Arasy ALLAH

Posted: 12 Juli 2010 in Kajian
Tag:

Arasy adalah singgasana Allah

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy

– Qs. 7 al-A’raf : 54

Telah terjadi perbedaan pandangan antara ulama tradisional dengan ulama-ulama kontemporer dan modern dalam menafsirkan istilah ‘Arsy ini. Dimana ulama tradisional lebih suka memahami ‘Arsy sebagai suatu singgasana dimana dari singgasana-Nya inilah Tuhan mengendalikan kekuasaan-Nya atas makhluk-makhluk-Nya, namun ulama-ulama tersebut juga lebih suka untuk tidak melakukan pembahasan lebih jauh mengenainya dan hanya mencukupkan urusannya kepada iman dan itu menjadi rahasia ALLAH.

Sejumlah ulama lain yang lebih moderat menolak penafsiran ‘Arasy seperti yang telah disebutkan tadi karena menurut mereka ALLAH tidak membutuhkan tempat, ruangan dan juga tidak terikat dengan waktu. Jika dikatakan bahwa ALLAH duduk diatas ‘Arsy maka berarti ALLAH memiliki wujud yang sama seperti makhluk-Nya yang memerlukan tempat tinggal dan tempat bernaung, padahal ALLAH Maha Suci dan Maha Mulia dari semua itu !

Tidak ada sesuatu apapun yang sama dengan-Nya

– Qs. 112 al-Ikhlas : 4

Lebih bijak jika kita mengadakan pendekatan penafsiran istilah ‘Arsy sebagai tempat dimana ALLAH mempertunjukkan kekuasaan-Nya kepada semua hamba-hambaNya, dan itulah alam semesta yang terbentang luas dihadapan kita. Semua isi alam ini, termasuk benda-benda angkasa seperti bumi, bulan, matahari, planet-planet, komet dan apa saja yang ada diantara keduanya merupakan perwujudan dari singgasana Tuhan.

Adalah ‘Arsy-Nya berada diatas air
Qs. 11 Huud : 7

Dari ilmu pengetahuan modern kita bisa mengetahui bahwa angkasa raya tidaklah kosong hitam saja seperti yang kita lihat dimalam hari, beberapa hasil observasi sejumlah astronom telah mendeteksi adanya bahan jernih yang terbuat dari 99 persen gas (rata-rata Hidrogen dan Helium) dan 1 persen partikel berukuran debu yang memiliki komposisi mirip dengan senyawa silikon, oksida besi, kristal es dan sejumlah kumpulan molekul lain termasuk molekul organik yang mengisi nebula maupun jarak antar bintang[1].

Bahkan Nazwar Syamsu[2] lebih condong menterjemahkan istilah Alma (biasanya selalu diterjemahkan sebagai air dalam bahasa Indonesia) pada surah 11 ayat 7 diatas sebagai Hydrogen itu sendiri, mengingat Hydrogen adalah atom asal dan beliau mengkaitkannya dengan istilah Dukhan (biasa diterjemahkan sebagai asap) sebagai sumber penciptaan alam semesta seperti yang disitir dalam Surah Fushshilat : 11.

Terlepas dari semuanya, mungkin ini juga alasannya kenapa Tuhan begitu gigih memerintahkan kepada manusia untuk mempelajari ilmu tentang alam semesta sembari tidak melupakan tasbih kepada-Nya, baik tasbih dalam arti berdzikir lisan mengucap puja dan puji seperti para Malaikat ataupun bertasbih dalam pengertian sikap tunduk dan patuh serta sadar akan kekecilan diri dihadapan Yang Kuasa sebagaimana tunduknya alam semesta dan seperti tunduknya burung-burung dan gunung.

