Malaikat, Jin dan Manusia Tiada Mengetahui yang Ghaib

Posted: 11 Juni 2010 in Tausiyah
Tag:, , ,

Oleh : Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf

Istilah “penampakan” kian akrab di telinga masyarakat kita akhir-akhir ini. Bagaimana pandangan syariat menyoroti hal ini? Bagaimana pula dgn keyakinan bahwa sebagian manusia bisa mengetahui hal-hal ghaib? Simak bahasan berikut!

Mempercayai hal-hal yg ghaib merupakan salah satu syarat dari benar keimanan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

الم. ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِاْلآخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ. أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“Alif laam miim. Kitab ini tdk ada keraguan pada petunjuk bagi mereka yg bertakwa. mereka yg beriman kepada yg ghaib yg mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizki yg Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yg beriman kepada Kitab yg diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yg telah diturunkan sebelummu. Serta mereka yakin akan ada akhirat. Mereka itulah yg tetap mendapat petunjuk dari Rabb mereka dan merekalah orang2 yg beruntung.”

Ghaib adl segala sesuatu yg tersembunyi dan tdk terlihat oleh manusia seperti surga neraka dan apa yg ada di dlm alam malaikat hari akhir alam langit dan yg lain yg tdk bisa diketahui manusia kecuali bila ada pemberitaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Alam jin dan wujud jin dlm bentuk asli seperti yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan adl ghaib bagi kita. Namun golongan jin dapat berubah-ubah bentuk –dengan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala– dan amat mungkin bagi mereka melakukan penampakan sehingga kita dapat melihat dlm wujud yg bukan aslinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ

“Sesungguh ia dan pengikut-pengikut melihat kamu dari suatu tempat yg kamu tdk bisa melihat mereka.”

Dari Abu As-Sa`ib maula Hisyam bin Zuhrah beliau bercerita bahwa diri pernah berkunjung ke rumah Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu katanya: “Aku mendapati tengah mengerjakan shalat akupun duduk menunggu hingga beliau selesai. Tiba-tiba aku mendengar ada gerakan pada bejana tempat minum yg ada di pojok rumah. Aku menoleh ke arah dan ternyata ada seekor ular. Aku segera meloncat utk membunuh namun Abu Sa’id memberi isyarat kepadaku agar aku duduk. Ketika ia selesai dari shalat ia menunjuk ke sebuah rumah yg ada di kampung itu sambil berkata: ‘Apakah engkau lihat rumah itu?’ ‘Ya’ jawabku. Ia kemudian menuturkan ‘Dahulu yg tinggal di rumah itu adl seorang pemuda yg baru saja menjadi pengantin. Kala itu kami berangkat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Khandaq dan pemuda itupun ikut bersama kami. Saat tengah hari pemuda itu meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam utk pulang menemui istrinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan sambil berpesan: ‘Bawalah senjatamu krn aku khawatir engkau bertemu dgn orang2 dari Bani Quraidhah.’ Pemuda itu mengambil senjata kemudian pulang menemui istrinya. Setiba di rumah ternyata istri sedang berdiri di antara dua daun pintu. Ia mengarahkan tombak kepada istri utk melukai krn merasa cemburu krn istri berada di luar rumah. Istri berkata kepadanya: “Tahan dulu tombakmu dan masuklah ke dlm rumah sehingga engkau akan tahu apa yg menyebabkan aku sampai keluar rumah!”

Pemuda itu masuk dan ternyata terdapat seekor ular besar yg melingkar di atas tempat tidur. Pemuda itu lantas menghunuskan tombak dan menusukkan pada ular tersebut. Setelah itu ia keluar dan menancapkan tombak di dinding rumah. Ular itu menyerang dan terjadilah pergumulan dgn ular tersebut. Tidak diketahui secara pasti mana di antara kedua yg lbh dahulu mati ular atau pemuda itu.’

Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu melanjutkan ceritanya: ‘Kami menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melaporkan kejadian itu kepada dan kami sampaikan kepada beliau: ‘Mohonlah kepada Allah agar menghidupkan demi kebahagiaan kami.’ Beliau menjawab: ‘Mohonlah ampun utk shahabat kalian itu!’

