Posts Tagged ‘Yesus’

https://tausyah.wordpress.com/I-Love-ALLAH

I Love ALLAH

Menurut Injil Barnabas, Yesus meramalkan dan menolak penyembahan dirinya sebagai Allah:

dan setelah mengatakan hal ini, Yesus memukul wajahnya dengan kedua tangannya, dan kemudian menutupi tanah dengan kepalanya, sambil berkata: “Terkutuklah barangsiapa yang memasukkan ke dalam ucapan-ucapanku bahwa aku adalah anak Allah” (53:6)

dan setelah berkata demikian Yesus keluar dari Bait Allah. Dan rakyat mengagungkannya, karena mereka membawa semua orang yang sakit yang dapat mereka kumpulkan, dan Yesus setelah berdoa memulihkan kesehatan mereka: oleh karena itu, pada hari itu di Yerusalem tentara-tentara Romawi, melalui pekerjaan Setan, mulai menghasut rakyat, sambil berkata Yesus adalah Allah Israel, yang telah datang untuk melawat umat-Nya.” (69:6)

Yesus menjawab: “Dan engkau; menurut engkau siapakah aku?” Petrus menjawab: “Engkau adalah Kristus, anak Allah”. Lalu Yesus menjadi marah, dan dengan murka Yesus menegurnya sambil berkata: “Pergilah daripadaku, karena engkau adalah iblis yang berusaha membuat aku berdosa” (70:1) (lebih…)

hanya-ada-satu-Tuhan-Di-Alam-Semesta-yaitu-ALLAHAssalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh..

Selamat Rahmad dan Berkah ALLAH, semoga tetap padamu..

Saudara-saudariku yang yang dimuliakan ALLAH dalam iman dan islam, kiranya aku menulis artikel ini agar kamu sekalian mengetahui. Bahwa sesungguhnya saudara kita blogger nasrani berkomentar pada link ini.

Akan tetapi, aku memohon maaf kepada yang bersangkutan oleh karena demi menjaga kemurnian tauhid blog ini, niscaya komentarnya yang terkahir sejak beberapa bulan yang lalu disaat Ramadhan telah hanya bertuliskan didalam spam, akan tetapi ia masih berkomentar beberapa hari yang lalu yang tertulis didalam spam lagi dan untuk itulah artikel ini dibuat walau ia tiada puas jua perihal tentangnya. (lebih…)

dikening bayi baru lahir bertuliskan Nama ALLAHSejarah kelahiran Yesus didalam Bible tercatat dalam Matius 1:18 adalah sebagai berikut :

“Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.”
(Matius 1:18)

Lebih detil lagi, Lukas memaparkan kelahiran Yesus ini dalam Injilnya :

“Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.” (Lukas 1:26-27)

“Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.” (Lukas 1:28-29)

Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” (Lukas 1:30-33)

“Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”
(Lukas 1:34-35)

“…Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.”
(Lukas 1:37-38)

Dalam pasalnya, Lukas telah menceritakan kepada kita, bahwa disebuah kota bernama Nazareth, Allah telah mengutus seorang malaikat bernama Gabriel (didalam Islam disebut dengan nama Jibril) untuk mengabarkan kepada seorang perawan bernama Maria (didalam Islam dikenal dengan nama Maryam) perihal kelahiran seorang putra yang akan diperanakkan oleh Maria.

Maria dalam hal ini terkejut, betapa dirinya yang seorang perawan, belum memiliki seorang suami bisa melahirkan seorang anak. Namun sang malaikat dengan bijak mengatakan bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil untuk dilakukan dengan kekuasaan-Nya.

Disini kita belum akan membahas perihal status sang anak pada kalimah terakhir yang dilontarkan oleh sang malaikat kepada perawan Maria.

Marilah sekarang kita melihat konteks kelahiran manusia agung ini di AlQur’an yang dijabarkan dalam 2 Surah, yaitu Surah Ali Imran dan Surah Maryam.

Kisah yang terdapat dalam surah Maryam (surah ke-19) dimulai pada ayat ke-16 :

“Dan ingatlah Maryam yang tersebut didalam Kitab, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, dan ia mengadakan perlindungan dari mereka, lalu Kami mengirimkan kepadanya Ruh dari Kami, lalu ia menjelma dihadapannya sebagai seorang manusia yang sempurna.”

Ia (Maryam) berkata: ‘Sesungguhnya aku berlindung diri kepada Yang Maha Pemurah darimu, jika engkau adalah seorang yang bertaqwa’

Ia (Jibril) menjawab: ‘Aku ini tidak lain adalah utusan Tuhanmu, untuk memberi kepadamu seorang anak yang suci’

Ia (Maryam) berkata:”Bagaimana aku bisa mempunyai anak, padahal belum pernah seorangpun menyentuhku dan aku bukan seorang penzinah ?”

Ia (Jibril) menjawab: “Demikianlah. Tuhanmu berfirman:”Hal itu adalah mudah bagi-Ku, karena Kami hendak menjadikannya suatu tanda untuk manusia dan sebagai suatu rahmat dari Kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah ditetapkan”.

Maka ia (Maryam) mengandungnya, lalu ia pergi dengan kandungannya itu ke satu tempat yang jauh.”

