Benteng Terakhir Barshisha

Posted: 7 Juni 2010 in Renungan
Tag:, , , , , , ,

Seribu satu cara untuk menggoda manusia. Itulah sumpah Iblis terlaknat dalam memburu anggota. Pantang mundur sebelum menang, siapa pun dihadapi. Semakin teguh yang dibujuk rayu, semakin canggih pula cara yang ditempuh. Dengan keuletan Iblis ini, jatuh pula Imam Barshisha, manusia alim tiada tara.

Siapa Barshisha, seorang ulama yang dikisahkan bahwa selama 200 tahun hayatnya tidak pernah berbuat maksiat, walau hanya sekejap. Diceritakan pula, berkat ibadah dan kealimannya, 9.000 muridnya bisa berjalan di atas bumi. Sampai-sampai malaikat pun kagum terhadap hamba Allah yang satu ini.

Tetapi, apa kata Allah atas kekaguman malaikat kepada Barshisha, “Apa yang kamu herankan darinya ? Sesungguhnya aku lebih mengetahhui dari apa yang tidak pernah kamu ketahui. Dan, sesungguhnya Barshisha dalam pengetahuanku,” kata Allah. Pada akhir hidupnya, Barshisha yang terkenal alim itu, berbalik menjadi kafir dan masuk neraka selama-lamanya, hanya sebab minum khamr (minuman keras). Mendengar perkataan Allah ini, Iblis merasa menemukan kunci kelemahan Barshisha. Maka datanglah Iblis ke biara Barshisha dengan menyamar sebagai orang yang alim, dengan mengenakan kain zuhudnya berupa kain tenun.

“Siapa engkau ini, dan apa maumu?” tanya Barshisha. “Aku adalah hamba Allah yang datang untuk menolongmu, dalam rangka mengabdi dan menyembah Allah,” jawab Iblis. Dengan hati yang tegar Barshisha berkata, “Siapa yang hendak mengabdi kepada Allah, cukuplah Allah sendiri yang menolongnya dan bukan engkau.”

Kulihat mangsanya begitu tegar pendiriannya, Iblis melangkahkan jurusnya yang lain, selama tiga
hari tiga malam Iblis beribadah tanpa makan, minum, dan tidur. Melihat tamunya beribadah dengan khusyu, hati Barshisha mulai goyah. Ia kagum atas kekhusyuan tamunya yang terus-menerus beribadah kepada Allah tiga hari tiga malam tanpa makan, minum, dan tidur. Padahal, yang sealim ini tetap makan, minum, dan tidur bila beribadah kepada Allah.

Didorong rasa ingin tahu, Barshisha lalu bertanya kepada tamunya bagaimana dia bisa beribadah semacam itu. Iblis mengatakan bahwa ia pernah berbuat dosa, sehingga apabila dia teringat dosanya dia tidak bisa makan dan tidur.

“Bagaimana agar aku bisa beribadah seperti kamu ?” desak Barshisha yang mulai terpikat taktik Iblis. Kemudian Iblis menyarankan agar sekali waktu Barshisha berbuat maksiat kepada Allah, kemudian bertobat kepadanya. Dengan demikian Barshisha akan bisa merasakan kenikmatan beribadah setelah mengenang dosanya. Kiat Iblis ini ternyata mampu menggoyahkan Barshisha. Dia bertanya kepada Iblis, “Apa yang harus aku kerjakan ?”
“Berzina,” jawab Iblis.
“Tidak mungkin, aku tidak akan melakukan dosa besar itu,” bantah Barshisha.
Iblis berkata, “Jika tidak mau berzina, membunuh orang saja, atau minum khamr yang dosanya
lebih ringan.”
“Aku memilih minum khamr, tetapi di mana aku bisa mendapatkannya ?” sahut Barshisha.
“Pergilah ke desa ini,” ujar Iblis sambil menunjukkan nama desa yang dimaksud.
Atas saran Iblis, Barshisha pergi menuju desa yang dimaksud. Di sana dia bertemu dengan seorang perempuan cantik yang berjualan khamr. Ia langsung membelinya dan langsung meneguknya. Karena tidak terbiasa, maka Barshisha langsung mabuk hingga kehilangan kontrol. Kemudian dengan nafsunya, ia memaksa perempuan penjual khamr itu untuk diajak berzina. Malangnya, saat dia memperkosa perempuan tersebut, ia kepergok suaminya, maka dipukullah dia hingga hamper mati.

Saat korbannya dalam kepayahan, Iblis yang menyamar sebagai seorang alim itu berubah menjadi manusia biasa. Ia melaporkan peristiwa itu ke pengadilan dengan Barshisha sebagai terdakwa. Oleh pengadilan Barshisha dijatuhi hukuman cambuk 80 kali, sebagai hukuman minum khamr. Ditambah cambukan 100 kali atas hukuman zina, dan hakim memutuskan Barshisha dihukum gantung sebagai ganti darah. Saat Barshisha digantung itu, Iblis datang menghampirinya dan berkata, “Bagaimana keadaanmu Barshisha ?”

