Hukum I’tikaaf

Posted: 2 Juni 2010 in Fiqih & Fatwa
Tag:

HUKUM I’TIKAAF

Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Hukum i’tikaaf ada dua macam, yaitu:

[a]. Sunnat.
[b]. Wajib.

I’tikaaf sunnat ialah yang dilakukan oleh seseorang dengan sukarela dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah dan mengharapkan pahala daripada-Nya serta mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di sepanjang tahun.

I’tikaaf seperti ini sangatlah ditekankan. I’tikaaf yang sunnah ini tidak boleh ditetapkan 1 hari atau 3 hari secara rutin kecuali yang ditetapkan syari’at. I’tikaaf yang paling utama adalah yang dilakukan pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada setiap bulan Ramadhan sampai beliau Shallallahu alaihi wa sallam wafat.

I’tikaaf yang wajib, ialah i’tikaaf yang diwajibkan oleh seseorang terhadap dirinya sendiri, adakalanya dengan nadzar mutlak, misalnya ia mengatakan, “Wajib bagi saya i’tikaaf karena Allah selama sehari semalam.” Atau dengan nadzar bersyarat, misalnya ia mengatakan, “Jika Allah menyembuhkan penyakit saya, maka saya akan i’tikaaf dua hari dua malam.”
Nadzar ini wajib dilaksanakan.

Dalam sebuah hadits dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda.

“Barangsiapa yang bernadzar akan melakukan sesuatu ketaatan kepada Allah, hendaklah ia penuhi nadzarnya itu, dan Barangsiapa bernadzar untuk melakukan maksiat (kedurha-kaan/kesyirikan) kepada Allah, maka janganlah lakukan maksiat itu.”

[HSR. Al-Bukhari no. 6696, 6700, Abu Dawud no. 3289, an-Nasa-i VII/17, at-Tirmidzi no. 1526, ad-Darimi II/184, Ibnu Majah no. 2126, Ahmad VI/36, 41, 224 dan al-Baihaqi IX/ 231, X/68, 75 dan Ibnul Jarud no. 934].

‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Ya Rasulullah, aku pernah bernadzar di zaman Jahiliyyah akan beri’tikaaf satu malam di Masjidil Haram?” Sabda beliau: “Penuhilah nadzarmu itu!”

[HSR. Al-Bukhari no. 2032, Fat-hul Baari IV/ 274 dan Muslim no. 1656.]

[Disalin dari buku Itikaaf oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Abdullah, Cetakan Ramadhan 1425H/Oktober 2004M]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1630&bagian=0

https://tausyah.wordpress.com

Komentar
  1. […] Sobir menurut imam Al-Ghazali adalah manusia yang hatinya senantiasa tabah lagi teguh imannya dalam menghadapi segala cobaan dalam jangka waktu yang tertentu demi mencapai tujuannya. Manusia […]

    Suka

  2. […] rahmat kepada siapa yang berupaya menghiasi dirinya dengan sifat-sifat tersebut dia lah yang berhak meraih al jannah tanpa hisab dan tanpa adzab. Semoga Alloh Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita […]

    Suka

  3. […] rahmat kepada siapa yang berupaya menghiasi dirinya dengan sifat-sifat tersebut dia lah yang berhak meraih al jannah tanpa hisab dan tanpa adzab. Semoga Alloh Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita termasuk […]

    Suka

  4. […] * Astronomi 1213-1288 – Ibn Al-Nafis Damishqui * Astronomi 1236 – Kutb Aldeen Al-Shirazi * Astronomi, Ilmu Bumi (Geography) 1248 (Meninggal) * Ibn Al-Baitar * Farmasi, Ahli Tumbuh-tumbuhan (Botany) […]

    Suka

  5. […] * Astronomi 1213-1288 – Ibn Al-Nafis Damishqui * Astronomi 1236 – Kutb Aldeen Al-Shirazi * Astronomi, Ilmu Bumi (Geography) 1248 (Meninggal) * Ibn Al-Baitar * Farmasi, Ahli Tumbuh-tumbuhan (Botany) […]

    Suka

  6. […] yang sedemikian inilah dihalalkannya poligami sebagai suatu santunan kasih sayang sesama muslim, namun tetap dengan syarat bahwasanya istri yang pertama rela dimadu dan adalah engkau termasuk […]

    Suka

  7. […] * Astronomi 1213-1288 – Ibn Al-Nafis Damishqui * Astronomi 1236 – Kutb Aldeen Al-Shirazi * Astronomi, Ilmu Bumi (Geography) 1248 (Meninggal) * Ibn Al-Baitar * Farmasi, Ahli Tumbuh-tumbuhan (Botany) […]

    Suka

  8. […] * Astronomi 1213-1288 – Ibn Al-Nafis Damishqui * Astronomi 1236 – Kutb Aldeen Al-Shirazi * Astronomi, Ilmu Bumi (Geography) 1248 (Meninggal) * Ibn Al-Baitar * Farmasi, Ahli Tumbuh-tumbuhan (Botany) […]

    Suka

  9. […] * Astronomi 1213-1288 – Ibn Al-Nafis Damishqui * Astronomi 1236 – Kutb Aldeen Al-Shirazi * Astronomi, Ilmu Bumi (Geography) 1248 (Meninggal) * Ibn Al-Baitar * Farmasi, Ahli Tumbuh-tumbuhan (Botany) […]

    Suka

  10. […] * Astronomi 1213-1288 – Ibn Al-Nafis Damishqui * Astronomi 1236 – Kutb Aldeen Al-Shirazi * Astronomi, Ilmu Bumi (Geography) 1248 (Meninggal) * Ibn Al-Baitar * Farmasi, Ahli Tumbuh-tumbuhan (Botany) […]

    Suka

  11. […] * Astronomi 1213-1288 – Ibn Al-Nafis Damishqui * Astronomi 1236 – Kutb Aldeen Al-Shirazi * Astronomi, Ilmu Bumi (Geography) 1248 (Meninggal) * Ibn Al-Baitar * Farmasi, Ahli Tumbuh-tumbuhan (Botany) […]

    Suka

  12. […] * Astronomi 1213-1288 – Ibn Al-Nafis Damishqui * Astronomi 1236 – Kutb Aldeen Al-Shirazi * Astronomi, Ilmu Bumi (Geography) 1248 (Meninggal) * Ibn Al-Baitar * Farmasi, Ahli Tumbuh-tumbuhan (Botany) […]

    Suka

  13. […] = Astronomi 1213-1288 – Ibn Al-Nafis Damishqui = Astronomi 1236 – Kutb Aldeen Al-Shirazi = Astronomi, Ilmu Bumi (Geography) 1248 (Meninggal) = Ibn Al-Baitar = Farmasi, Ahli Tumbuh-tumbuhan (Botany) […]

    Suka

Tinggalkan komentar