Abu Hanifah dan Ilmuwan Atheis

Posted: 7 Juni 2010 in Imam Ahlussunnah
Tag:, ,

Pada Zaman Imam Abu Hanifah hiduplah seorang ilmuwan besar, atheis dari kalangan bangsa Romawi.

Pada suatu hari, Ilmuwan Atheis tersebut berniat untuk mengadu kemampuan berfikir dan keluasan ilmu dengan ulama-ulama Islam. Dia hendak menjatuhkan ulama Islam dengan beradu argumentasi.

Setelah melihat sudah banyak manusia yang berkumpul di dalam masjid, orang kafir itu naik ke atas mimbar. Dia menantang siapa saja yang mau berdebat dengannya.
Dan diantara shaf-shaf masjid bangunlah seorang laki-laki muda, dialah Abu Hanifah dan ketika sudah berada dekat di depan mimbar, dia berkata : “Inilah saya, hendak bertukar fikiran dengan tuan”.

Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan diri karena usianya yang masih muda.

Abu Hanifah berkata, “sekarang apa yang akan kita perdebatkan!”.
Ilmuwan kafir itu heran akan keberanian Abu Hanifah, dia lalu memulai pertanyaannya :

Atheis : Pada tahun berapakah Tuhan-mu dilahirkan?
Abu Hanifah : Allah berfirman “Dia (Allah) tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan”.

Atheis : Masuk akalkah bila dikatakan bahwa Allah adalah yang pertama dan tidak ada sesuatu
sebelum-Nya?, pada tahun berapa Dia ada?
Abu Hanifah : Dia (Allah) ada sebelum adanya sesuatu.

Atheis : Kami mohon diberikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
Abu Hanifah : Tahukah tuan tentang perhitungan?
Atheis : Ya.
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka satu?
Atheis : Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah : Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa tuan
heran kalau sebelum Allah Yang Maha satu yang hakiki tidak ada yang mendahului-Nya?

Atheis : Dimanakah Tuhan-mu berada sekarang?, sesuatu yang ada pasti ada tempatnya.
Abu Hanifah : Tahukah tuan bagaimana bentuk susu?, apakah di dalam susu itu keju?
Atheis : Ya, sudah tentu.
Abu Hanifah : Tolong perlihatkan kepadaku di mana, di bagian mana tempatnya keju itu sekarang?
Atheis : Tak ada tempat yang khusus. Keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu di seluruh bagian.
Abu Hanifah : Kalau keju makhluk itu tidak ada tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta’ala?, Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan!

Atheis :Tunjukkan kepada kami zat Tuhan-mu, apakah ia benda padat seperti besi, atau benda cair seperti air, atau menguap seperti gas?
Abu Hanifah : Pernahkan tuan mendampingi orang sakit yang akan meninggal?
Atheis :Ya, pernah.
Abu Hanifah : Sebelum ia meninggal, sebelumnya dia bisa berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam tak bergerak, apa yang menimbulkan perubahan itu?
Atheis : Karena rohnya telah meninggalkan tubuhnya.
Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya roh itu tuan masih ada disana?
Atheis : Ya, masih ada.
Abu Hanifah: Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat seperti besi, atau cair seperti air atau menguap seperti gas?
Atheis : Entahlah, kami tidak tahu.

Abu Hanifah : Kalau tuan tidak boleh mengetahui bagaimana zat maupun bentuk roh yang hanya
sebuah makhluk, bagaimana tuan boleh memaksaku untuk mengutarakan zat Allah Ta’ala?!!
Atheis : Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahnya? Sebab segala sesuatu pasti
mempunyai arah?
Abu Hanifah : Jika tuan menyalakan lampu di dalam gelap malam, ke arah manakah sinar lampu itu menghadap?
Atheis : Sinarnya menghadap ke seluruh arah dan penjuru.
Abu Hanifah : Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan
Allah Ta’ala Pencipta langit dan bumi, sebab Dia nur cahaya langit dan bumi.

Atheis : Kalau ada orang masuk ke syurga itu ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di
syurga kekal selamanya?Abu Hanifah : Perhitungan angka pun ada awalnya tetapi tidak ada akhirnya.
Atheis : Bagaimana kita boleh makan dan minum di syurga tanpa buang air kecil dan besar?