Barshisha menjawab, “Siapa yang mengikuti orang jahat, inilah akibatnya,” jawab Barshisha. Iblis berkata, “Aku sudah berupaya 200 tahun menggodamu sampai berhasil hari ini engkau digantung. Jika engkau ingin turun, aku dapat menolongmu tetapi ada syaratnya. Sujudlah kepadaku,” ujar Iblis yang masih berupaya menjebloskan mangsanya. Barshisha, yang sudah kehilangan benteng imannya berkata, “Bagaimana aku dapat bersujud kepadamu sedang tubuhku berada dalam gantungan ?” “Tidak perlu cukup engkau bersujud dan beriman dalam hati kepadaku,” kata Iblis menegaskan. Maka, bersujudlah Barshisha dalam hatinya menuruti saran Iblis. Matilah ia dalam kekafiran menyembah Iblis.

[Sumber : Buku 1001 Kisah-Kisah Nyata oleh Achmad Sunarto telah diterbitkan oleh penerbit CV
Firdaus, Jln. Kramat Sentiong Masjid, No. E 105, Telp. (021) 3144738, Jakarta Pusat] http://www.alislam.or.id/

https://tausyah.wordpress.com

Komentar
  1. […] Sukses gilang-gemilang yang tercapai tak dapat dipisahkan dari peranan Khalifah Umar Ibnul Khattab r.a. sebagai pemimpin. Ia banyak mengambil prakarsa dalam mengatur administrasi pemerintahan sesuai dengan tuntutan keadaan yang sudah ber­kembang. Demikian pula di bidang hukum. Dengan berpegang te­guh kepada prinsip-prinsip ajaran Islam, dan dengan memanfaat­kan ilmu-ilmu yang dimiliki para sahabat Nabi Muhammad s.a.w., khususnya Imam Ali r.a., sebagai Khalifah ia berhasil men­fatwakan bermacam-macam jenis hukum pidana dan perdata, disamping hukum-hukum yang bersangkutan dengan pelaksanaan peribadatan. […]

    Suka

  2. […] kaum itu sendiri agar dia menerangkan pada mereka, dan siapa yang sesat maka Allah menyesatkan orang yang Dia kehendaki dan menunjuki orang yang Dia kehendaki. Dan Dia mulia, […]

    Suka

  3. […] gejala sosial dan ekonomi yang bertentangan dengan ajaran Islam, Abu Dzar Al-Ghifari sangat resah. Ia tidak dapat berpangku tangan membiarkan kebatilan merajalela. […]

    Suka

  4. […] itu dipukulnya sendiri. Kemudian kepada Na’ilah, janda Khalifah Utsman r.a. yang sedang dirundung malang ia bertanya tentang siapa sebenarnya yang mem­bunuh […]

    Suka

  5. […] Amirul Mukminin memperingatkan kelompok-kelompok kaum Muhajirin dan Anshar yang sudah tergiur oleh harta kekayaan dan kesenangan-kesenangan duniawi lainnya. Ia menegaskan, bahwa masalah pembagian harta ghanimah, kepada seorang tidak akan […]

    Suka

  6. […] yang membunuh ayah mereka kepadaku. Tetapi kalau ternyata Utsman memang mati terbunuh karena madzlum atau dzalim, misalnya, lantas kalian berdua mau apa?! Kalian berdua telah mengikrarkan bai’at kepadaku, […]

    Suka

  7. […] jenazah dari lumuran debu bercampur darah. Imam Ali r.a. tidak sanggup membendung derasnya linangan airmata dan menangislah ia ter­sedu-sedu. Ia berdiri menengadah ke langit sambil mengangkat ke­dua belah tangan, memohonkan pengampunan […]

    Suka

  8. […] sampai yang besar-besar. Aku tahu mereka itu meremehkan agama dan sedang meluncur ke arah kepentingan duniawi. Oleh sebab itu janganlah kalian terpengaruh oleh perbuatan mereka yang mengi­barkan […]

    Suka

  9. […] keindahan dan kegemerlapannya, atau ingin tetap hidup selama-lamanya! Janganlah kalian lengah dari kewajiban menuntut kebenaran dan menentang […]

    Suka

  10. […] memerangi Israel atas hasutan Tuhan atau atas bujukan ibiis ? a. Tuhan murka lalu menghasut Daud (II Samuel 24: 1) b. Setan bangkit lalu membujuk Daud (I […]

    Suka

  11. […] peristiwa ini terdapat penulisan sejarah yang agak berlainan. Abu Faraj Al-Ashfahaniy mengatakan: “Waktu Al-Ba­rak dihadapkan kepada Muawiyah, ia […]

    Suka

  12. […] ia sedang berruku’ beberapa kali di te­ngah kegelapan malam. Kemudian ia berdoa sambil menangis dan mengeluh sedih ke hadhirat Allah s.w.t. Di antara munajat yang diucapkannya ialah: “Ya Allah, Tuhanku, tiap […]

    Suka

  13. […] tersebut merupakan petunjuk nyata tentang betapa tingginya tingkat ketaqwaan, kejujuran dan keadilan Imam Ali r.a. Semua ibadah jasmaniah dan rohaniyahnya bukan lagi dirasa […]

