Archive for the ‘Kiamat Dan Tanda – Tandanya’ Category

https://tausyah.wordpress.com/tanda-tanda-kiamat

Tanda-Tanda Kiamat

Hudzaifah bin As-yad al-Ghifary berkata, sewaktu kami sedang berbincang-bincang, tiba-tiba datang Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada kami lalu bertanya, “Apakah yang kamu semua sedang perbincangkan.?”

Lalu kami menjawab, “Kami sedang membincangkan tentang hari Kiamat.”

Sabda Rasulullah S.A.W. “Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda :

Kondisi Alam

·               Asap

Asap akan memenuhi timur dan barat, akan terjadi selama 40 hari. Apabila orang yang beriman terkena asap itu, ia akan bersin seperti terkena selsema, sementara orang kafirpun keadaannya seperti orang mabuk, asap akan keluar dari hidung, telinga dan dubur mereka. (lebih…)

Kiamat II

Pada bagian yang lalu kita sudah membicarakan perihal kejadian kiamat yang data-datanya kita ambil dari dalam Qur’an suci dan kita hubungkan pula dengan fenomena alamiah serta kajian Science Modern yang mana pada pembahasan tersebut kita asumsikan bahwa komet adalah sebagai penyebab dari Sa’ah tersebut.

Sekarang kita akan mencoba mengupas apa dan bagaimana kelanjutan setelah Sa’ah itu terjadi serta apa yang dimaksud dengan tiupan sangkakala kedua yang menjadi pertanda untuk kebangkitan manusia seperti yang digambarkan oleh Kitabullah.

Demi yang terbang dalam keadaan bebas,
Yang membawa beban berat
Yang bergerak dengan mudahnya
Dan membagi-bagi urusan;
Bahwasanya yang dijanjikan itu adalah benar.
(QS. 51:1-5)

Diwaktu kedatangan komet membentur tatasurya ini, semua Ionosfir yang melingkupi planet-planet dan bumi akan bergabung dengan komet tersebut dan tinggallah lagi Atmosfir bagaikan telanjang hingga pandangan mata manusia yang hidup kembali nantinya akan dapat melihat semua benda angkasa lainnya tanpa penghalang seperti keadaannya kini yang terhalang dan dihiasi oleh lapisan itu.

Setelah kedelapan komet besar itu selesai membentur dan menyeret semua bintang berupa ekornya [sesuai dengan ayat 51:4 diatas], berlaku dengan ketentuan Allah, maka kosonglah semesta raya ini dari bintang-bintang yang begemerlapan dan komet-komet itu terus melayang dengan kecepatan yang lebih tinggi tanpa penghalang.

Dalam hal ini kita perlu kita kemukakan bahwa komet itu terdiri dari Neutron yang memiliki sifat untuk bergabung. Sifat ini bagaikan daya penarik bagi setiap komet untuk saling bertemu satu sama lainnya.

Selama ini usaha bergabung itu tidak mungkin terlaksana karena senantiasa dihalangi oleh bintang-bintang yang membelokkan arah gerak komet itu beberapa derajat. Namun nanti setelah tiada bintang lagi diangkasa raya yang menghalangi gerak layangnya langsunglah kedelapan komet besar yang terbang dengan cepat ini membuat belokan melengkung yang amat besar untuk bergabung menjadi satu.

Masing-masing komet akhirnya menuju kearah satu titik pertemuan masing-masingnya diikuti oleh jutaan tatasurya. Pada titik tersebut berantukanlah semua komet itu secara tepat, inilah ledakan terbesar dalam sejarah semesta raya yang amat luas.

Jika sebelumnya benturan komet terhadap tatasurya kita yang umum disebut dengan dentuman atau terompet pertama sudah segitu dahsyatnya dengan kronologi bertabrakannya komet besar dengan ke-10 planet yang mengorbit sistem matahari kita lengkap dengan bulan-bulannya masing-masing dan Asteroids/Meteorites yang ada serta matahari yang menyebabkan kematian seluruh makhluk hidup, maka alangkah dahsyatnya pada hari benturan kedelapan komet besar yang diikuti oleh jutaan tatasurya [termasuk tatasurya kita] yang dikenal dengan sebutan terompet kedua yang sekaligus juga sebagai satu tanda kebangkitan manusia dari matinya untuk mendapatkan perhitungan dari Allah atas segala perbuatannya selama mereka hidup.

Yaitu hari yang mereka mendengar ledakan besar secara logis, itulah hari kebangkitan.
Bahwa Kamilah yang menghidupkan dan Kamilah yang mematikan dan kepada Kamilah tempat kembali. (QS. 50:42-43)

Dan ditiupkan sangkakala lalu mati apa-apa yang ada dilangit dan apa-apa yang ada dibumi kecuali apa saja yang dikehendaki oleh Allah, kemudian akan ditiupkan padanya [sekali lagi] maka tiba-tiba mereka bangkit [dari mati dan] menunggu [pengadilan Tuhan atas mereka]. (QS. 39:68)

Demikian AlQur’an memberikan keterangan mengenai tugas sangkakala yang mengeluarkan teriakan kuat [dan kita analogikan sebagai benturan dahsyat 8 komet dengan jutaan tatasurya sebagai masing-masing ekornya] secara kronologi ditinjau sudut ilmiah bahwa nantinya akan berlaku kejadiannya pada tatasurya kita dengan akibat mematikan untuk selanjutnya ke-8 komet besar itu saling berbenturan satu sama lain pada titik pertemuan yang ditentukan Allah.

Setelah 8 rombongan komet yang membawa seluruh bintang diangkasa, berbenturan sesamanya yang dikenal dengan terompet kedua, maka ke-8 komet tadi langsung bergabung menyatukan diri kemudian membentuk dirinya bagaikan bola yang maha besar melingkupi daerah semesta raya ini, sementara itu semua bintang yang terseret jadi terkepung dalam lingkungan besar sebagai besarnya daerah semesta raya sekarang ini.

Masing-masing bintang walaupun berantukan sesamanya tersebab arah layang yang bertentangan dengan gerak begitu cepat namun Rawasia Regular yang dimilikinya masih sangat berpengaruh untuk saling bertolakan.

Ingat, bahwa Rawasia bintang bersistemkan Regular dan Rawasia yang sama dengannya akan saling menolak satu sama lain.

Mulai dari waktu benturan, semua bintang mengambil posisi masing-masing dipaksa oleh Rawasia yang dimilikinya dan kesempatan itulah yang dipakai oleh 8 komet yang menjadi satu tadi untuk menghindarkan diri sebagai kulit bola besar dan menempatkan semua bintang itu dalam lingkungannya.

Lantas akan timbul pertanyaan: Bagaimana pula dengan planet-planet yang mulanya mengorbit keliling bintang namun kemudian dempet melekat pada bintang itu sewaktu terjadi Sa’ah ?

Diwaktu benturan hebat yang kedua kali ini, semua planet yang terseret dan tetap utuh kebetulan melekat dempet pada bintang itu jadi tergoncang hebat dan dahsyat sehingga melepaskan setiap planet yang melekat dempet tadi kemudian langsung mengadakan orbit keliling bintang itu dalam garis edarnya yang baru, termasuk planet bumi ini yang otomatis permukaannya sudah berubah sesuai dengan firman Allah dibawah ini.

Hari dimana bumi diganti dengan bumi yang lain [dalam rupanya] begitu pula planet-planet, dan mereka semuanya tunduk kepada Allah yang Esa dan Perkasa. (QS. 14:48)

Dan sebagai akhir dari kejadian Sa’ah tersebut …. maka kehidupan tatasurya bermula kembali.
Itulah dia akhirnya alam Akhirat yang dijanjikan !

Alam kehidupan baru bagi makhluk-makhluk Tuhan yang sudah mati akan dibangkitkan hidup kembali untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka selama hidupnya dahulu.

Rasulullah Muhammad Saw menggambarkan keadaan pada hari kebangkitan tersebut dalam dua hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang tercantum dalam kitab “Terjemah Hadist Shahih Muslim” karangan Fachruddin HS. Jilid I terbitan Bulan Bintang Jakarta 1981 hal 260 dan 285.

Dari Sahal bin Sa’ad ra. katanya:
Rasulullah Saw bersabda: “Dikumpulkan manusia pada hari kiamat di Bumi yang putih kemerah-merahan bagai dataran yang bersih, tidak ada tanda-tanda penunjuk untuk siapapun”.

