Arsip untuk 11 Juni 2010

Dimanakah ALLAH??

Posted: 11 Juni 2010 in Tausiyah
Tag:

Abdul Hakim bin Amir Abdat

Keterangan Para Sahabat Nabi SAW, dan Ulama-Ulama Islam.

Adapun keterangan dari para sahabat Nabi SAW, dan Imam-imam kita serta para Ulama dalam masalah ini sangat banyak sekali, yang tidak mungkin kami turunkan satu persatu dalam risalah kecil ini, kecuali beberapa diantaranya. Umar bin Khatab pernah mengatakan :

Artinya :

“Hanyasanya segala urusan itu dari sini”. Sambil Umar mengisyaratkan tangannya ke langit ” (Imam Dzahabi di kitabnya “Al-Uluw” hal : 103. mengatakan : Sanadnya seperti Matahari ).

Ibnu Mas’ud berkata :

Artinya :

“‘Arsy itu di atas air dan Allah ‘Azza wa Jalla di atas ‘Arsy, Ia mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan”.

Riwayat ini shahih dikeluarkan oleh Imam Thabrani di kitabnya “Al-Mu’jam Kabir” No. 8987. dan lain-lain Imam.

Imam Dzahabi di kitabnya “Al-Uluw” hal : 103 berkata : sanadnya shahih,dan Muhammad Nashiruddin Al-Albani menyetujuinya .

Tentang ‘Arsy Allah di atas air ada firman Allah ‘Azza wa Jalla.

“Dan adalah ‘Arsy-Nya itu di atas air”

Anas bin Malik menerangkan :

Artinya :

“Adalah Zainab memegahkan dirinya atas istri-istri Nabi SAW, ia berkata : “Yang mengawinkan kamu adalah keluarga kamu, tetapi yang mengawinkan aku adalah Allah Ta’ala dari ATAS TUJUH LANGIT”.

Dalam satu lafadz Zainab binti Jahsyin mengatakan :

“Sesungguhnya Allah telah menikahkan aku dari atas langit”. . Yakni perkawinan Nabi SAW dengan Zainab binti Jahsyin langsung Allah Ta’ala yang menikahinya dari atas ‘Arsy-Nya.

Firman Allah di dalam surat Al-Ahzab : 37

“Kami kawinkan engkau dengannya “.

Imam Abu Hanifah berkata :

Artinya :

“Barangsiapa yang mengingkari sesungguhnya Allah berada di atas langit, maka sesungguhnya ia telah kafir”.

Adapun terhadap orang yang tawaqquf dengan mengatakan “aku tidak tahu apakah Tuhanku di langit atau di bumi”. Berkata Imam Abu Hanifah : “Sesungguhnya dia telah ‘Kafir !”.

Karena Allah telah berfirman : “Ar-Rahman di atas ‘Arsy Ia istiwaa”. Yakni : Abu Hanifah telah mengkafirkan orang yang mengingkari atau tidak tahu bahwa Allah istiwaa diatas ‘Arsy-Nya.

Imam Malik bin Anas telah berkata :

Artinya :

“Allah berada di atas langit, sedangkan ilmunya di tiap-tiap tempat, tidak tersembunyi sesuatupun dari-Nya”.

Imam Asy-Syafi’iy telah berkata :

Artinya :

“Dan sesungguhnya Allah di atas ‘Arsy-Nya di atas langit-Nya”

Imam Ahmad bin Hambal pernah di tanya : “Allah di atas tujuh langit diatas ‘Arsy-Nya, sedangkan kekuasaan-Nya dan ilmu-Nya berada di tiap-tiap tempat.?

Jawab Imam Ahmad :

Artinya :

“Benar ! Allah di atas ‘Arsy-Nya dan tidak sesuatupun yang tersembunyi dari pengetahuan-nya”.

Imam Ali bin Madini pernah ditanya : “Apa perkataan Ahlul Jannah ?”.

Beliau menjawab :

Artinya :

“Mereka beriman dengan ru’yah , dan dengan kalam , dan sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla di atas langit di atas ‘Arsy-Nya Ia istiwaa”.

Imam Tirmidzi telah berkata :

Artinya :

“Telah berkata ahli ilmu : “Dan Ia di atas ‘Arsy sebagaimana Ia telah sifatkan diri-Nya”.

Telah berkata Imam Ibnu Khuzaimah -Imamnya para imam- :

Artinya :

“Barangsiapa yang tidak menetapkan sesungguhnya Allah Ta’ala di atas ‘Arsy-Nya Ia istiwaa di atas tujuh langit-Nya, maka ia telah kafir dengan Tuhannya…”.

.

Telah berkata Syaikhul Islam Imam Abdul Qadir Jailani -diantara perkataannya- :

“Tidak boleh mensifatkan-Nya bahwa Ia berada diatas tiap-tiap tempat, bahkan mengatakan : Sesungguhnya Ia di atas langit di atas ‘Arsy sebagaimana Ia telah berfirman :”Ar-Rahman di atas ‘Arsy Ia istiwaa . Dan patutlah memuthlakkan sifat istiwaa tanpa ta’wil sesungguhnya Ia istiwaa dengan Dzat-Nya di atas ‘Arsy. Dan keadaan-Nya di atas ‘Arsy telah tersebut pada tiap-tiap kitab yang. Ia turunkan kepada tiap-tiap Nabi yang Ia utus tanpa :”Bagaimana caranya Allah istiwaa di atas ‘Arsy-Nya ?” .

Yakni : Kita wajib beriman bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala istiwaa di atas ‘Arsy-Nya yang menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas sekalian mahluk-Nya. Tetapi wajib bagi kita meniadakan pertanyaan : “Bagaimana caranya Allah istiwaa di atas ‘Arsy-Nya ?”. Karena yang demikian tidak dapat kita mengerti sebagaimana telah diterangkan oleh Imam Malik dan lain-lain Imam. Allah istiwaa sesuai dengan kebesaran-Nya tidak serupa dengan istiwaanya mahluk sebagaimana kita meniadakan pertanyaan : Bagaimana Dzatnya Allah ?.

