tunggal.

Aliran pertama, menganggap Al Masih sekaligus bersifat Tuhan dan sekaligus menyandang sifat manusia, mereka dikenal dengan Kristen Katolik. Kelompok Ortodoks tidak berpendapat demikian, dan menganggap alirannya­ yang paling benar serta pewaris Al Masih (Mereka terdiri dari thaifah thoifah, seperti Koptik, Syrian, Amenian, Habasyah. Menurut tokoh mereka (disebut : Abuna Robbuha) Iskandar Somad, pemim­­pin Syria ortodoks di Mesir yang sekali­gus sebagai peng­asuh kanisah : Al Adzro Maryam, bahwa antara Koptik dan ­Syrian adalah sau­dara kandung, karena memiliki kesamaan akidah.

Ortodoks Syria me­rasa punya bukti bahwa Injil pertama berbahasa Syria dan baru diterjemahkan ke bahasa Arab pada tahun 643 ( pada waktu, itu Gubernur Syria dijabat oleh Umar bin Abi Waqash; adiknya Sa’ad bin Abi Waqash yang beragama Islam).

Ortodoks memiliki shalat 7 kali sehari ( ketika sibuk, shalat dapat dikerjakan hanya pada Fajar pagi dan saat tenggelam matahari, sore; jika masih tak mungkin, maka cukup pada hari Minggu saja). Shalat dimulai dengan berdiri tegak lurus, dipimpin oleh seorang Imam yang berpakaian jubah warna hitam. Kedua tangan mereka di dada, kemudian membuat tanda salib sembari mengucapkan: Bismi Abi wal Ibni wa Ruhil Quddus Allahu Wahid; dan jamaah menyambutnya dengan : Amin. “ Lalu Imam melanjutkan dengan doa sembari mengangkat kedua tangan yang disahuti oleh makmum: Amin” Kemudian, setelah membuat tanda salib berikutnya, Imam pun terus membungkuk (bagaikan posisi ruku’ dalam Islam) dengan mengucapkan kata kata :” Quddusun anta Yaa Allah !”, jamaat pun menyambut dengan kata yang mensucikan Allah, Maha Kuasa dan tidak berkematian. Jamaah memohon kasih savang Allah vang telah disalibkan sebagai pengganti umat manusia”, kemudian Imam pun berdiri lagi dan seterusnva Imam sujud yang diikuti jamaah. Ketika bangun sujud, Imam berucap : Subhaanaka Allaahumma (Maha Suci Engkau Ya Tuhan), dan jamaah pun menyambut secara bersamaan, sembari menadahkan kedua tangannya. Kemudian Imam membaca doa robbaniyah (Doa Bapa kami dalam bahasa Arab Syria, lalu diikuti Imam membaca sedikit ayat ayat dalarn zabur dalam bahasa Aramik), lalu shalat pun berakhir.

Mereka juga mengenal puasa seperti pantang menyantap makanan yang berunsur hewan, minyak dan susu. Puasa dapat dikerjakan pada setiap Rabu dan Jumat, kecuali antara hari kebangkitan Al Masih dengan hari Pentakosta; bahkan pada kedua hari di atas, puasa dilarang. Mereka juga mengenal cerai, namun Gereja yang menetapkan bukan catatan Sipil. Kaum wanita seharusnya ke Gereja dengan jilbab Hitam, namun situasi merobah­nya. Mereka memasuki Gereja tanpa sepatu, dianjurkan berkhitan dan pernimpin pria memakai jenggot.

Sekte “Nasrani”
Dalam kehidupan agama “samawiyah”, umumnya orang tidak terlalu acuh mem­beda­kan antara penganut Kristen dengan Penganut Nasrani; pada hal setiap ‘nama’ membawa arti atau maksud tersendiri. Dalarn Al Quran, kata kata “Kristen” tidak diketemukan, tetapi kata “Nasrani” sangat banyak dan (waktu turun ayat ini) maksudnya ditujukan kepada Bani Israil (pengikut Isa) yang pada waktu itu banyak diketemukan di sekitar kota Madinah. Kata “Nashaara” tertulis pada 14 tempat ( Al Baqarah 62, 111, 113, 130, 135, 140; Al Maaidah 14, 18, 51, 69, 82. At Taubah 30 dan Al Haj 13; sementara kata “Nash raaniyyaan” pada Ali Imran 72).