Abu Hanifah : Tuan sudah mempraktekkanya ketika tuan ada di perut ibu tuan. Hidup dan makan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita melakukan dua hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia.

Atheis : Bagaimana kebaikan syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika
dinafkahkan?

Abu Hanifah : Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah bertambah
banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan (disebarkan) ilmu kita semakin berkembang (bertambah) dan tidak berkurang.
“Ya! kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, apa yang sedang Allah kerjakan
sekarang?” tanya Atheis.

“Tuan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dari atas mimbar, sedangkan saya menjawabnya dari atas lantai. Maka untuk menjawab pertanyaan tuan, saya mohon tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawabnya di tempat tuan”, pinta Abu Hanifah.
Ilmuwan kafir itu turun dari mimbarnya, dan Abu Hanifah naik di atas.
“Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan tuan. Tuan bertanya apa pekerjaan Allah
sekarang?”. Ilmuwan kafir mengangguk.

“Ada pekerjaan-Nya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan. Pekerjaan-Nya sekarang
ialah bahwa apabila di atas mimbar sedang berdiri seorang kafir yang tidak hak seperti tuan, Dia
akan menurunkannya seperti sekarang, sedangkan apabila ada seorang mukmin di lantai yang
berhak
, dengan segera itu pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar, demikian pekerjaan Allah setiap waktu”.

Para hadirin puas dengan jawapan yang diberikan oleh Abu Hanifah dan begitu pula dengan ilmuwan besar atheis tersebut dia mengakui kecerdikan dan keluasan ilmu yang dimiliki Abu Hanifah.

https://tausyah.wordpress.com

Komentar
  1. […] yang terluka, antara lain Al-Hasan bin Ali dan Muhammad bin Thalhah. Terlukanya putera-putera para tokoh Islam itu me­nimbulkan kekhawatiran kaum pemberontak, yang nampaknya di pimpin oleh Muhammad bin Abu […]

    Suka

  2. […] yang sudah berjuang dengan pedang, tombak dan senjata-senjata lainnya. Kami telah berjuang sampai da’wah risalah berhasil ditegakkan dan dimenangkan. Kami telah berhasil pula menundukkan mereka yang tidak […]

    Suka

  3. […] Siapa nama imam besar yang memberi Daud roti ? a. Ahimelekh (I Samuel 21: 1-6) b. Abyatar (Markus 2: 26) […]

    Suka

  4. […] Ayat-Ayat Bibel Serta Pendapat Dan Pemikiran Paulus « Tausiyah In Tilawatun Islamiyah pada Abu Hanifah dan Ilmuwan AtheisBerbagai Kontradiksi Ayat-Ayat Bibel Serta Pendapat Dan Pemikiran Paulus « Tausiyah In […]

    Suka

  5. […] dari gereja Alexandria Mesir dalam bahasa Hebrew. Beliau dipercayai sebagai orang pertama yang menghasilkan risalah kandungan sejarah. Hasil karangan Matius ini dikarang 20 – 27 tahun setelah Nabi Isa tiada. Bahkan kitab asli […]

    Suka

  6. […] Christian ) Dan Hubungan Kitab Tersebut Dengan Paulus « Tausiyah In Tilawatun Islamiyah pada Abu Hanifah dan Ilmuwan AtheisSejarah Tentang Kitab Injil Serta Para Penulisnya, Asal Sebutan Nama Kristen ( Christian ) Dan […]

    Suka

  7. […] keutamaan yang tidak dapat disangkal oleh siapa pun. Anda telah menempuh cara gagah berani dalam menghadapi orang-orang yang buruk perangai. Muawiyah minta supaya anda mau menyerahkan para pembunuh Utsman kepada­nya. Jika anda sudah […]

    Suka

  8. […] mengetahui, semasa Yesus hidup ia mempunyai pula pengikut-pengikut, yang kian kemari menuliskan khutbah-khutbah dan ajaran-ajarannya sebab pada zaman itu memang alphabet telah ditemukan. Murid-murid Yesus ada 70 orang. diantaranya […]

    Suka

  9. […] Injil Asli Dilenyapkan Serta Kekuasaan Hukum Gereja « Tausiyah In Tilawatun Islamiyah pada Abu Hanifah dan Ilmuwan AtheisSejarah Kekuasaan Dan Penyelewengan Paus, Injil Asli Dilenyapkan Serta Kekuasaan Hukum Gereja […]