Demikianlah aqidah salaf, salah satunya ialah Imam Abdul Qadir Jailani yang di Indonesia, di sembah-sembah dijadikan berhala oleh penyembah-penyembah qubur dan orang-orang bodoh. Kalau sekiranya Imam kita ini hidup pada zaman kita sekarang ini dan beliau melihat betapa banyaknya orang-orang yang menyembah dengan meminta-minta kepada beliau dengan “tawasul”, tentu beliau akan mengingkari dengan sangat keras dan berlepas diri dari qaum musyrikin tersebut.

Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’un !!.

Kelima

Kesimpulan

Hadits Jariyah ini bersama hadits-hadits yang lain yang sangat banyak dan berpuluh-puluh ayat Al-Qur’an dengan tegas dan terang menyatakan : “Sesungguhnya Pencipta kita Allah ‘Azza wa Jalla di atas langit yakni di atas ‘Arsy-Nya, yang sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya”. Maha Suci Allah dari menyerupai mahluk-Nya.!.

Dan Maha Suci Allah dari ta’wilnya kaum Jahmiyyah yang mengatakan Allah ada dimana-mana tempat !??.

Dapatlah kami simpulkan sebagai berikut :

Sesungguhnya bertanya dengan pertanyaan : “Dimana Allah ?, disyariatkan dan penanya telah mengikuti Rasulullah SAW.

Wajib menjawab : “Sesungguhnya Allah di atas langit atau di atas ‘Arsy”. Karena yang dimaksud di atas langit adalah di atas ‘Arsy. Jawaban ini membuktikan keimanannya sebagai mu’min atau mu’minah. Sebagaimana Nabi SAW, telah menyatakan keimanan budak perempuan, karena jawabannya : Allah di atas langit !.

Wajib mengi’tiqadkan sesungguhnya Allah di atas langit, yakni di atas ‘Arsy-Nya.

Barangsiapa yang mengingkari wujud Allah di atas langit, maka sesungguhnya ia telah kafir.

Barangsiapa yang tidak membolehkan bertanya : Dimana Allah ? maka sesungguhnya ia telah menjadikan dirinya lebih pandai dari Rasulullah SAW, bahkan lebih pandai dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Na’udzu billah.

Barangsiapa yang tidak menjawab : Sesungguhnya Allah di atas langit, maka bukanlah ia seorang mukmin atau mukminah.

Barangsiapa yang mempunyai iti’qad bahwa bertanya :”Dimana Allah ?” akan menyerupakan Allah dengan mahluk-nya, maka sesunguhnya ia telah menuduh Rasulullah SAW jahil/bodoh !. Na’udzu billah !

Barangsiapa yang mempunyai iti’qad bahwa Allah berada dimana-mana tempat, maka sesunguhnya ia telah kafir.

Barangsiapa yang tidak mengetahui dimana Tuhannya, maka bukankah ia penyembah Allah ‘Azza wa Jalla, tetapi ia menyembah kepada “sesuatu yang tidak ada”.

Ketahuilah ! Bahwa sesunguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas langit, yakni di atas ‘Arsy-Nya di atas sekalian mahluk-Nya, telah setuju dengan dalil naqli dan aqli serta fitrah manusia. Adapun dalil naqli, telah datang berpuluh ayat Al-Qur’an dan hadits yang mencapai derajat mutawatir. Demikian juga keterangan Imam-imam dan Ulama-ulama Islam, bahkan telah terjadi ijma’ diantara mereka kecuali kaum ahlul bid’ah. Sedangkan dalil aqli yang sederhanapun akan menolak jika dikatakan bahwa Allah berada di segala tempat !. Adapun fitrah manusia, maka lihatlah jika manusia -baik muslim atau kafir- berdo’a khususnya apabila mereka terkena musibah, mereka angkat kepala-kepala mereka ke langit sambil mengucapkan ‘Ya … Tuhan..!. Manusia dengan fitrahnya mengetahui bahwa penciptanya berada di tempat yang tinggi, di atas sekalian mahluk-Nya yakni di atas ‘Arsy-Nya. Bahkan fitrah ini terdapat juga pada hewan dan tidak ada yang mengingkari fitrah ini kecuali orang yang telah rusak fitrahnya.

Tambahan

Sebagian ikhwan telah bertanya kepada saya tentang ayat :

Artinya :

“Dan Dia-lah Allah di langit dan di bumi, Dia mengetahui rahasia kamu dan yang kamu nyatakan, dan Dia mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan “.

Saya jawab : Ahli tafsir telah sepakat sebagaimana dinukil Imam Ibnu Katsir mengingkari kaum Jahmiyyah yang membawakan ayat ini untuk mengatakan :

“Innahu Fii Qulli Makaan”

“Sesungguhnya Ia berada di tiap-tiap tempat !”.

Maha Suci Allah dari perkataan kaum Jahmiyyah ini !

Adapun maksud ayat ini ialah :

Dialah yang dipanggil Allah di langit dan di bumi.

Yakni : Dialah yang disembah dan ditauhidkan dan ditetapkan bagi-Nya Ilaahiyyah oleh mahluk yang di langit dan mahluk yang di bumi, kecuali mereka yang kafir dari golongan Jin dan manusia.

Ayat tersebut seperti juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Artinya :

“Dan Dia-lah yang di langit Tuhan, dan di bumi Tuhan, dan Dia Maha Bijaksana Maha mengetahui”.

Yakni : Dia-lah Allah Tuhan bagi mahluk yang di langit dan bagi mahluk yang di bumi dan Ia disembah oleh penghuni keduanya. .