Sebenarnva bagi orang Yahudi, kata “Nasrani” sudah dikenal sejak mereka menolak kedatangan (Yesus sebagai Mesias) ; mereka sebut “Sekte Nasrani”.(lihat Kisah 24 : 5), sebutan berikutnya oleh kaum muslimin di Madinah, saat Islam berkembang dan penduduk Madinah tengah bertetangga dengan kaum Yahudi dan orang orang Nasrani ( AI Maa idah 82).

Dalam Kitab Perjanjian Baru sendiri sebutan untuk “Pengikut Isa”, yaitu “Penganut Jalan Tuhan’ (Kisah 24 : 14, 22), “Kristen” (Kisah 11 : 26, 26 : 28; 1 Petrus 4 : 16) dan sebutan “Nasrani” (Kisah 24: 5).

Karena Istilah
Istilah “Nasrani” dimungkinkan, karena Isa atau Yesus itu lahir di “Nazaret”.; karena perkembangan bahasa, menjadilah “Nasrani”. Sebelumnya memang ada salah satu sekte penganut mistik gnostik orang orang dari Mandae yang diikuti oleh orang­-orang Yahudi. Tak mustahil penganut “ sekte Nasrani” ini ada juga orang Yahudi

Nah kelompok sekte Gnostik di Mandae ini menamakan diri dengan sebutan “Natsorayya” (yang terambil dari akar kata : Nazar, yang dalam bahasa Syria disebut “natsar”; logat Aram-Syria, kata “Z” ditulis “s”, artinya men”jaga”) tetapi dipelesetkan dan dilecehkan. Mereka sangat sinkretis, karena mencampuradukkannya dengan paham “gnostik”, kemudian mereka campurkan juga dengan ajaran Yesus pada waktunya. Dalam perjalanan ajaran Kristen, terdapat juga perbedaan antara Paulus Yakobus, walau sama sama mempercayai Kristus Yesus; kesannya pihak Yakobus sangat mirip dengan Sekte Nasran dari kelompok Mandea. Mereka rajin memelihara Taurat dan biasa ber”nazar” pula. (Kisah 21 : 18-23).

Padahal, menurut Kristen Paulus (sekarang ini), bahwa Yesus dan para Rasul tidak lagi memegang Taurat, (seperti Taurat dalam agarna Yahudi), tetapi memakai Taurat Perjanjian Lama yang telah diperbaharui menjadi “Injil Perjanjian Baru” yang membawa manusia kepada iman, kebenaran dan kasih; artinya Taurat dalam bentuk “hukum kasih”.

Kini di Indonesia telah terdengar tentang adanya kelompok yang hanya mau disebut “Nasrani” saja dan tidak mau disebut “Kristiani”. Mereka menyebut diri atau kelompoknya “ Yeshua ha Maschiah, Kristen yang Yudaisme, misinya mengajak manusia kernbali kepada hukurn Taurat; di antara mereka ialah Suradi ben Abraham alias SYBAI. Mereka menerbitkan “KITAB SUCI TORAT dan INJIL 2000” yang di dalamnya semua kata “Allah” sudah diganti dengan Eloim; termasuk kata Yahwe, El, Eloah, Adonai dan El Shaddai: bahkan mengandung kelucuan ialah diluamya “Torat dan Injil” tetapi di dalamnya meliputi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru; dan kesan lain ialah, Kitab Suci yang mereka terbitkan itu bukanlah kajian mereka sendiri tetapi mereka “jiplak” dari terjemahan ahli pada “LAI” (Menariknya, satu di antara sekian para Penginjil dan seorang Muallaf yang kini giat dibidang pengembangan Kristologi dengan menyebut kelompoknya “Kristologi Islami”, ia menuding “Kristen yang benar ialah Kristen yang berpaham “Nasrani”, katanya “Sesuai Al Quran. Aneh aneh saja??

