Arsip untuk 13 Juni 2010

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil

MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.

Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.

Dan diantara telah dekatnya hari kiamat lagi ialah akan adanya orang-orang yang hanya mau mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya saja.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mau mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja”.[Hadits Riwayat Ahmad. Musnad Ahmad 5:326. Ahmad Syakir berkata ‘Isnadnya Shahih’].

Dalam riwayat lain bagi Imam Ahmad dengan lafal.

“Artinya : Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat pengucapan salam itu hanya untuk orang-orang tertentu saja (Yakni yang dikenalnya)”. [Musnad Ahmad 5:333. Ahmad Syakir berkata, ‘Isnadnya Shahih’. Al-Albani berkata : ‘Ini adalah isnad yang shahih menurut syarat Muslim’. Silsilatul Ahaditsish Shahih 2:251. hadits nomor 647].

Kondisi seperti ini dapat kita saksikan pada masa sekarang ini, maka banyak orang yang hanya mau mengucapkan salam kepada orang-orang yang dikenalnya saja. Perilaku seperti ini bertentangan dengan sunah, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan menyebarkan salam kepada orang yang Anda kenal maupun yang Anda tidak kenal. Hal inilah yang menjadi penyebab tersebarnya rasa kasih sayang dan saling mencintai di antara sesama kaum muslimin. Juga bisa jadi pemupuk keimanan yang menjadi faktor menentukan untuk dapat masuk surga, sebagaimana yang diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. katanya dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Tidaklah kamu akan masuk surga sehingga kamu beriman, dan tidaklah kamu beriman sehingga kamu saling mencintai. Tidaklah kamu mau kutunjukkan kepada sesuatu yang apabila kamu lakukan kamu akan saling mencintai .? Yaitu sebarkanlah salam di antara kamu”. [Hadits Riwayat Muslim. Shahih Muslim, Kitab Al-Iman, Bab Bayan Annahu Laa Yadkhulu Al-Jannata illa Al-Mu’minuun 2:35]

[Disalin dari buku Asyratus Sa’ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 141-142 terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As’ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=1141&bagian=0

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil

MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.

Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________

Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Pada akhir zaman akan terjadi tanah longsor, kerusuhan, dan perubahan muka. ‘Ada yang bertanya kepada Rasulullah’. Wahai Rasulullah, kapankah hal itu terjadi.? Beliau menjawab. ‘Apabila telah merajalela bunyi-bunyian (musik) dan penyanyi-penyanyi wanita”. [Bagian awalnya diriwayatkan oleh Ibnu Majah 2:1350 dengan tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi. Al-Haitsami berkata : ‘Diriwayatkan oleh Thabrani dan di dalam sanadnya terdapat Abdullah bin Abiz Zunad yang padanya terdapat kelemahan, sedangkan perawi-perawi yang lain bagi salah satu jalannya adalah perawi-perawi shahih’. Majma’uz Zawaid 8:10. Al-Albani berkata : ‘Shahih’. Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir 3:216 hadits no. 3559]

Pertanda (alamat) ini telah banyak terjadi pada masa lalu, dan sekarang lebih banyak lagi. Pada masa kini alat-alat dan permainan musik telah merata di mana-mana, dan biduan serta biduanita tak terbilang jumlahnya. Padahal, mereka itulah yang dimaksud dengan al-qainat (penyanyi-penyanyi) dalam hadits diatas. Dan yang lebih besar dari itu ialah banyaknya orang yang menghalalkan musik dan menyanyi. Padahal orang yang melakukannya telah diancam akan ditimpa tanah longsor, kerusuhan (penyakit muntah-muntah), dan penyakit yang dapat mengubah bentuk muka, sebagaimana disebutkan dalam hadits diatas. Dan disebutkan dalam Shahih Bukhari rahimahullah, beliau berkata : telah berkata Hisyam bin Ammar (ia berkata) : telah menceritakan kepada kami Shidqah bin Khalid, kemudian beliau menyebutkan sanadnya hingga Abi Malik Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu, bahwa dia mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sungguh akan ada hari bagi kalangan umat kaum yang menghalal kan perzinaan, sutera, minuman keras, dan alat-alat musik. Dan sungguh akan ada kaum yang pergi ke tepi bukit yang tinggi, lalu para pengembala dengan kambingnya menggunjingi mereka, lantas mereka di datangi oleh seorang fakir untuk meminta sesuatu. Mereka berkata, ‘Kembalilah kepada kami esok hari’. Kemudian pada malam harinya Allah membinasakan mereka dan menghempaskan bukit itu ke atas mereka, sedang yang lain (yang tidak binasa) diubah wajahnya menjadi monyet dan babi sampai hari kiamat”.[Shahih Bukhari, Kitab Al-Asyrabah, Bab Maa Jaa-a fi Man Yastahillu Al-Khamra wa Yusammihi bi Ghairi Ismihi 10:51].

Ibnu Hazm menganggap bahwa hadits ini munqathi’ (terputus sanad atau jalan periwayatannya), tidak bersambung antara Bukhari dan Shidqah bin Khalid [Al-Muhalla, karya Ibnu Hazm 9:59, dengan tahqiq Ahmad Syakir, Mansyurat Al-Maktab At-Tijari, Beirut].

Anggapan Ibnu Hazm ini disanggah oleh Ibnul Qayyim, dan beliau menjelaskan bahwa pendapat Ibnu Hazm itu batal dari enam segi [Tahdzib As-Sunan 5:270-272].

[1] Bahwa Bukhari telah bertemu Hisyam bin Ammar dan mendengar hadits darinya. Apabila beliau meriwayatkan hadits darinya secara mu’an’an (dengan menggunakan perkataan ‘an /dari) maka hal itu telah disepakati sebagai muttashil karena antara Bukhari dan Hisyam adalah sezaman dan beliau mendengar darinya. Apabila beliau (Bukhari) berkata : “Telah berkata Hisyam” maka hal itu sama sekali tidak berbeda dengan kalau beliau berkata, “dari Hisyam …..”

[2] Bahwa orang-orang kepercayaan telah meriwayatkannya dari Hisyam secara maushul. Al-Ismaili berkata di dalam shahihnya, “Al-Hasan telah memberitahu-kan kepadaku, (ia berkata) : Hisyam bin Ammar telah menceritakan kepada kami” dengan isnadnya dan matannya.

[3] Hadits ini telah diriwayatkan secara shah melalui jalan selain Hisyam. Al-Ismaili dan Utsman bin Abi Syaibah meriwayatkan dengan dua sanad yang lain dari Abu Malik Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu.