Bukanlah dua ayat di atas maksudnya : Allah ada di langit dan di bumi atau berada di segala tempat!.

Sebagaimana ta’wilnya kaum Jahmiyyah dan yang sepaham dengan mereka. Atau perkataan orang-orang yang “diam” Tidak tahu Allah ada di mana !.

Mereka selain telah menyalahi ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi serta keterangan para sahabat dan Imam-imam Islam seluruhnya, juga bodoh terhadap bahasa Arab yang dengan bahasa Arab yang terang Al-Quran ini diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Imam Abu Abdillah Al-Muhasiby dalam keterangan ayat di atas menerangkan : “Yakni Tuhan bagi penduduk langit dan Tuhan bagi penduduk bumi. Dan yang demikian terdapat di dalam bahasa, engkau berkata : “Si Fulan penguasa di Khirasan, dan di Balkh, dan di Samarqand”,

padahal ia berada di satu tempat”. Yakni : Tidak berarti ia berada di tiga tempat meskipun ia menguasai ketiga negeri tersebut. Kalau dalam bahasa Indonesia, umpamanya kita berkata “Si Fulan penguasa di Jakarta, dan penguasa di Bogor, dan penguasa di Bandung”. Sedangkan ia berada di satu tempat.

Bagi Allah ada perumpamaan/misal yang lebih tinggi .

Adapun orang yang “diam” dengan mengatakan : “Kami tidak tahu Dzat Allah di atas ‘Arsy atau di bumi”, mereka ini adalah orang-orang yang telah memelihara kebodohan !. Allah Rabbul ‘Alamin telah sifatkan diri-Nya dengan sifat-sifat ini, yang salah satunya bahwa Ia istiwaa di atas ‘Arsy-Nya supaya kita mengetahui dan menetapkannya. Oleh karena itu “diam” darinya dengan ucapan “kita tidak tahu” nyata telah berpaling dari maksud Allah. Pantaslah kalau Abu Hanifah mengkafirkan orang yang berfaham demikian,

sama seperti orang yang menta’wilnya.

Halaman tiga dari tiga tulisan

Sumber Dimana ALLAH : http://assunnah.or.id

Oleh : Syaikh Abdul Aziz bin Baz

Pertanyaan.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz dita : Apabila seorang pemuda datang untuk meminang seorang putri apakah ia wajib melihat ? Apakah juga boleh perempuan itu membuka kepala agar tampak lebih jelas kecantikan bagi pelamar ? Dengan hormat saya mohon penjelasannya.

Jawaban.

Tidak apa-apa, akan tetapi tdk wajib. Dan dianjurkan kalau ia melihat perempuan yg dilamar dan perempuan itu juga melihatnya, krn Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kpd lelaki yg melamar seorang perempuan agar melihatnya.

Yang demikian itu ialah lebih menumbuhkan rasa cinta kasih diantara keduanya. Jika perempuan itu membuka muka dan kedua tanga serta kepala maka tdklah mengapa. Sebagian Ahli ilmu (Ulama) berpendpt : Cukup muka dan kedua tangan saja. Pendpt yg shahih ialah tdk ada pelamar melihat kepala (perempuan yg dilamar), muka, kedua tangan dan kedua kakinya, berdasarkan hadits di atas.

Akan tetapi hal itu tdk boleh dilakukan secara berduaan, melainkan hrs didampingi oleh ayah perempuan itu atau saudara yg laki-laki atau lainnya. Sebab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Arti : Jangan sampai seorang lelaki berduaan dgn seorang wanita, kecuali didampingi oleh mahramnya” [Muttafaq ‘alaihi]

Sabda beliau juga.

“Arti : Tiada seorang laki-laki berduaan dgn seorang perempuan melainkan yg ketiga ialah syetan” [Riwayat Imam At-Turmudzi dan Imam Ahmad dari hadits Ibnu Umar, dari hadits Jabir dan dari hadits ‘Amir bin Rabi’ah]

[Majalah Al-Buhuts Al-Ilmiyah, edisi 136 dan 137, Fatwa Ibnu Baz]

[Disalin dari. Kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, hal 398-399 Darul Haq]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=495&bagian=0

Sumber Batasan Melihat Calon Istri : http://alsofwah.or.id

Selama ini kanker masih menjadi istilah medis yg menakutkan bagi sebagian orang namun saat ini kanker bukanlah penyakit tanpa obat. Seperti hal penyakit berat lain bukan berarti ‘tak ada obatnya’ tetapi ‘belum ditemukan’. Setiap penyakit (akan) ada obat ini suatu keniscayaan yg harus kita yakini. Sementara perihal kesempatan mendapatkan obat ini adl bergantung kepada usaha dan kehendak yg Maha Kuasa. Sementara Tuhan tak pernah berbuat dzolim pada hamba-hamba-Nya.

Kanker merupakan penyakit mematikan kedua setelah jantung. Kanker merupakan sel tak normal yg bercokol dalam tubuh. Pertumbuhan selain cepat juga tak segan menyakiti jaringan lain atau bersifat invasif dan beranak sebar (metastasis) melalui pembuluh darah serta pembuluh getah bening.Dengan berbagai pengalaman dan penelitian mengenai keladi tikus sebagai alternatif pengobatan kanker tak pelak lagi keladi tikus langsung muncul dalam jajaran tanaman berkhasiat obat di negara kita. Literatur tanaman ini masih sebatas hasil dari malaysia dan penelitian lbh lanjut masih terus dilakukan. Meskipun tak bisa diklaim sebagai obat dewa kehadiran telah banyak memberikan banyak arti bagi penderita kanker.

