Kebencian

Posted: 17 Juni 2010 in Renungan
Tag:

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang
kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah:216)
Betapa sering kita membenci sesuatu, seperti tugas yang berat (sebagai contoh dalam ayat diatas adalah perang), kegagalan, kekurangan yang ada dalam diri kita, dan kehilangan. Namun kita tidak pernah tahu, bisa jadi apa yang kita benci itu justru baik menurut Allah SWT. Perang, adalah sesuatu hal yang sangat dibenci orang, tetapi mungkin saja hanya dengan jihad di jalan Allah kita bisa masuk syurga.
Saat kita mengejar sesuatu kemudian gagal, bisa saja justru kegagalan ini akan
membawa kebaikan kepada kita. Sebagai contoh, misalnya Anda melamar ke
suatu perusahaan, dan Anda gagal menjadi karyawan perusahaan tersebut, kita membencinya. Tetapi ternyata karyawan yang ada di dalam perusahaan itu tidak bisa bebas beribadah.
Ada juga orang yang merasa membenci dirinya karena dirinya tidak tampan atau tidak cantik. Padahal bisa jadi jika dia cantik, dia malah terjurumus ke dunia orang-orang yang suka pamer aurat yang dibenci oleh Allah SWT. Bisa saja karena tidak cantik justru menyelamatkan dirinya dari rasa sombong dan
takabur.
Yang jelas, apa pun yang ada pada diri kita, berbaik sangkalah kepada Allah
SWT, bahwa itu semua yang terbaik untuk kita. Sesuatu yang kita suka atau kita benci semuanya tidak lain nikmat sekaligus ujian. Terimalah apa yang ada pada diri kita. Jangan membenci apa yang terjadi pada diri kita, karena bisa jadi semua itu adalah yang terbaik untuk kita.

Jika kita sudah bisa menerimanya dengan lapang dada, hidup akan lebih
bersemangat dalam mengejar prestasi, karena tidak ada lagi kata gagal di dalam kamus hidupnya. Hidup akan lebih tenang dengan segala kekurangan yang ada di dalam diri. Tidak ada kekhawatiran, begitu bebas, lepas, semuanya diserahkan kepada Allah untuk memberikan yang terbaik bagi dirinya.

Beranda Motivasi Islami

Komentar
  1. […] putri mereka yang sudah janda, demikian jua adanya seumpama Abu Bakar yang agar kiranya hubungan kekerabatan antara beliau dengan Rasulullah lebih dekat, hingga kemudian beliau meminta Rasulullah […]

    Suka

  2. […] dengan sekalian organ tubuhnya yang lain hingga yang tersisa hanyalah tulang, sedang ruh (Pikiran dan Perasaan dibungkus ruh) manusia yang telah wafat itu niscaya ruhnya itu telah kembali pada […]

    Suka

  3. […] paling merdu, selalu berada dalam keamanan dan ketenangan, selalu dalam kesenangan, selalu rela dan cinta, senantiasa menetap dan mendampingi, dipingit (tidak kemana-mana), selalu memuji lagi […]

    Suka

  4. […] dengan sekalian organ tubuhnya yang lain hingga yang tersisa hanyalah tulang, sedang ruh (Pikiran dan Perasaan dibungkus ruh) manusia yang telah wafat itu niscaya ruhnya itu telah kembali pada […]

    Suka

  5. […] paling merdu, selalu berada dalam keamanan dan ketenangan, selalu dalam kesenangan, selalu rela dan cinta, senantiasa menetap dan mendampingi, dipingit (tidak kemana-mana), selalu memuji lagi […]

    Suka

  6. […] yang artinya : “yang mendapat pujian”. Dia akan mengalahkan 10.000 musuh tanpa pertumpahan darah. Hal ini merujuk pada perang Ahzab yang mana Nabi Muhammad mengalahkan musuh yang berjumlah 10.000 […]

    Suka

  7. […] dengan sekalian organ tubuhnya yang lain hingga yang tersisa hanyalah tulang, sedang ruh (Pikiran dan Perasaan dibungkus ruh) manusia yang telah wafat itu niscaya ruhnya itu telah kembali pada […]

    Suka

Tinggalkan komentar