Kelahiran Yesus.
Yesus “Kristus” dalam Kristen, saat dekat sebutannya dengan “Krisna” dalam Hindu. Menurut kitab Atharva Veda, yang muncul di India sekitar 3000 tahun sebelum Masehi, bahwa pada masa itu raja Kansa yang berhati busuk tengah berkuasa di negeri Madura, sementara ia sendiri banyak dikuasai oleh isterinya yang bernama, Nysumba, seorang ahli sihir yang berpengaruh. Nysumba sendiri adalah anak Kalaveni, pemuja dewi Kali, Dewi Kerinduan dan Kernatian. Suatu malam, karena tak dapat tidur, Kansa berdiri di teras istananya, tiba tiba ia melihat sesuatu kekuatan gaib. Ia melihat sebuah bintang bergerak dan sinarnya jatuh ke bumi.

Lalu raja Kansa bertanya kepada Nysumba, isterinya, namun isterinya tak mampu mene­rangkan apa maksud bintang yang dilihatnya. Kansapun memanggil pendeta pendeta Hindu (Brahmana), dan merekapun menerangkan bahwa itulah cahaya kebenaran, dan itulah pertanda Tuhan turun ke bumi, ke dalam tubuh manusia yang dikandung oleh Devanaki, anak dari saudara perempuan baginda raja sendiri, bernama Parvady. Nah, anak yang dikandung itulah yang akan menjadi Tuhan di dunia, alias raja dunia. *(Nah kita kisah ini kita hubungkan dengan kisah Injil Matius 2 : 2 10, cerita tentang bintang jatuh dan dilihat oleh orang Majusi, lalu mereka datang ke Yerusalem mencari Tuhan lewat cahaya bintang itu “Dimanakah raja Yahudi yang baru lahir itu ? Karena kami sudah melihat bintangnya di sebelah Timur, maka kami datang kemari hendak menyembah Dia. , maka kesannya menjadi klop, bahwa Kelahiran Kristus Yesus sama dengan kisah Krisna dengan bintangnya yang juga jatuh ke bumi).

Yesus bangkit dari kubur
Cerita kebangkitan “Penyaliban Yesus dan kebangkitannya dari kubur, sebagai lambang mengalahkan maut”, seperti ditulis oleh Injil (Yahya 19 : 17 42; Matius 27 dan 28; Markus 15 dan 16 dan Injil Lukas 23 dan 24) sangat mirip dengan cerita alias mythologi Mesir dengan dewa dewinya (Isis, Atis, Osiris). Ensiklopedi Umum, terbitan Kanisius 1990,” Mesir mempunyai dewi alam yang pemujaannya berjalan sejak 1700 110 sebelum Masehi; dewi yang berpengaruh diseputar Lautan Tengah. Isis Jalam mythologi Mesir adalah seorang isteri yang setia dan saudara perempuannya bernama Osiris, dan ibunya, Horns.

Setelah Osiris dibunuh oleh saudara lala laki mereka, Set, dan badannya yang terpotong potong dan berkeping keping itu berhasil dikumpulkan kembali oleh Isis. Lalu Osiris sembih kembali, hidup lagi dan berhasil mengalahkan maut. Untuk Mesir, Osiris dilambangkan sebagai matahari; Set yang bertindak sebagai penindas alias pengkhianat, dilambangkan sebagai malam; Horns dilambangkan sebagai matahari baru dan yang muncul dari sebelah timur, yaitu Isis. Pemujaan mereka berpusat di Memphis, Abydos dan Philae; kepercayaan ini sempat berpengaruh hingga tahun 500 M. Nah, jika dihubungkan dengan kepercayaan Kristen tentang penderitaan Yesus di salib dan kebangkitannya kembali dari tengah tengah orang mati dan berhasil mengalahkan maut, kesannya mirip dengan mythologi Mesir dan kepercayaan rakyat di seputar Lautan Tengah di zaman zaman sebelum Yesus.