Tanaman keladi tikus (Typhonium flagelliforme) adl tanaman sejenis talas setinggi 25 cm hingga 30 cm termasuk tumbuhan semak menyukai tempat yg lembab yg tak terkena matahari langsung. Tanaman berbatang basah ini biasa tumbuh di tempat terbuka pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Bentuk daun bulat dgn ujung runcing berbentuk jantung. Warna hijau segar. Umbi berbentuk bulat rata sebesar buah pala.

Hasil Uji Empirik keladi tikus

Dari uji empirik (berdasarkan pengalaman) pengobatan kanker beberapa jenis kanker yg mampu disembuhkan dgn menggunakan keladi tikus diantara : kanker payudara kanker testis kanker prostat kanker usus besar kanker tulang kanker paru-paru dan kanker hati.

Keladi tikus sebagai tanaman obat dapat digunakan keseluruhan mulai dari akar umbi juga daunnya. Penggunaan yg paling umum adl dgn mengonsumsi seluruh bagian tanaman dalam bentuk jus segar dan segera diminum setelah diolah. Hal ini dimaksudkan utk sedapat mungkin mempertahankan khasiatnya.

Jus keladi tikus dapat dgn mudah dibuat sendiri sebanyak 3 herba keladi tikus dgn bobot sekitar 50g dicuci dan dibersihkan lalu direndap dalam air matang yg telah didinginkan selama sekitar 30 menit. Kemudian ditumbuk dgn alat penumbuk obat (mortar-stamfor) lalu peras dgn kain penyaring dan langsung diminum. Dosis yg dianjurkan adl 1-3 kali sehari 1 jam sebelum makan utk terapi. Bagi yg memiliki masalah lambung dianjurkan diminum setelah makan. Apabila setelah meminum tenggorokan terasa gatal dapat diatasi dgn meminum air gula/madu. Walaupun akan hilang dgn sendiri setelah beberapa saat demikian menurut Dr. Henry Nalan (ahli bedah tumor). Menurut Yellia Mangan (herbalis) keladi tikus membantu sekali melawan kanker. Fungsi sebagai pencegah timbul kanker setelah dioperasi bisa diandalkan. Di samping itu fungsi lain adl sebagai penghilang efek buruk kemoterapi. Mereka yg mengonsumsi keladi tikus secara teratur terbukti sesudah menjalani kemoterapi akan mendapatkan nafsu makan kembali rambut tak mudah rontok dan rasa sakit di badan berkurang.

Tanaman ini pertama kali di diriset sebagai tanaman obat oleh ahli dari Malayia Prof Dr.Chris K.H.Teo Dip Agric (M) BSc Agric (Hons)(M) MS PhD yg juga pendiri Cancer Care Penang Malaysia. Sejak tahun 1995 Prof. Chris Teo meneliti tanaman ini hasil menunjukan Ekstrak Typhonium Flageffiforme dan campuran bahan alami lain membantu detoxifikasi jaringan darah. Ramuan ini akan semakin baik bila diberikan bersama-sama dgn bahan herba lain seperti sambiloto temu putih dan rumput mutiara. Ramuan ini mengandung ribosome inacting protein (RIP) zat antioksidan dan zat antikurkumin. Kombinasi ketiga zat dalam campuran ramuan tersebut memproduksi mediator yg menstimulasi penguatan sel dalam sistem kekebalan tubuh utk memberantas sel kanker.

Keladi tikus juga mampu menekan efek negatif dari proses pengobatan modern (kemoterapi) seperti rambut rontok nafsu makan hilang rasa mual dan rasa nyeri di tubuh. Di Amerika Serikat tepat di Cancer Institute of New Jersey sebuah tim yg dipimpin oleh Dr. Khaw Voon Chin Associate Professor of Medicine and Pharmacology melakukan penelitian dan membuktikan bahwa ekstrak keladi tikus efektif berfungsi sebagai anti-tumor dan anti virus.

Di Cina tanaman ini di teliti oleh Zhong Z Zhou G Chen X dan Huang P dari Guangxi Institute of Traditional Medical and Pharmaceutical Sciences Nanning. Penelitian ini dilakukan utk mengetahui efek farmakologisnya. Diketahui bahwa ekstrak air dan alkohol dari Typhonium flagelliforme mempunyai efek mencegah batuk menghilangkan dahak analgesik bersifat sedatif dan antiinflamasi dan bersifat sedatif. Pada konsentrasi 720 g/kg ekstrak air 900 g/kg ekstrak alkohol dan 3240 g/kg ekstrak ester tanaman ini dapat meracuni tubuh.

Lain lagi menurut Choo CY Chan KL Takeya K dan Itokawa H. dari School of Pharmaceutical Sciences University Sains Malaysia ekstrak Typhonium flagelliforme memang mengandung zat anti kanker namun konsentrasi lemah. Hasil penelitian ini pernah di publikasikan di jurnal kesehatan Phytotheraphy Research pada Mei 2001: 15 (3) : 260-2

Tumbuhan Keladi Tikus mempunyai nama latin Thyponium flagelliforme (Lodd). Termasuk kedalam famili tumbuhan Araceae. Tumbuhan yg punya nama asing Rodent Tuber ini telah digunakan oleh penduduk negeri tetangga kita Malaysia sebagai obat penyakit kanker.Hasil penelitian dari berbagai lembaga & perguruan tinggi di Malaysia dan beberapa negara menunjukkan bahwa sari tanaman (juice) ini dapat menghancurkan sel kanker. Secara umum hasil penelitian menunjukkan efek membunuh/menghambat pertumbuhan sel kanker menghilangkan efek buruk kemoterapi dan bersifat antivirus & anti bakteri.