Dari Mikdad bin Aswad ra. katanya:
Rasulullah Saw bersabda: “Didekatkan matahari kepada manusia dihari kiamat sehingga jarak matahari dari mereka sekira satu mil. Manusia digenangi keringat menurut ukuran amal mereka…”

Begitulah satu keterangan yang cukup jelas bagi kita untuk menggambarkan keadaan bumi dan sistem matahari yang telah mengalami Sa’ah dengan orbit dan keadaan lain yang juga berubah total [sebagaimana pada Hadist yang pertama dikatakan bahwa bumi berwarna putih kemerah-merahan akibat penyatuannya semula dengan matahari pada waktu Sa’ah dan menguapkan/menghanguskan semua benda hingga tidak ditemukan tanda-tanda apapun sebagai penunjuk sementara jarak orbit matahari kala itu teramat dekat dengan bumi dan sebagai perwujudan dari apa yang selama ini dikenal orang dengan nama Padang Mahsyar].

Jika sekarang ini bumi kita diliputi oleh Atmosfir yang dalam AlQur’an, Atmosfir disebut sebagai Barkah [sesuatu yang melindungi sekaligus sebagai rahmat Allah] dengan lautan yang menggenangi hampir separuh daratan bumi, maka setelah Sa’ah tersebut, bumi menjadi telanjang dari Ionosfir sehingga pandangan mata dapat memandang lepas keseluruh penjuru langit dan air laut menjadi menguap menimbulkan bentuk-bentuk daratan baru dipermukaannya yang keadaannya tidak dapat diramalkan orang bagaimana bentuknya saat itu.

Coba anda perhatikan ayat-ayat Tuhan berikut ini :

Maka ketika bintang-bintang dilenyapkan [dari pandangan mata karena diseret komet]
Dan apabila atmosfir telah dibuka dan gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu
[yaitu meleleh karena jatuh dempet pada matahari]. (QS. 77:8-10)

Pada prinsipnya, tempat hidup di Akhirat nanti adalah tempat hidup didunia ini juga yang sudah mengalami perombakan sedemikian rupa pada saat Sa’ah, sebab dimana lagi tempat lain yang mungkin didiami dalam semesta raya Tuhan kalau tidak dipermukaan salah satu planet ? Bukankah Tuhan pula menyatakan bahwa dibumi ini juga manusia akan dibangkitkan nantinya ?

Dia berfirman: “Di sana engkau hidup dan disana pula engkau akan mati, dan dari sana pula engkau akan dibangkitkan. (QS. 7:25)

Dan tidakkah manusia pikirkan bahwa Kami jadikan ia dari setitik Nutfah tetapi tiba-tiba ia jadi pembantah yang nyata, dan dia mengadakan perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang hancur luluh ?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala ciptaan.” (QS. 36:77-79)

Jika kamu ragu tentang kebangkitan nanti, maka sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari tanah [Turab], kemudian dari setetes mani [Nutfah], kemudian dari segumpal darah [‘Alaqah], kemudian dari segumpal daging [Mudgah] yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepadamu.

Dan Kami tetapkan dalam rahim [ibumu] apa yang Kami kehendaki sampai waktu tertentu, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian kamu sampai pada kedewasaanmu, dan diantara kamu ada yang diwafatkan [sebelumnya] dan diantara kamu ada yang dipanjangkan umurnya sampai pikun agar dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. (QS. 22:5)

Pada hari kebangkitan itu, hari dimana setiap diri dihidupkan kembali nanti terdapatlah dua macam bentuk manusia yang memperlihatkan perbedaan yang menyolok ditentukan oleh perbedaan beriman dan kafirnya.

Pada hari yang akan ada muka yang putih berseri dan ada pula yang bermuka hitam muram.
Kepada orang-orang yang hitam muram mukanya akan ditanyakan: “Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman karenanya rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”. Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah. (QS. 3:106-107)

Dan ditiup sangkalala, maka secara cepat mereka keluar dari kuburnya bersegera kepada Tuhan mereka dan berkata :”Aduhai, celakalah kami ! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat istirahat kami ?” Inilah apa yang dijanjikan Yang Maha Pemurah dan benarlah [sabda] para Rasul. (QS. 36:51-52)

Pemandangan dan pendengaran manusia dihari itu sangat tajam, jika sekarang ini manusia hidup dalam alam tiga dimensi dimana panca indera memiliki keterbatasan tertentu dalam pencapaiannya maka diakhirat kelak manusia akan hidup dalam alam 4 dimensi dimana penglihatan dan pendengaran tak terhalang dan tak dibatasi oleh ukuran tertentu dalam lingkungannya malah mereka akan melihat serta mendengar sesuatu pada gelombang yang sudah lama menggelombang keangkasa luas yang kemudian kembali memantul kepada panca indera mereka.

Keadaan seperti itu akan menakutkan manusia yang selalu berbuat dosa selama hidup sebelumnya, pada hari itu juga dia dapat kembali melihat rekaman kehidupannya yang pada hakekatnya adalah Neutron yang senantiasa merekam segala gerak gerik yang berlaku dalam hidup satu diri kemudian dia mengapung keangkasa sebagai anti partikel waktu dimana fungsi rekamannya berhenti karena tiada lagi yang direkamnya.

Para ahli sependapat bahwa masa lalu tidak hilang begitu saja tapi ia berpindah kewujud lainnya dan mengambang diangkasa yang beberapa diantaranya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu yang memiliki ketajaman indra ke-6 untuk melihat kejadian masa lalu yang pada intinya adalah mengadakan persesuaian frekwensi pikirannya kearah frekwensi rekaman yang ada, tinggal lagi sampai sejauh mana frekwensi manusia tersebut dapat melihat secara luas dan jauh rekaman yang dia inginkan yang tentu juga akan mengeluarkan banyak tenaga.

Sesungguhnya engkau berada dalam keadaan lalai tentang hari Akhir ini, maka Kami angkatkan darimu tutupan pancaindera [yang menutupimu sebelumnya], maka penglihatanmu pada hari ini sangat tajam. (QS. 50:22)

Diberitakan kepada manusia pada hari itu apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu akan melihat riwayat dirinya sendiri. (QS. 75:13-14)

Awaslah, karena sesungguhnya tulisan untuk orang-orang yang pembangkang itu ada dalam Sijjin.
Dan sudahkah engkau tahu apa Sijjin itu ?
Yaitu Kitab Rekaman (QS. 83:7-9)

Ingatlah, bahwa tulisan orang-orang baik itu ada dalam ‘Illiyyin.
Tahukah engkau apakah ‘Illyyin itu ?
Yaitu Kitab Rekaman (QS. 83:18-20)

Dalam ayat yang lain Allah juga menerangkan dengan cukup jelas perihal Kitab catatan Raqid ‘Atid itu sebagai Mar’a yang dikeluarkan dari setiap benda.

Jagalah kesucian nama Tuhanmu Yang Maha tinggi.
Yang telah menjadikan dan menyempurnakan.
Dan yang telah menentukan serta menunjuki.
Yang mengeluarkan Mar’a [berkas-berkas kehidupan]
Lalu menjadikannya dalam keadaan mengapung dan berisikan catatan [gusaan ahwa]
Kelak akan Kami beberkan padamu. (QS. 87:1-6)

Sekarang kita tinggalkan pembahasan bagaimana kiranya Allah akan mengadili setiap makhluk berdasarkan Mar’a atau catatan hidupnya sendiri dengan penuh sifat keRahmanan dan keRahiman-Nya, namun satu hal yang pasti, Allah adalah hakim sebaik-baiknya yang akan mengadili segala sesuatu dengan segala ketentuan-Nya dan akan membalasi semua kebaikan dan kejahatan.

Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya. (QS. 10:109)

Kami adakan neraca-neraca yang adil pada hari kiamat, lantaran itu, sesuatu jiwa tidak akan teraniaya sedikitpun. Karenanya, meski amalannya hanya seberat biji khardal [sawi] pasti akan kami balasi. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (QS. 21:47)

Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak akan mendapatkan balasan lain kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan. (QS. 36:54)

Sekarang, mari kita mulai membahas dimanakah letak syurga dan neraka itu nantinya ?

Setelah kejadian Sa’ah, manusia dibangkitkan kembali dari bumi ini yang sudah mengalami stelsel baru, dibumi ini juga manusia akan diadili oleh Allah berdasarkan catatan hidup manusia tersebut nantinya, lalu setelah selesai pengadilan tersebut, kemanakah manusia yang kafir akan pergi keneraka dan kemana pula manusia yang beriman akan menuju kesyurganya ?

Satu hal, bahwa manusia dijadikan dengan tubuh yang konkrit baik itu sekarang maupun pada saat hari kebangkitan dan tubuh yang konkret inilah yang kelak akan merasakan manisnya Iman atau pedihnya azab neraka. Tak mungkin manusia yang konkrit akan ditempatkan dalam neraka yang abstrak.

Neraka itu bahasa Indonesia terambil dari bahasa Qur’an artinya Api menyala yang sangat besar.
Api besar mana disemesta raya ini yang mungkin ditempati oleh jutaan milyar manusia kafir lengkap dengan segala Iblis dan para pengikutnya?

