Menangis Karena Takut Pada ALLAH

Posted: 1 Juni 2010 in Renungan
Tag:,

Akhirnya Allah s.w.t. mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka dengan berkat sehelai rambut yang pernah menangis kerana takut kepada Allah s.w.t. Malaikat Jibril a.s. mengumumkan, telah selamat Fulan bin Fulan sebab sehelai rambut.” Dalam sebuah kitab lain, Bidayatul-Hidayah, diceritakan bahawa pada hari kiamat nanti, akan didatangkan neraka jahanam dengan mengeluarkan suaranya, suara nyalaan api yang sangat menggerunkan, semua umat menjadi berlutut kerana kesusahan menghadapinya. Allah s.w.t. berfirman yang bermaksud, “Kamu lihat (pada hari itu) setiap umat berlutut (yakni merangkak pada lututnya). Tiap-tiap umat diseru kepada buku amalannya. (Dikatakan kepadanya) Pada hari ini kamu dibalasi menurut apa-apa yang telah kau kerjakan.” (Surah al-Jatsiyah ayat 28)

Sebaik sahaja mereka menghampiri neraka, mereka mendengar kegeraman api neraka dengan nyalaan apinya, dan diterangkan dalam kitab tersebut bahawa suara nyalaan api neraka itu dapat didengar sejauh 500 tahun perjalanan. Pada waktu itu, akan berkata setiap orang hingga Nabi-nabi dengan ucapan, “Diriku, diriku (selamatkanlah diriku Ya Allah) kecuali hanya seorang nabi sahaja yang akan berkata, “Umatku, umatku.”
Beliau ialah junjungan besar kita Nabi Muhammad s.a.w. Pada masa itu akan keluarlah api neraka jahim seperti gunung-gunung, umat Nabi Muhammad s.a.w. berusaha menghalanginya dengan berkata, “Wahai api! Demi hak orang-orang yang solat, demi hak orang-orang yang ahli sedekah, demi hak orang-orang yang khusyuk, demi hak orang-orang yang berpuasa, supaya engkau kembali.”

Walaupun dikata demikian, api neraka itu tetap tidak mahu kembali, lalu malaikat Jibril berkata, “Sesungguhnya api neraka itu menuju kepada umat Muhammad s.a.w.” Kemudian Jibril membawa semangkuk air dan Rasulullah s.a.w. meraihnya. Berkata Jibril a.s. “Wahai Rasulullah, ambillah air ini dan siramkanlah kepadanya.” Lalu Baginda s.a.w. mengambil dan menyiramkannya pada api itu, maka padamlah api itu. Setelah itu Rasulullah s.a.w. pun bertanya kepada Jibril a.s. “Wahai Jibril, Apakah air itu?” Maka Jibril berkata, “Itulah air mata orang derhaka di kalangan umatmu yang menangis kerana takut kepada Allah s.w.t. Sekarang aku diperintahkan untuk memberikannya kepadamu agar engkau menyiramkan pada api itu.” Maka padamlah api itu dengan izin Allah s.w.t.

Telah bersabda Rasulullah s.a.w., ” Ya Allah anugerahilah kepada kami dua buah mata yang menangis kerana takut kepada-Mu, sebelum tidak ditemunya air mata.”

https://tausyah.wordpress.com.”kepada-Mu takut amat kerana menangis aku sesungguhnyadan  nerakake  itu matanya mengharamkanAllah s.w.t.  makaAllah s.w.t.,  kepada takut kerana menangisyang  sesiapa, bersabda telahMuhammad s.a.w.  Nabi Engkau Rasul, Tuhanku Wahai, “berkata matanya rambut-rambut daripada satu salah Maka. neraka dalamke  dimasukkan untuk diperintahkan telah, dan kejahatannya timbangan beratlah sangat, dan nanti kiamat hari pada hamba seorang didatangkan akan bahawa menerangkan Akhbar Daqa’iqul kitab sebuah Dalam.” asalnya tempatke  kembali susuair  ada sehinggaAllah  kepada takut kerana menangisorang  neraka masuk akan tidak Bahawa, “bersabda telahs.a.w.  Rasulullah

Komentar
  1. […] kebenaran secara nyata, seperti sebagian orang-orang Kristen Advent yang telah menyatakan bahwa umat Islamlah yang akan diterima Allah SWT. Berikut ini kutipan kesaksian Kristen Advent yang menyatakan : “Umat Islam-lah Golongan Yang […]

    Suka

  2. […] firman Allah, yang artinya: “Kampung akhirat itu kami sediakan bagi orang-­orang yang tidak menyombongkan diri di bumi dan tidak ber­buat kerusakan. Kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertaqwa.” […]

    Suka

  3. […] serta merta Ibnu Abbas menjawab: “Abul Hasan rahimahullah adalah panji hidayat; sumber taqwa; tempat kecer­dasan berfikir; puncak ketinggian akal; cahaya keutamaan manu­siawi di tengah […]

    Suka

  4. […] lebih rinci dikemukakan William Harvey. Pada tahun 1628 ia mendemonstrasikan langsung observasi anatomi di laboratorium hewan. Ia menjelaskan bagaimana darah berpindah dari bilik kanan, menuju […]

    Suka

  5. […] akan hal itu dan tidak mungkinnya mengenali orang-orang yang telah membeli barang yang cacat itu, hatinya tidak tenang sampai ia bersedekah dengan harga semua barang yang diperdagangkan oleh […]

    Suka

  6. […] Nabi Daud menyedari akan kesilapannya kerana memandang remeh akan ulat tersebut, dan dia sangat takut kepada Allah S.W.T. maka Nabi Daud A.S. pun bertaubat dan menyerah diri kepada Allah […]

    Suka

  7. […] memadu Fatimah Binti Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan wanita manapun, sedang ia menahan hati dan dirinya. Sampai kemudian setelah Fatimah Az Zahra wafat, beliau lalu memadu wanita sebagai […]

    Suka

  8. […] bahwa dulunya batu Hajar Aswad itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi Kaabah, ia menjadi hitam seperti terdapat sekarang. Wallahu […]

    Suka

  9. […] bahwa dulunya batu Hajar Aswad itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi Kaabah, ia menjadi hitam seperti terdapat sekarang. Wallahu […]

    Suka

  10. […] petugas organisasi hak asasi manusia memasuki kamp itu. Israel mengumumkan bahwa orang-orang yang terluka akan diangkut oleh tentara Israel dan mayat-mayat akan dikubur di pemakaman massal di perbatasan […]

    Suka

  11. […] petugas organisasi hak asasi manusia memasuki kamp itu. Israel mengumumkan bahwa orang-orang yang terluka akan diangkut oleh tentara Israel dan mayat-mayat akan dikubur di pemakaman massal di perbatasan […]

    Suka

  12. […] Allah Subhana wa Ta’ala : “Wahai Iblis, tulisanmu ialah tulisan – tulisan palsu di badan (seperti lukisan-lukisan dilengan, tahi lalat yang diada-adakan dan yang lebih kurang sama […]

    Suka

  13. […] firman Allah, yang artinya: “Kampung akhirat itu kami sediakan bagi orang-­orang yang tidak menyombongkan diri di bumi dan tidak ber­buat kerusakan. Kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertaqwa.” (S. […]

    Suka

  14. […] serta merta Ibnu Abbas menjawab: “Abul Hasan rahimahullah adalah panji hidayat; sumber taqwa; tempat kecer­dasan berfikir; puncak ketinggian akal; cahaya keutamaan manu­siawi di tengah […]

    Suka

Tinggalkan komentar