Kandungan kimiawi tanaman ini belum banyak diketahui atau belum dipublikasikan. Namun berdasarkan literatur yg mencatat hasil penelitian dan pengalaman secara turun temurun dari berbagai negara dan daerah tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit kanker payudara paru-paru usus besar rectum lever prostat ginjal leher rahim tenggorokan tulang otak limpa leukimia empedu dan pankreas. Selain itu berdasarkan informasi pengalaman dari pemakaian herbal ini bisa digunakan utk menetralisir racun narkoba. Lebih lengkap http://keladitikus.com

Khasiat dan manfaat dari buah yg di Spanyol dikenal dgn nama graviola  atau dgn nama Inggris soursop atau sirsak  diakui sebagai pembunuh alami sel kanker yg ajaib dgn 10.000 kali lbh kuat dari pada terapi kemo. Beberapa peneliti di Health Sciences Institute mengakui jika buah sirsak memberikan efek anti tumor/kanker yg sangat kuat dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker.

Selain menyembuhkan kanker buah sirsak juga berfungsi sebagai antibakteri antijamur (fungi) efektif melawan berbagai jenis parasit/cacing menurunkan tekanan darah tinggi depresi stres dan menormalkan kembali sistem syaraf yg kurang baik. Penelitian Health Sciences Institute diambil berdasarkan kebiasaan hidup suku Indian yg hidup di hutan Amazon. Beberapa bagian dari pohon ini seperti kulit kayu akar daun daging buah dan biji selama berabad-abad menjadi obat bagi suku Indian. Graviola atau sirsak diyakini mampu menyembuhkan sakit jantung asma masalah liver (hati) dan rematik.

Sejak 1976 graviola telah terbukti sebagai pembunuh sel kanker yg luar biasa pada uji coba yg dilakukan oleh 20 Laboratorium independen yg berbeda dan dilakukan di bawah pengawasan The National Cancer Institute.

Suatu studi yg dipublikasikan oleh the Journal of Natural Products menyatakan bahwa studi yg dilakukan oleh Catholic University di Korea Selatan menyebutkan bahwa salah satu unsur kimia yg terkandung di dalam graviola mampu memilih membedakan dan membunuh sel kanker usus besar dgn 10.000 kali lbh kuat dibandingkan dgn adriamycin dan terapi kemo. Penemuan yg paling mencolok dari studi Catholic University ini adalah: graviola bisa menyeleksi memilih dan membunuh hanya sel jahat kanker sedangkan sel yg sehat tak tersentuh atau terganggu. Graviola tak seperti terapi kemo yg tak bisa membedakan sel kanker dan sel sehat maka sel-sel reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh terapi kemo sehingga timbul efek negatif rasa mual dan rambut rontok.Studi di Purdue University membuktikan bahwa daun graviola mampu membunuh sel kanker secara efektif terutama sel kanker: prostat pankreas dan paru-paru.

Hasil riset beberapa universitas itu membuktikan jika pohon ajaib dan buah ini bisa:

1. Menyerang sel kanker dgn aman dan efektif secara alami tanpa rasa mual berat badan turun rambut rontok seperti yg terjadi pada terapi kemo.

2. Melindungi sistim kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yg mematikan.

3. Energi meningkat dan penampilan fisik membaik.

4. Secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yg berbeda di antara kanker usus besar payudara prostat paru-paru dan pankreas.

5. Daya kerja 10.000 kali lbh kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dgn adriamycin dan terapi kemo yg biasa digunakan.

6. Tidak seperti terapi kemo sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel-sel jahat dan tak membahayakan atau membunuh sel-sel sehat. Lebih lengkap http://www.inilah.com/berita/gaya-hidup/2009/10/24/172073/as-rahasiakan-obat-kanker-dari-buah-sirsak/

Oleh : Al-Ustadz Abu Ishaq

Muslim ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:خَيْرُ الصَّدَاقِ أَيْسَرُهَا “Sebaik-baik mahar adl yg paling ringan.” {HR. Abu Dawud no. 2117 dan selainnya. Dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Al-Irwa’ no. 1924}

‘Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu menasihatkan “Janganlah kalian berlebih- lebihan dalam menetapkan mahar para wanita krn kalau mahar itu dianggap sebagai pemuliaan di dunia atau tanda takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tentunya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lbh dahulu daripada kalian utk berbuat demikian.” {HR. Abu Dawud no. 2106 dan selainnya.

Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Abi Dawud mengatakan hadits ini hasan shahih}Tidak ada ketentuan mahar harus berupa barang/benda tertentu. Bahkan mengajarkan surah-surah Al-Qur`an dapat dijadikan mahar sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu yg telah disebutkan.

Demikian pula memerdekakan istri yg semula berstatus budak dapat dijadikan mahar sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan kemerdekaan Shafiyyah bintu Huyai radhiyallahu ‘anha dari perbudakan sebagai maharnya seperti tersebut dalam hadits yang diriwayatkan dalam Shahihain dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Seorang wanita dapat pula menerima keislaman calon suaminya yg semula kafir sebagai mahar sebagaimana mahar Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anha ketika menikah dgn Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu. Diriwayatkan haditsnya oleh An-Nasa`i dalam Sunan- nya no. 3340 dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih An-Nasa`i.Tidak ada pula ketentuan jumlah minimal dan maksimal dari sebuah mahar.

Hanya saja tidaklah disukai bila mahar itu berlebih-lebihan sehingga memberatkan pihak laki- laki dan menghambat pernikahan. Karena mematok mahar yg tinggi menjadikan banyak wanita memasuki usia tua tanpa sempat menikah. Bagaimana tidak tiap lelaki yg datang ditolak dgn alasan tidak mampu memberikan mahar yg tinggi atau lelaki itu yg mundur teratur krn tidak bisa memenuhi tuntutan yg ada.

Wallahul musta’an.Seharusnya hal ini menjadi perhatian agar tidak menuntut mahar yg terlalu tinggi.