[4] Bahwa seandainya Bukhari tidak bertemu dan tidak mendengar dari Hisyam, maka beliau memasukkan hadits ini dalam kitab Shahih-nya menunjukkan bahwa hadits ini menurut beliau telah sah dari Hisyam dengan tidak menyebut perantara antara beliau dengan Hisyam. Hal ini dimungkinkan karena telah demikian masyhur perantara-perantara tersebut atau karena banyaknya jumlah mereka. Dengan demikian hadits tersebut sudah terkenal dan termasyhur dari Hisyam.

[5] Apabila Bukhari berkata dalam Shahih-nya, “Telah berkata si Fulan”, maka hadits tersebut adalah shahih menurut beliau.

[6] Bukhari menyebutkan hadits ini dalam Shahih-nya dan berhujjah dengannya, tidak sekedar menjadikannya syahid (saksi atau pendukung terhadap hadits lain yang semakna), dengan demikian maka hadits tersebut adalah shahih tanpa diragukan lagi.

Ibnu Shalah[1] berkata : “Tidak perlu dihiraukan pendapat Abu Muhammad bin Hazm Az-Zhahiri Al-Hafizh yang menolak hadits Bukhari dari Abu Amir atau dari Abu Malik”. Lalu beliau menyebutkan hadits tersebut, kemudian berkata. “Hadits tersebut sudah terkenal dari orang-orang kepercayaan dari orang-orang yang digantungkan oleh Bukhari itu. Dan kadang-kadang beliau berbuat demikian karena beliau telah meyebutkannya pada tempat lain dalam kitab beliau dengan sanadnya yang bersambung. Dan adakalanya beliau berbuat demikian karena alasan-alasan lain yang tidak laik dikatakan haditsnya munqathi’. Wallahu a’lam. [Muqaddimah Ibnush Shalah Fii ‘Ulumil Hadits, halaman 32, terbitan Darul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut, 1398H. Fathul-Bari 10:52].

Saya sengaja membicarakan hadits ini agak panjang mengingat adanya sebagian orang yang terkecoh oleh pendapat Ibnu Hazm ini serta menjadikannya alasan untuk memperbolehkan alat-alat musik. Padahal, sudah jelas bahwa hadits-hadist yang melarangnya adalah shahih, dan umat ini diancam dengan bermacam-macam siksaan apabila telah merajalela permainan musik yang melalaikan (almalahi) dan merajalela pula kemaksiatan.

[Disalin dari buku Asyratus Sa’ah Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusub bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, Edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 108-111 terbitan Pustaka Mantiq Penerjemah Drs As’ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
_________
Foot Note.
[1] Beliau adalah Imam dan Ahli Hadits Al-Hafizh Abu Amr Utsman bin Abdur Rahman Asy-Syahrazuri yang terkenal dengan sebutan Ibnu Shalah, seorang ahli agama yang zuhud dan wara’ serta ahli ibadah, mengikuti jejak Salaf yang Shalih. Beliau memiliki banyak karangan dalam ilmu hadits dan fiqih, dan memimpin pengajian di Lembaga Hadits Damsyiq. Beliau wafat pada tahun 643H [Al-Bidayah Wan-Nihayah 13:168]
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=676&bagian=0

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil

MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.

Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.

Imam Ahmad dan Hakim meriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Tidak akan datang kiamat sehingga banyak perbuatan dan perkataan keji, pemutusan hubungan silaturrahmi, dan sikap yang buruk dalam bertetangga”.[Musnad Ahmad 10:26-31 dengan syarah Ahmad Syakir. Beliau mengatakan “Isnadnya Shahih” dan beliau juga menyebut riwayat Al-Hakim dan membicarakannya dengan panjang lebar. Periksa pula Mustadrak Al-Hakim 1:75-76, beliau meriwayatkannya dengan tiga sanad seraya berkata, “Ini adalah hadits shahih, dan Imam Asy-Syaikhani telah sepakat berhujjah dengan semua perawinya kecuali Abu Sabrah Al-Hadzli. Dia adalah seorang Tabi’i besar yang riwayat hidupnya disebutkan dalam kitab-kitab Musnad dan tarikh, dan dia itu tercela”. Dan beliau menyebutkan syahid (hadits lain dari sahabat yang lain), dan Adz-Dzahabi menyetujui penshahihannya].

Ath-Thabari meriwayatkan dalam Al-Ausath dari Anas, ia berkata : telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah banyaknya perbuatan dan perkataan keji dan pemutusan hubungan kekeluargaan”. [Majma’uz Zawaid 7:284. Al-Haitsami berkata : “Perawi-perawinya kepercayaan, tetapi sebagian mereka diperselisihkan. Tetapi hadits-hadits ini mempunyai saksi (syahid/hadits yang semakna dengannya yang diriwayatkan dari jalan sahabat lain].

Dan dalam riwayat Imam Ahmad dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat …, akan banyak terjadi pemutusan hubungan kekeluargaan”. [Musnad Ahmad 5:333 dengan syarah Ahmad Syakir. Beliau berkata “Isnadnya shahih”].

Apa yang disinyalir oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam sekarang telah terjadi. Kekejian telah banyak terjadi diantara manusia. Mereka sudah tidak ambil peduli dalam melakukan kemaksiatan dan berkata keji dengan segala akibatnya. Pemutusan hubungan kekeluargaan terjadi disana-sini. Seorang kerabat tidak lagi menyambung hubungan kekerabatannya, bahkan mereka saling memutuskan dan saling membelakangi. Mereka hidup dalam satu negeri, satu wilayah, satu daerah, satu kampung, tetapi bulan-bulan dan tahun-tahun mereka biarkan berlalu tanpa saling mengunjungi dan menghubungi. Semua ini hanya terjadi karena lemahnya iman, sebab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyuruh menyambung kekeluargaan dan melarang memutuskannya. Beliau bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya Allah menciptakan mahluk, sehingga ketika telah selesai, berkatalah ar-rahm (kekeluargaan), ‘Ini kedudukan orang yang memohon perlindungan kepada-Mu dari memutuskan kekeluargaan (silaturrahmi), ‘Dia menjawab, Ya, apakah engkau tidak senang kalau Aku menyambung hubungan dengan orang yang menyambung hubungan denganmu, dan Aku memutuskan hubungan dengan orang yang memutuskan hubunganmu.? ‘Ia menjawab, ‘Ya’. Dia berfirman, ‘Maka, demikian itulah kedudukanmu”

Kemudian beliau bersabda : Bacalah kalau kalian mau firman Allah.