Dalam Surah Ali Imran (surah ke-3) dimulai pada ayat ke-45 hingga ayat 47:

“Ketika Malaikat berkata:”Wahai Maryam, sesungguhnya Allah mengabarkan kepadamu bahwa engkau akan dapat satu kalimah daripadaNya, namanya Almasih, ‘Isa putra Maryam, yang mulia didunia dan akhirat dan seorang dari mereka yang dihampiri. Dan dia akan berbicara kepada manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh” (QS. Ali Imran 3:45-46)

Ia (Maryam) menjawab: “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh manusia ?”. Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril):”Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya:”Jadilah”, lalu jadilah dia.”
(QS. Ali Imran 3:47)

“Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil …” (QS. Ali Imran 3:49)

Dari ayat-ayat AlQur’an, kita dapati satu keterangan, bahwa sebagaimana juga diceritakan oleh Lukas, seorang perawan bernama Maryam telah dikunjungi oleh seorang malaikat untuk mengabarkan kehendak Allah akan kelahiran seorang anak yang suci (kudus) yang diberi nama Almasih, ‘Isa putra Maryam yang akan dimuliakan oleh Allah sebagai seorang Nabi dan Rasul kepada Bani Israel dengan tanda-tanda kenabiannya.

Dalam perbandingan Injil Lukas yang dihadapkan dengan ayat-ayat AlQur’an, kita bisa menemukan bahwa anak yang akan dilahirkan tersebut adalah karena kekuasaan dari Allah, dan anak tersebut lahir dalam keadaan suci (kudus)

Penyebutan bahwa Yesus alias ‘Isa al-masih adalah seorang anak yang kudus tidak bisa langsung berarti bahwa dia merupakan anak Tuhan.

Disebut sebagai anak yang suci, adalah bahwa sang anak tersebut lahir bukan dari hasil perzinahan sebagaimana yang dituduhkan oleh umat Yahudi masa itu atas perawan Maria(m) dan juga bantahan atas dakwahan umat Yahudi yang telah mengubah isi kitab Taurat yang berisikan kecabulan para Nabi dan Rasul Allah yang diantaranya adalah leluhur Yesus, seperti Nabi Daud dan Nabi Sulaiman.

Sebagaimana yang diceritakan oleh kitab II Samuel 11:2-5 bahwa Nabi Daud sudah berzinah dengan istri Uria yang bernama Batsyeba binti Eliam sehingga hamil dan selanjutnya pada kitab yang sama pada ayat ke-14 hingga 17, Nabi Daud mengirimkan surat kepada Yoab agar menempatkan Uria kebarisan depan dalam upaya membunuhnya sehingga istri Uria yang sudah ditiduri oleh Daud dapat dipersuntingnya sebagai istri resmi.

Dalam Injil riwayat Matius dituliskan bahwa Yesus adalah keturunan dari Nabi Sulaiman, sementara pada kitab Raja-raja pertama pasal 11:1-4 diceritakan betapa sang Nabi Sulaiman ini adalah manusia yang rakus wanita dan durhaka kepada Tuhan.

Jadi cukup beralasan sekali bahwa Allah melalui malaikat-Nya, menyebut bayi yang keluar dari perawan Maria(m) adalah bayi yang suci (kudus), bahwa dia itu bersih dari segala fitnahan Bani Israel, baik yang menyangkut tentang perzinahan ibunya maupun fitnahan mengenai perzinahan para leluhurnya.

Jika Yesus tetap dipandang sebagai anak Tuhan hanya karena dilahirkan tidak berbapak, mestinya secara logika, Adam jauh lebih tepat disebut sebagai anak Tuhan atau Tuhan itu sendiri, sebab terjadinya Adam tanpa berbapak dan tanpa beribu, apalagi Adam diciptakan dengan rupa Tuhan itu sendiri.

Ge 1:26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita…”

Selain dari itu, perhatikan ulang jawaban malaikat pada Lukas 1:35 dan juga 1:37 bahwa kelahiran Yesus itu adalah berkat kuasa Allah yang tidak ada kata mustahil bagi-Nya, ini kembali bersesuaian dengan AlQur’an Surah Ali Imran ayat ke 47 dan Surah Maryam ayat 21 yang sudah kita tuliskan diatas.

Penyebutan anak Tuhan terhadap diri dan pribadi Yesus alias ‘Isa ini dalam sejarah Bible tidak pernah sekalipun dibenarkannya, malah Yesus berulang kali menyatakan bahwa dia hanyalah anak manusia dan sekaligus juga merangkap sebagai utusan Allah kepada Bani Israil yang memiliki Tuhan.

Untuk pernyataan bahwa Yesus juga mengakui akan bertuhankan kepada Allah yang Esa :

“And Yahshua answered him, The first of all the commandments is, Hear, O Israel; Yahweh is our Elohim, Yahweh is one”. (Mark 12:29)

Pernyataan Yesus pada ayat Bible diatas ini bisa ditemukan pula didalam kitab suci AlQur’an pada Surah Ali Imran ayat 51, dimana ‘Isa al-masih putra Maryam berkata :

“Sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhan kamu…” (QS. 3:51)

Jelas sekali, masing-masing kitab, Bible maupun al-Qur’an menyatakan akan keabsahan Allah selaku satu-satunya Tuhan yang diakui oleh Yesus al-masih.

“Whosoever shall receive one of such children in my name, receiveth me: and whosoever shall receive me, receiveth not me, but him that sent me.” (Mark 9:37)

“Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.” (Yohanes 5:30)

Kedua ayat Bible diatas juga merupakan pernyataan Yesus akan dirinya selaku utusan Allah yang tidak mampu berbuat apapun, bahkan terhadap dirinya sendiri sekalipun kecuali di-izinkan oleh Allah.