Kematian Yesus
Cerita kematian Yesus mirip dengan kematian Budha. Dalam Injil Matius 27 : 50 52 menceritakan saat saat kematian Yesus dan tertulis :” Maka berserulah Yesus dengan suara besar, lalu Ia menyerahkan Rohny. Maka sekonyong konyong tirai di dalam Bait Allah cariklah terbelah dua, dari atas sampai ke bawah; dan bumi pun gempa, dan batu­-batu gunungpun terbelah belah. Kubur kuburpun terbuka, dan beberapa mayat orang suci yang sudah wqfat bangkit pula, dan keluarlah dari kuburnya, maka kemudian daripada itu kebangkitan Yesus. “ Sejalan dengan Injil Matius, Lukas 23 : 44 45 menulis, “Adalah kira kira pukul duabelas tengah hari gelaplah seluruh tanah itu hingga pukul tiga petang. Maka cahqya matahari pun hilanglah; dan tirai Bait Allah cariklah terbelah dua Maka berserulah Yesus dengan suara besar, ke dalam tanganMu Aku serahkan Rohku. Setelah dikatakannya demikian, maka putuslah nyawanya”.

Ada kemiripan saat saat kematian Budha (yang lahir pada 547 sebelum masehi, terlepas dari apakah paham Hinayana ataukah Mahayana) dengan saat saat kematian Yesus. Disebutkan saat saat Budha (yang inkarnasi Tuhan itu wafat), terjadilah gempa bumi, meteor berjatuhan, gerhana matahari dengan suara guntur bersahutan di langit (*Th. J. Plange: Christus ein Inder ? hal. 206).

Sama dan beda
Kalau dalam Kristen, Yesus adalah Tuhan Bapa yang menjelma menjadi manusia, dan kelak Yesus vang jelmaan Tuhan Bapa di sorga itu akan turun lagi ke bumi, memerintah bumi selama 4000 tahun dengan damai. *(Dalam Budha Mahayana, selain Budha sendiri dianggap dewa. Iman Mahayana berbunyi:” Budha pertama (Adhi Budha) berupa sumber segala makhluk; atas kehendak Budha sendiri, Budha Pertama akan menjelma dalam lima dhyani Budha yang tetap tinggal di sorga. Dhyani Budha, masing masing mempunyai Budha manusia. Budha Gautama akan menjadi seorang diantara Budha Budha tersebut. Sementara Budha Maitreya dinyatakan Budha yang akan turun ke bumi kelak sesudah Budha Gautama. Sedang antara keberangkatan dan kedatangan, Budha manusia, maka sebagai Penolong Budha dhyani yang bertanggung jawab. Mengirim Bodysatva ke dunia. Karena itu ada tiga gembala yang bertanggung jawab, yaitu : Dhiyani Budha Amitabha, Dhyani Bodhisatva Avalokitocawa dan Budha manusia Budha Gautama.

Misi dan posisi Yesus
Kristen mempunyai 4 (empat) Injil yang kanonik; tiga disebut Injil Sinoptik, karena saling melengkapi. Injil Yahya isinya berbeda sendiri, mungkin sangat kental Hellenist-Yudais nya. Seperti Yahya 1:1 12, disebutkan: “Maka pada awal pertama ialah Kalam, dan Kalam itu bersama sama dengan Allah, dan Kalam itulah juga Allah. Adalah ia pada mulanya beserta dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan olehnya, maka jikalau tidak ada Ia, tiadalah juga barang sesuatu yang telah terjadi … Maka Kalam itu telah menjadi manusia serta tinggal di antara kita, penuh dengan anugerah dan kebenaran.

Dalam Kristen, Kalam itu ialah Firman, sementara dalam Islam Kalam atau Firman itu ialah Wakyu Allah yang kenyataannya berupa Kitab Suci. Dalam Kristen, Firman atau Kalam itu menjadi Yesus, yang biasa disebut Injil berjalan. Dalam mythologi Yunani, Firman itu ialah “logos”, dan logos itulah yesus; Yesus ialah Anak Tuhan alias Tuhan yang menjadi manusia dalam bentuk sosok tubuh Yesus.