“Artinya : “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka serta dibutakan-Nya penglihatan mereka. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci ?”. (Muhammad : 22 -24).[Shahih Muslim, Kitab Al-Birr wash-shilah wal adab, Bab Shilaturrahim wa Tahrimi Qathi’atiha 16:112].

Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda.

“Artinya : Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan”. [Shahih Muslim, Kitab Al-Birr wash-shilah wal adab, Bab Shilaturrahim wa Tahrimi Qathi’atiha 16:114].

Adapun sikap buruk dalam bertetangga, maka hal ini juga telah terjadi. Berapa banyak tetangga yang tidak kenal tetangga sebelah rumahnya, tidak pernah mengamati keadaannya agar ia dapat memberinya bantuan dan pertolongan jika tetangga itu membutuhkan pertolongannya. Bahkan tidak jarang seorang tetangga tidak mencegah tangannya berbuat buruk terhadap tetangganya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang mengganggu dan menyakiti tetangganya dengan sabdanya.

“Artinya : Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka tidak boleh ia menggangu tetangganya”. [Shahih Muslim, Kitab Al-Iman, Bab Al-Hats’ala Ikram Al-Jaar a Adh-Dhaif 2:20].

Dan sebaliknya beliau menyuruh berbuat baik kepada tetangga dengan sabdanya.

“Artinya : Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya”. [Shahih Muslim 2:20].
Dan sabda beliau lagi.

“Artinya : Malaikat Jibril senantiasa berpesan kepadaku agar berbuat baik kepada tetangga sehingga aku mengira bahwa seorang tetangga akan menjadi ahli waris bagi tetangganya”. [Shahih Muslim, Kitabul Birr was-Shilah wal Adab, Bab Al-Washiyat bil-Jaar wal-ihsan 16:176]

[Disalin dari buku Asyraus Sa’ah FasalTanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Ysusf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 125-127 terbitan Pustaka mantiq, penerjemah Drs A’ad yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi.]
_________
Foote Note
[1] Ibnul Atsir berkata : “Al-Fuhsy (perbuatan keji) ialah segala sesuatu yang amat buruk yang berupa dosa dan maksiat. Dan lafal alfahisyah sering diartikan dengan zina. Dan segala yang buruk, baik berupa perkataan maupun perbuatan, maka dia itu adalah fahisyah”. (An-Nihayah 3 : 415).


Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=716&bagian=0

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA

MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.

Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________

Telah merajalela minum-minuman keras di kalangan umat ini dan diberinya nama (label) lain. Dan yang lebih parah lagi ialah dianggapnya halal minuman keras itu oleh sebagian orang. Hal ini juga termasuk sebagian tanda dekatnya hari kiamat. Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Diantara tanda-tanda (telah dekatnya) hari kiamat ialah …., kemudian beliau menyebutkan antara lain “akan diminumnya khamr” [Shahih Muslim, Kitab Al-Ilm, Bab Raf’il Ilmi wa Qabdhihi wa Zhuhuri Jahli Wal Fitan Di Akhiriz Zaman 16 : 121]

Sebagian dari hadit-hadits ini telah disebutkan dalam membicarakan Ma’azif (alat-alat musik), yang antara lain disebutkan bahwa di kalangan umat Islam ini akan muncul orang-orang yang menghalalkan minum khamar (minuman keras). Misalnya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Ubadah bin Ash-Shamit, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sungguh akan ada segolongan dari umatku yang menghalalkan khamar (minuman keras) dan memberinya nama dengan nama (label) lain” [Musnad Ahmad dan Sunnah Ibnu Majah. Ibnu Hajar mengatakan dalam Fathul Bari 10 : 51. “Sanadnya bagus”. Hadits ini juga dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shagir 5 : 13-14, hadits no 4945]

Khamr ini kini telah diberi nama dengan nama dan atau label yang banyak dan bermacam-macam, hingga ada yang menamainya minuman untuk membangkitkan semangat dan sebagainya. Dan hadits yang mengatakan bahwa di kalangan umat Islam ini akan merajalela minuman keras (khamar) dan akan ada orang-orang yang menghalalkan dan menganggapnya halal. Penghalalan atau penganggapan halal terhadap khamr ini oleh Ibnu ‘Arabi ditafsiri dengan dua penafsiran, yaitu :

Pertama : Menganggap halal meminumnya
Kedua : Meminumnya secara bebas seakan-akan meminum-miuman yang halal

Dan beliau mengatakan bahwa beliau telah mendengar dan melihat sendiri orang yang berbuat demikian (Vide : Fathul Bari 10 :51). Dan pada zaman kita sekarang ini lebih banyak lagi orang yang berbuat demikian.

Sungguh ada sebagian orang yang terfitnah dengan meminum minuman keras (khamar). Yang lebih mengerikan lagi ialah dijualnya khamar itu secara terbuka dan diminum secara terang-terangan di beberapa negara Islam, dan telah tersebar sedemikian rupa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Padahal, yang demikian itu merupakan bahaya besar dan kerusakan yang amat fatal. Segala urusan kepunyaan Allah, sebelumnya dan sesudahnya.

[Disalin dari buku Asyraus Sa’ah FasalTanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Ysusf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 111-112 terbitan Pustaka mantiq, penerjemah Drs A’ad yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi.]


Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=754&bagian=0

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil

MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.

Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________

Dan diantara tanda-tanda dekatnya hari kiamat lagi ialah banyaknya perzinaan di kalangan manusia. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan bahwa yang demikian itu termasuk tanda-tanda hari kiamat (telah dekatnya hari kiamat). Diriwayatkan dalam Shahihain dari Anas Radhyallahu ‘anhu, ia berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya diantara tanda-tanda akan datangnya hari kiamat ialah …. (diantaranya) akan merajalelanya perzinaan”. [Shahih Bukhari, Kitab Al-Ilm, Bab Raf’il Ilmi wa Zhuhuril Jahli 1:178. Shahih Muslim Kitab Al-Ilm, Bab Raf’il Ilmi wa Qabdhihi wa Zhuhuril Jahil wal Fitani Fi Akhiriz Zaman 16:221]

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata. Rasulullaah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Akan datang pada manusia tahun-tahun yang penuh tipu daya (kemudian beliau melanjutkan sabdanya, yang diantaranya) dan akan tersebar padanya perzinaan”. [Mustadrak Al-Hakim 4:512. Beliau bersabda, ” Ini adalah hadits yang shahih isnadnya, hanya saja Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya”. Adz-Dzahabi juga menyetujui perkataan Hakim ini. Dan dishahihkan pula oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir 3:212, nomor 3544 dan beliau tidak menyebut “dan akan tersebar ‘fahisyah/ perzinaan].