Hal ini juga memiliki padanan yang pas sekali didalam al-Qur’an, seperti pada Surah Ali Imran ayat 49 serta Surah Ar-Ra’d ayat 38 dibawah ini :

Dan Rasul kepada Bani Israil : “Sesungguhnya aku bawa kepada kamu satu mukjizat dari Tuhanmu, aku dapat membuat untuk kamu dari tanah seperti rupa burung; lalu aku tiup padanya, maka ia menjadi seekor burung Dengan SEIZIN ALLAH; dan aku menyembuhkan orang yang buta dan yang sopak; dan menghidupkan orang-orang yang mati Dengan SEIZIN ALLAH; dan aku bisa kabarkan kepada kamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumah-rumah kamu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah satu tanda bagimu, jika kamu beriman”. (QS. 3:49)

“Tidak ada kekuasaan bagi seorang Rasul mendatangkan suatu petunjuk melainkan dengan izin Allah.” (QS. 13:38)

Bahwa Yesus merupakan seorang Nabi Allah, juga diakui oleh seorang perempuan dari Samaria yang melakukan dialog dengan beliau sebagaimana yang diriwayatkan oleh Yohanes dalam Injilnya pada pasal 4:19 :

“The woman saith unto him, Sir, I perceive that thou art a prophet.”
(John 4:19)

Bahwa Yesus harus diakui sebagai anak manusia :

“Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: “Percayakah engkau kepada Anak Manusia?” (Yohanes 9:37)

“Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah.”
(Lukas 12:5)

Yesus menolak dirinya disebut sebagai anak Allah dan dia menyatakan dirinya adalah anak manusia.

Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: “Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.” Jawab Yesus: “Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.”
(Matius 26:63-64)

Dan setelah hari siang berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka, katanya: “Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami.” Jawab Yesus: “Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya; dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa.” Kata mereka semua: “Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?” Jawab Yesus: “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.” Lalu kata mereka: “Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita ini telah mendengarnya dari mulut-nya sendiri.” (Lukas 22:66-71)

Betapa jelas sekali penolakan Yesus ini, dia tidak pernah membenarkan sebutan orang yang mengatakan dirinya sebagai putra Allah dan dia mempertegas bahwa dia hanyalah anak manusia. Jikapun orang menyebutnya sebagai anak Tuhan, maka dilontarkannya kalimat bahwa merekalah yang sudah mengatakan yang demikian, namun dia sendiri tidak mengatakannya melainkan sebagai anak manusia semata.

Al-Qur’an menggariskan :

Dan ketika Allah berfirman:”Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia:”Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah ?”. ‘Isa menjawab:”Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku sama sekali tiada mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib, Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku yaitu:”Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka.”. (QS. Al-Ma’idah 5:116-117)

Selain itu bantahan akan keTuhanan Yesus al-masih ini bisa juga ditemukan dalam Surah 4:171, 5:72-73-75.

Dengan demikian betapa banyak persamaan yang diungkapkan oleh al-Qur’an dan Bible mengenai status Yesus alias ‘Isa al-Masih ini.

Disatu sisi lainnya, pernyataan Bible yang menyebutkan akan keanakan Tuhan yang ada pada diri Yesus, sebaiknya kita ambil dalam makna kias dengan menarik satu benang merah diantara ayat-ayat Bible lainnya.

Ayat yang cukup sering dijadikan dasar fondasi akan ketuhanan Yesus oleh umat Nasrani beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

“Tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” (Yohanes 10:38)

Ayat ini bisa kita tarik benang merah dengan ayat yang terdapat didalam Yohanes 17:21 dan 23 :

“Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. ”

“Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.”

Kalimat “Bapa dalam aku”, dan muridnya pun jadi satu dengan Allah dan Yesus mempunyai pengertian bahwa Allah selalu menyertai Yesus dan para muridnya dimana dan kapan saja, sebagaimana pula sabda Nabi Muhammad Saw seperti : “Janganlah takut, sesungguhnya Allah beserta kita.” Didalam Al-Qur’an juga dikatakan :

“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. 2:153 dan 8:46)

Bahkan para penyair sufi sering juga melantunkan syair “Dihatiku ada Allah”, kalimah ini bukan berarti bahwa Allah bertempat didalam diri sang sufi, analogi ini juga bisa kita nisbatkan pada kalimat Yesus tersebut, sebab Allah tidak membutuhkan ruang, waktu dan tempat.

Selain itu, untuk menambah kelengkapan penjelasan bahwa anak Tuhan yang dipakaikan terhadap Yesus hanyalah satu kiasan, kita tarik lagi benang merah antar ayat-ayat Bible.

Kalimat anak Tuhan ini juga bisa kita temukan dalam berbagai ayat Bible lainnya yang merujuk pada pribadi atau golongan selain dari Yesus.

Daud disebut sebagai anak Allah yang sulung berdasarkan Mazmur 89:27
Yakub alias Israil adalah anak Allah yang sulung berdasarkan Keluaran 4:22 dan 23
Afraim adalah anak Allah yang sulung berdasar pada Yeremia 31:9
Adam disebut sebagai anak Allah berdasar Lukas 3:38

Selanjutnya tercatat pula adanya anak-anak Allah dalam :
Kitab Kejadian 6:2 dan 6:4,
Kitab Job 1:6 dan Job 2:1 serta Job 38:7

Bahkan salah satu kriteria untuk menjadi anak-anak Allah adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Matius pasal 5 ayat 9 dan juga Yohanes pasal 1 ayat 12:

“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.”