Selanjut beliau bersabda: ‘Sesungguh di Madinah terdapat golongan jin yg telah masuk Islam mk jika kalian melihat sebagian mereka –dalam wujud ular– berilah peringatan tiga hari. Dan apabila masih terlihat olehmu setelah itu bunuhlah ia krn sebenar dia adl setan.” 1

Para Rasul Tidak Mengetahui yg Ghaib

Telah disebutkan sebelum bahwa sekumpulan jin datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian mendengarkan bacaan Al-Qur`an. Ketika itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tdk mengetahui kehadiran mereka kecuali setelah sebuah pohon memberitahu –dan Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Kuasa utk menjadikan pohon dapat berbicara– seperti yg disebutkan Al-Imam Al-Bukhari dlm Shahih- dari shahabat Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu. Ini menunjukkan bahwa beliau tdk mengetahui perkara ghaib kecuali yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala kabarkan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ لاَ أَقُوْلُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللهِ وَلاَ أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلاَ أَقُوْلُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلاَّ مَا يُوْحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي اْلأَعْمَى وَالْبَصِيْرُ أَفَلاَ تَتَفَكَّرُوْنَ

“Katakanlah: ‘Aku tdk mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku dan tdk pula aku mengetahui yg ghaib dan tdk pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tdk mengetahui kecuali apa yg diwahyukan kepadaku.’ Katakanlah: ‘Apakah sama orang yg buta dgn orang yg melihat?’ mk apakah kamu tdk memikirkannya?”

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

قُلْ لاَ أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا إِلاَّ مَا شَاءَ اللهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاَسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوْءُ إِنْ أَنَا إِلاَّ نَذِيْرٌ وَبَشِيْرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُوْنَ

“Katakanlah: ‘Aku tdk berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tdk pula menolak kemudharatan kecuali yg dikehendaki Allah. Dan sekira aku mengetahui yg ghaib tentulah aku berbuat kebajikan sebanyak-banyak dan aku tdk akan ditimpa kemudharatan. Aku tdk lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang2 yg beriman’.”

Para Malaikat Tidak Mengetahui yg Ghaib

Kendatipun para malaikat adl mahluk yg dekat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala namun utk urusan ghaib ternyata mereka pun tdk mengetahuinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman saat pertama kali hendak menciptakan manusia:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي اْلأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ. وَعَلَّمَ آدَمَ اْلأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُوْنِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلاَءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ. قَالُوا سُبْحَانَكَ لاَ عِلْمَ لَنَا إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ

“Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguh Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yg akan membuat kerusakan pada dan menumpahkan darah padahal kami senantiasa bertasbih dgn memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Allah berfirman ‘Sesungguh Aku mengetahui apa yg kamu tdk ketahui.’ Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruh kemudian mengemukakan kepada para Malaikat lalu berfirman: ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang2 yg benar!’ Mereka menjawab: ‘Maha Suci Engkau tdk ada yg kami ketahui selain dari apa yg telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguh Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana’.”

Kaum Jin Tidak Mengetahui yg Ghaib

Banyak sekali orang yg tertipu dan keliru kemudian mengira jika bangsa jin mengetahui yg ghaib terutama bagi mereka yg terjun dlm kancah sihir dan perdukunan. Akibat kepercayaan dan ketergantungan mereka terhadap jin sangatlah besar sehingga menggiring mereka kepada kekufuran.

Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala dgn tegas telah mementahkan anggapan ini dlm firman-Nya:

فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلاَّ دَابَّةُ اْلأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُوْنَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِيْنِ

“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman tdk ada yg menunjukkan kepada mereka kematian itu kecuali rayap yg memakan tongkatnya. mk tatkala ia tersungkur tahulah jin itu bahwa kalau sekira mereka mengetahui yg ghaib tentulah mereka tdk tetap dlm siksa yg menghinakan.”

Manusia Tidak Dapat Mengetahui Alam Ghaib

Jika para rasul yg merupakan utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm menyampaikan syariat-Nya kepada manusia tdk mengetahui hal yg ghaib sedikitpun mk sudah tentu manusia secara umum tdk ada yg dapat mengetahui alam ghaib atau menjangkau batasan-batasannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya memerintahkan agar mengimani perkara yg ghaib dgn keimanan yg benar.

Keyakinan seperti ini agak sudah mulai membias. Apalagi saat ini banyak sekali orang yg menampilkan diri sebagai narasumber utk urusan-urusan yg ghaib mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dgn masa depan seseorang dari mulai jodoh karir bisnis atau yg lainnya.

Kata ‘dukun’ barangkali sekarang ini jarang didengar dan bahkan serta merta mereka akan menolak bila dikatakan dukun. Dalih apalagi kalau bukan seputar “Kami tdk meminta syarat-syarat apapun kepada anda” “Kami tdk menyuruh memotong ayam putih” dan sebagainya. Padahal praktek seperti itu adl praktek dukun juga. Beda dukun sekarang ini berpendidikan sehingga bahasa yg digunakan pun bahasa-bahasa ilmiah sehingga mereka jelas enggan disebut dukun.

