Ketika Diri Terlilit Hutang

Posted: 7 Juni 2010 in Renungan
Tag:, , , ,

Bismillahir rahmanir rahiem
Anakku, Kamu telah datang dan menceritakan tentang keadaanmu. Kamu jatuh bangkrut atas usaha yang telah kamu bina selama ini. Kamu berbicara se-akan2 kamu tidak percaya dengan keadaanmu sendiri. Demikian banyak orang yang mendatangimu dan kamu tak punya sesuatu apapun untuk
membayar tagihan mereka. Demikian banyaknya hutang yang harus kamu tanggung sehingga kamu se-olah2 merasa bahwa kamulah orang yang paling menderita di dunia saat ini.

Tenang saja nak. Adakalanya memang demikianlah perjalanan hidup anak manusia. Dengan cara demikian, sebenarnya Allah, Tuhanmu, berkehendak memasukkanmu ke dalam golongan mereka yang sabar. Memang benar, ada banyak cara yang Dia miliki untuk menunjukkan kasih sayang-Nya
kepada hamba yang disukai-Nya, akan tetapi cara inilah yang kiranya Dia pilih khusus buatmu. Dibuat-Nya keadaan yang menjadikanmu ‘dipaksa’ untuk belajar menahan atas segala keinginanmu. Belajar untuk menahan marah atas amarah orang lain. Ketika kamu berada dalam keadaan seperti ini, tentu kamu menyadari betapa lemah dan rendahnya kedudukanmu. Bila hidup ini diumpamakan sebagai putaran roda, tentu kamu berada pada posisi
terbawah. Semua orang yang datang kepadamu telah menempatkan diri mereka di atasmu. Seakan mereka mempunyai hak untuk marah atau menghujatmu karena kelalaianmu. Meskipun posisimu layak untuk dikasihi, tidak ada salahnya kamu mengasihi mereka yang marah kepadamu.
Ketahuilah, mereka tak akan berbuat seperti itu seandainya mereka memahami arti pentingnya menangguhkan waktu pembayaran hutang.

Sebenarnya sama saja bagi Allah terhadap mereka yang di atas atau yang di bawah. Bagi keduanya ada banyak kesempatan untuk meraih kebaikan di sisi-Nya. Barang siapa yang memberi jangka waktu kepada si peminjam agar ada kemudahan untuk membayar hutangnya, maka Allah swt. akan
memberi jangka waktu yang cukup baginya untuk bertaubat sebelum matinya, bahkan Dia akan memberi ganjaran sedekah setiap hari sejumlah harta yang dipinjamkannya sampai yang berhutang mengembalikannya.

Bila seseorang dalam keadaan sempit untuk membayar hutang, maka niat dan kesungguhan dalamhati untuk membayarnya akan menjadi asbab bagi turunnya bantuan Allah dan kemudahan dari-Nya bagi melunasi hutang-hutangnya. Umpama saja hutangmu sebesar gunung dan kamu menyangka berat benar untuk melunasinya, tetap saja penting buatmu untuk berniat membayarnya. Karena barang siapa yang tidak punya niat untuk membayar hutang, Allah swt. akan menuntutnya sebagai pencuri, bahkan pahala kebaikannya akan dialihkan kepada yang memberi hutang dan jika masih belum terpenuhi, maka bersiaplah menanggung dosa-dosa orang tersebut.

Bila kamu memiliki kemampuan minimal untuk membayarnya, segerakan saja pembayaran yang dapat kamu lakukan, karena termasuk sebaik-baik manusia adalah mereka yang mudah mengembalikan hutang. Dan barang siapa yang menunda-nunda pembayaran hutang padahal ia
mampu untuk melakukannya, maka akan bertambahlah satu dosa baginya setiap hari sampai dia melunasinya.

Anakku, bila saat ini kamu dililit hutang sedemikian rupa dan kamu belum mampu melunasinya, bacalah sebanyak-banyaknya ayat di bawah ini,
Katakanlah, “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di
tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS 3:26)

Dan berikut ini adalah doa pelengkap yang seharusnya kamu sering memanjatkan kepada-Nya agar
kamu mudah membayar hutang,
“Ya Allah, cukupkanlah aku dengan apa saja yang Engkau halalkan dari melakukan apa saja yang Engkau haramkan. Juga kayakanlah aku dengan keutamaan-Mu dari siapa saja selain-Mu.”
Atau doa yang berikut,
“Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari kesedihan dan gundah gulana. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kebakhilan dan ketakutan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari beban hutang dan tekanan manusia.”