“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”.

Dengan demikian maka sebagai kesimpulan akhir dari semua ini adalah : Bahwa yang disebut selaku anak Allah itu merupakan manusia yang dicintai atau diridhoi Allah yang lazim juga dikenal sebagai para kekasih Allah atau mereka yang taat kepada perintah-perintah Tuhan.

Dalam hal ini, Allah menyatakan firman-Nya di Qur’an sebagai berikut :

“Dan mereka berkata: ‘Allah mempunyai anak.”, Mahasuci Dia !
Bahkan Dia-lah yang mempunyai apa-apa yang dilangit dan dibumi.”
(QS. 2:116)

Mereka berkata:”Allah mempunyai anak”. Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Kamu tidak mempunyai pengetahuan tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? (QS. 10:68)

Dan telah berkata orang-orang Yahudi dan Nasrani: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”. Tanyalah: “Kalau begitu, kenapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu ?” Kamu adalah manusia (biasa) yang telah diciptakan-Nya.” (QS. 5:18)

“Katakan: Dialah Allâh yang Esa. Allâh tempat bergantung. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada bagi-Nya kesetaraan dengan apapun.” (QS Al-Ikhlash 112:1-4)

Catatan Tambahan :

1. Ayat-ayat Bible terjemahan Bahasa Indonesia yang dipergunakan dalam artikel ini diambil dari Software SABDA(c)/OLB versi 7.03/Win32 yang bisa didownload pada alamat http://www.sabda.org/sabda, sementara ayat-ayat Bible terjemahan Bahasa Inggris dicuplik dari “The Restored Name King James Version of the Scriptures” yang bisa didownload dari alamat web site http://www.eliyah.com/Scripture/

2. Bagi yang belum mendapatkan artikel Isa al-Masih jilid 1 s/d 7, silahkan menghubungi via Japri atau silahkan merujuk kesitus saya dibagian Perbandingan Agama (Islam-Kristen) sub menu Seputar Isa al-Masih dan Maryam

(shortcut : http://armansyah.swaramuslim.net/isa_almasih.htm )

https://tausyah.wordpress.com

holy Qur'anAJARAN YESUS:

1. Yesus adalah utusan Tuhan (Yesus tidak meminta dirinya untuk disembah dan dipuja).

Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. (Matius 10:5-6)

Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Matius 15:24)

Aku (Yesus) tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 11:42)

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yohanes 17:3)

Aku (Yesus) berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya….Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia (Bapa) yang mengutus Aku. (Yohanes 13:16,20)

Kamu telah mendengar, bahwa Aku (Yesus) telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. (Yohanes 14:28)

2. Yesus tidak membatalkan hukum Taurat.

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku (Yesus) datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (Matius 5:17)

Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (Matius 5:18)

Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:19)

Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:20)

3. Penggenapan (nasakh) Yesus terhadap beberapa hukum Taurat.

Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. (Matius 5:29)

Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. (Matius 5:30)

Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, (Matius 5:34)

4. Yesus disunat pada usia delapan hari sesuai perintah Tuhan.

Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. (Lukas 2:21)

Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; (Kejadian 17:10)

haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. (Kejadian 17:11)

Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. (Kejadian 17:12)

Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal. (Kejadian 17:13)

Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.” (Kejadian 17:14)

Kemudian Abraham menyunat Ishak, anaknya itu, ketika berumur delapan hari, seperti yang diperintahkan Allah kepadanya. (Kejadian 21:4)

5. Tidak ada dosa waris dalam ajaran Yesus.

Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. (Markus 10:14)

Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. (Yehezkiel 18:20)

6. Yesus memerintahkan banyak berwudlu apabila sedang berpuasa dan mengajarkan sujud serta berdoa ketika sedang sujud.

Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, (Matius 6:17)

Maka Ia (Yesus) maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39)

Musa dan Harun serta anak-anaknya membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya. Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan dan apabila mereka datang mendekat kepada mezbah itu, maka mereka membasuh kaki dan tangan–seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. (Keluaran 40:31-32)

Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka. (Bilangan 20:6)

Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak.” Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya: (Kejadian 17:2-3)

7. Yesus melarang hidup mewah di dunia.

“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Matius 6:19-20)

8. Yesus meninggal dunia dibungkus kain kafan.

Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, (Matius 27:59)

Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. (Yohanes 19:40)

9. Yesus tidak membatalkan hukum rajam.

Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu (Yesus) tentang hal itu?” (Yohanes 8:5)

Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya (Yesus), Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” (Yohanes 8:7)

10. Yesus tidak membuat agama baru.

Lihat kembali pernyataan Yesus dalam Matius 5:17-20 (Butir 2 di atas).


AJARAN PAULUS/KRISTEN:

1. Yesus adalah Tuhan sesuai pernyataan Paulus.

namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6)

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (Roma 10:9)

NB:
Paulus berusaha mendoktrin orang lain bahwa hanya dengan meyakini Yesus sebagai Tuhan dan percaya Yesus telah bangkit dari antara orang mati, maka ia akan diselamatkan.

Dalam ajaran Paulus/Kristen, Yesus lebih dipromosikan sebagai Tuhan dibandingkan dengan Tuhan Allah/Bapa. Bandingkan dengan pernyataan-pernyataan Yesus yang lebih menonjolkan Allah/Bapa sebagai Tuhan Yang Esa.