Dan lebih besar lagi daripada itu ialah menghalalkan zina. Diriwayatkan dalam kitab Shahih dari Abi Malik Al-Asy’ari bahwa dia mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sungguh akan ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan (menganggap halal) perzinaan dan sutera”. [Shahih Bukhari, Kitab Al-Asyrabah, Bab Majaa-a Fiman Yastahillu Al-Khamra wa Yusammihi bi Ghairi Ismihi 10:51].

Dan pada akhir zaman, setelah lenyapnya kaum mukminin, tinggalah orang-orang yang jelek, yang seenaknya saja melakukan persetubuhan seperti himar, sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits An-Nawwas Radhiyallahu ‘anhu.

“Artinya : Dan tinggallah manusia-manusia yang buruk yang seenaknya saja melakukan persetubuhan seperti himar. Maka pada zaman mereka inilah kiamat itu datang”. [Shahih Muslim, Kitab Al-Fitan wa Asyrathis Sa’ah, Bab Dzikri Ad-Dajjal 18:70].

Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda.

“Artinya : Demi Allah yang diriku di tangan-Nya, tidaklah akan binasa umat ini sehingga orang-orang lelaki menerkam wanita di tengah jalan (dan menyetubuhinya) dan diantara mereka yang terbaik pada waktu itu berkata. ‘Alangkah baiknya kalau saya sembunyikan wanita ini dibalik dinding ini”. [Riwayat Abu Ya’la, Al-Haitsami berkata. ‘Perawi-perawinya adalah perawi-perawi Shahih’. Majma’uz Zawaid 7:331].

Al-Qurthubi di dalam kitabnya Al-Mufhim Limaa Asykala Min Talkhiishi Muslim, dalam mengomentari hadits Anas di atas mengatakan. “Dalam hadits ini terdapat tanda kenabian, yaitu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan beberapa perkara yang akan terjadi, lalu secara khusus telah terjadi pada zaman sekarang ini”.[Fathul-Bari 1:179]

Kalau hal ini telah terjadi pada zaman Al-Qurthubi, maka pada zaman kita sekarang ini lebih banyak lagi, mengingat semakin banyaknya kebodohan (tentang Ad-Din) dan semakin tersebarnya kerusakan di antara manusia.

[Disalin dari buku Asyratus Sa’ah Fasal Tanda-tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat. hal. 106-108 terbitan Pustaka Mantiq. Penerjemah Drs As’ad yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]


Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=612&bagian=0

OlehYusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil

MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.

Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________

Di antara tanda-tanda semakin dekatnya kiamat lagi ialah munculnya riba secara merajalela di tengah-tengah masyarakat dan ketidakpedulian mereka terhadap makanan yang haram. Di dalam suatu hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda.

“Artinya : Menjelang datangnya hari kiamat akan merajalela riba”. [Diriwayatkan oleh Thabrani sebagaimana termaktub dalam At-Targhib Wat-Tarhib karya Al-Mundziri 3:9, dan beliau berkata, “Perawi-perawinya adalah perawi-perawi shahih”]

Dan di dalam kitab Shahih diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sungguh akan datang pada manusia suatu zaman yang pada waktu itu orang tidak memperdulikan lagi harta yang diperolehnya, apakah dari jalan halal atau dari jalan haram”. [Shahih Bukhari, Kitab Al-Buyu’, Bab Qaulil-Lah Azza wa Jalla : “Yaa ayyuhal-ladziina aamanuu ta’kuluu ar-ribaa” 4 : 313, dan Sunan Nasa’i 7 : 234, Kitab Al-Buyu’, Bab Ijtinaabi Asy-Syubuhaat fi Al-Kasbi].

Kandungan atau isi hadits-hadits ini telah terbukti pada banyak kaum muslimin pada masa sekarang ini. Mereka tidak memilih yang halal lagi dalam berusaha, bahkan mereka kumpulkan saja harta baik dari jalan halal maupun dari jalan haram. Dan kebanyakan hal ini karena keterlibatan mereka dalam muamalah riba. Banyak bank yang berpaktik secara ribawi, dan banyak pula orang yang terjerembab ke dalammnya.

Betapa jelinya Imam Bukhari hingga beliau memasukkan hadits ini dalam Bab Firman Allah Azza wa Jalla “Yaa ayyuhal-ladziina amanuu laa ta’kulur-ribaa adh’aafan mudhoo’affah” ayat 130 surat Ali Imran (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba secara berlipat ganda), untuk mejelaskan, bahwa praktik memakan riba secara berlipat ganda itu akan terjadi secara leluasa, yakni apabila manusia tidak mempedulikan cara mencari harta serta tidak membedakan antara yang halal dan yang haram.

[Disalin dari buku Asyratus Sa’ah Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA Edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 108. terbitan Pustaka Mantiq. Penerjemah Drs As’ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=646&bagian=0

“Segala puji bagi Allah, hanya kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan,
dan memohon ampunan. Kepada-Nya pula senantiasa berlindung dari kejahatan
diri dan keburukan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk
oleh-Nya, maka tidak ada seorang pun yang dapat menyesatkannya, dan
barangsiapa yang disesatkan oleh-Nya, maka tidak ada seorang pun yang dapat
memberi petunjuk kepadanya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak
diibadahi) melainkan hanya Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya, dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus Rasul-Nya”.

“Sebaik-baik ucapan adalah Kalamullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah
petunjuk Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam-, seburuk-buruk urusan
adalah yang diada-adakan, setiap yang diada-adakan adalah bid’ah, setiap
bid’ah adalah sesat, setiap kesesatan adalah neraka tempat kembalinya”.

Diantara tanda-tanda kiamat yang besar dan yang paling besar adalah:

1. Keluarnya Al-Mahdi

2. Keluarnya Al-Masih Ad-Dajjal

3. Turunnya Isa Bin Maryam

4. Masih ada tanda kiamat besar lainnya seperti: keluarnya Ya’juj dan
Ma’juj, terbitnya matahari dari tempat terbenamnya dan keluarnya api dari
dasar buku Aden (salah satu kota di Yaman) yang menggiring manusia ke tempat
penghimpunan mereka di negeri syam.