Para Malaikat yang di sisi-Nya, mereka tidak punya rasa angkuh untuk mengabdi kepada-Nya dan tidak merasa letih,

mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. – Qs. 21 al-anbiyaa : 19 – 20

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya – Qs. 17 al-israa : 44

Gunung-gunung dan burung-burung yang bertasbih – Qs. 21 al-anbiyaa : 79

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat seperti kamu – Qs. 6 al-an’aam : 38

Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi – Qs. 3 ali Imron : 191

Secara bijaksana kita juga bisa melihat persamaan penafsiran istilah ‘Arasy ini sebagai kata kiasan dengan mempersamakannya dengan kata kias pada penafsiran istilah Wajah ALLAH, Tangan-Nya, Kursi-Nya ataupun Betis sebagaimana terdapat dalam ayat-ayat berikut :

Dan adalah kepunyaan Allah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah Wajah AllahQs. 2 al-Baqarah : 115

Maka Maha Suci Dia yang ditangan-Nya kekuasaan atas semuanya – Qs. 36 Yaasin : 83

Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan – Qs. 55 ar-Rahman : 27

Kursi Allah meliputi langit dan bumi. – Qs. 2 al-Baqarah: 255

Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud

QS. 68 al-Qalam : 42

[1] Dr. Adel M.A. Abbas, Singgasana-Nya diatas Air, Terj. Burhan Wirasubrata, Penerbit Lentera, Jakarta, 2000, hal. 38-39

[2] Nazwar Syamsu, Tauhid dan Logika, Al Qur’an Dasar Tanya Jawab Ilmiah, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1980, hal. 22 – 23

Arasy adalah singgasana Allah, apa maksudnya ?

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy

– Qs. 7 al-A’raf : 54

Telah terjadi perbedaan pandangan antara ulama tradisional dengan ulama-ulama kontemporer dan modern dalam menafsirkan istilah ‘Arsy ini. Dimana ulama tradisional lebih suka memahami ‘Arsy sebagai suatu singgasana dimana dari singgasana-Nya inilah Tuhan mengendalikan kekuasaan-Nya atas makhluk-makhluk-Nya, namun ulama-ulama tersebut juga lebih suka untuk tidak melakukan pembahasan lebih jauh mengenainya dan hanya mencukupkan urusannya kepada iman dan itu menjadi rahasia ALLAH.

Sejumlah ulama lain yang lebih moderat menolak penafsiran ‘Arasy seperti yang telah disebutkan tadi karena menurut mereka ALLAH tidak membutuhkan tempat, ruangan dan juga tidak terikat dengan waktu. Jika dikatakan bahwa ALLAH duduk diatas ‘Arsy maka berarti ALLAH memiliki wujud yang sama seperti makhluk-Nya yang memerlukan tempat tinggal dan tempat bernaung, padahal ALLAH Maha Suci dan Maha Mulia dari semua itu !

Tidak ada sesuatu apapun yang sama dengan-Nya

– Qs. 112 al-Ikhlas : 4

Lebih bijak jika kita mengadakan pendekatan penafsiran istilah ‘Arsy sebagai tempat dimana ALLAH mempertunjukkan kekuasaan-Nya kepada semua hamba-hambaNya, dan itulah alam semesta yang terbentang luas dihadapan kita. Semua isi alam ini, termasuk benda-benda angkasa seperti bumi, bulan, matahari, planet-planet, komet dan apa saja yang ada diantara keduanya merupakan perwujudan dari singgasana Tuhan.

Adalah ‘Arsy-Nya berada diatas air
Qs. 11 Huud : 7

Dari ilmu pengetahuan modern kita bisa mengetahui bahwa angkasa raya tidaklah kosong hitam saja seperti yang kita lihat dimalam hari, beberapa hasil observasi sejumlah astronom telah mendeteksi adanya bahan jernih yang terbuat dari 99 persen gas (rata-rata Hidrogen dan Helium) dan 1 persen partikel berukuran debu yang memiliki komposisi mirip dengan senyawa silikon, oksida besi, kristal es dan sejumlah kumpulan molekul lain termasuk molekul organik yang mengisi nebula maupun jarak antar bintang[1].

Bahkan Nazwar Syamsu[2] lebih condong menterjemahkan istilah Alma (biasanya selalu diterjemahkan sebagai air dalam bahasa Indonesia) pada surah 11 ayat 7 diatas sebagai Hydrogen itu sendiri, mengingat Hydrogen adalah atom asal dan beliau mengkaitkannya dengan istilah Dukhan (biasa diterjemahkan sebagai asap) sebagai sumber penciptaan alam semesta seperti yang disitir dalam Surah Fushshilat : 11.