2. Kristen mengutuk hukum Taurat sesuai pernyataan Paulus.

Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: “tidak ada seorangpun yang dibenarkan” oleh karena melakukan hukum Taurat. (Galatia 2:16)

NB:
Hukum Taurat merupakan bagian dari ajaran Yesus yang wajib dilaksanakan oleh umatnya (Matius 5:19).

3. Kristen membangkang penggenapan (nasakh) Yesus dan menggantinya dengan ajaran baru dari Paulus.

Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya. (Roma 10:4)

NB:
Kristen sama sekali menolak hukum cungkil mata dan potong tangan sebagaimana diperintahkan Yesus (Matius 5:29-30).

4. Kristen tidak mewajibkan sunat sesuai pernyataan Paulus.

Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. (Galatia 5:6)

Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah. (1 Korintus 7:19)

NB:
Sunat adalah manifestasi perjanjian yang kekal antara Allah dengan Abraham dan keturunannya, yang tidak bisa dibantah oleh siapapun!

5. Kristen mengajarkan adanya dosa warisan dari Adam sesuai pernyataan Paulus.

Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang (Adam), dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (Roma 5:12)

6. Kristen mengajarkan bernyanyi di gereja sesuai perintah Paulus.

dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (Efesus 5:19)

Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. (Kolose 3:16)

NB:
Menyanyi di gereja bukanlah ajaran Yesus, tetapi ajaran Paulus (Efesus 5:19).

7. Tidak ada larangan hidup mewah dalam ajaran Kristen sesuai pernyataan Paulus.

“Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.” (Efesus 4:28)

8. Umat Kristen meninggal dunia diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati.

Misalnya, meninggalnya Paus Yohanes Paulus II, penyanyi Broery Marantika, dan mantan Menko Ekuin Radius Prawiro. Ketiganya diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati sebelum dikubur.

9. Tidak ada hukum rajam dalam ajaran Kristen.

Ajaran Kristen menolak hukum rajam, karena ia adalah bagian dari hukum Taurat. Lihat kembali pernyataan Paulus dalam Galatia 2:16 (butir 2 di atas).

NB:
Kristen sama sekali menolak hukum rajam kepada para pelaku zinah, yang tentu saja ini bertentangan dengan perintah Yesus kepada umatnya (Yohanes 8:7).

10. Kristen adalah agama baru yang lahir pada masa Paulus (setelah masa Yesus).

Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. (Kisah Para Rasul 11:26)

https://tausyah.wordpress.com

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..

Tafsir Kitab Yohanes (1)

Ayat yang cukup sering dijadikan dasar fondasi akan ketuhanan Yesus oleh umat Nasrani beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.; Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. – Kitab Injil Yohanes 1:1-3

Serta

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. – Kitab Injil Yohanes 1:14
Sejauh mana kebenaran ayat-ayat diatas dalam mendukung ke-Tuhanan Yesus ?
Mari kita analisa …

Point pertama, bahwa kalimat yang terdapat pada Injil Yohanes tersebut, bukanlah merupakan ucapan atau kesaksian dari Yesus sendiri, melainkan hanyalah kalimat dari Yohanes sipenulis Injil, sementara Yohanes penulis Injil ini pun berdasarkan hasil penelitian dari banyak sarjana alkitab sendiri, bukanlah Yohanes bin Zabdi murid Yesus.

Point berikutnya, hal yang unik dalam alkitab Indonesia ayat dari Injil Yohanes pasal 1 ayat 14 diatas tampaknya baik-baik saja dan tidak ada yang salah, tetapi coba kita samakan dengan alkitab berbahasa Inggris versi King James Version akan anda temukan beberapa kalimat berada dalam tanda kurung, yang mengindikasikan bahwa kalimat ini tidak pernah ada pada versi alkitab tertua.

“And the Word was made flesh, and dwelt among us, (and we beheld his glory, the glory as of the only begotten of the Father,) full of grace and truth.” (John 1:14)

Kenapa para penterjemah Alkitab Indonesia meninggalkan penulisan tanda kurung tersebut ? Jelas bahwa agar ayat ini bisa lebih leluasa untuk dipakai sebagai penopang ketuhanan Yesus tanpa mendapat pertanyaan yang bersifat kritis.

Tapi ya sudahlah, terlalu bertele-tele jika harus membahas masalah ini saja sebab berdasarkan pengalaman, merekapun akan mengeluarkan argumen yang panjang-panjang untuk menjawabnya.

Untuk itu mari kita memulai pembahasan :
Pada pasal 1:1-3, disebut oleh Yohanes bahwa pada mulanya adalah firman, dan firman itu bersama Allah, dan firman itu adalah Allah.

Firman ini mulanya sama sebagaimana permulaan dengan Allah asalnya. Semua benda dibuat oleh-Nya. Dan tanpa Dia, tidak akan ada benda apapun yang terciptakan.

Sekarang, apa yang dimaksud dengan Firman atau dalam Bible berbahasa Inggris disebut dengan Word ini ?

Jika kita analisa, isi Kalimat sambungannya belum merupakan kalimat jawaban tetapi berupa kalimat penambahan, yaitu bahwa “Firman atau Word” tadi bersama dengan Tuhan (The Word was with God).
Kedua kalimat ini disambungkan dengan kata “With” atau “Beserta/bersama”.
Sekarang :

Jika ada orang berkata Abdullah Gymnastiar bersama Zainuddin Mz”, maka susunan kalimat ini semua orang dapat mengerti bahwa Abdullah Gymnastiar tetaplah Abdullah Gymnastiar itu sendiri dan dia bukan Zainuddin Mz.
Jadi berdasarkan ayat Bible tersebut yang menyatakan bahwa “The Word was with God”, langsung dapat dimengerti bahwa “The Word” bukanlah “God” (Firman bukanlah Allah), begitupula sebaliknya, lihat kembali analogi yang sudah saya berikan diatas.