1. Keluarnya Al-Mahdi

Diantara tanda-tanda kiamat yang besar adalah keluarnya Al-Mahdi yaitu
sesorang yang diutus Allah Subhana Wata’ala di akhir jaman saat manusia
saling bertikai, Saat itu manusia saling berbuat kecurangan dan kezhaliman,
maka Al-Mahdi mengisi dunia dengan keadilan dan kejujuran dengan menjadi
seorang khalifah yang bijaksana dan adil, mengurusi umat ini dan menerapkan
syari’at Islam.

Telah diriwayatkan dalam hadith-hadith yang shahih bahwa ia termasuk
keturunan Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib r.a. Namanya sesuai dengan nama
Rasulullah SAW dan nama bapaknya sama dengan nama bapak Rasulullah SAW,
keningnya lebar dan hidungnya mancung. Ia keluar dari arah timur menuju

Makkah dari Madinah dengan berlari, di bai’at diantara sisi Ka’bah dan Maqam
Ibrahim, dikirim tentara untuk membunuhnya namun mereka dibenamkan, penghuni
langit dan bumi rela terhadapnya, pada zamannya akan turun dajjal dan Isa AS
dari langit.

Dia tidak terjaga dari kesalahan dan dia -menurut Ahlus Sunnah- tidak lebih
dari salah seorang imam dari imam-imam kaum muslimin yang menyebarkan
keadilan, berhukum dengan syari’at Islam, membagikan harta secara merata dan
mengisi hati umat Muhammad SAW dengan kepuasan serta keadilan.

Hadith-hadith tentang kedatangan Al-Mahdi sangat banyak dan mutawatir
secara maknawi, diriwayatkan oleh 26 shahabat dari Rasulullah SAW terdapat
dalam Sunan Abi Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, An-Nasa’I, Musnad Ahmad,
Mustadrak Al-Hakim, As-Sunannya Al-Baihaqi, Musnad Al-Bazzar dan lain-lain.

Diantara hadith-hadith yang menguatkannya dan dipakai oleh At-Tirmidzi, Abu
Dawud, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Al-‘Uqali, Al-Qadhi ‘Iyadh,
Al-Qurthubi, Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayim, Ibnu Hajar, As-Suyuthi,
Asy-Syaukani, Siiduq Hasan Khan, Ahmad Syakir, Al-Albani, Ibnu Baz sebagai
dalil tentang kedatangan Al-Mahdi ini pada akhir zaman, adalah sebagai
berikut:

1.1. Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud r.a, ia berkata bahwa
Rasulullah SAW telah bersabda,” Dunia ini tidak akan Kiamat hingga Arab
diperintah oleh seorang laki-laki dari keturunanku yang namanya sesuai
dengan namaku.” (HR At-Tirmidzi dan Abu Dawud). Dalam riwayat Abu Dawud
disebutkan, “Apabila umur dunia tinggal satu hari saja, niscaya Allah akan
memanjangkannya hingga Allah mengutus seorang dari keturunanku yang namanya
sesuai dengan namaku dan nama ayahnya sesuai dengan nama ayahku. Ia mengisi
dunia dengan keadilan dan kejujuran sementara dunia sudah penuh dengan
kecurangan dan kedzaliman.” (1)

1.2. Diriwayatkan oleh Ummu Salamah r.a, ia berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Al-Mahdi berasal dari keturunanku, dari anak fatimah.” (HR Abu
Dawud, Ibnu Majah dan Al-Hakim) (2)

1.3. Diriwayatkan dari Ali r.a, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Al-Mahdi dari keturunan kami, Ahlul Bait, dipersiapkan Allah pada suatu
malam.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah) (3)

1.4. Diriwayatkan dari Ali r.a, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
” Seandainya jaman tidak tersisa kecuali hanya sehari, niscaya Allah akan
mengutus seorang laki-laki dari keturunan Ahlu Baitku, yang akan mengisi
dunia dengan keadilan, saat dunia penuh dengan kecurangan.” (HR Ahmad dan
Abu Dawud) (4)

1.5. Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Al-Mahdi berasal dari keturunanku, berdahi lapang, berhidung panjang,
mengisisi dunia dengan keadilan sebagaimana dunia telah dipenuhi dengan
kejahatan dan kecurangan. Ia berkuasa selama tujuh tahun. > (HR Abu Dawud)
(5)

Foot note;

(1). Misykatul Mashabih 3/24, pentahqiq Misykat berkata bahwa sanadnya
hasan, sesuai dengan riwayat Abu dawud yang shahih dalam Shahihul Jami’
Ash-Saghir 6/70 hadith no. 5180.

(2). Shahihul Jami’ Ash-Saghir 6/22, Syaikh Nashiruddin Al-Albani berkata
tentangnya, “hadith

shahih”.

(3). Shahihul Jami’ Ash-Saghir 6/22, Syaikh Nashiruddin Al-Albani berkata
tentangnya, “hadith shahih”.

(4). Hadith Shahih. Lihat Shahihul Jami’ Ash-Saghir 5/71, hadith no. 5181.

(5). Misykatul Mashabih 3/24, hadith no. 5454 dengan sanad hasan, sebagai
mana disebutkan oleh muhaqqiq kitab Misykat.

2. Keluarnya Al-Masih Ad-Dajjal

Diantara tanda-tanda Kiamat yang paling besar adalah keluarnya al-masih
ad-dajjal, yaitu seorang manusia dengannya Allah SWT menguji para hamba-Nya
pada akhir zaman. Orang tersebut mengaku tuhan dan diikuti oleh kaum Yahudi
-bahkan itulah yang mereka tunggu-tunggu untuk menguasai dunia pada zaman
tersebut-.

Allah SWT memberinya beberapa kemampuan seperti: melimpahkan kekayaan bagi
orang yang mempercayainya dan melenyapkan keduniaan dari orang-orang yang
menolaknya; tunduknya perbendahaan bumi terhadapnya dan patuhnya langit
terhadap perintahnya untuk menurunkan hujan sehingga turunlah hujan;
Patuhnya bumi ketika diperintahkan untuk menumbuhkan tumbuhan sehingga
tumbuhlah tumbuh-tumbuhan; menghidupkan kembali orang yang telah dibunuhnya.
Semua itu terjadi dengan takdir dan izin Allah SWT.

Kemudian setelah itu Allah SWT melemahkannya (red. Dajjal) sehingga tidak
mampu membunuh orang yang telah dihidupkannya ataupun yang lainnya,
perintah-perintahnya pun tidak berfungsi lagi. Lalu dibunuh Nabi Isa AS.