Mari perhatikan firman Allah dibawah ini :

Adapun orang-orang yang celaka itu berada dalam neraka, untuk mereka dalamnya suara gemuruh dan ketakutan. Mereka kekal di dalamnya selama ada planet-planet dan bumi, kecuali jika Tuhanmu berkehendak untuk apa yang Dia ingini. (QS. 11:106-107)

Pada ayat diatas ada disebutkan bahwa neraka itu akan tetap ada selama adanya planet-planet yang mengorbit dan juga bumi. Apakah maksudnya ?

Ada pendapat bahwa neraka itu sebenarnya adalah sistem matahari kita ini yang wujudnya tentu saja sudah diperbaharui pada saat Sa’ah sebelumnya dan malah ukurannya mungkin lebih besar dari yang ada sekarang karena dia sudah akan mendapatkan banyak “tamu” yang terdiri dari planet-planet dan bulan yang luluh kedalam gravitasinya pada waktu dempet kematahari pada hari Sa’ah.

Mari pula kita melihat apa yang dikabarkan oleh Nabi Musa kepada kaumnya tentang Neraka itu:

“Hai kaumku, bagaimana kamu ini, aku menyeru kamu kepada keselamatan tetapi kamu menyeru aku ke neraka ? Kamu mengajakku untuk kufur kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui sedangkan aku mengajak kamu kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Sebenarnya apa yang kamu serukan padaku tidak mempunyai hak apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan tempat kita kembali hanyalah kepada Allah sementara orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka.

Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepadamu. Dan aku serahkan urusanku kepada Allah karena sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”. Maka Allah menyelamatkan dia dari kejahatan yang mereka atur dan telah pastilah azab yang jahat kepada golongan Fir’aun.

Kepada mereka dinampakkan Neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Sa’ah itu akan dikatakan kepada malaikat : “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya kedalam azab yang sangat keras”. (QS. 40:41-46)

Mari tinjau apa maksud ayat terakhir diatas (46) bahwa pada pagi dan petang akan diperlihatkan Neraka kepada mereka sedangkan waktu itu belumlah terjadi Sa’ah, yaitu pada hari mereka semuanya masih hidup [perhatikan hubungannya dengan ayat sebelumnya], tentulah sudah jelas bahwa matahari inilah yang dimaksudkan Neraka oleh Allah yang mereka lihat terbitnya setiap pagi dan petang.

Walaupun setiap hari Fir’aun melihat matahari tetapi dia tidak mengetahui bencana yang mungkin ditimbulkan oleh Api besar itu. Namun pada akhirnya sebagai penyebab kematiannya, Fir’aun dikaramkan oleh pembesaran radiasi matahari yang menimbulkan gelombang pasang di Lautan Hindia hingga Laut Merah bagian utara mengalir keselatan kemudian mengalir lagi keutara sembari menenggelamkan tentara Fir’aun yang mengikuti kaum Musa dari belakang sebagai salah satu mukjizat dan pertolongan Allah bagi Nabi Musa as.

Pada ayat suci yang lain ada juga dijelaskan betapa fungsi matahari sebagai salah satu bintang sekaligus salah satu Neraka yang diancamkan terhadap syaithan sesuatu siksaan yang perih dan membakar.

Ingat, dalam semesta raya yang dikenal dengan nama ‘Arsy Allah ini terdapat jutaan bintang-bintang yang terdiri dari jutaan tatasurya dengan sistem mataharinya sendiri dan dengan planet-planet yang mengorbit padanya yang masih menurut Qur’an pun terdapat planet yang berkeadaan sama seperti bumi yang juga terdapat makhluk hidup. Dalam Qur’an ada disinggung pula bahwa syaithan itu terdiri dari 2 jenis, yaitu jenis manusia dan jenis Jin, Neraka pun dikenal ada beberapa tingkatan yang kesemuanya itu mengacu pada banyaknya sistem matahari yang ada.

Dan sungguh Kami hiasi angkasa dunia ini dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu ancaman bagi syaithan dan Kami sediakan bagi mereka siksaan yang perih. (QS.67:5)

Dan sesuai dengan Qur’an, maka siapapun yang kafir terhadap Allah dan sudah masuk dalam matahari alias Neraka itu tiada akan dapat keluar lagi karena ia berlaku sebagai satu siksaan yang kekal dan berkaitan dengan ayat 11:106 dan 107 yang sudah kita bahas diatas. Barang siapa yang mencoba keluar dari sana maka sudah ada penjaga-penjaga yang terdiri dari para malaikat Allah merujuk pada ayat 66:6.

Lalu jika Neraka adalah matahari, mana pula yang disebut dengan Syurga itu ?

Sebelumnya kita harus ingat lagi bahwa hidup di Akhirat nanti adalah hidup konkrit sebagaimana keadaan hidup sekarang ini hanya saja nantinya lebih sempurna, abadi dan tiada mengenal dosa dan semacamnya sebagaimana sekarang ini, sesuai pula dengan beberapa ayat Qur’an dan Hadist Rasulullah Muhammad Saw berikut :

Adapun orang-orang yang dibahagiakan itu berada dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama masih ada planet-planet dan bumi, kecuali apa yang dikehendaki Allah. (QS. 11:108)

Dari Abu Hurairah katanya :
Rasulullah Saw bersabda: ‘Sesungguhnya kamu tetap sehat dan tidak akan sakit untuk selama-lamanya. Sesungguhnya kamu tetap hidup dan tidak akan mati untuk selamanya. Sungguh kamu tetap muda dan tidak akan tua untuk selamanya. Sungguh kamu tetap senang dan tidak akan susah untuk selamanya. Itulah yang dimaksudkan dengan firman Allah : “Dan mereka diseru bahwa itulah surga yang dipusakakan kepada kamu disebabkan apa yang pernah kamu kerjakan”. (QS. 7:43)
(Hadist Riwayat Muslim)

Sebagaimana Neraka, maka syurga itupun tentulah konkret dan ada dalam kawasan semesta Tuhan sebagaimana yang diterangkan pada ayat 11:108 diatas. Kesimpulannya ialah syurga yang dijanjikan itu adalah permukaan planet-planet yang telah dibaguskan sedemikian rupa oleh Allah pada hari Sa’ah. Itulah sebabnya kenapa Qur’an memakai istilah “Jannah” yang selain berartikan kebun, juga berartikan Syurga dengan bentuk pluralnya “Jannaat” yaitu sorga-sorga yang berartikan planet-planet.

Seperti yang sudah kita bahas dalam artikel Mengungkap Kiamat bahwa bulan akan menjadi tiada karena sudah hancur bergabung dengan matahari pada kejadian Sa’ah sehingga terciptalah siang-siang dalam setiap tatasurya yang masing-masing memiliki matahari/Neraka yang diorbit oleh planet-planet dalam jarak orbitnya yang baru.

Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh itu, Kami tempatkan mereka dari syurga itu selaku tempat tinggi yang bergerak siang-siang dibawahnya, mereka kekal didalamnya. (QS. 29:58)

Akan tetapi orang-orang yang muttaqien padaTuhannya, untuk mereka tempat tinggi yang di atasnya ada tempat tinggi lagi selaku bangunan yang bergerak di bawahnya siang-siang sebagai janji Allah dan Allah tidak akan merubah janji tersebut. (QS. 39:20)

Mereka dan istrinya berada pada zilaal (planet yang melakukan transit) diatas singgasana bersenang-senang. (QS. 36:56)

Dalam syurga itu mereka bersenang-senang diatas [planet sebagai] singgasana [‘Arsy Tuhan], tidaklah mereka melihat matahari [dari dalamnya] dan tidak pula panas terik. (QS. 76:13)

Arti Anhaar bukanlah “sungai-sungai” sebagaimana yang ditafsirkan orang selama ini untuk menunjukkan keadaan dalam syurga, kata Anhaar selalu diiringi dengan istilah “dibawahnya” selain itu kata Anhaar sebagai jamak atau plural dari Nahaar yang berarti “siang” seperti Layaal jamak dari Lailu yang berarti “malam” sehingga kata Anhaar berarti “siang-siang”. Namun memang dalam beberapa ayat Qur’an yang lainnya, kata Anhaar dapat berarti “sungai-sungai” sebagai jamak dari Nahru, dan disinilah kita harus pandai memilah mana yang harus ditafsirkan siang dan mana yang harus ditafsirkan dengan sungai. Untuk penafsiran “sungai” itu umumnya diiringi istilah “padanya”, sebagai contoh :

Perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada para Muttaqien adalah *Padanya ada Anhaar* dari air yang tak membusuk dan *Anhaar* dari susu yang tidak berubah rasanya…” (QS. 47:15)

Jadi letak syurga itu sendiri adalah beberapa bagian planet yang sudah diperbaharui yang tetap mengorbit matahari dengan orbit lintasan yang baru pula yang memiliki keadaan tanah yang sangat subur sesuai dengan sifat Jannah yang berarti kebun yang mana dalam hal ini syurga tersebut adalah laksana planet yang berada dalam jalur lintasan Neptunus atau malah juga Pluto pada saat ini, sebab mereka adalah planet-planet yang memiliki jarak terjauh dari matahari sehingga maksud ayat 76:13 dapat terpenuhi.