Kata Arius (seorang Uskup dari Alexandria); “ Tak mungkin Yesus itu dapat disebut setengah Allah”. “Apabila kita percaya akan satu Allah, tentu Yesus Allah juga atau Ia bukan Allah, melainkan makhluk biasa”. Demikian Arius mengajarkan, “bahwa Anak atau Logos itu adalah makhluk Tuhan yang sulung dan yang tertinggi derjatnya. Ia bukan dari kekal adanya, tetapi dijadikan di dalam batas batas zaman.

a. Athanasius (Juga dari Alexandria) berpendirian beda. Menurut Athanasius “Bahwa Anak Allah alias logos itu bukan suatu makhluk, bukan juga setengah Allah atau Allah yang kedua, tetapi Ia satu zat dengan Bapak dalam segala-galanya. Ketika Anak itu masuk ke dunia ini, Allah sendiri yang datang menyelamatkan manusia.”

b. Akhirnya Konsili Necea, yakni Konsili Oikumenes (325 M), yang dihadiri oleh 250 300 Uskup) di Necea itu (yang sengaja untuk memecahkan persoalan theologia), bahwa nisbah Bapak dan Anak” yang pecah sejak kepergian Yesus. Konsili dipimpin oleh Kaisar Konstantin, Kaisar Roma.

c. Akhirnya Arius dikalahkan, theologianya dilarang dan ia dibuang. Hasil Konsili dengan rumusan “Bahwa logos atau Anak ‘homo usious’ dengan Bapa diterima oleh Konsili”.?

Drs. H. Abujamin Roham
Sumber Majalah Tabligh

https://tausyah.wordpress.com

BEDA SETAN, JIN DAN IBLIS

Mendengar kata Setan, maka seketika pikiran kita biasanya akan langsung membayangkan sesosok makhluk yang seram, hitam, bertanduk dikepalanya, kedua matanya merah, gigi tajam tak ubahnya drakula, dan memiliki ekor dengan ujungnya seperti anak panah.
Akan tetapi apakah memang demikiankah keadaan setan sebenarnya ?

Jika kita membuka lembaran-lembaran kitab suci dan juga hadis-hadis yang meriwayatkan perihal setan itu sendiri, ternyata kita TIDAK akan menemukan penggambaran sosok setan seperti yang kita bayangkan itu. Tidak ada keterangan apapun dari Allah didalam al-Qur’an maupun juga dari Rasul didalam Hadisnya mengenai perwujudan asli dari makhluk yang bernama setan ini.

Satu hal lain yang sangat lumrah terjadi dimasyarakat, bila kita menyebut setan maka biasanya kitapun akan sering mengindentikkannya dengan Iblis, yaitu suatu makhluk yang diceritakan oleh al-Qu’ran sebagai pembangkang perintah Tuhan saat disuruh bersujud kepada manusia yang oleh Tuhan berfungsi sebagai Khalifah dibumi (Lihat Qs. 2 al-Baqarah : 34, Qs. 7 al-A’raaf : 11, Qs. 15 al-Hijr : 31, Qs. 17 al-Israa’ : 61, Qs. 18 al-Kahfi : 50, Qs. 20 Thaaha : 116 dan Qs. 38 Shaad : 74).

Menurut Encyclopedia Britannica, kata setan sebenarnya berasal dari bahasa Ibrani yang berarti “musuh” dan biasanya ditujukan kepada jenis Jin yang ingkar dan melakukan bisikan jahat terhadap manusia sebagai tindakan godaan dan kesuksesan mereka adalah bergantung dari kecerdikannya.