Allah SWT telah memberikan dua tanda pada wajah dajjal yang keduanya
menunjukkan kedustaan dan kekufurannya, yaitu : Bahwa orang tersebut buta
sebelah matanya ; dan tertulis diantara kedua matanya tulisan (red. ka fa
ra) yang dapat dibaca oleh setiap orang yang beriman, baik yang dapat
menulis maupun tidak.

Dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda :

“Tidak ada seorang nabi pun kecuali telah memperingatkan umatnya tentang
orang yang buta lagi pendusta. Ketahuilah bahwa orang tersebut buta, dan
sesungguhnya Rabb kalian tidaklah buta; Diantara kedua mata orang tersebut
tertulis ka fa ra.” (Dikeluarkan oleh Muslim)

Rasulullah SAW bersabda dalam hadith yang dikeluarkan oleh Muslim dari
hadith An-Nawas bin Sam’an, “..Ia seorang pemuda yang berambut ikal, matanya
cekung, seolah-olah aku menyerupakannya dengan Abdul ‘Izzi bin Qathn. Barang
siapa diantara kalian yang bertemu dengannya hendaklah mambacakan awal-awal
Surat Al-Kahfi. Orang tersebut akan muncul dari antara Syam dan Irak, lalu
menyebarkan kerusakan ke kiri dan ke kanan. Wahai hamba-hamba Allah,
teguhlah kalian.” Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, berapa lama ia tinggal
di bumi?” Beliau menjawab, “Empat puluh hari, dimana salah satu harinya
selama setahun, satu hari lainnya selama sebulan dan satu hari lainnya lagi
selama sepekan, sementara hari-hari lainnya seperti hari-hari kalian yang
biasanya.” Kami katakan, “Wahai Rasulullah, pada hari yang selama setahun
itu, apakah cukup kami mengerjakan shalat sehari?” Beliau menjawab, “Tidak.
Perkirakanlah oleh kalian waktunya.” (6)

Kami berkata, “Wahai Rasulullah, “Bagaimana perjalanannya dimuka bumi?”.
Beliau menjawab, “Seperti rintik hujan yang diterpa angin; ia datang pada
suatu kaum lalu menyeru mereka maka mereka pun mempercayainya dan
mematuhinya; ia memerintahkan langit lalu langitpun menurunkan hujan; ia pun
memerintahkan bumi lalu bumi pun menumbuhkan tumbuhan, kemudian dipenghujung
harinya ternak mereka pulang kepada mereka dalam keadaan lebih panjang
punuknya dan lebih panjang kantong kelenjar susunya (karena banyak
mengandung susu) serta lebih gemuk (karena lebih kenyang).

Kemudian ia mendatangi kaum yang lain dan menyeru mereka tapi mereka menolak
perkataannya, lalu ia meninggalkan mereka, tiba-tiba saja mereka kehilangan
harta bendanya sehingga tidak ada lagi yang dimiliki.

Kemudian ia berjalan diatas tanah datar lalu mengatakan, “Keluarkanlah
perbendaharaanmu.” Maka keluarlah perbendaharaan bumi seperti lebah-lebah
jantan. Kemudia ia memanggil seorang laki-laki kekar yang masih muda belia
lalu menghantamnya dengan pedang sehingga terbagi menjadi dua bagian yang
terhempas dibumi; kemudia ia memanggilnya lagi, tiba-tiba saja orang yang
telah mati itu bangkit dan wajahnya tersenyum.

Pada saat itulah Allah mengutus Al-Masih Isa bin Maryam, beliau pun turun
disuatu menara putih sebelah timur Damaskus dengan mengenakan dua pakaian
putih sementara kedua tangannya diletakkan diatas sayap dua malaikat.

Jika beliau memanggutkan kepalanya, lalu meneteslah air, dan jika
mengangkatnya keluarlah butiran air seperti permata, sehingga tidak ada
seorang kafir pun yang mencium aroma dirinya kecuali ia mati, sedangkan
nafasnya merebak sejauh pandangannya. Lalu beliau mengejar dajjal dan
mendapatkannya di pintu Ludd (7), lalu beliau membunuhnya.”

Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Dajjal diikuti oleh tujuh puluh ribu Yahudi Ashbahan yang mengenakan
pakaian kebesaran”

(Dikeluarkan oleh Muslim dalam Kitab Al Fitan)

Dari Anas bin Malik juga, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Tidak ada suatu negeri pun kecuali pasti dihampiri dajjal, kecuali Makkah
dan Madinah, tidak ada satu sudutpun dari sudut-sudutnya kecuali ada dua
barisan malaikat menjaganya.”

(Diriwayatkan oleh Muslim).

————————–

Foot note;

(6) Yakni, jika beliau berlalu setelah terbitnya fajar, maka perkirakanlah
waktu yang biasanya antara terbitnya fajar dan Zhuhur setiap harinya lalu
shalatlah Zhuhur. Kemudian dari waktu tersebut perkirakanlah waktu yang
biasanya antara Zhuhur dan Ashar lalu shalatlah Ashar. Setelah itu berlalu
perkirakanlah waktu yang biasanya antara Ashar dan Maghrib lalu shalatlah
Maghrib. Demikian juga untuk shalat Isya’ dan Shubuh, lalu Zhuhur, Ashar,
Maghrib dan seterusnya hingga berlalunya hari tersebut. Pada hari tersebut
ada waktu shalat setahun yang semuanya harus dilakukan pada waktunya.

(7) Suatu negeri dekat Baitul Maqdis.

Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apakah tanda-tanda kiamat kubra itu datangnya secara beruntun ? Apakah hewan-hewan itu mengetahui dan merasakan tanda-tanda kiamat itu, sedangkan manusia dan jina tidak ?

Jawaban.
Tanda-tanda kiamat kubra itu sebagiannya datang secara beruntun dan dapat diketahui dan sebagian yang lain tidak beruntun dan tidak diketahui runtutannnya. Di antara yang datang secara beruntun adalah turunnya Nabi Isa putra Maryam dan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj serta Dajjal. Dajjal dibangkitkan, kemudian turun Nabi Isa untuk membunuhnya, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj.

As-Safarani Rahimahullah dalam kitab aqidahnya menyusun urutan-urutan tanda-tanda kiamat. Sebagian urutan yang disusunnya ini cukup memuaskan (bisa diterima), namun sebagian lainnya tidak.