Dan memang jika syurga itu adalah berada dalam jalur lintasan Neptunus atau Pluto, maka syahlah pendapat yang mengatakan bahwa siang-siang bergerak dibawahnya, yaitu dibawah orbit mereka. Dalam ayat Qur’an yang lain pula dinyatakan bahwa adanya penduduk syurga yang melewati Neraka dan berseru kepada mereka. Selain itu, digambarkan pula bahwa penduduk syurga akan mendapatkan beberapa makanan yang kesemuanya menyerupai makanan yang bisa kita temui saat ini.

Dan penghuni surga menyeru penghuni neraka: “Sungguh, telah kami dapati kebenaran sebagai apa yang dulu dijanjikan Tuhan kepada kami. Maka apakah kamu pun telah mendapati apa yang sudah dijanjikan Tuhan kepada kalian ?”. Mereka menjawab: “Benar !”. (QS. 7:44)

Dan ketika mereka memandang kepada penduduk Neraka, mereka berkata: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama dengan orang-orang yang zalim itu”. (QS. 7:47)

Dan gembirakanlah orang-orang beriman dan beramal shaleh itu, bahwa bagi mereka ada surga-surga [planet-planet] yang bergerak siang-siang dibawahnya. Setiapkali mereka diberi buah-buahan dari syruga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kita dahulu”.
Padahal yang diberikan pada mereka itu adalah yang disamarkan, dan bagi mereka ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalam syurga tersebut.

Sungguh Allah tiada segan membuat perumpamaan apa saja, nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu didapati beberapa banyak orang yang tersesat tapi dengan perumpamaan itu pula beberapa banyak orang yang mendapatkan petunjuk. Dan tidak akan tersesat dengannya melainkan orang-orang yang fasik. (QS. 2:25-26)

Lalu bagaimana cara manusia untuk sampai ke syurga yang berupa planet yang tinggi dan bertingkat-tingkat sesuai dengan garis orbit atau edarannya pada matahari/Neraka itu ? Dan bagaimana pula cara manusia kafir itu berjalan menuju matahari ?

Dan mereka yang taqwa kepada Tuhannya dihimpun ke syurga berombongan hingga ketika mereka sampai kesana, dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah para penjaganya: Keselamatan atas kamu, kamu merasakan kebaikan, maka masukilah dia sebagai orang-orang yang kekal.” (QS. 39:73)

Dan planet-planet (zilaal = yang melakukan transit) jadi dekat atas mereka dan diharmoniskan pencapaiannya seharmonisnya. Lalu diputarkan diatas mereka sesuatu yang naik cepat dari perak (warna putih) dan piala-piala yang mengkilap, yaitu benda mengkilap dari perak yang Dia tentukan dengan ketentuan. (QS. 76:14-16)

Sampai disini kita sudah berbicara masalah sesuatu yang terbang cepat diatas manusia yang berwarna putih mengkilap dibuat dari perak laksana berbentuk piala [panjang mungkin seperti cerutu] yang akan mencapai planet-planet syurga secara berombongan yang letaknya dekat [karena cepatnya lesatan benda tsb maka dianggap tempat tujuan adalah dekat] sehingga dikatakan pula seharmonis mungkin.

Nah … disini untuk yang keranjingan UFO tampaknya sudah memiliki pandangan tersendiri kira-kira bagaimana bentuk dan kecepatan pengangkut Jemaah Syurga ini berlandaskan ayat 76:16)

Pertanyaan selanjutnya, dapatkah penduduk syurga yang satu berkunjung kesyurga yang lainnya saling berkunjung satu sama lainnya?

Untuk mencari jawaban dari pertanyaan ini, maka mari kita simak keterangan berikut ini:

Dari Abu Sa’id Al Khudri ra. katanya :
Rasulullah Saw bersabda: ‘Sesungguhnya orang-orang yang mendiami syurga melihat orang-orang yang mendiami tempat tinggi diatas mereka sebagaimana mereka melihat bintang bercahaya yang jauh diufuk timur atau barat, karena berbeda tingkat kediaman antara mereka.’ Para sahabat bertanya: ‘Ya Rasulullah! Apakah itu hanya tempat berdiamnya para Nabi dan tidak dapat didatangi oleh selain mereka ?’ Jawab Nabi: ‘Bisa, demi Tuhan yang diriku dalam kekuasaan-Nya! yaitu oleh orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan Rasul-rasul’. (HR. Muslim)

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil

MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.

Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.

Dan diantara telah dekatnya hari kiamat lagi ialah akan adanya orang-orang yang hanya mau mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya saja.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mau mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja”.[Hadits Riwayat Ahmad. Musnad Ahmad 5:326. Ahmad Syakir berkata ‘Isnadnya Shahih’].

Dalam riwayat lain bagi Imam Ahmad dengan lafal.

“Artinya : Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat pengucapan salam itu hanya untuk orang-orang tertentu saja (Yakni yang dikenalnya)”. [Musnad Ahmad 5:333. Ahmad Syakir berkata, ‘Isnadnya Shahih’. Al-Albani berkata : ‘Ini adalah isnad yang shahih menurut syarat Muslim’. Silsilatul Ahaditsish Shahih 2:251. hadits nomor 647].

Kondisi seperti ini dapat kita saksikan pada masa sekarang ini, maka banyak orang yang hanya mau mengucapkan salam kepada orang-orang yang dikenalnya saja. Perilaku seperti ini bertentangan dengan sunah, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan menyebarkan salam kepada orang yang Anda kenal maupun yang Anda tidak kenal. Hal inilah yang menjadi penyebab tersebarnya rasa kasih sayang dan saling mencintai di antara sesama kaum muslimin. Juga bisa jadi pemupuk keimanan yang menjadi faktor menentukan untuk dapat masuk surga, sebagaimana yang diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. katanya dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Tidaklah kamu akan masuk surga sehingga kamu beriman, dan tidaklah kamu beriman sehingga kamu saling mencintai. Tidaklah kamu mau kutunjukkan kepada sesuatu yang apabila kamu lakukan kamu akan saling mencintai .? Yaitu sebarkanlah salam di antara kamu”. [Hadits Riwayat Muslim. Shahih Muslim, Kitab Al-Iman, Bab Bayan Annahu Laa Yadkhulu Al-Jannata illa Al-Mu’minuun 2:35]

[Disalin dari buku Asyratus Sa’ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 141-142 terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As’ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=1141&bagian=0

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil

MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.

Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________

Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Pada akhir zaman akan terjadi tanah longsor, kerusuhan, dan perubahan muka. ‘Ada yang bertanya kepada Rasulullah’. Wahai Rasulullah, kapankah hal itu terjadi.? Beliau menjawab. ‘Apabila telah merajalela bunyi-bunyian (musik) dan penyanyi-penyanyi wanita”. [Bagian awalnya diriwayatkan oleh Ibnu Majah 2:1350 dengan tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi. Al-Haitsami berkata : ‘Diriwayatkan oleh Thabrani dan di dalam sanadnya terdapat Abdullah bin Abiz Zunad yang padanya terdapat kelemahan, sedangkan perawi-perawi yang lain bagi salah satu jalannya adalah perawi-perawi shahih’. Majma’uz Zawaid 8:10. Al-Albani berkata : ‘Shahih’. Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir 3:216 hadits no. 3559]

Pertanda (alamat) ini telah banyak terjadi pada masa lalu, dan sekarang lebih banyak lagi. Pada masa kini alat-alat dan permainan musik telah merata di mana-mana, dan biduan serta biduanita tak terbilang jumlahnya. Padahal, mereka itulah yang dimaksud dengan al-qainat (penyanyi-penyanyi) dalam hadits diatas. Dan yang lebih besar dari itu ialah banyaknya orang yang menghalalkan musik dan menyanyi. Padahal orang yang melakukannya telah diancam akan ditimpa tanah longsor, kerusuhan (penyakit muntah-muntah), dan penyakit yang dapat mengubah bentuk muka, sebagaimana disebutkan dalam hadits diatas. Dan disebutkan dalam Shahih Bukhari rahimahullah, beliau berkata : telah berkata Hisyam bin Ammar (ia berkata) : telah menceritakan kepada kami Shidqah bin Khalid, kemudian beliau menyebutkan sanadnya hingga Abi Malik Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu, bahwa dia mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sungguh akan ada hari bagi kalangan umat kaum yang menghalal kan perzinaan, sutera, minuman keras, dan alat-alat musik. Dan sungguh akan ada kaum yang pergi ke tepi bukit yang tinggi, lalu para pengembala dengan kambingnya menggunjingi mereka, lantas mereka di datangi oleh seorang fakir untuk meminta sesuatu. Mereka berkata, ‘Kembalilah kepada kami esok hari’. Kemudian pada malam harinya Allah membinasakan mereka dan menghempaskan bukit itu ke atas mereka, sedang yang lain (yang tidak binasa) diubah wajahnya menjadi monyet dan babi sampai hari kiamat”.[Shahih Bukhari, Kitab Al-Asyrabah, Bab Maa Jaa-a fi Man Yastahillu Al-Khamra wa Yusammihi bi Ghairi Ismihi 10:51].