Toh mahar ini merupakan hak si wanita. Ia yg seharusnya secara pribadi memiliki mahar tersebut. Adapun ayah atau keluarganya yg lain tidak punya hak. Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

sumber : file nikah.chm Majalah Asy Syariah

Oleh : Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf

Istilah “penampakan” kian akrab di telinga masyarakat kita akhir-akhir ini. Bagaimana pandangan syariat menyoroti hal ini? Bagaimana pula dgn keyakinan bahwa sebagian manusia bisa mengetahui hal-hal ghaib? Simak bahasan berikut!

Mempercayai hal-hal yg ghaib merupakan salah satu syarat dari benar keimanan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

الم. ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِاْلآخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ. أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“Alif laam miim. Kitab ini tdk ada keraguan pada petunjuk bagi mereka yg bertakwa. mereka yg beriman kepada yg ghaib yg mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizki yg Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yg beriman kepada Kitab yg diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yg telah diturunkan sebelummu. Serta mereka yakin akan ada akhirat. Mereka itulah yg tetap mendapat petunjuk dari Rabb mereka dan merekalah orang2 yg beruntung.”

Ghaib adl segala sesuatu yg tersembunyi dan tdk terlihat oleh manusia seperti surga neraka dan apa yg ada di dlm alam malaikat hari akhir alam langit dan yg lain yg tdk bisa diketahui manusia kecuali bila ada pemberitaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Alam jin dan wujud jin dlm bentuk asli seperti yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan adl ghaib bagi kita. Namun golongan jin dapat berubah-ubah bentuk –dengan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala– dan amat mungkin bagi mereka melakukan penampakan sehingga kita dapat melihat dlm wujud yg bukan aslinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ

“Sesungguh ia dan pengikut-pengikut melihat kamu dari suatu tempat yg kamu tdk bisa melihat mereka.”

Dari Abu As-Sa`ib maula Hisyam bin Zuhrah beliau bercerita bahwa diri pernah berkunjung ke rumah Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu katanya: “Aku mendapati tengah mengerjakan shalat akupun duduk menunggu hingga beliau selesai. Tiba-tiba aku mendengar ada gerakan pada bejana tempat minum yg ada di pojok rumah. Aku menoleh ke arah dan ternyata ada seekor ular. Aku segera meloncat utk membunuh namun Abu Sa’id memberi isyarat kepadaku agar aku duduk. Ketika ia selesai dari shalat ia menunjuk ke sebuah rumah yg ada di kampung itu sambil berkata: ‘Apakah engkau lihat rumah itu?’ ‘Ya’ jawabku. Ia kemudian menuturkan ‘Dahulu yg tinggal di rumah itu adl seorang pemuda yg baru saja menjadi pengantin. Kala itu kami berangkat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Khandaq dan pemuda itupun ikut bersama kami. Saat tengah hari pemuda itu meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam utk pulang menemui istrinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan sambil berpesan: ‘Bawalah senjatamu krn aku khawatir engkau bertemu dgn orang2 dari Bani Quraidhah.’ Pemuda itu mengambil senjata kemudian pulang menemui istrinya. Setiba di rumah ternyata istri sedang berdiri di antara dua daun pintu. Ia mengarahkan tombak kepada istri utk melukai krn merasa cemburu krn istri berada di luar rumah. Istri berkata kepadanya: “Tahan dulu tombakmu dan masuklah ke dlm rumah sehingga engkau akan tahu apa yg menyebabkan aku sampai keluar rumah!”

Pemuda itu masuk dan ternyata terdapat seekor ular besar yg melingkar di atas tempat tidur. Pemuda itu lantas menghunuskan tombak dan menusukkan pada ular tersebut. Setelah itu ia keluar dan menancapkan tombak di dinding rumah. Ular itu menyerang dan terjadilah pergumulan dgn ular tersebut. Tidak diketahui secara pasti mana di antara kedua yg lbh dahulu mati ular atau pemuda itu.’

Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu melanjutkan ceritanya: ‘Kami menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melaporkan kejadian itu kepada dan kami sampaikan kepada beliau: ‘Mohonlah kepada Allah agar menghidupkan demi kebahagiaan kami.’ Beliau menjawab: ‘Mohonlah ampun utk shahabat kalian itu!’

Selanjut beliau bersabda: ‘Sesungguh di Madinah terdapat golongan jin yg telah masuk Islam mk jika kalian melihat sebagian mereka –dalam wujud ular– berilah peringatan tiga hari. Dan apabila masih terlihat olehmu setelah itu bunuhlah ia krn sebenar dia adl setan.” 1

Para Rasul Tidak Mengetahui yg Ghaib

Telah disebutkan sebelum bahwa sekumpulan jin datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian mendengarkan bacaan Al-Qur`an. Ketika itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tdk mengetahui kehadiran mereka kecuali setelah sebuah pohon memberitahu –dan Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Kuasa utk menjadikan pohon dapat berbicara– seperti yg disebutkan Al-Imam Al-Bukhari dlm Shahih- dari shahabat Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu. Ini menunjukkan bahwa beliau tdk mengetahui perkara ghaib kecuali yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala kabarkan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ لاَ أَقُوْلُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللهِ وَلاَ أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلاَ أَقُوْلُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلاَّ مَا يُوْحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي اْلأَعْمَى وَالْبَصِيْرُ أَفَلاَ تَتَفَكَّرُوْنَ

“Katakanlah: ‘Aku tdk mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku dan tdk pula aku mengetahui yg ghaib dan tdk pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tdk mengetahui kecuali apa yg diwahyukan kepadaku.’ Katakanlah: ‘Apakah sama orang yg buta dgn orang yg melihat?’ mk apakah kamu tdk memikirkannya?”

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

قُلْ لاَ أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا إِلاَّ مَا شَاءَ اللهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاَسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوْءُ إِنْ أَنَا إِلاَّ نَذِيْرٌ وَبَشِيْرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُوْنَ

“Katakanlah: ‘Aku tdk berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tdk pula menolak kemudharatan kecuali yg dikehendaki Allah. Dan sekira aku mengetahui yg ghaib tentulah aku berbuat kebajikan sebanyak-banyak dan aku tdk akan ditimpa kemudharatan. Aku tdk lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang2 yg beriman’.”