Jika pada kalimat berikutnya disebut bahwa “The Word was God”, maka kita tidak bisa mengambil arti bahwa “Word” itulah Tuhan, melainkan kita kembalikan pada kalimat sebelumnya, bahwa “The Word was with God”, jika tidak, maka kita akan menemukan satu pertentangan yang tajam dalam satu ayat, dimana disebut pada awal bahwa si A bersama dengan B (meaning A # B) lalu pada kalimat berikutnya mengatakan bahwa A = B, ini suatu kontradiksi.
Untuk itu, mari kita hilangkan kontradiksi ini dengan cara yang terbaik sebagaimana saya sebutkan diatas.
Sejenak kita melakukan lompatan pembahasan dahulu kepada ayat ke-14 dari pemberitaan Yohanes.
“And the Word was made flesh, and dwelt among us, (and we beheld his glory, the glory as of the only begotten of the Father,) full of grace and truth.” (John 1:14)
Dan “The Word” dijadikan bentuk Jasmani (flesh = tubuh berdaging = jasmani), lalu The Word yang sudah menjadi jasmani ini tinggal diantara manusia (“us” disini merefer pada manusia atau human being).

Kita kembalikan lagi pembahasan Yohanes, dimana dikatakan bahwa The Word pada 1:1 yang bersama dengan Tuhan itu telah menjadi jasmani yang tinggal ditengah-tengah manusia pada 1:14.
Sebagaimana yang sudah kita bahas, bahwa The Word # Yahweh, untuk itu kita juga tidak bisa langsung mengatakan bahwa “The Word” tersebut adalah inkarnasi dari Yahweh dalam wujud jasmani manusia, sebab Yahweh bukanlah “The Word” itu sendiri.
Lalu apa “The Word” itu sebenarnya ?
Mari kita kembali pada pembahasan sebelumnya mengenai kelahiran ‘Isa yang diriwayatkan oleh Lukas 1:30 :
Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. (Lukas 1:30)
Disini malaikat Gabriel telah memberitahukan kepada Maria bahwa dirinya telah memperoleh kasih karunia dari Allah. Apakah kasih karunia dari Allah itu ?
Jawabannya ada pada ayat berikutnya :
“Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.” (Lukas 1:31)
Jadi kasih karunia tersebut berupa hamilnya Maria yang disebutkan pada ayat ke-35 bahwa “…kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau” yang dilanjutkan pada ayat ke-37 :”Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
Inilah sebenarnya jawaban dari polemik “The Word” pada Yohanes 1:1-3 dan 14 tersebut, bahwa “The Word” itu merupakan ketetapan atau keputusan yang dibuat Allah dan bukan Allah itu sendiri.
Dimana sang “The Word” akan diberikan kepada Maria bahwa dia akan melahirkan seorang anak laki-laki yang suci tanpa bapak jasmani karena sebab kuasa Allah yang maha tinggi, sebab bagi Allah tidak ada sesuatu yang mustahil.
Lagi-lagi ini memiliki pengertian yang serupa dengan al-Qur’an yang sudah pernah kita bahas pada email terdahulu dimana disana disebutkan bahwa :
“Ketika Malaikat berkata:”Wahai Maryam, sesungguhnya Allah mengabarkan kepadamu bahwa engkau akan dapat satu kalimah daripadaNya, namanya Almasih, ‘Isa putra Maryam.” (QS. 3:45)
“Allah berfirman : ‘Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya:”Jadilah”, lalu jadilah dia.” (QS. 3:47)
Demikianlah Tuhanmu berfirman : ‘Hal itu adalah mudah bagi-Ku, karena Kami hendak menjadikannya suatu tanda untuk manusia dan sebagai suatu rahmat dari Kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah ditetapkan”. (QS. 19:21)
Dalam hal pembahasan “Kalimat” didalam al-Qur’an, terdapat beberapa kategori :
1. “Kalimat” bisa berartikan “Ujian”
Dasarnya adalah al-Qur’an Surah al-Baqarah (2) ayat ke-124 :
Dan tatkala Ibrahim DIUJI oleh Tuhannya dengan beberapa UJIAN, maka dilaksanakannya dengan sempurna.
Konteks ayat diatas dalam bahasa al-Qur’an-nya adalah :
“Wa ‘idzibtala Ibrahim marobbuhu bi KALIMATI faatammahunna …”
2. “Kalimat” bisa berartikan “Ketetapan”
Dasarnya adalah al-Qur’an Surah az-Zumar (39) ayat ke-71 :
“Tetapi berlakulah ketetapan siksa atas orang-orang kafir”
Konteks ayat diatas dalam bahasa al-Qur’an-nya adalah :
“Qolu bala walakin haqqot KALIMAT alazabi ‘alal kafirin”
Lebih jauh lagi, al-Qur’an secara langsung mengadakan pembantahan mengenai status keTuhanan ‘Isa putra Maryam ini melalui ayat :
“Hai Ahli Kitab ! Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu berkata atas Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih, ‘Isa putera Maryam itu, tidak lain melainkan utusan Allah dan Kalimah-Nya yang Dia berikan kepada Maryam dengan tiupan ruh daripadaNya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu berkata: “Tritunggal”, Hentikanlah ! Baik bagimu. Allah itu adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Dia dari mempunyai anak, kepunyaanNya-lah semua yang dilangit dan semua yang dibumi; Cukuplah Allah sebagai Pelindung.” (QS. 4:171)
Sehingga nyatalah keterangan al-Qur’an dalam hal ini bahwa Kalimatullah itu tidak berarti Allah itu sendiri sebagaimana yang tertulis dalam Yohanes 1:1-3 dan 1:14 dan al-Qur’an sama sekali tidak mendukung doktrin keTuhanan ‘Isa al-Masih.
Adapun juga kalimat “peniupan ruh daripadaNya” sebagaimana yang telah terjadi pada Maryam itu pada konteks ayat diatas adalah sama kejadiannya dengan tiupan ruh dari-Nya yang diberikan kepada Nabi Adam as.
“Tatkala Tuhanmu berkata kepada malaikat: ‘Sesungguhnya Aku akan menciptakan menusia dari tanah !, maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruhKu; maka hendaklah kamu tunduk bersujud kepadanya !”
(QS. 38: 71-72)
Makanya, benarlah firman Allah berikut ini :
“Sesungguhnya perbandingan Isa disisi Allah, adalah seperti Adam. Allah jadikan dia dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya: “Jadilah !”, maka jadilah dia.
(QS. 3:59)
Adam telah diciptakan oleh Allah tanpa ayah dan ibu, Hawa diciptakan tanpa ibu dan Isa diciptakan dengan tanpa seorang bapak. Sungguh, semuanya adalah hal yang mudah saja bagi Allah, Tuhan semesta alam seperti bunyi dari Lukas 1:37 dan Surah Ali Imran 47 serta Surah Maryam 21 yang telah saya cantumkan diatas.
“Dan tidakkah manusia pikirkan bahwa Kami jadikan ia dari setitik Nutfah tetapi tiba-tiba ia jadi pembantah yang nyata, dan dia mengadakan perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang hancur luluh ?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala ciptaan.” (QS. 36:77-79)
Dia mampu menjadikan sesuatu yang sebelumnya tidak ada, lalu diadakan-Nya (lihat Yohanes 1:3, Surah al-Kahfi 51, ar-Ruum 8 dsb), dibentukNya dunia dan seluruh alam raya ini dengan kekuasaanNya, apakah kita mesti harus ragu dengan kebijaksanaanNya ?
Menganggap bahwa kelahiran ‘Isa almasih itu sebagai suatu keistimewaan tersendiri dan dinisbatkan sebagai kelahiran Tuhan, rasanya cenderung hanya memperikutkan kita kepada tradisi-tradisi masa lalu, kepercayaan Mesir kuno, Babilon, Persi atau Yunani. Mereka semuanya membatasi ruang lingkup kekuasaan Allah sebagai Tuhan yang serba Maha.