Terlepas dari semuanya, mungkin ini juga alasannya kenapa Tuhan begitu gigih memerintahkan kepada manusia untuk mempelajari ilmu tentang alam semesta sembari tidak melupakan tasbih kepada-Nya, baik tasbih dalam arti berdzikir lisan mengucap puja dan puji seperti para Malaikat ataupun bertasbih dalam pengertian sikap tunduk dan patuh serta sadar akan kekecilan diri dihadapan Yang Kuasa sebagaimana tunduknya alam semesta dan seperti tunduknya burung-burung dan gunung.

Para Malaikat yang di sisi-Nya, mereka tidak punya rasa angkuh untuk mengabdi kepada-Nya dan tidak merasa letih,

mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. – Qs. 21 al-anbiyaa : 19 – 20

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya – Qs. 17 al-israa : 44

Gunung-gunung dan burung-burung yang bertasbih – Qs. 21 al-anbiyaa : 79

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat seperti kamu – Qs. 6 al-an’aam : 38

Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi – Qs. 3 ali Imron : 191

Secara bijaksana kita juga bisa melihat persamaan penafsiran istilah ‘Arasy ini sebagai kata kiasan dengan mempersamakannya dengan kata kias pada penafsiran istilah Wajah ALLAH, Tangan-Nya, Kursi-Nya ataupun Betis sebagaimana terdapat dalam ayat-ayat berikut :

Dan adalah kepunyaan Allah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah Wajah AllahQs. 2 al-Baqarah : 115

Maka Maha Suci Dia yang ditangan-Nya kekuasaan atas semuanya – Qs. 36 Yaasin : 83

Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan – Qs. 55 ar-Rahman : 27

Kursi Allah meliputi langit dan bumi. – Qs. 2 al-Baqarah: 255

Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud

QS. 68 al-Qalam : 42

[1] Dr. Adel M.A. Abbas, Singgasana-Nya diatas Air, Terj. Burhan Wirasubrata, Penerbit Lentera, Jakarta, 2000, hal. 38-39

[2] Nazwar Syamsu, Tauhid dan Logika, Al Qur’an Dasar Tanya Jawab Ilmiah, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1980, hal. 22 – 23

Arasy adalah singgasana Allah, apa maksudnya ?

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy

– Qs. 7 al-A’raf : 54

Telah terjadi perbedaan pandangan antara ulama tradisional dengan ulama-ulama kontemporer dan modern dalam menafsirkan istilah ‘Arsy ini. Dimana ulama tradisional lebih suka memahami ‘Arsy sebagai suatu singgasana dimana dari singgasana-Nya inilah Tuhan mengendalikan kekuasaan-Nya atas makhluk-makhluk-Nya, namun ulama-ulama tersebut juga lebih suka untuk tidak melakukan pembahasan lebih jauh mengenainya dan hanya mencukupkan urusannya kepada iman dan itu menjadi rahasia ALLAH.

Sejumlah ulama lain yang lebih moderat menolak penafsiran ‘Arasy seperti yang telah disebutkan tadi karena menurut mereka ALLAH tidak membutuhkan tempat, ruangan dan juga tidak terikat dengan waktu. Jika dikatakan bahwa ALLAH duduk diatas ‘Arsy maka berarti ALLAH memiliki wujud yang sama seperti makhluk-Nya yang memerlukan tempat tinggal dan tempat bernaung, padahal ALLAH Maha Suci dan Maha Mulia dari semua itu !

Tidak ada sesuatu apapun yang sama dengan-Nya

– Qs. 112 al-Ikhlas : 4

Lebih bijak jika kita mengadakan pendekatan penafsiran istilah ‘Arsy sebagai tempat dimana ALLAH mempertunjukkan kekuasaan-Nya kepada semua hamba-hambaNya, dan itulah alam semesta yang terbentang luas dihadapan kita. Semua isi alam ini, termasuk benda-benda angkasa seperti bumi, bulan, matahari, planet-planet, komet dan apa saja yang ada diantara keduanya merupakan perwujudan dari singgasana Tuhan.