Para Malaikat Tidak Mengetahui yg Ghaib

Kendatipun para malaikat adl mahluk yg dekat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala namun utk urusan ghaib ternyata mereka pun tdk mengetahuinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman saat pertama kali hendak menciptakan manusia:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي اْلأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ. وَعَلَّمَ آدَمَ اْلأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُوْنِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلاَءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ. قَالُوا سُبْحَانَكَ لاَ عِلْمَ لَنَا إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ

“Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguh Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yg akan membuat kerusakan pada dan menumpahkan darah padahal kami senantiasa bertasbih dgn memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Allah berfirman ‘Sesungguh Aku mengetahui apa yg kamu tdk ketahui.’ Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruh kemudian mengemukakan kepada para Malaikat lalu berfirman: ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang2 yg benar!’ Mereka menjawab: ‘Maha Suci Engkau tdk ada yg kami ketahui selain dari apa yg telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguh Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana’.”

Kaum Jin Tidak Mengetahui yg Ghaib

Banyak sekali orang yg tertipu dan keliru kemudian mengira jika bangsa jin mengetahui yg ghaib terutama bagi mereka yg terjun dlm kancah sihir dan perdukunan. Akibat kepercayaan dan ketergantungan mereka terhadap jin sangatlah besar sehingga menggiring mereka kepada kekufuran.

Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala dgn tegas telah mementahkan anggapan ini dlm firman-Nya:

فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلاَّ دَابَّةُ اْلأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُوْنَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِيْنِ

“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman tdk ada yg menunjukkan kepada mereka kematian itu kecuali rayap yg memakan tongkatnya. mk tatkala ia tersungkur tahulah jin itu bahwa kalau sekira mereka mengetahui yg ghaib tentulah mereka tdk tetap dlm siksa yg menghinakan.”

Manusia Tidak Dapat Mengetahui Alam Ghaib

Jika para rasul yg merupakan utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm menyampaikan syariat-Nya kepada manusia tdk mengetahui hal yg ghaib sedikitpun mk sudah tentu manusia secara umum tdk ada yg dapat mengetahui alam ghaib atau menjangkau batasan-batasannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya memerintahkan agar mengimani perkara yg ghaib dgn keimanan yg benar.

Keyakinan seperti ini agak sudah mulai membias. Apalagi saat ini banyak sekali orang yg menampilkan diri sebagai narasumber utk urusan-urusan yg ghaib mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dgn masa depan seseorang dari mulai jodoh karir bisnis atau yg lainnya.

Kata ‘dukun’ barangkali sekarang ini jarang didengar dan bahkan serta merta mereka akan menolak bila dikatakan dukun. Dalih apalagi kalau bukan seputar “Kami tdk meminta syarat-syarat apapun kepada anda” “Kami tdk menyuruh memotong ayam putih” dan sebagainya. Padahal praktek seperti itu adl praktek dukun juga. Beda dukun sekarang ini berpendidikan sehingga bahasa yg digunakan pun bahasa-bahasa ilmiah sehingga mereka jelas enggan disebut dukun.

Tak ada seorang pun yg dapat melihat dan mengetahui perkara ghaib menentukan ini dan itu terhadap sesuatu yg belum dan akan terjadi di masa datang. Jika toh bisa itu semata-mata bantuan dan tipuan dari setan sehingga dusta bila itu dihasilkan dari latihan dan olah jiwa.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ صَدَّقَ عَلَيْهِمْ إِبْلِيسُ ظَنَّهُ فَاتَّبَعُوْهُ إِلاَّ فَرِيْقًا مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ. وَمَا كَانَ لَهُ عَلَيْهِمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلاَّ لِنَعْلَمَ مَنْ يُؤْمِنُ بِاْلآخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ مِنْهَا فِي شَكٍّ وَرَبُّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيْظٌ

“Dan sesungguh Iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaan terhadap mereka lalu mereka mengikuti kecuali sebahagian orang2 yg beriman. Dan tdk adl kekuasaan Iblis terhadap mereka melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yg beriman kepada ada kehidupan akhirat dari siapa yg ragu-ragu tentang hal itu. Dan Rabbmu Maha Memelihara segala sesuatu.”

Ada pula sebagian manusia yg memiliki aqidah rusak di mana mereka meyakini ada sebagian orang yg keberadaan ghaib dari pandangan manusia dan biasa identik dgn orang2 yg dianggap telah suci jiwanya. Mereka mengistilahkan dgn roh suci atau rijalul ghaib.

Ketahuilah bahwa tdk ada istilah manusia ghaib. Tidak ada pula istilah rijalul ghaib di tengah-tengah manusia. Rijalul ghaib itu tiada lain adl jin. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ اْلإِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًا

“Dan bahwasa ada beberapa orang laki2 di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki2 di antara jin mk jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.”

Alam ghaib tetaplah ghaib sesuatu yg tdk bisa diketahui dan dilihat manusia kecuali apa yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala beritakan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

عَالِمُ الْغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا. إِلاَّ مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُوْلٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا

“ Yang Mengetahui yg ghaib mk Dia tdk memperlihatkan kepada seorangpun tentang yg ghaib itu. Kecuali kepada rasul yg diridhai-Nya mk sesungguh Dia mengadakan penjaga-penjaga di muka dan di belakangnya.”