Tak ada seorang pun yg dapat melihat dan mengetahui perkara ghaib menentukan ini dan itu terhadap sesuatu yg belum dan akan terjadi di masa datang. Jika toh bisa itu semata-mata bantuan dan tipuan dari setan sehingga dusta bila itu dihasilkan dari latihan dan olah jiwa.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ صَدَّقَ عَلَيْهِمْ إِبْلِيسُ ظَنَّهُ فَاتَّبَعُوْهُ إِلاَّ فَرِيْقًا مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ. وَمَا كَانَ لَهُ عَلَيْهِمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلاَّ لِنَعْلَمَ مَنْ يُؤْمِنُ بِاْلآخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ مِنْهَا فِي شَكٍّ وَرَبُّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيْظٌ

“Dan sesungguh Iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaan terhadap mereka lalu mereka mengikuti kecuali sebahagian orang2 yg beriman. Dan tdk adl kekuasaan Iblis terhadap mereka melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yg beriman kepada ada kehidupan akhirat dari siapa yg ragu-ragu tentang hal itu. Dan Rabbmu Maha Memelihara segala sesuatu.”

Ada pula sebagian manusia yg memiliki aqidah rusak di mana mereka meyakini ada sebagian orang yg keberadaan ghaib dari pandangan manusia dan biasa identik dgn orang2 yg dianggap telah suci jiwanya. Mereka mengistilahkan dgn roh suci atau rijalul ghaib.

Ketahuilah bahwa tdk ada istilah manusia ghaib. Tidak ada pula istilah rijalul ghaib di tengah-tengah manusia. Rijalul ghaib itu tiada lain adl jin. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ اْلإِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًا

“Dan bahwasa ada beberapa orang laki2 di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki2 di antara jin mk jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.”

Alam ghaib tetaplah ghaib sesuatu yg tdk bisa diketahui dan dilihat manusia kecuali apa yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala beritakan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

عَالِمُ الْغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا. إِلاَّ مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُوْلٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا

“ Yang Mengetahui yg ghaib mk Dia tdk memperlihatkan kepada seorangpun tentang yg ghaib itu. Kecuali kepada rasul yg diridhai-Nya mk sesungguh Dia mengadakan penjaga-penjaga di muka dan di belakangnya.”

Kunci-kunci Ghaib adl Milik Allah Subhanahu wa Ta’ala Semata

Sesungguh tdk ada seorangpun yg mengetahui perkara ghaib dan hal-hal yg berhubungan dengan kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah banyak menegaskan hal ini dlm Al-Qur`an. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ لاَ يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ وَمَا يَشْعُرُوْنَ أَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ

“Katakanlah: ‘Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yg mengetahui perkara yg ghaib kecuali Allah’ dan mereka tdk mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي اْلأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوْتُ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

“Sesungguh Allah hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat dan Dialah yg menurunkan hujan dan mengetahui apa yg ada dlm rahim. Dan tiada seorangpun yg dapat mengetahui apa yg akan diusahakan besok. Dan tiada seorangpun yg dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

ذَلِكَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ

“Yang demikian itu ialah Rabb Yang mengetahui yg ghaib dan yg nyata Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.”

Dalam ayat lainnya:

قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُوْنَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُوْنَ

“Allah berfirman ‘Bukankah sudah Aku katakan kepadamu bahwa sesungguh Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yg kamu lahirkan dan apa yg kamu sembunyikan?’.”

Banyak sekali dalil-dalil yg berhubungan dgn masalah ini. Namun mungkin yg disebutkan di sini sudah dapat mewakili bahwa Allah-lah yg mengetahui hal ihwal alam ghaib. Sedangkan manusia tdk ada yg bisa mengetahui dan melihat kecuali apa-apa yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala kuasakan.

Mudah-mudahan semua uraian-uraian di atas bermanfaat bagi kita semua. Amin yaa Mujiibas sa`iliin.

Wal ’ilmu ‘indallah.

1 Terjadi perbedaan pendapat dlm hal membunuh ular yg berada di rumah. Sebagian ulama berpendapat bahwa pemberian peringatan terlebih dahulu itu hanya berlaku di Madinah adapun di tempat selain bisa langsung dibunuh. Ini adl pendapat Al-Imam Malik dan yg dikuatkan oleh Al-Maziri. Sebagian yg lain berpendapat bahwa pemberian peringatan terlebih dahulu bersifat umum bukan hanya di Madinah. Kecuali ular Al-Abtar yakni yg berekor pendek dan Dzu Thufyatain yg mempunyai dua garis lurus berwarna putih di punggung boleh langsung dibunuh walaupun di rumah.