    Suka

  10. […] berdakwah hanya untuk dua belas suku Israel ini saja, Yesus melarang murid-nuridnya untuk berdakwah kepada orang-orang selain bangsa Israel […]

    Suka

  11. […] shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyebutkan tangan Allah, seperti kisah perdebatan Musa dengan Adam ‘alaihimas salam, tatkala Musa […]

    Suka

  12. […] bin Al-Mubarak berkata: “Siapa yang mengkufuri satu huruf Al-Qur’an saja, maka ia kafir (ingkar) dengan Al-Qur’an. Siapa yang mengatakan: Saya tidak percaya dengan Al-Qur’an maka ia […]

    Suka

  13. […] tidak akan membawa mudharat, maka silahkan dia berbicara. Akan tetapi, jika diperkirakan perkataannya itu akan membawa mudharat atau ragu apakah membawa mudharat atau tidak, maka hendaknya dia tidak usah berbicara”. Sebagian […]

    Suka

  14. […] bagaimananya (caranya) tidak diketahui, menanyakan bagaimananya adalah bid’ah, dan saya memandang kamu (penanya) sebagai orang yang sesat, kemudian memerintahkan untuk mengeluarkan penanya tersebut dari […]

    Suka

  15. […] shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyebutkan tangan Allah, seperti kisah perdebatan Musa dengan Adam ‘alaihimas salam, tatkala Musa […]

    Suka

  16. […] bin Al-Mubarak berkata: “Siapa yang mengkufuri satu huruf Al-Qur’an saja, maka ia kafir (ingkar) dengan Al-Qur’an. Siapa yang mengatakan: Saya tidak percaya dengan Al-Qur’an maka ia […]

    Suka

  17. […] tiga volume pertama buku ini mengupas ide-ide dia tentang cahaya. Dalam buku itu, Haytham meyakini bahwa sinar cahaya keluar dari garis lurus dari […]

    Suka

  18. […] yang diberikan untuk mencapai tujuan tersebut, serta menakjubkannya hasil yang dicapai menjadi tolok ukur kejeniusan seorang manusia; siapakah yang berani membandingkan tokoh hebat manapun dalam sejarah modern dengan Muhammad? […]

    Suka

  19. […] Dilahirkan pada tahun 150 H di kota Ghazzah (Gaza) di Palestina, yaitu tepat di tahun wafatnya salah seorang Imam empat madzhab lainnya, Abu Hanifah. […]

    Suka

  20. […] Abu Hanifah An Nu’man (wafat 150 H) dan lain-lain. […]

    Suka

  21. […] membicarakan dalam waktu yang pendek ini beberapa petikan singkat yang berkaitan dengan ulama-ulama dakwah Salafiyah semenjak dahulu hingga sekarang. Beberapa ulamanya yang memiliki posisi dan pengaruh di dalam […]

    Suka

  22. […] memahami pengertian sanad, dapat digambarkan sebagai berikut: Sabda Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam didengar oleh sahabat […]

    Suka

  23. […]  bisa mengambil jarak dari sumber kekecewaan dengan tidak kehilangan obyektivitas & kejernihan hati, kita menjadi lebih tegar, meskipun proses yang dibutuhkan untuk menghapus kekecewaan lebih […]

    Suka

  24. Heru Hardiyanto berkata:

    […] mengambil jarak dari sumber kekecewaan dengan tidak kehilangan obyektivitas & kejernihan hati, kita menjadi lebih tegar, meskipun proses yang dibutuhkan untuk menghapus kekecewaan lebih […]

    Suka

  25. […] – benar aneh. Saya tidak mera khawatir tentang hal-hal itu. Karena entah bagaimana menjadi seorang muslim sangat mudah – meskipun masalah yang akan saya hadapi sangat berbeda, tentu saja. […]

    Suka

  26. […] dari gereja Alexandria Mesir dalam bahasa Hebrew. Beliau dipercayai sebagai orang pertama yang menghasilkan risalah kandungan sejarah. Hasil karangan Matius ini dikarang 20 – 27 tahun setelah Nabi Isa tiada. Bahkan kitab asli […]

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Heru Hardiyanto Batalkan balasan