Umat Terbaik

Posted: 7 Juni 2010 in Tausiyah
Tag:

”Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Ali- Imran: 110).
Para ulama menafsirkan ayat tersebut kepada satu kata yang membuat umat Islam ini dinobatkan sebagai umat terbaik dari keseluruhan umat, yaitu dakwah. Maksudnya, saling mengajak untuk sama taat kepada Allah SWT (yaitu melakukan amar ma’ruf nahi munkar, yang disertai keimanan kepada Allah SWT, red).

Sejauhmana umat Islam peduli kepada sesama manusia, terlebih kepada sesama Muslim, maka sejauh itu pula pertolongan Allah SWT akan datang kepadanya. Jika sebaliknya, maka umat Islam justru akan merasakan berbagai musibah dan bencana.
”Hendaklah kamu mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Jika tidak, maka Allah SWT akan menguasakan atasmu orang-orang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik di antara kamu berdoa dan tidak dikabulkan (doa mereka).” (HR Abu Dzar).
Suatu ketika Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW, ”Jika Allah menurunkan azab di muka bumi ini, apakah azab itu akan menimpa orang-orang yang salih juga, seperti orang yang bersalah ditimpa azab?”

Rasulullah SAW menjawab, ”Ya! Azab akan menimpa semua orang di dunia ini, tetapi pada hari kiamat orang yang salih akan dipisahkan dari orang yang bersalah.” (Fadhail A’mal).
Inilah hakikat makna yang sesungguhnya dari pertalian persaudaraan sesama Muslim. Yakni, adanya rasa sedih bila melihat saudaranya belum mau menaati perintah Allah SWT, ada kerisauan yang mendalam akan kemurkaan Allah SWT kepada mereka. Kemaksiatan, pada saat sekarang ini sudah menjadi pemandangan yang lazim di mana-mana. Padahal, kalau kita diam saja, dan bahkan tidak merasakan kesedihan dalam hati, sesungguhnya kita
sedang mengundang bencana yang pedih kepada diri sendiri yang datangnya dari Zat Yang Maha Menguasai seluruh kehidupan ini, yaitu Allah SWT.
”Tidaklah seseorang melakukan perbuatan-perbuatan maksiat dan ia berada dalam suatu kaum, namun kaum itu tidak mencegahnya walaupun mereka mampu, melainkan Allah SWT akan menimpakan bencana yang pedih ke atas kaum itu sebelum mereka mati.” (HR Abu Daud dan Ibnu
Majah-Attarghib).

Maka sudah jelas bagi kita, inilah sumber berbagai musibah, bencana, dan malapetaka yang berturut-turut datang silih berganti di negeri ini. Yaitu, kelalaian kita yang terus-menerus justru berkubang dalam sikap egois, membangun ketidakpedulian kepada saudara-saudara kita yang masih
berani menentang perintah Allah SWT.

Semoga Allah SWT memberi kekuatan untuk merajut kembali hakikat persaudaraan yang kian hari kian menipis di relung-relung kalbu umat ini, agar kita semua mendapat ridha Allah SWT. (Arif Abi Naufal, Republika- Hikmah )

https://tausyah.wordpress.com

 

 

 

Komentar
  1. […] Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan beramal shalih bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di Bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan […]

    Suka

  2. […] langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan […]

    Suka

  3. […] merasa kehilangan rasa percaya diri saat itu. Ini merupakan reaksi psikis yang wajar, kecewa adalah perasaan yang manusiawi, tetapi ia harus diperlakukan dengan cara yang tepat agar ia tidak menggelincirkan […]

    Suka

  4. Heru Hardiyanto berkata:

    […] kehilangan rasa percaya diri saat itu. Ini merupakan reaksi psikis yang wajar, kecewa adalah perasaan yang manusiawi, tetapi ia harus diperlakukan dengan cara yang tepat agar ia tidak menggelincirkan […]

    Suka

  5. […] telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman […]

    Suka

  6. […] beberapa alasan. Apakah betul saya sudah siap berpindah agama? Apa yang akan ada dalam pikiran teman – teman dan keluarga kalau saya menjadi muslim? Apakah saya siap untuk  mengubah banyak hal dalam […]

    Suka

Tinggalkan komentar