Masalah urutan itu tidak terlalu penting bagi kita, akan tetapi yang penting adalah bahwa kiamat itu memiliki tanda-tanda yang luar biasa. Jika tanda-tanda tersebut telah telah muncul, maka kiamat benar-benar telah dekat. Allah Ta’ala membuat tanda-tanda bagi tibanya kiamat itu karena kiamat merupakan kejadian penting di mana manusia perlu diingatkan akan kejadiannya yang telah dekat.

Kita tidak tahu, apakah binatang-binatang itu merasakan tanda-tanda kiamat tersebut atau tidak. Namun yang pasti, binatang-binatang itu juga dibangkitkan pada hari kiamat dan juga dikumpulkan, kemudian satu sama lainnya saling mengqishah.

[Disalin dari kitab Fatawa Anil Iman wa Arkaniha, yang di susun oleh Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, edisi Indonesia Soal-Jawab Masalah Iman dan Tauhid, Pustaka At-Tibyan]
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=573&bagian=0

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil

MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.

Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________

Hal ini termasuk tanda-tanda hari kiamat yang sudah nampak dengan jelas yang kini semakin bertambah.

Dikalangan umat Islam ini telah terjadi kemusyrikan, dan beberapa kelompok dari mereka menjalin hubungan akrab dengan orang-orang musyrik. Mereka menyembah berhala-berhala, patung-patung, arca-arca dan sebagainya. Mereka juga mendirikan bangunan-bangunan di atas kubur dan mereka sembah disamping menyembah Allah dengan tujuan agar mendapatkan barakahnya. Mereka cium, mereka agungkan, mereka junjung tinggi, mereka bernadzar untuknya, dan mereka adakan hari-hari besar tertentu berkaitan dengan kubur atau bangunan-bangunan di atas kubur tersebut. Banyak diantara mereka yang memperlakukan bangunan-bangunan itu seperti berhala Lata, Uzza dan Manat atau lebih besar lagi syiriknya.

Abu Daud dan Tirmidzi meriwayatkan dari Tsauban Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Apabila pedang telah diletakkan pada umatku, maka ia tidak akan diangkat lagi hingga hari kiamat. Dan tidak akan datang kiamat itu sehingga beberapa kabilah dari umatku mengikuti tingkah laku kaum musyrik, dan sehingga ada beberapa kabilah dari umatku yang menyembah berhala-hala” [Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abu Daud 11 : 322-324, Tuhfatul Ahwadzi Syarh Jami Tirmidzi 6 : 466. Tirmidzi berkata, “Ini adalah hadits shahih”. Dan hadits ini juga dishahihkan oleh Al-Alban dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shagir 6 : 174, hadits nomor 7295]

Imam Asy-Syaikhani (Bukhari dan Muslim) meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu katanya : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Tidak akan datang kiamat sehingga wanita-wanita tua suku Daus berputar-putar mengelilingi Dzil-Khalashah” [Shahih Bukhari, Kitab Al-Fitan, Bab Taghayyuriz-Zaman Hatta Tu’bada Al-Autsan 13 : 76, hadits nomor 7116, Shahih Muslim Syarah Nawawi, Kitab Al-Fitan Wa Asyroth As-Sa’ah, Bab Laa Taquumu As-Sa’utu Hatta Ta’buda Daus Dzal-Khalashah 18 : 32-33]

Dan Dzul-Khalashah ialah tempat berhala suku Daus yang mereka sembah pada zaman jahiliyah.

Apa yang disabdakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini telah menjadi kenyataan. Karena suku Daus dan orang-orang Arab di sekitarnya telah terfitnah dengan Dzul-Khalashah. Yakni tatkala mereka dilanda kebodohan dan kembali mengikuti jejak nenek moyang mereka terdahulu dengan menyembeah Dzul-Khalashah disamping menyembah Allah. Sehingga, bangkitlah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah dengan dakwah dan seruannya kepada tauhid dan memurnikan ajaran Islam. Maka Islampun dapat kembali lagi ke jazirah Arab. Kemudian bangkitlah Al-Imam Abdul Aziz bin Muhamad bin Sa’ud rahimahullah, dan beliau mengirim sekelompok juru dakwah ke Dzul-Khalashah untuk merobohkan dan menghancurkan sebagian bangunannya. Tetapi setelah masa pemerintahan keluarga Sa’ud atas Hizaz berakhir, maka kembalilah orang-orang jahil menyembah patung di Dzul-Khalashah lagi.

Kemudian, ketika Abdul Aziz bin Abdur Rahman Ali (keluarga) Sa’ud rahimahullah berkuasa atas Hizaz, beliau memerintahkan gubernurnya untuk mengirim pasukan guna menghancurkannya dan menghilangkan bekas-bekasya. Segala puji dan nikmat kepunyaan Allah [Vide : Ithaful Jama’ah I : 522-523 : Sarootu Ghamid wa Zahron : 347-349]

Kesyirikan-kesyirikan itu akan senantiasa ada dalam berbagai negeri dengan berbagai bentuknya. Dan benarlah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda.

“Artinya : Tidak akan lenyap malam dan siang (tidak akan lenyap dunia, yakni Kiamat) sehingga Lata dan Uzza (berhala) disembah kembali” Lalu Aisyah berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya ketika Allah menurunkan firmanNya : ‘Dia-lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya’. Saya kira dengan turunnya ayat ini semua itu sudah sempurna. Beliau menjawab : “Itu akan terjadi sesuai dengan kehendak Allah, tetapi kemudian Allah akan mengirimkan angin yang baik lantas mematikan setiap orang yang di hatinya masih ada iman meskipun seberat biji sawi, sehingga tinggal manusia yang tidak ada kebaikannya sama sekali, lalu mereka kembali kepada agama nenek moyang mereka (syirik)” [Shahih Muslim dengan syarah Nawawi, Kitab Al-Fitan wa syrithis Sa’ah 18 : 33]

Dan lambang serta wujud kemusyrikan itu banyak sekali. Tidak terbatas pada penyembahan terhadap batu, kayu dan kuburan, tetapi bisa lebih jauh dari itu. Yaitu, dengan menjadikan thoghut-thaghut sebagai saingan bagi Allah Ta’ala, yang menciptakan syari’at untuk manusia dan menyuruh manusia mengikuti syariatnya dengan meninggalkan syariat Allah. Dengan demikian, berarti mereka menjadikan diri mereka sebagai tuhan-tuhan yang disucikan selain Allah seperti yang disinyalir Allah :

“Artinya : Mereka menjadikan orang-orang pandai dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah” [At-Taubah : 31]

Maksudnya, mereka menjadikan ulama-ulama dan sarjana-sarjana serta hali-ahli ibadat mereka sebagai tuhan-tuhan yang membuat syari’at bagi mereka. Mereka mengikuti saja apa yang dihalalkan dan diharamkan oleh orang-orang tersebut (tanpa berdasarkan Kitabullah dan sunnah RasulNya [vide : Tafsir Ibnu Katsir 4 : 77]

Kalau dalam hal tahlil (penghalalan) dan tahrim (pengharaman) sesuatu saja begini, maka betapa lagi dengan orang-orang yang mengesampingkan Islam dan membuangnya ke belakang punggung mereka dan memeluk madzhab-madzhab atheis seperti sekularisme, komunisme, sosialisme dan qaummiyyah (nasionalisme/sukuisme) kemudian mereka masih menganggap dirinya muslim ?