Ibnu Hazm menganggap bahwa hadits ini munqathi’ (terputus sanad atau jalan periwayatannya), tidak bersambung antara Bukhari dan Shidqah bin Khalid [Al-Muhalla, karya Ibnu Hazm 9:59, dengan tahqiq Ahmad Syakir, Mansyurat Al-Maktab At-Tijari, Beirut].

Anggapan Ibnu Hazm ini disanggah oleh Ibnul Qayyim, dan beliau menjelaskan bahwa pendapat Ibnu Hazm itu batal dari enam segi [Tahdzib As-Sunan 5:270-272].

[1] Bahwa Bukhari telah bertemu Hisyam bin Ammar dan mendengar hadits darinya. Apabila beliau meriwayatkan hadits darinya secara mu’an’an (dengan menggunakan perkataan ‘an /dari) maka hal itu telah disepakati sebagai muttashil karena antara Bukhari dan Hisyam adalah sezaman dan beliau mendengar darinya. Apabila beliau (Bukhari) berkata : “Telah berkata Hisyam” maka hal itu sama sekali tidak berbeda dengan kalau beliau berkata, “dari Hisyam …..”

[2] Bahwa orang-orang kepercayaan telah meriwayatkannya dari Hisyam secara maushul. Al-Ismaili berkata di dalam shahihnya, “Al-Hasan telah memberitahu-kan kepadaku, (ia berkata) : Hisyam bin Ammar telah menceritakan kepada kami” dengan isnadnya dan matannya.

[3] Hadits ini telah diriwayatkan secara shah melalui jalan selain Hisyam. Al-Ismaili dan Utsman bin Abi Syaibah meriwayatkan dengan dua sanad yang lain dari Abu Malik Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu.

[4] Bahwa seandainya Bukhari tidak bertemu dan tidak mendengar dari Hisyam, maka beliau memasukkan hadits ini dalam kitab Shahih-nya menunjukkan bahwa hadits ini menurut beliau telah sah dari Hisyam dengan tidak menyebut perantara antara beliau dengan Hisyam. Hal ini dimungkinkan karena telah demikian masyhur perantara-perantara tersebut atau karena banyaknya jumlah mereka. Dengan demikian hadits tersebut sudah terkenal dan termasyhur dari Hisyam.

[5] Apabila Bukhari berkata dalam Shahih-nya, “Telah berkata si Fulan”, maka hadits tersebut adalah shahih menurut beliau.

[6] Bukhari menyebutkan hadits ini dalam Shahih-nya dan berhujjah dengannya, tidak sekedar menjadikannya syahid (saksi atau pendukung terhadap hadits lain yang semakna), dengan demikian maka hadits tersebut adalah shahih tanpa diragukan lagi.

Ibnu Shalah[1] berkata : “Tidak perlu dihiraukan pendapat Abu Muhammad bin Hazm Az-Zhahiri Al-Hafizh yang menolak hadits Bukhari dari Abu Amir atau dari Abu Malik”. Lalu beliau menyebutkan hadits tersebut, kemudian berkata. “Hadits tersebut sudah terkenal dari orang-orang kepercayaan dari orang-orang yang digantungkan oleh Bukhari itu. Dan kadang-kadang beliau berbuat demikian karena beliau telah meyebutkannya pada tempat lain dalam kitab beliau dengan sanadnya yang bersambung. Dan adakalanya beliau berbuat demikian karena alasan-alasan lain yang tidak laik dikatakan haditsnya munqathi’. Wallahu a’lam. [Muqaddimah Ibnush Shalah Fii ‘Ulumil Hadits, halaman 32, terbitan Darul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut, 1398H. Fathul-Bari 10:52].

Saya sengaja membicarakan hadits ini agak panjang mengingat adanya sebagian orang yang terkecoh oleh pendapat Ibnu Hazm ini serta menjadikannya alasan untuk memperbolehkan alat-alat musik. Padahal, sudah jelas bahwa hadits-hadist yang melarangnya adalah shahih, dan umat ini diancam dengan bermacam-macam siksaan apabila telah merajalela permainan musik yang melalaikan (almalahi) dan merajalela pula kemaksiatan.

[Disalin dari buku Asyratus Sa’ah Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusub bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, Edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 108-111 terbitan Pustaka Mantiq Penerjemah Drs As’ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
_________
Foot Note.
[1] Beliau adalah Imam dan Ahli Hadits Al-Hafizh Abu Amr Utsman bin Abdur Rahman Asy-Syahrazuri yang terkenal dengan sebutan Ibnu Shalah, seorang ahli agama yang zuhud dan wara’ serta ahli ibadah, mengikuti jejak Salaf yang Shalih. Beliau memiliki banyak karangan dalam ilmu hadits dan fiqih, dan memimpin pengajian di Lembaga Hadits Damsyiq. Beliau wafat pada tahun 643H [Al-Bidayah Wan-Nihayah 13:168]
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=676&bagian=0

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil

MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.

Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.

Imam Ahmad dan Hakim meriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Tidak akan datang kiamat sehingga banyak perbuatan dan perkataan keji, pemutusan hubungan silaturrahmi, dan sikap yang buruk dalam bertetangga”.[Musnad Ahmad 10:26-31 dengan syarah Ahmad Syakir. Beliau mengatakan “Isnadnya Shahih” dan beliau juga menyebut riwayat Al-Hakim dan membicarakannya dengan panjang lebar. Periksa pula Mustadrak Al-Hakim 1:75-76, beliau meriwayatkannya dengan tiga sanad seraya berkata, “Ini adalah hadits shahih, dan Imam Asy-Syaikhani telah sepakat berhujjah dengan semua perawinya kecuali Abu Sabrah Al-Hadzli. Dia adalah seorang Tabi’i besar yang riwayat hidupnya disebutkan dalam kitab-kitab Musnad dan tarikh, dan dia itu tercela”. Dan beliau menyebutkan syahid (hadits lain dari sahabat yang lain), dan Adz-Dzahabi menyetujui penshahihannya].

Ath-Thabari meriwayatkan dalam Al-Ausath dari Anas, ia berkata : telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah banyaknya perbuatan dan perkataan keji dan pemutusan hubungan kekeluargaan”. [Majma’uz Zawaid 7:284. Al-Haitsami berkata : “Perawi-perawinya kepercayaan, tetapi sebagian mereka diperselisihkan. Tetapi hadits-hadits ini mempunyai saksi (syahid/hadits yang semakna dengannya yang diriwayatkan dari jalan sahabat lain].

Dan dalam riwayat Imam Ahmad dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat …, akan banyak terjadi pemutusan hubungan kekeluargaan”. [Musnad Ahmad 5:333 dengan syarah Ahmad Syakir. Beliau berkata “Isnadnya shahih”].

Apa yang disinyalir oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam sekarang telah terjadi. Kekejian telah banyak terjadi diantara manusia. Mereka sudah tidak ambil peduli dalam melakukan kemaksiatan dan berkata keji dengan segala akibatnya. Pemutusan hubungan kekeluargaan terjadi disana-sini. Seorang kerabat tidak lagi menyambung hubungan kekerabatannya, bahkan mereka saling memutuskan dan saling membelakangi. Mereka hidup dalam satu negeri, satu wilayah, satu daerah, satu kampung, tetapi bulan-bulan dan tahun-tahun mereka biarkan berlalu tanpa saling mengunjungi dan menghubungi. Semua ini hanya terjadi karena lemahnya iman, sebab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyuruh menyambung kekeluargaan dan melarang memutuskannya. Beliau bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya Allah menciptakan mahluk, sehingga ketika telah selesai, berkatalah ar-rahm (kekeluargaan), ‘Ini kedudukan orang yang memohon perlindungan kepada-Mu dari memutuskan kekeluargaan (silaturrahmi), ‘Dia menjawab, Ya, apakah engkau tidak senang kalau Aku menyambung hubungan dengan orang yang menyambung hubungan denganmu, dan Aku memutuskan hubungan dengan orang yang memutuskan hubunganmu.? ‘Ia menjawab, ‘Ya’. Dia berfirman, ‘Maka, demikian itulah kedudukanmu”

Kemudian beliau bersabda : Bacalah kalau kalian mau firman Allah.