    Suka

  14. […] lihat dalam jawabannya, ‘Isa menegur kelakuan para sahabatnya ini yang seolah tidak beriman kepada Allah dan dirinya selaku Rasul; Ini bukan teguran ‘Isa yang pertama terhadap sikap para sahabatnya […]

    Suka

  15. […] lepas dari Allah Ta’ala. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu, secara global maupun terperinci. Kebijaksanaan Allah berlaku di dunia maupun di akhirat. Apabila Allah menyempurnakan sesuatu, maka sesuatu itu tidak mengandung kerusakan. Allah telah […]

    Suka

  16. […] bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Ilah Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta…” […]

    Suka

  17. […] masa pemerintahan mereka, urusan dikuasai oleh penguasa-penguasa yang jahat sebagaimana diberitakan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. […]

    Suka

  18. […] kita menerangkan dengan berpatokan pada hadits di atas bahwa kedzaliman merupakan sebab kegelapan bagi pelakunya hingga ia tidak mendapatkan arah/jalan yang akan dituju pada hari kiamat atau menjadi sebab […]

    Suka

  19. […] Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).” (Az-Zumar: […]

    Suka

  20. […] perkara, dan apabila engkau berpegang teguh pada kedua perkara itu, niscaya tiadalah engkau akan tersesat selama-lamanya . yaitu Kitab ALLAH dan Sunnahku (al-Qur’an dan hadist). HR. Bukhari dan […]

    Suka

  21. […] khusus untuk sang Amir tengah berduaan dengan seorang pemuda dari kalangan para pembantu, melakukan perbuatan mesum dan berzina. Menyadari dirinya kepergok, si pelayan wanita ini memelas kepadanya agar merahasiakan kejadian […]

    Suka

  22. […] kita menerangkan dengan berpatokan pada hadits di atas bahwa kedzaliman merupakan sebab kegelapan bagi pelakunya hingga ia tidak mendapatkan arah/jalan yang akan dituju pada hari kiamat atau menjadi sebab […]

    Suka

  23. […] masa pemerintahan mereka, urusan dikuasai oleh penguasa-penguasa yang jahat sebagaimana diberitakan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. […]

    Suka

  24. […] gejala sosial dan ekonomi yang bertentangan dengan ajaran Islam, Abu Dzar Al-Ghifari sangat resah. Ia tidak dapat berpangku tangan membiarkan kebatilan merajalela. […]

    Suka

  25. […] gejala sosial dan ekonomi yang bertentangan dengan ajaran Islam, Abu Dzar Al-Ghifari sangat resah. Ia tidak dapat berpangku tangan membiarkan kebatilan merajalela. […]

    Suka

  26. […] gejala sosial dan ekonomi yang bertentangan dengan ajaran Islam, Abu Dzar Al-Ghifari sangat resah. Ia tidak dapat berpangku tangan membiarkan kebatilan merajalela. […]

    Suka

  27. […] Ka’bah dan Masjid Madinah, dan kami memohon kepada Allah agar membimbing orang-orang yang sesat dari kaum muslimin, dan menambah hidayat bagi mereka yang telah mendapatkan petunjuk, dan […]

    Suka

  28. […] selalu  diberi  pertolongan  Allah  adalah seorang  mujahid  yang  selalu memperjuangkan  agama  Allah,  seorang  penulis  yang  selalu  memberi penawar & seorang yang menikah untuk […]

    Suka

  29. Heru Hardiyanto berkata:

    […] selalu  diberi  pertolongan  Allah  adalah seorang  mujahid  yang  selalu memperjuangkan  agama Allah,  seorang  penulis  yang  selalu  memberi penawar & seorang yang menikah untuk […]

    Suka

  30. […] besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, […]

    Suka

  31. […] para gadis yang menemani saya ini. Saat Syekh Nabil — yang menggunakan surban dan jubah cokelat– berbicara tentang topik yang menantang tentang pertukaran tawanan, mereka tergelitik untuk […]

    Suka

  32. […] tersebut merupakan petunjuk nyata tentang betapa tingginya tingkat ketaqwaan, kejujuran dan keadilan Imam Ali r.a. Semua ibadah jasmaniah dan rohaniyahnya bukan lagi dirasa […]

    Suka

  33. […] islam itu amatlah keras kepada kekafiran,kekufuran, kemudharatan, keingkaran dengan sekalian gerangan dosa itu sekaliannya. jika engkau merasa berat dengan syari’at islam yang diwajibkan atas kamu, maka ambillah olehmu […]

    Suka

  34. […] gejala sosial dan ekonomi yang bertentangan dengan ajaran Islam, Abu Dzar Al-Ghifari sangat resah. Ia tidak dapat berpangku tangan membiarkan kebatilan […]

    Suka

  35. […] gejala sosial dan ekonomi yang bertentangan dengan ajaran Islam, Abu Dzar Al-Ghifari sangat resah. Ia tidak dapat berpangku tangan membiarkan kebatilan […]

    Suka

Tinggalkan komentar