Ayat lainnya yang juga dijadikan oleh kaum Nasrani alasan untuk mempertuhankan al-Masih adalah :
“Tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” (Yohanes 10:38)
Ayat ini bisa kita tarik benang merah dengan ayat yang terdapat didalam Yohanes 17:21 dan 23 :
“Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. “
“Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.”
Kalimat “Bapa dalam aku”, dan muridnya pun jadi satu dengan Allah dan Yesus mempunyai pengertian bahwa Allah selalu menyertai Yesus dan para muridnya dimana dan kapan saja, sebagaimana pula sabda Nabi Muhammad Saw seperti : “Janganlah takut, sesungguhnya Allah beserta kita.” Didalam Al-Qur’an juga dikatakan :
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. 2:153 dan 8:46)
Bahkan para penyair sufi sering juga melantunkan syair “Dihatiku ada Allah”, kalimah ini bukan berarti bahwa Allah bertempat didalam diri sang sufi, analogi ini juga bisa kita nisbatkan pada kalimat Yesus tersebut, sebab Allah tidak membutuhkan ruang, waktu dan tempat.
Selain itu, untuk menambah kelengkapan penjelasan bahwa anak Tuhan yang dipakaikan terhadap Yesus hanyalah satu kiasan, kita tarik lagi benang merah antar ayat-ayat Bible.
Kalimat anak Tuhan ini juga bisa kita temukan dalam berbagai ayat Bible lainnya yang merujuk pada pribadi atau golongan selain dari Yesus.
Daud disebut sebagai anak Allah yang sulung berdasarkan Mazmur 89:27
Yakub alias Israil adalah anak Allah yang sulung berdasarkan Keluaran 4:22 dan 23
Afraim adalah anak Allah yang sulung berdasar pada Yeremia 31:9
Adam disebut sebagai anak Allah berdasar Lukas 3:38
Selanjutnya tercatat pula adanya anak-anak Allah dalam :
Kitab Kejadian 6:2 dan 6:4,
Kitab Job 1:6 dan Job 2:1 serta Job 38:7
Bahkan salah satu kriteria untuk menjadi anak-anak Allah adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Matius pasal 5 ayat 9 dan juga Yohanes pasal 1 ayat 12:
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.”
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”.
Dengan demikian maka sebagai kesimpulan akhir dari semua ini adalah : Bahwa yang disebut selaku anak Allah itu merupakan manusia yang dicintai atau diridhoi Allah yang lazim juga dikenal sebagai para kekasih Allah atau mereka yang taat kepada perintah-perintah Tuhan.
Dalam hal ini, Allah menyatakan firman-Nya di Qur’an sebagai berikut :
“Dan mereka berkata: ‘Allah mempunyai anak.”, Mahasuci Dia !
Bahkan Dia-lah yang mempunyai apa-apa yang dilangit dan dibumi.”