“Artinya : “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka serta dibutakan-Nya penglihatan mereka. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci ?”. (Muhammad : 22 -24).[Shahih Muslim, Kitab Al-Birr wash-shilah wal adab, Bab Shilaturrahim wa Tahrimi Qathi’atiha 16:112].

Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda.

“Artinya : Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan”. [Shahih Muslim, Kitab Al-Birr wash-shilah wal adab, Bab Shilaturrahim wa Tahrimi Qathi’atiha 16:114].

Adapun sikap buruk dalam bertetangga, maka hal ini juga telah terjadi. Berapa banyak tetangga yang tidak kenal tetangga sebelah rumahnya, tidak pernah mengamati keadaannya agar ia dapat memberinya bantuan dan pertolongan jika tetangga itu membutuhkan pertolongannya. Bahkan tidak jarang seorang tetangga tidak mencegah tangannya berbuat buruk terhadap tetangganya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang mengganggu dan menyakiti tetangganya dengan sabdanya.

“Artinya : Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka tidak boleh ia menggangu tetangganya”. [Shahih Muslim, Kitab Al-Iman, Bab Al-Hats’ala Ikram Al-Jaar a Adh-Dhaif 2:20].

Dan sebaliknya beliau menyuruh berbuat baik kepada tetangga dengan sabdanya.

“Artinya : Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya”. [Shahih Muslim 2:20].
Dan sabda beliau lagi.

“Artinya : Malaikat Jibril senantiasa berpesan kepadaku agar berbuat baik kepada tetangga sehingga aku mengira bahwa seorang tetangga akan menjadi ahli waris bagi tetangganya”. [Shahih Muslim, Kitabul Birr was-Shilah wal Adab, Bab Al-Washiyat bil-Jaar wal-ihsan 16:176]

[Disalin dari buku Asyraus Sa’ah FasalTanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Ysusf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 125-127 terbitan Pustaka mantiq, penerjemah Drs A’ad yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi.]
_________
Foote Note
[1] Ibnul Atsir berkata : “Al-Fuhsy (perbuatan keji) ialah segala sesuatu yang amat buruk yang berupa dosa dan maksiat. Dan lafal alfahisyah sering diartikan dengan zina. Dan segala yang buruk, baik berupa perkataan maupun perbuatan, maka dia itu adalah fahisyah”. (An-Nihayah 3 : 415).


Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=716&bagian=0

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA

MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.

Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________

Telah merajalela minum-minuman keras di kalangan umat ini dan diberinya nama (label) lain. Dan yang lebih parah lagi ialah dianggapnya halal minuman keras itu oleh sebagian orang. Hal ini juga termasuk sebagian tanda dekatnya hari kiamat. Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Diantara tanda-tanda (telah dekatnya) hari kiamat ialah …., kemudian beliau menyebutkan antara lain “akan diminumnya khamr” [Shahih Muslim, Kitab Al-Ilm, Bab Raf’il Ilmi wa Qabdhihi wa Zhuhuri Jahli Wal Fitan Di Akhiriz Zaman 16 : 121]

Sebagian dari hadit-hadits ini telah disebutkan dalam membicarakan Ma’azif (alat-alat musik), yang antara lain disebutkan bahwa di kalangan umat Islam ini akan muncul orang-orang yang menghalalkan minum khamar (minuman keras). Misalnya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Ubadah bin Ash-Shamit, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sungguh akan ada segolongan dari umatku yang menghalalkan khamar (minuman keras) dan memberinya nama dengan nama (label) lain” [Musnad Ahmad dan Sunnah Ibnu Majah. Ibnu Hajar mengatakan dalam Fathul Bari 10 : 51. “Sanadnya bagus”. Hadits ini juga dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shagir 5 : 13-14, hadits no 4945]

Khamr ini kini telah diberi nama dengan nama dan atau label yang banyak dan bermacam-macam, hingga ada yang menamainya minuman untuk membangkitkan semangat dan sebagainya. Dan hadits yang mengatakan bahwa di kalangan umat Islam ini akan merajalela minuman keras (khamar) dan akan ada orang-orang yang menghalalkan dan menganggapnya halal. Penghalalan atau penganggapan halal terhadap khamr ini oleh Ibnu ‘Arabi ditafsiri dengan dua penafsiran, yaitu :

Pertama : Menganggap halal meminumnya
Kedua : Meminumnya secara bebas seakan-akan meminum-miuman yang halal

Dan beliau mengatakan bahwa beliau telah mendengar dan melihat sendiri orang yang berbuat demikian (Vide : Fathul Bari 10 :51). Dan pada zaman kita sekarang ini lebih banyak lagi orang yang berbuat demikian.

Sungguh ada sebagian orang yang terfitnah dengan meminum minuman keras (khamar). Yang lebih mengerikan lagi ialah dijualnya khamar itu secara terbuka dan diminum secara terang-terangan di beberapa negara Islam, dan telah tersebar sedemikian rupa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Padahal, yang demikian itu merupakan bahaya besar dan kerusakan yang amat fatal. Segala urusan kepunyaan Allah, sebelumnya dan sesudahnya.

[Disalin dari buku Asyraus Sa’ah FasalTanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Ysusf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 111-112 terbitan Pustaka mantiq, penerjemah Drs A’ad yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi.]


Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=754&bagian=0

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil

MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.

Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________

Dan diantara tanda-tanda dekatnya hari kiamat lagi ialah banyaknya perzinaan di kalangan manusia. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan bahwa yang demikian itu termasuk tanda-tanda hari kiamat (telah dekatnya hari kiamat). Diriwayatkan dalam Shahihain dari Anas Radhyallahu ‘anhu, ia berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya diantara tanda-tanda akan datangnya hari kiamat ialah …. (diantaranya) akan merajalelanya perzinaan”. [Shahih Bukhari, Kitab Al-Ilm, Bab Raf’il Ilmi wa Zhuhuril Jahli 1:178. Shahih Muslim Kitab Al-Ilm, Bab Raf’il Ilmi wa Qabdhihi wa Zhuhuril Jahil wal Fitani Fi Akhiriz Zaman 16:221]

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata. Rasulullaah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Akan datang pada manusia tahun-tahun yang penuh tipu daya (kemudian beliau melanjutkan sabdanya, yang diantaranya) dan akan tersebar padanya perzinaan”. [Mustadrak Al-Hakim 4:512. Beliau bersabda, ” Ini adalah hadits yang shahih isnadnya, hanya saja Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya”. Adz-Dzahabi juga menyetujui perkataan Hakim ini. Dan dishahihkan pula oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir 3:212, nomor 3544 dan beliau tidak menyebut “dan akan tersebar ‘fahisyah/ perzinaan].

Dan lebih besar lagi daripada itu ialah menghalalkan zina. Diriwayatkan dalam kitab Shahih dari Abi Malik Al-Asy’ari bahwa dia mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sungguh akan ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan (menganggap halal) perzinaan dan sutera”. [Shahih Bukhari, Kitab Al-Asyrabah, Bab Majaa-a Fiman Yastahillu Al-Khamra wa Yusammihi bi Ghairi Ismihi 10:51].

Dan pada akhir zaman, setelah lenyapnya kaum mukminin, tinggalah orang-orang yang jelek, yang seenaknya saja melakukan persetubuhan seperti himar, sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits An-Nawwas Radhiyallahu ‘anhu.

“Artinya : Dan tinggallah manusia-manusia yang buruk yang seenaknya saja melakukan persetubuhan seperti himar. Maka pada zaman mereka inilah kiamat itu datang”. [Shahih Muslim, Kitab Al-Fitan wa Asyrathis Sa’ah, Bab Dzikri Ad-Dajjal 18:70].

Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda.

“Artinya : Demi Allah yang diriku di tangan-Nya, tidaklah akan binasa umat ini sehingga orang-orang lelaki menerkam wanita di tengah jalan (dan menyetubuhinya) dan diantara mereka yang terbaik pada waktu itu berkata. ‘Alangkah baiknya kalau saya sembunyikan wanita ini dibalik dinding ini”. [Riwayat Abu Ya’la, Al-Haitsami berkata. ‘Perawi-perawinya adalah perawi-perawi Shahih’. Majma’uz Zawaid 7:331].

Al-Qurthubi di dalam kitabnya Al-Mufhim Limaa Asykala Min Talkhiishi Muslim, dalam mengomentari hadits Anas di atas mengatakan. “Dalam hadits ini terdapat tanda kenabian, yaitu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan beberapa perkara yang akan terjadi, lalu secara khusus telah terjadi pada zaman sekarang ini”.[Fathul-Bari 1:179]

Kalau hal ini telah terjadi pada zaman Al-Qurthubi, maka pada zaman kita sekarang ini lebih banyak lagi, mengingat semakin banyaknya kebodohan (tentang Ad-Din) dan semakin tersebarnya kerusakan di antara manusia.