Pernyataan tersebut tidak bertentangan dengan pernyataan al-Qur’an maupun hadis Nabi berikut :

Kami jadikan para Nabi itu musuh-musuh setan, yaitu dari jenis manusia dan Jin – Qs. 6 al-an’am : 112

Sungguh, aku melihat setan-setan Jin dan manusia lari dari Umar
– Hadis Riwayat Tirmidzi

Dari ayat dan hadis tersebut, digambarkan oleh al-Qur’an bahwa setan itu terbagi atas dua jenis, yaitu setan dalam wujud manusia dan setan dalam wujud Jin. Dan dari sini juga ada indikasi bahwa yang namanya setan itu tidak selamanya identik dengan Iblis.

Maka sujudlah mereka kecuali Iblis, adalah dia dari golongan jin
– Qs. 18 al-Kahfi : 50

Jadi, Iblis itu sendiri dinyatakan Allah berasal dari golongan Jin, tidak ada Iblis dari golongan manusia, sehingga mengidentikkan antara Iblis dan Setan tidaklah selamanya benar.
Lalu, setan dari jenis manusia itu apa dan bagaimana ?

Sabda Nabi :

Apabila tiba bulan Ramadhan, dibukalah pintu langit, dikunci pintu neraka dan setan dibelenggu
Hadis Riwayat Bukhari dari Abu Hurairah

Pernyataan Nabi bahwa pintu langit dibuka pada bulan Ramadhan tentunya dimaksudkan sebagai terbukanya pintu rahmat dan pintu ampunan Allah bagi para hamba-Nya yang berpuasa, sementara terkuncinya pintu neraka adalah tertutupnya pintu azab Allah selagi kita menggunakan kesempatan dibulan suci itu untuk melakukan introspeksi diri (bahasa agamanya : bertaubat) serta memperbanyak amal ibadah.

Dan pernyataan setan dibelenggu pada bulan Ramadhan juga tidak mungkin kita artikan secara kontekstual yang sebenarnya, sebab memang pada kenyataannya dibulan Ramadhan masih banyak kejahatan merajalela, penyembahan berhala, minum-minuman keras, main perempuan dan aneka tindak kriminal lainnya.

Jadi, yang dimaksud oleh Nabi itu tidak lain adalah pada bulan Ramadhan itu sewajarnya hawa nafsu kejahatan yang senantiasa ada pada diri manusia itu lebih terkekang karena simanusianya seharusnya sibuk melakukan pendekatan diri kepada Tuhan, banyak melakukan dzikir serta menahan makan dan minum yang merupakan sumber dari timbulnya nafsu negatif.

Kesimpulan ini sesuai juga dengan sabda Nabi yang lain :

Sesungguhnya setan itu berjalan pada manusia melalui tempat jalannya darah Maka persempitlah tempat jalannya dengan lapar
Hadis Riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ibnu Majah

Tidaklah mungkin pada tubuh kita ini ada setan (dalam pengertian makhluk Jin) yang berdiam, sebab jika itu benar maka kita semua ini bisa dikatakan kesurupan setiap hari, karena itulah maka yang disebut sebagai setan itu adalah dorongan negatif yang selalu berusaha mendominasi semua perbuatan dan pikiran kita setiap waktu (seiring dengan perjalanan darah).

Bukankah Nabi juga pernah bersabda tatkala beliau kembali dari medan perang :

Kita baru saja kembali dari peperangan kecil menuju keperang yang besar Yaitu perang melawan hawa nafsu
Hadis Riwayat al-Khatib dari Jabir

Pada Hadis yang sudah kita kutip sebelumnya Nabi menyatakan bahwa lapar (berpuasa) merupakan salah satu cara mengekang diri dari tindakan negatif yang justru merugikan diri kita sendiri.

Sabda Nabi yang lain :

Jika kalian mendengar suara keledai maka belindunglah kepada Allah dari setan. Karena sesungguhnya dia melihat setan
– Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim

Sekali lagi, jika memang didalam diri manusia ini ada setan dalam pengertian makhluk halus, maka apakah setiap keledai melihat manusia juga pasti akan bersuara (melenguh) sebab pada saat yang sama seharusnya dia juga melihat setan didalam diri manusia ?