[Disalin dari buku Asyratus Sa’ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 122 -125 terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As’ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]


Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=1238&bagian=0

Oleh
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil

MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.

Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
________________________________

Dalam hadits Jibril yang panjang disebutkan pula sabda Rasulullah Shallallahu a’alaihi wa sallam.

“Artinya : Dan akan saya beritahukan kepadamu tanda-tanda hari kiamat itu ialah apabila budak wanita melahirkan tuannya ….” [Shahih Bukhari Kitab Al-Iman, Bab Suali Jibril 1:114. Shahih Muslim, Kitab Al-Iman. Bab Bayani Al-Iman wa Al-Islam wa Al-Ihsan 1 : 158]

Dan dalam riwayat Muslim dengan lafal.

“Artinya : Apabila budak wanita melahirkan tuannya ….” [Shahih Muslim 1 : 163]

Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan makna ‘alamat (tanda-tanda) ini atas beberapa macam pendapat, dan Al-Hafidzh Ibnu Hajar menyebutkan empat diantaranya, yakni :

[1]. Al-Khatabi berkata : “Maknanya ialah Islam akan meluas hingga dapat menguasai Negara-negara musyrik dan menawan anak cucu mereka. Apabila seseorang dapat memiliki Jariyah (budak wanita), lantas budak tersebut melahirkan anak hasil hubungan dengannya. Maka, anak tersebut berkedudukan sebagai tuannya, karena si anak tersebut adalah anak tuannya” [Ma’alim As-Sunan ‘Ala Mukhtashar Sunan Abu Daud 7:67. Fathul Bari 1 : 122]

Imam Nawawi mengatakan bahwa pendapat ini merupakan pendapat kebanyakan ulama. [Syarah Muslim 1 : 158]

Ibnu Hajar mengatakan : “Pendapat ini masih perlu direnungkan dan dipertimbangakan, sebab budak-budak perempuan melahirkan anak hasil hubungannya dengan tuannya itu sudah terjadi ketika hadits ini disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan penaklukan terhadap negara-negara musyrik dan penawanan terhadap anak cucu mereka serta menjadikan mereka sebagai tawanan perang juga banyak terjadi pada masa permulaan Islam. Padahal, konteks hadits ini menunjuk kepada sesuatu yang belum terjadi, yang baru akan terjadi ketika telah mendekati hari kiamat [Fathul Bari 1 : 122] [1]

[2]. Para tuan menjual ibu (yakni budak yang merupakan ibu) dari anaknya, dan hal ini semakin banyak dan ramai di pasaran, kemudian budak-budak wanita itu dibeli oleh anak-anak kandungnya sendiri dengan tanpa disadari (bahwa antara mereka terdapat hubungan ibu dan anak).

[3]. Si budak perempuan melahirkan anak yang merdeka dari hubungan dengan orang yang bukan tuannya karena persetubuhan yang syubhat. Atau melahirkan budak pula dari jalan pernikahan atau perzinaan, kemudian budak perempuan tersebut dijual dan berpindah-pindah tangan, hingga dibeli oleh anaknya (dan dijadikan budaknya). Pendapat ini mirip dengan pendapat sebelumnya.

[4]. Banyaknya anak durhaka yang memperlakukan dan menyikapi ibunya seperti sikap tuan terhadap budaknya, seperti merendahkannya, mencacinya, memukulnya, dan memperkerjakannya atau menjadikannya pelayan untuk dirinya. Jadi, pemakaian kata-kata Rabb (tuan) di sini adalah majazi. Atau boleh jadi yang dimaksud dengan rabb di sini adalah mu-rabbi-nya (pendidik dan pembimbingnya).

Sealnjutnya Ibnu Hajar berkata : “Dan pendapat ini (yakni pendapat keempat ini) adalah pendapat yang paling tepat menurut pandangan saya, mengingat keumumannya. Lagi pula karena konteksnya menunjuk kepada suatu kondisi yang bakal terjadi, ketika terlah terjadi kerusakan dan keanehan-keanehan serta penyimpangan. Ringkasnya, hadits itu mengisyaratkan bahwa terjadinya kiamat itu sudah dekat apabila keadaan sudah berbalik dimana seseorang yang semestinya dibimbing malah membimbing dan orang-orang rendahan malah menempati posisi yang tinggi (terhormat). Ini sesuai pula dengan sabda beliau mengenai tanda yang lain di mana orang yang dahulunya berkaki telanjang (karena miskinnya) malah menjadi raja (penguasa)” [Fathul Bari 1 : 122-123 secara ringkas]

[5]. Kemudian terdapat pendapat kelima yang dikemukakan oleh Al-Hafidzh Ibnu katsir rahimahullah, yaitu budak-budak perempuan pada akhir zaman memperoleh kedudukan yang terhormat, yaitu mendampingi seorang pembesar. Karena itulah hal ini dirangkaikan penyebutannya dalam sabda beliau : “Dan engkau akan melihat orang-orang yang dahulunya berkaki telanjang, berpakaian compang-camping lagi miskin, pada saat itu berlomba-lomba membangun perumahan (dan sebagainya)” [An-Nihayah Fil Fitan Wal Malahin 1 : 177 dengan tahqiq Dr Thaha Zaini]

Disalin dari buku Asyratus Sa’ah. Fasal Tanda-Tanda Kiamat Kecil oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil MA, edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat hal. 132 -133, 154-155 terbitan Pustaka Mantiq, penerjemah Drs As’ad Yasin dan Drs Zaini Munir Fadholi]
_________
Foote Note
[1]. Ibnu Katsir juga menganggap pendapat pertama ini sebagai pendapat yang tidak tepat [Vide : An-Nihaya Fil Fitan Wal Malahim 1 : 177-178]


Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=mo re&article_id=1371&bagian=0