[Disalin dari buku Asyratus Sa’ah Fasal Tanda-tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat. hal. 106-108 terbitan Pustaka Mantiq. Penerjemah Drs As’ad yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]


Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=612&bagian=0

OlehYusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil

MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.

Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________

Di antara tanda-tanda semakin dekatnya kiamat lagi ialah munculnya riba secara merajalela di tengah-tengah masyarakat dan ketidakpedulian mereka terhadap makanan yang haram. Di dalam suatu hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda.

“Artinya : Menjelang datangnya hari kiamat akan merajalela riba”. [Diriwayatkan oleh Thabrani sebagaimana termaktub dalam At-Targhib Wat-Tarhib karya Al-Mundziri 3:9, dan beliau berkata, “Perawi-perawinya adalah perawi-perawi shahih”]

Dan di dalam kitab Shahih diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sungguh akan datang pada manusia suatu zaman yang pada waktu itu orang tidak memperdulikan lagi harta yang diperolehnya, apakah dari jalan halal atau dari jalan haram”. [Shahih Bukhari, Kitab Al-Buyu’, Bab Qaulil-Lah Azza wa Jalla : “Yaa ayyuhal-ladziina aamanuu ta’kuluu ar-ribaa” 4 : 313, dan Sunan Nasa’i 7 : 234, Kitab Al-Buyu’, Bab Ijtinaabi Asy-Syubuhaat fi Al-Kasbi].

Kandungan atau isi hadits-hadits ini telah terbukti pada banyak kaum muslimin pada masa sekarang ini. Mereka tidak memilih yang halal lagi dalam berusaha, bahkan mereka kumpulkan saja harta baik dari jalan halal maupun dari jalan haram. Dan kebanyakan hal ini karena keterlibatan mereka dalam muamalah riba. Banyak bank yang berpaktik secara ribawi, dan banyak pula orang yang terjerembab ke dalammnya.

Betapa jelinya Imam Bukhari hingga beliau memasukkan hadits ini dalam Bab Firman Allah Azza wa Jalla “Yaa ayyuhal-ladziina amanuu laa ta’kulur-ribaa adh’aafan mudhoo’affah” ayat 130 surat Ali Imran (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba secara berlipat ganda), untuk mejelaskan, bahwa praktik memakan riba secara berlipat ganda itu akan terjadi secara leluasa, yakni apabila manusia tidak mempedulikan cara mencari harta serta tidak membedakan antara yang halal dan yang haram.

[Disalin dari buku Asyratus Sa’ah Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA Edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 108. terbitan Pustaka Mantiq. Penerjemah Drs As’ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=646&bagian=0

“Segala puji bagi Allah, hanya kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan,
dan memohon ampunan. Kepada-Nya pula senantiasa berlindung dari kejahatan
diri dan keburukan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk
oleh-Nya, maka tidak ada seorang pun yang dapat menyesatkannya, dan
barangsiapa yang disesatkan oleh-Nya, maka tidak ada seorang pun yang dapat
memberi petunjuk kepadanya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak
diibadahi) melainkan hanya Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya, dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus Rasul-Nya”.

“Sebaik-baik ucapan adalah Kalamullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah
petunjuk Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam-, seburuk-buruk urusan
adalah yang diada-adakan, setiap yang diada-adakan adalah bid’ah, setiap
bid’ah adalah sesat, setiap kesesatan adalah neraka tempat kembalinya”.

Diantara tanda-tanda kiamat yang besar dan yang paling besar adalah:

1. Keluarnya Al-Mahdi

2. Keluarnya Al-Masih Ad-Dajjal

3. Turunnya Isa Bin Maryam

4. Masih ada tanda kiamat besar lainnya seperti: keluarnya Ya’juj dan
Ma’juj, terbitnya matahari dari tempat terbenamnya dan keluarnya api dari
dasar buku Aden (salah satu kota di Yaman) yang menggiring manusia ke tempat
penghimpunan mereka di negeri syam.

1. Keluarnya Al-Mahdi

Diantara tanda-tanda kiamat yang besar adalah keluarnya Al-Mahdi yaitu
sesorang yang diutus Allah Subhana Wata’ala di akhir jaman saat manusia
saling bertikai, Saat itu manusia saling berbuat kecurangan dan kezhaliman,
maka Al-Mahdi mengisi dunia dengan keadilan dan kejujuran dengan menjadi
seorang khalifah yang bijaksana dan adil, mengurusi umat ini dan menerapkan
syari’at Islam.

Telah diriwayatkan dalam hadith-hadith yang shahih bahwa ia termasuk
keturunan Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib r.a. Namanya sesuai dengan nama
Rasulullah SAW dan nama bapaknya sama dengan nama bapak Rasulullah SAW,
keningnya lebar dan hidungnya mancung. Ia keluar dari arah timur menuju

Makkah dari Madinah dengan berlari, di bai’at diantara sisi Ka’bah dan Maqam
Ibrahim, dikirim tentara untuk membunuhnya namun mereka dibenamkan, penghuni
langit dan bumi rela terhadapnya, pada zamannya akan turun dajjal dan Isa AS
dari langit.

Dia tidak terjaga dari kesalahan dan dia -menurut Ahlus Sunnah- tidak lebih
dari salah seorang imam dari imam-imam kaum muslimin yang menyebarkan
keadilan, berhukum dengan syari’at Islam, membagikan harta secara merata dan
mengisi hati umat Muhammad SAW dengan kepuasan serta keadilan.

Hadith-hadith tentang kedatangan Al-Mahdi sangat banyak dan mutawatir
secara maknawi, diriwayatkan oleh 26 shahabat dari Rasulullah SAW terdapat
dalam Sunan Abi Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, An-Nasa’I, Musnad Ahmad,
Mustadrak Al-Hakim, As-Sunannya Al-Baihaqi, Musnad Al-Bazzar dan lain-lain.

Diantara hadith-hadith yang menguatkannya dan dipakai oleh At-Tirmidzi, Abu
Dawud, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Al-‘Uqali, Al-Qadhi ‘Iyadh,
Al-Qurthubi, Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayim, Ibnu Hajar, As-Suyuthi,
Asy-Syaukani, Siiduq Hasan Khan, Ahmad Syakir, Al-Albani, Ibnu Baz sebagai
dalil tentang kedatangan Al-Mahdi ini pada akhir zaman, adalah sebagai
berikut:

1.1. Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud r.a, ia berkata bahwa
Rasulullah SAW telah bersabda,” Dunia ini tidak akan Kiamat hingga Arab
diperintah oleh seorang laki-laki dari keturunanku yang namanya sesuai
dengan namaku.” (HR At-Tirmidzi dan Abu Dawud). Dalam riwayat Abu Dawud
disebutkan, “Apabila umur dunia tinggal satu hari saja, niscaya Allah akan
memanjangkannya hingga Allah mengutus seorang dari keturunanku yang namanya
sesuai dengan namaku dan nama ayahnya sesuai dengan nama ayahku. Ia mengisi
dunia dengan keadilan dan kejujuran sementara dunia sudah penuh dengan
kecurangan dan kedzaliman.” (1)

1.2. Diriwayatkan oleh Ummu Salamah r.a, ia berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Al-Mahdi berasal dari keturunanku, dari anak fatimah.” (HR Abu
Dawud, Ibnu Majah dan Al-Hakim) (2)

1.3. Diriwayatkan dari Ali r.a, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Al-Mahdi dari keturunan kami, Ahlul Bait, dipersiapkan Allah pada suatu
malam.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah) (3)

1.4. Diriwayatkan dari Ali r.a, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
” Seandainya jaman tidak tersisa kecuali hanya sehari, niscaya Allah akan
mengutus seorang laki-laki dari keturunan Ahlu Baitku, yang akan mengisi
dunia dengan keadilan, saat dunia penuh dengan kecurangan.” (HR Ahmad dan
Abu Dawud) (4)

1.5. Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Al-Mahdi berasal dari keturunanku, berdahi lapang, berhidung panjang,
mengisisi dunia dengan keadilan sebagaimana dunia telah dipenuhi dengan
kejahatan dan kecurangan. Ia berkuasa selama tujuh tahun. > (HR Abu Dawud)
(5)

Foot note;

(1). Misykatul Mashabih 3/24, pentahqiq Misykat berkata bahwa sanadnya
hasan, sesuai dengan riwayat Abu dawud yang shahih dalam Shahihul Jami’
Ash-Saghir 6/70 hadith no. 5180.

(2). Shahihul Jami’ Ash-Saghir 6/22, Syaikh Nashiruddin Al-Albani berkata
tentangnya, “hadith

shahih”.

(3). Shahihul Jami’ Ash-Saghir 6/22, Syaikh Nashiruddin Al-Albani berkata
tentangnya, “hadith shahih”.

(4). Hadith Shahih. Lihat Shahihul Jami’ Ash-Saghir 5/71, hadith no. 5181.