Kunci-kunci Ghaib adl Milik Allah Subhanahu wa Ta’ala Semata

Sesungguh tdk ada seorangpun yg mengetahui perkara ghaib dan hal-hal yg berhubungan dengan kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah banyak menegaskan hal ini dlm Al-Qur`an. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ لاَ يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ وَمَا يَشْعُرُوْنَ أَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ

“Katakanlah: ‘Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yg mengetahui perkara yg ghaib kecuali Allah’ dan mereka tdk mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي اْلأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوْتُ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

“Sesungguh Allah hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat dan Dialah yg menurunkan hujan dan mengetahui apa yg ada dlm rahim. Dan tiada seorangpun yg dapat mengetahui apa yg akan diusahakan besok. Dan tiada seorangpun yg dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

ذَلِكَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ

“Yang demikian itu ialah Rabb Yang mengetahui yg ghaib dan yg nyata Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.”

Dalam ayat lainnya:

قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُوْنَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُوْنَ

“Allah berfirman ‘Bukankah sudah Aku katakan kepadamu bahwa sesungguh Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yg kamu lahirkan dan apa yg kamu sembunyikan?’.”

Banyak sekali dalil-dalil yg berhubungan dgn masalah ini. Namun mungkin yg disebutkan di sini sudah dapat mewakili bahwa Allah-lah yg mengetahui hal ihwal alam ghaib. Sedangkan manusia tdk ada yg bisa mengetahui dan melihat kecuali apa-apa yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala kuasakan.

Mudah-mudahan semua uraian-uraian di atas bermanfaat bagi kita semua. Amin yaa Mujiibas sa`iliin.

Wal ’ilmu ‘indallah.

1 Terjadi perbedaan pendapat dlm hal membunuh ular yg berada di rumah. Sebagian ulama berpendapat bahwa pemberian peringatan terlebih dahulu itu hanya berlaku di Madinah adapun di tempat selain bisa langsung dibunuh. Ini adl pendapat Al-Imam Malik dan yg dikuatkan oleh Al-Maziri. Sebagian yg lain berpendapat bahwa pemberian peringatan terlebih dahulu bersifat umum bukan hanya di Madinah. Kecuali ular Al-Abtar yakni yg berekor pendek dan Dzu Thufyatain yg mempunyai dua garis lurus berwarna putih di punggung boleh langsung dibunuh walaupun di rumah.

Sumber: http://www.asysyariah.com

Kisah nyata ini bermula ketika Aku (penulis blog) masih duduk di bangku kuliah semester 2 sekiranya, salah seorang sahabat lamaku sebut saja fulan bin fulan, iapun datang padaku lagi berkisah perihal ketertarikannya pada seorang gadis di kampung halaman orangtuanya disebuah desa.
ia berkata kepadaku “aduhai saudaraku, sesungguhnya aku menyukai si fulan binti fulan di desa kampung halaman orangtuaku,
ia seorang akhwat dan ahli agama, dan betapa beruntungnya ia beroleh beasiswa dari pemerintah untuk diberangkat ke negara arab guna memperdalam agama,lagi ia berperilaku baik jua dan aku telah hampir padanya dan dihadapan kedua orangtuanya untuk menyatakan keinginan hatiku padanya..!”. “lalu..!”, jawabku. “ia menjawab..hendaklah engkau menyelesaikan kuliahmu, kemudian lamarlah eku dengan yang haq..yah..layaknya jawab seorang muslimah yang suci hatinya demi ALLAH dan agamanya..!”, jawab sahabatku itu. sejenak aku terdiam mendengarnya dan melanjutkan pembicaraan kami ke arah yang lain kemudiannya.

Namanya kami bukan satu perkuliahan, ia hanya sahabat lamaku walau tinggal di kota yang sama diperantauan demi melanjutkan perkuliahan kami masing – masing dan cukup jarang bertemu.
Namun, beberapa tahun kemudian kami berjumpa kembali seusai libur panjang semester tahun itu. ia berkisah, bahwa selama libur semester ia berada dikampung halaman orang tuanya.
iapun berkisah kembali kepadaku perihal wanita ( Akhwat ) yang ia sukai dahulu, “naudjubillah..aku melihat wanita itu bersama pria yang lain ia memiliki kekasih seorang aparat TNI disana, yang dahulu ia berpakaian longgar..kini telah berpakaian
ketat dan mengenakan jeans..kemudian hijab ( jilbab ) yang seadanya yang melingkari wajahnya..!”, uangkap sahabatku itu.

Masya ALLAH, sungguh kisah ini nyata dari penuturan sahabtku. inilah suatu kisah yang menjadi peringatan bagi kaum yang tinggal sebelum sesatnya.
ia menggambarkan bahwa betapa rapuhnya iman manusia itu, seumpama pohon yang kita tanam bermula dari bibitnya dan kita jaga kecukupan makanan dan air baginya.
sedang jika tidak, maka pohon itu tiada akan tumbuh dengan baik atau layu setelah beberapa saat lamanya.

seperti Firman ALLAH dalam hadis Qudsy: “Sesungguhnya, iman itu adalah seumpama sebatang pohon, akarnya dengan kuat mencengkram tanah sedang pucuknya menjulang tinggi kelangit.
artinya : semakin akar kuat mencengkram tanah,jika ia dihempas oleh badai sekalipun niscaya tiadalah pohon itu akan tumbang lagi rubuh tak berdaya. sedang jika tidak, niscaya tiadalah daya dan upaya pohon itu melainkan lemah terjatuh tak berdaya di atas tanah.

Dan Firman ALLAH yang selain daripadanya : “Barangsiapa yang ingkar setelah ia beroleh petunjuk, maka sesungguhnya siksa ALLAH itu amatlah perih”.

Maka, akhi/ukhti sekalian..berbaik-baiklah engkau perihal dirimu ( iman dan agamamu ), adakalanya iman itu kokoh dan adakalanya iman itu rapuh, sedang sebaik – baik penjaga hanyalah dirimu sahaja sekaliannya.

Wallahu A’lam Bish Showab