Maka apabila kamu memohon kepada Allah, iringilah doamu dengan sangka baik kepada-Nya bahwa Dia pasti memberimu jalan keluar dari lilitan hutang ini. Juga perlu diingat, hendaknya kamu tidak terburu nafsu dalam upaya melunasi hutang2-mu. Meskipun salah satu sifat manusia adalah
ter-gesa2, berusahalah bersikap santai dengan tetap menguatkan niat untuk melunasinya sembari menjaga tawajuh pada-Nya. Sungguh, Dia akan membantumu akan tetapi tidak dengan jangka waktu yang kamu maui. Dia akan membantumu dengan batasan waktu yang ditentukan-Nya sendiri.
Subhanallah.
Subhan ibn Abdullah
Pattaya, Thailand

https://tausyah.wordpress.com

 

 

 

Komentar
  1. […] Pertentangan batin benar-benar bergolak dalam hati Imam Ali r.a. Ia merasa wajib menyelamatkan keadaan dari bencana fitnah, tetapi apa daya jika fihak yang bersangkutan sendiri ti­dak menghiraukan nasehat-nasehat. Bahkan dalam keadaan yang sangat kritis itu Khalifah Utsman r.a. lebih dekat kepada pem­bantu-pembantunya. Sementara itu kaum pemberontak makin hari makin hilang kesabarannya. Blokade terhadap rumah ke­diaman Khalifah tidak berhasil mengubah pendirian pemimpin yang sudah lanjut usia itu. […]

    Suka

  2. […] Al Asytar itu tak ditanggapi oleh Imam Ali r.a. Me­noleh saja pun tidak, darahnya masih mendidih. Sedemikian me­luapnya sampai semua orang yang ada di sekitarnya ketakutan. Pandangan matanya yang […]

    Suka

  3. […] untuk kembali menghadap Imam Ali r.a., Al Asytar berkata: “Demi Allah, aku sudah menduga akan terjadi perpecahan dan malapetaka pada waktu aku melihat lembaran-­lembaran Al Qur’an dikibarkan […]

    Suka

  4. […] menjadi pengemis yang mengembara, dan diusir dari reruntuhan rumahnya. Biarlah segala miliknya disita oleh penagih hutang, dan hasil jerih payahnya dirampas orang. Jangan ada yang baik hati kepadanya, atau menyayangi […]

    Suka

  5. […] Di tengah jalan mereka bertemu dengan Imam Ali r.a. Kepada tuannya Qanbar memberitahu bahwa ia mempu­nyai barang simpanan yang khusus disembunyikan untuknya. Pem­beritahuan Qanbar itu menimbulkan tanda-tanya di hatinya. […]

    Suka

  6. […] Norma-norma Kedokteran adalah sumbangan terbesar Ibnu Sina yang di Barat dikenal dengan Avicenna, terhadap ilmu pengetahuan. Karya yang matnpu bertahan selama enam abad ini diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerard dari […]

    Suka

  7. […] Bukti bahwa mengusap muka setelah berdo’a tidak penah dicontohkan adalah dikuatkan bahwa terdapat hadits-hadits yang tsabit yang menyatakan diangkatnya tangan untuk berdo’a, tapi tidak ada satupun yang menjelaskan mengsuap muka setelahnya, dengan hal ini, wallahu a’lam, hal ini tidak diterima dan tidak pernah dicontohkan. […]

    Suka

  8. […] kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim lagi amat bodoh.” […]

    Suka

  9. […] Dalam kitab Madarijus Salikin, Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah menyebutkan tempat-tempat persinggahan Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’in diantaranya adalah ikhlas. […]

    Suka

  10. […] kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim lagi amat bodoh.” […]

    Suka

  11. […] dan dia pun bertanya ihwal kehidupan kita, dan aku pun menceritakannya bahwa kita hidup dalam kepayahan dan kesusahan.’ Ismail bertanya, `Apakah dia berpesan sesuatu kepadamu?’ Istrinya menjawab, `Benar. […]

    Suka

  12. […] bahwa kamu suka shalat bersamaku, ( ketahuilah ) shalatmu di rumahmu lebih baik dari shalat di masjid dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik dari shalatmu di masjidku ( masjid nabawi ), lalu […]

    Suka

  13. […] pencampurbauran antara pria dan wanita ini. Saya himbau kepada saudara-saudara kami agar mereka menghindari ikhtilath (bercampur baur pria dan wanita yang bukan mahram). Hendaklah mereka mengetahui, bahwa […]

    Suka

  14. […] Norma-norma Kedokteran adalah sumbangan terbesar Ibnu Sina yang di Barat dikenal dengan Avicenna, terhadap ilmu pengetahuan. Karya yang matnpu bertahan selama enam abad ini diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerard dari […]

    Suka

  15. […] kali antum-anty sekalian sudah tau dengan perkabaran seorang ipar dari mantan perdana menteri Inggris Tony Blair yaitu Lauren Booth yang sudah menjadi muslimah, namun bagaimana […]

    Suka

  16. […] (meninggal dunia), niscaya seorang manusia itu akan ditempatkan ditempat yang sempit lagi gelap jua […]

    Suka

  17. […] Di tengah jalan mereka bertemu dengan Imam Ali r.a. Kepada tuannya Qanbar memberitahu bahwa ia mempu­nyai barang simpanan yang khusus disembunyikan untuknya. Pem­beritahuan Qanbar itu menimbulkan tanda-tanya di hatinya. […]

    Suka

Tinggalkan komentar