Sumber: http://www.asysyariah.com

Komentar
  1. […] Allah memilih dari malaikat selaku Rasul-rasul begitupun dari manusia; Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha […]

    Suka

  2. […] hal ini menjadikan Yusuf meragukan kesucian Maria. Dalam keraguan tersebut Yusuf bermimpi bertemu Malaikat Tuhan yang memberitahukan bahwa Maria istrinya adalah seorang perawan yang suci bukan mengandung dari […]

    Suka

  3. […] diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku […]

    Suka

  4. […] “Anak Tunggal” atau “Anak satu-satunya yang diperanakkan” digunakan dalam hal Yesus. Tidak terhitung banyaknya makhluk roh lain yang diciptakan, malaikat-malaikat, juga disebut “anak-anak Allah,” dalam arti yang sama […]

    Suka

  5. […] aku sama sekali tiada mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib, Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku […]

    Suka

  6. […] dan Kernatian. Suatu malam, karena tak dapat tidur, Kansa berdiri di teras istananya, tiba tiba ia melihat sesuatu kekuatan gaib. Ia melihat sebuah bintang bergerak dan sinarnya jatuh ke […]

    Suka

  7. […] adalah seorang Gubernur Samanite yang kemudian ditugaskan di Bukhara. Sejak kecil ia telah memperlihatkan intelegensianya yang cemerlang dan kemajuan yang luar biasa dalam menerima pendidikan, ia telah hafal al-Qur’an pada usia 10 […]

    Suka

  8. […] “Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat men-junjung ‘Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.” (Al-Haqah: […]

    Suka

  9. […] adalah seorang Gubernur Samanite yang kemudian ditugaskan di Bukhara. Sejak kecil ia telah memperlihatkan intelegensianya yang cemerlang dan kemajuan yang luar biasa dalam menerima pendidikan, ia telah hafal al-Qur’an pada usia 10 […]

    Suka

  10. […] Setelah bertemu dengan Ikrimah, baginda pun duduk. Ketika itu Ikrimah berserta dengan isterinya berada di hadapan Rasulullah SAW Ikrimah lalu berkata: “Sesungguhnya aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Mendengar ucapan Ikrimah itu, Rasulullah SAW sangat merasa gembira, selanjutnya Ikrimah kembali berkata: “Wahai Rasulullah, ajarkanlah sesuatu yang baik yang harus aku ucapkan.” […]

    Suka

  11. […] Hambanya itu terus mencium tangan ’Uzair lalu keduanya pergi mendapatkan orang ramai, bangsa Israil. ‘Uzair memperkenalkan dirinya bahawa dialah ’Uzair yang […]

    Suka

  12. […] muda itu kemudian mengeluarkan semua hartanya untuk disedekahkan bagi perjuangan. Hanya kuda dan pedangnya saja yang tidak. Sampai tiba waktu pemberangkatan […]

    Suka

  13. […] “Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat men-junjung ‘Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.” (Al-Haqah: […]

    Suka

  14. […] sumbangan ilmu pengetahuan Aljabar dan Aritmatika yang beliau tekuni. Ia merupakan seorang ahli matematika dari Persia yang dilahirkan pada tahun 194 H/780 M, tepatnya di Khwarizm, Uzbeikistan.  Karena […]

    Suka

  15. […] adalah seorang Gubernur Samanite yang kemudian ditugaskan di Bukhara. Sejak kecil ia telah memperlihatkan intelegensianya yang cemerlang dan kemajuan yang luar biasa dalam menerima pendidikan, ia telah hafal al-Qur’an pada usia 10 […]

    Suka

  16. […]  “Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguh Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yg akan membuat kerusakan pada dan menumpahkan darah padahal kami senantiasa bertasbih dgn memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Allah berfirman ‘Sesungguh Aku mengetahui apa yg kamu tdk ketahui.’ Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruh kemudian mengemukakan kepada para Malaikat lalu berfirman: ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang2 yg benar!’ Mereka menjawab: ‘Maha Suci Engkau tdk ada yg kami ketahui selain dari apa yg telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguh Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana’.” (https://tausyah.wordpress.com/2010/06/11/malaikat-jin-dan-manusia-tiada-mengetahui-yang-ghaib/) […]

    Suka

Tinggalkan komentar