(5). Misykatul Mashabih 3/24, hadith no. 5454 dengan sanad hasan, sebagai
mana disebutkan oleh muhaqqiq kitab Misykat.

2. Keluarnya Al-Masih Ad-Dajjal

Diantara tanda-tanda Kiamat yang paling besar adalah keluarnya al-masih
ad-dajjal, yaitu seorang manusia dengannya Allah SWT menguji para hamba-Nya
pada akhir zaman. Orang tersebut mengaku tuhan dan diikuti oleh kaum Yahudi
-bahkan itulah yang mereka tunggu-tunggu untuk menguasai dunia pada zaman
tersebut-.

Allah SWT memberinya beberapa kemampuan seperti: melimpahkan kekayaan bagi
orang yang mempercayainya dan melenyapkan keduniaan dari orang-orang yang
menolaknya; tunduknya perbendahaan bumi terhadapnya dan patuhnya langit
terhadap perintahnya untuk menurunkan hujan sehingga turunlah hujan;
Patuhnya bumi ketika diperintahkan untuk menumbuhkan tumbuhan sehingga
tumbuhlah tumbuh-tumbuhan; menghidupkan kembali orang yang telah dibunuhnya.
Semua itu terjadi dengan takdir dan izin Allah SWT.

Kemudian setelah itu Allah SWT melemahkannya (red. Dajjal) sehingga tidak
mampu membunuh orang yang telah dihidupkannya ataupun yang lainnya,
perintah-perintahnya pun tidak berfungsi lagi. Lalu dibunuh Nabi Isa AS.

Allah SWT telah memberikan dua tanda pada wajah dajjal yang keduanya
menunjukkan kedustaan dan kekufurannya, yaitu : Bahwa orang tersebut buta
sebelah matanya ; dan tertulis diantara kedua matanya tulisan (red. ka fa
ra) yang dapat dibaca oleh setiap orang yang beriman, baik yang dapat
menulis maupun tidak.

Dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda :

“Tidak ada seorang nabi pun kecuali telah memperingatkan umatnya tentang
orang yang buta lagi pendusta. Ketahuilah bahwa orang tersebut buta, dan
sesungguhnya Rabb kalian tidaklah buta; Diantara kedua mata orang tersebut
tertulis ka fa ra.” (Dikeluarkan oleh Muslim)

Rasulullah SAW bersabda dalam hadith yang dikeluarkan oleh Muslim dari
hadith An-Nawas bin Sam’an, “..Ia seorang pemuda yang berambut ikal, matanya
cekung, seolah-olah aku menyerupakannya dengan Abdul ‘Izzi bin Qathn. Barang
siapa diantara kalian yang bertemu dengannya hendaklah mambacakan awal-awal
Surat Al-Kahfi. Orang tersebut akan muncul dari antara Syam dan Irak, lalu
menyebarkan kerusakan ke kiri dan ke kanan. Wahai hamba-hamba Allah,
teguhlah kalian.” Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, berapa lama ia tinggal
di bumi?” Beliau menjawab, “Empat puluh hari, dimana salah satu harinya
selama setahun, satu hari lainnya selama sebulan dan satu hari lainnya lagi
selama sepekan, sementara hari-hari lainnya seperti hari-hari kalian yang
biasanya.” Kami katakan, “Wahai Rasulullah, pada hari yang selama setahun
itu, apakah cukup kami mengerjakan shalat sehari?” Beliau menjawab, “Tidak.
Perkirakanlah oleh kalian waktunya.” (6)

Kami berkata, “Wahai Rasulullah, “Bagaimana perjalanannya dimuka bumi?”.
Beliau menjawab, “Seperti rintik hujan yang diterpa angin; ia datang pada
suatu kaum lalu menyeru mereka maka mereka pun mempercayainya dan
mematuhinya; ia memerintahkan langit lalu langitpun menurunkan hujan; ia pun
memerintahkan bumi lalu bumi pun menumbuhkan tumbuhan, kemudian dipenghujung
harinya ternak mereka pulang kepada mereka dalam keadaan lebih panjang
punuknya dan lebih panjang kantong kelenjar susunya (karena banyak
mengandung susu) serta lebih gemuk (karena lebih kenyang).

Kemudian ia mendatangi kaum yang lain dan menyeru mereka tapi mereka menolak
perkataannya, lalu ia meninggalkan mereka, tiba-tiba saja mereka kehilangan
harta bendanya sehingga tidak ada lagi yang dimiliki.

Kemudian ia berjalan diatas tanah datar lalu mengatakan, “Keluarkanlah
perbendaharaanmu.” Maka keluarlah perbendaharaan bumi seperti lebah-lebah
jantan. Kemudia ia memanggil seorang laki-laki kekar yang masih muda belia
lalu menghantamnya dengan pedang sehingga terbagi menjadi dua bagian yang
terhempas dibumi; kemudia ia memanggilnya lagi, tiba-tiba saja orang yang
telah mati itu bangkit dan wajahnya tersenyum.

Pada saat itulah Allah mengutus Al-Masih Isa bin Maryam, beliau pun turun
disuatu menara putih sebelah timur Damaskus dengan mengenakan dua pakaian
putih sementara kedua tangannya diletakkan diatas sayap dua malaikat.

Jika beliau memanggutkan kepalanya, lalu meneteslah air, dan jika
mengangkatnya keluarlah butiran air seperti permata, sehingga tidak ada
seorang kafir pun yang mencium aroma dirinya kecuali ia mati, sedangkan
nafasnya merebak sejauh pandangannya. Lalu beliau mengejar dajjal dan
mendapatkannya di pintu Ludd (7), lalu beliau membunuhnya.”

Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Dajjal diikuti oleh tujuh puluh ribu Yahudi Ashbahan yang mengenakan
pakaian kebesaran”

(Dikeluarkan oleh Muslim dalam Kitab Al Fitan)

Dari Anas bin Malik juga, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Tidak ada suatu negeri pun kecuali pasti dihampiri dajjal, kecuali Makkah
dan Madinah, tidak ada satu sudutpun dari sudut-sudutnya kecuali ada dua
barisan malaikat menjaganya.”

(Diriwayatkan oleh Muslim).

————————–

Foot note;

(6) Yakni, jika beliau berlalu setelah terbitnya fajar, maka perkirakanlah
waktu yang biasanya antara terbitnya fajar dan Zhuhur setiap harinya lalu
shalatlah Zhuhur. Kemudian dari waktu tersebut perkirakanlah waktu yang
biasanya antara Zhuhur dan Ashar lalu shalatlah Ashar. Setelah itu berlalu
perkirakanlah waktu yang biasanya antara Ashar dan Maghrib lalu shalatlah
Maghrib. Demikian juga untuk shalat Isya’ dan Shubuh, lalu Zhuhur, Ashar,
Maghrib dan seterusnya hingga berlalunya hari tersebut. Pada hari tersebut
ada waktu shalat setahun yang semuanya harus dilakukan pada waktunya.

(7) Suatu negeri dekat Baitul Maqdis.

Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apakah tanda-tanda kiamat kubra itu datangnya secara beruntun ? Apakah hewan-hewan itu mengetahui dan merasakan tanda-tanda kiamat itu, sedangkan manusia dan jina tidak ?

Jawaban.
Tanda-tanda kiamat kubra itu sebagiannya datang secara beruntun dan dapat diketahui dan sebagian yang lain tidak beruntun dan tidak diketahui runtutannnya. Di antara yang datang secara beruntun adalah turunnya Nabi Isa putra Maryam dan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj serta Dajjal. Dajjal dibangkitkan, kemudian turun Nabi Isa untuk membunuhnya, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj.

As-Safarani Rahimahullah dalam kitab aqidahnya menyusun urutan-urutan tanda-tanda kiamat. Sebagian urutan yang disusunnya ini cukup memuaskan (bisa diterima), namun sebagian lainnya tidak.

Masalah urutan itu tidak terlalu penting bagi kita, akan tetapi yang penting adalah bahwa kiamat itu memiliki tanda-tanda yang luar biasa. Jika tanda-tanda tersebut telah telah muncul, maka kiamat benar-benar telah dekat. Allah Ta’ala membuat tanda-tanda bagi tibanya kiamat itu karena kiamat merupakan kejadian penting di mana manusia perlu diingatkan akan kejadiannya yang telah dekat.

Kita tidak tahu, apakah binatang-binatang itu merasakan tanda-tanda kiamat tersebut atau tidak. Namun yang pasti, binatang-binatang itu juga dibangkitkan pada hari kiamat dan juga dikumpulkan, kemudian satu sama lainnya saling mengqishah.

[Disalin dari kitab Fatawa Anil Iman wa Arkaniha, yang di susun oleh Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, edisi Indonesia Soal-Jawab Masalah Iman dan Tauhid, Pustaka At-Tibyan]
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=573&bagian=0