Sementara jika kita mengartikan setan sebagai energi negatif atau dorongan nafsu untuk berbuat kejahatan (menentang jalan Tuhan) maka hal ini sesuai dengan pernyataan al-Qur’an :

Lalu ALLAH mengilhamkan kepada jiwa (Nafs) itu (nilai-nilai) fasiq dan (nilai-nilai) taqwa – Qs. 91 asy-syams : 8

Bersesuaian pula dengan teori yang ada pada ilmu Psiko-linguistik yang menyatakan bahwa manusia dilahirkan didunia bukan dengan piring kosong (teori Tabula rasa), manusia dilahirkan dengan dibekali faculties of the mind atau ada juga yang mengistilahkannya sebagai innate properties [1].

Semuanya berpulang kepada kita, mana yang akan kita ikuti, apakah semangat berbuat kebaikan ataukah semangat untuk berlaku jahat ?

Ketahuilah, bahwa didalam jasad ada gumpalan, bila gumpalan itu baik maka baiklah seluruh jasad dan apabila rusak maka rusaklah seluruh jasad ketahuilah bahwa itulah hati – Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim

Semakin kita condong pada perbuatan negatif (hawa nafsu), maka Iblis yang sejak awal mengumumkan permusuhannya dengan manusia, akan mengerahkan semua bala tentaranya dari kalangan Jin yang juga memiliki sifat jahat untuk menambah semangat kita berbuat hal yang batil dengan jalan membisik-bisikkan rayuan fatamorgana didalam hati.

Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain tipuan belaka – Qs. 3 an-nisa’ : 120

… Kejahatan setan yang biasa bersembunyi, yang berbisik kedalam dada manusia dari Jin dan manusia – Qs.114 an-nas : 4 – 6

Kita semua sudah mengetahui bahwa antara ALLAH dan Iblis telah terjadi satu perjanjian dimana Iblis diberi kebebasan oleh Tuhan untuk mengadakan cobaan serta ujian atas keimanan manusia terhadap-Nya.

Dan ajaklah siapa yang kamu sanggupi diantara mereka dengan ajakanmu, kerahkanlah kepada mereka pasukanmu yang berkendaraan dan pasukanmu yang berjalan kaki lalu bersekutulah bersama mereka dalam urusan harta dan anak-anak dan berilah mereka janji
– Qs. 17 al-Isra : 64

Disamping itu, mungkin kita juga perlu melakukan kajian secara komprehensif terhadap beberapa hadis Nabi yang menghubungkan penyakit dengan setan dan menghubungkan pula antara suatu perbuatan dengan setan misalnya :

Hendaklah seseorang diantara kamu makan, minum dan mengambil dengan tangan kanannya karena setan itu makan, minum dan memberi dengan tangan kirinya – Hadis Riwayat Ibnu Majah

Apabila salah seorang dari kalian menguap, hendaklah diletakkan tangannya dimulutnya dan tidak memanjangkan suaranya, karena sungguh setan mentertawakannya – Hadis Riwayat Ibnu Majah

Tutuplah bejana, tutuplah tempat-tempat air, tutuplah pintu dan padamkanlah lampu Sebab setan tidak singgah ditempat air yang tertutup, tidak membuka pintu tertutup Serta tidak membuka bejana yang tertutup – Hadis Riwayat Bukhari

Janganlah kalian kencing dilobang – Hadis Riwayat Abu Daud, Nasa’i dan Ahmad

Jangan kalian melepas ternak-ternak kalian dan anak-anak kalian saat matahari terbenam hingga kegelapan malam, sebab sungguh, setan bergentayangan saat matahari terbenam hingga hilang gelapnya malam – Hadis Riwayat Muslim

Beberapa hadis diatas meskipun teksnya dihubungkan dengan setan, namun bisa kita tinjau dari sisi tata krama, medis maupun keselamatan.