(QS. 2:116)
Mereka berkata:”Allah mempunyai anak”. Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Kamu tidak mempunyai pengetahuan tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? (QS. 10:68)
Dan telah berkata orang-orang Yahudi dan Nasrani: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”. Tanyalah: “Kalau begitu, kenapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu ?” Kamu adalah manusia (biasa) yang telah diciptakan-Nya.” (QS. 5:18)
“Katakan: Dialah Allâh yang Esa. Allâh tempat bergantung. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada bagi-Nya kesetaraan dengan apapun.”
(Qs Al-Ikhlash 112:1-4)
Catatan :
Ayat-ayat Bible terjemahan Bahasa Indonesia yang dipergunakan dalam artikel ini diambil dari Software SABDA(c)/OLB versi 7.03/Win32 yang bisa didownload pada alamat http://www.sabda.org/sabda, sementara ayat-ayat Bible terjemahan Bahasa Inggris dicuplik dari “The Restored Name King James Version of the Scriptures” yang bisa didownload dari alamat web site http://www.eliyah.com/Scripture/

Sementara ayat-ayat al-Qur’an yang ada, diterjemahkan sesuai dengan konteks aslinya dan sedikit mengacu pada standard Tafsir al-Furqan milik almarhum A. Hassan dari Persatuan Islam.


https://tausyah.wordpress.com

YESUS DATANG BUKAN UNTUK MEROMBAK TAURAT……
Berbeda dengan apa yang dianut , diayakini, dan dipahami oleh orang-orang Kristen sekarang ini terhadap Keesaan Tuhan , Alkitab sendiri memberikan kesaksian bahwa Yesus sendiri, sebagaimana juga Rasul-Rasul yang lain diutus oleh Allah memegang teguh kepercayaan akan “keesaan Tuhan”.

Hal ini diungkapkan beliau sesuai dengan kesaksian penulis-penulis Injil bahwa Yesus sama sekali tidak membawa suatu ajaran baru yang menghapuskan ajaran Nabi-Nabi terdahulu. Kepada orang-orang Bani Israel beliau menjelaskan kedatangannya bukanlah untuk merombak ajaran Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa melainkan hanya “menggenapi” atau mengadakan semacam “reenforce” terhadap Perjanjian Lama.

Orang-orang Yahudi sepeninggal Musa, telah melupakan ajaran Nabi Musa itu dan Yesus datang kembali untuk mengingatkan agar mereka kembali berpegang kepada Kitab Taurat.Lebih lanjut Yesus menjelaskan misinya kepada Bani Israel itu:
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau Kitab para Nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat, sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain ia akan menduduki tempat yang paling rendah dalam kerajaan sorga, tetapi siapa yang melakukan dan melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan mendudduki tempat yang tinggi didalam Kerajaan Sorga. “…….(Matius 5:17-19).

Jadi jelaslah bahwa Yesus hanya sebagai “reformer” dan “pembaharu” dari ajaran Taurat dan Kitab-Kitab Nabi terdahulu yang sudah lama ditinggalkan dan dilupakan orang-orang Yahudi. Beliau sesuai dengan pengakuannya sama sekali tidak membawa ajaran baru yang merombak ajaran Taurat itu. Musa menjelaskan kepada orang-orang Yahudi tentang keesaan Tuhan dan bahwasanya Allah adalah satu-satunya Tuhan bagi orang-orang Israel itu.

“Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu Allah allah lain dihadapanKu. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada dilangit di atas atau yang ada dibumi dibawah atau yanga ada didalam air dibawah bumi.”……(Ulangan 5:6-8).

Masih dalam Kitab Taurat, dengan tegas dan jelas dapat kita baca:
“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!..(Ulangan 6:4).

Jika seandainya Trinitas dimana Yesus adalah salah satu dari oknum Tuhan bahkan orang-orang Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Allah sendiri sebagaimana yang ditekankan dalam ajaran Kristen sekarang ini, benar merupakan ajaran Yesus tentu saja doktrin tersebut akan kita jumpai dalam Perjanjian Lama. Padahal apa kita lihat dalam ajaran Musa adalah berlawanan dengan apa yang dianut oleh orang-orang Kristen sekarang ini. Musa sangat menekankan pentingnya kepercayaan akan “kesaan Tuhan” kepada orang-orang Yahudi dan dalam Perjanjian Baru pun hal tersebut juga dilakukan oleh Yesus terhadap pengikutnya.

“Jawab Yesus:”Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihi Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu”….(Markus 12:29-30).

Lebih lanjut lagi Yesus mengatakan:
“Ada seseorang datang kepada Yesus dan berkata:’Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’. Jawab Yesus: ‘Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaKu tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik. Tetapi jikalau engkau igin masuk kedalam hidup, turutilah segala perintah Allah”…..(Matius 19:16-17).

Jadi jelaslah Yesus sama sekali menekankan pentingnya kepercayaan akan “keesaan Tuhan” secara mutlak dan menganjurkan kepada murid-muridnya untuk bertindak serupa…. …Yesus juga tidak mengajarkan kepada pengikutnya bahwa dia adalah salah satu oknum trinitas …..bahkan Yesus dalam setiap ucapan dan tindakannya sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia adalah Allah…. atau oknum Allah dari ajaran Trinitas yang dianut oleh orang-orang Kristen dewasa ini….

oleh : Armansyah, S.kom