Orang yang makan, minum atau melakukan aktivitas dengan tangan kirinya berkesan orang yang tidak sopan dan jorok, sebab secara umum, tangan kiri kita gunakan untuk –maaf- mencebok sisa kotoran dipantat. Lalu secara psikologis, apakah kita mau makan makanan yang bersih dan sehat dengan tangan yang biasa memegang kotoran ?

Lalu bayangkan kita menguap lebar-lebar sambil bersuara “hhaaaahhh…” ditengah orang banyak atau didekat orang yang anda sayangi ataupun malah didalam suatu rapat, apa kesan orang-orang tersebut kepada kita ? Selain itu jika saat kita menguap lebar itupun akan memungkinkan virus-virus tertentu yang ada diudara masuk melalui mulut.

Perintah Nabi untuk menutup tempat-tempat air yang terbuka, mematikan lampu dan menutup pintu tidak lain agar makanan dan minuman kita bersih dari penyakit yang berbahaya seperti jentik nyamuk demam berdarah atau jilatan binatang sejenis kucing, tikus dan sebagainya.

Mematikan lampu sebelum tidur adalah langkah efisiensi atau penghematan sekaligus mencegah terjadinya arus pendek yang bisa mengakibatkan kebakaran apalagi pada masa lalu orang menggunakan lampu teplok dan lilin untuk penerangan sehingga tidak menutup kemunginan lampu teplok itu jatuh kelantai dan mengenai kain sehingga terjadi kebakaran.

Dan larangan kencing dilobang menurut saya agar tidak timbul penyakit maupun aroma tak sedap dari lobang bekas kencing, ini tentu saja pengecualian bagi lobang WC yang bisa disiram sehingga tidak menimbulkan bau dan penyakit sebagaimana pernah diungkapkan oleh Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manarnya bahwa makhluk-makhluk hidup yang halus yang dikenal orang sekarang dengan perantaraan mikroskop dan diberi nama mikroba ada kemungkinan juga termasuk jenis Jin jahat (setan) yang menjadi penyebab dari berbagai macam penyakit [2].

Menutup pintu tidak lain agar rumah kita tidak dimasuki setan manusia berupa maling, rampok atau sejenisnya yang dapat merugikan kita sendiri. Sementara larangan Nabi agar tidak melepaskan ternak dan anak-anak diwaktu matahari tenggelam hingga pagi hari tidak lain untuk menghindarkan kita dari ulah penculik anak dan maling binatang.

Kesimpulan akhir adalah setan itu merupakan segala sesuatu yang bersifat jahat yang bisa menjerumuskan seseorang dalam suatu bahaya, baik bahaya didunia maupun bahaya diakhirat. Setan bisa berupa hawa nafsu negatif yang merangsang seseorang untuk berlaku jahat dan menyimpang dari kebenaran. Setan juga bisa menimbulkan penyakit tertentu dan setan juga bisa berwujud Jin yang jahat.

Jadi, jika ada manusia yang selalu melakukan kejahatan, kebiadaban atau kenistaan maka dia adalah setan berwujud manusia, demikian pula bila ada Jin yang berlaku sama seperti itu maka dia adalah setan berwujud Jin.

Sebagai tambahan penutup, dalam al-Qur’an Allah tidak pernah menyinggung asal penciptaan setan, namun Allah telah menyinggung asal penciptaan Jin dan Manusia didalam banyak ayatnya, sementara asal penciptaan Malaikat disinggung oleh Nabi dalam sebuah Hadisnya :

Sesungguhnya, orang-orang yang bertaqwa, bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat ALLAH, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. – Qs. 7 al-a’raf : 201

Jika setan mengganggumu, maka mohonlah perlindungan kepada ALLAH, sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui – Qs. 41 fushilat : 36

Referensi :
———-
[1]Soenjono Dardjowidjojo, Psiko-linguistik : Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, Yayasan Obor Indonesia, 2003
[2]Syaikh Muhammad al-Ghazali, Studi Kritis atas Hadis Nabi Saw : Antara pemahaman tekstual dan kontekstual dengan pengantar : Dr. M. Quraish Shihab, Terj. Muhammad al-Baqir, Penerbit Mizan, 1993, hal. 125