Adalah ‘Arsy-Nya berada diatas air
Qs. 11 Huud : 7

Dari ilmu pengetahuan modern kita bisa mengetahui bahwa angkasa raya tidaklah kosong hitam saja seperti yang kita lihat dimalam hari, beberapa hasil observasi sejumlah astronom telah mendeteksi adanya bahan jernih yang terbuat dari 99 persen gas (rata-rata Hidrogen dan Helium) dan 1 persen partikel berukuran debu yang memiliki komposisi mirip dengan senyawa silikon, oksida besi, kristal es dan sejumlah kumpulan molekul lain termasuk molekul organik yang mengisi nebula maupun jarak antar bintang[1].

Bahkan Nazwar Syamsu[2] lebih condong menterjemahkan istilah Alma (biasanya selalu diterjemahkan sebagai air dalam bahasa Indonesia) pada surah 11 ayat 7 diatas sebagai Hydrogen itu sendiri, mengingat Hydrogen adalah atom asal dan beliau mengkaitkannya dengan istilah Dukhan (biasa diterjemahkan sebagai asap) sebagai sumber penciptaan alam semesta seperti yang disitir dalam Surah Fushshilat : 11.

Terlepas dari semuanya, mungkin ini juga alasannya kenapa Tuhan begitu gigih memerintahkan kepada manusia untuk mempelajari ilmu tentang alam semesta sembari tidak melupakan tasbih kepada-Nya, baik tasbih dalam arti berdzikir lisan mengucap puja dan puji seperti para Malaikat ataupun bertasbih dalam pengertian sikap tunduk dan patuh serta sadar akan kekecilan diri dihadapan Yang Kuasa sebagaimana tunduknya alam semesta dan seperti tunduknya burung-burung dan gunung.

Para Malaikat yang di sisi-Nya, mereka tidak punya rasa angkuh untuk mengabdi kepada-Nya dan tidak merasa letih,

mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. – Qs. 21 al-anbiyaa : 19 – 20

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya – Qs. 17 al-israa : 44

Gunung-gunung dan burung-burung yang bertasbih – Qs. 21 al-anbiyaa : 79

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat seperti kamu – Qs. 6 al-an’aam : 38

Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi – Qs. 3 ali Imron : 191

Secara bijaksana kita juga bisa melihat persamaan penafsiran istilah ‘Arasy ini sebagai kata kiasan dengan mempersamakannya dengan kata kias pada penafsiran istilah Wajah ALLAH, Tangan-Nya, Kursi-Nya ataupun Betis sebagaimana terdapat dalam ayat-ayat berikut :

Dan adalah kepunyaan Allah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah Wajah AllahQs. 2 al-Baqarah : 115

Maka Maha Suci Dia yang ditangan-Nya kekuasaan atas semuanya – Qs. 36 Yaasin : 83

Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan – Qs. 55 ar-Rahman : 27

Kursi Allah meliputi langit dan bumi. – Qs. 2 al-Baqarah: 255

Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud

QS. 68 al-Qalam : 42

[1] Dr. Adel M.A. Abbas, Singgasana-Nya diatas Air, Terj. Burhan Wirasubrata, Penerbit Lentera, Jakarta, 2000, hal. 38-39

[2] Nazwar Syamsu, Tauhid dan Logika, Al Qur’an Dasar Tanya Jawab Ilmiah, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1980, hal. 22 – 23

Komentar
  1. […] dikatakan bahwa Allah *duduk* diatas ‘Arsy maka berarti Allah memiliki wujud yang sama seperti makhluk-Nya yang memerlukan tempat tinggal dan […]

    Suka

  2. […] dilakukan dengan melakukan observasi atau penelitian terhadap alam semesta yang disebut sebagai ‘Arsy (singgasana) ALLAH yang terbentang luas dihadapan kita, karenanya Tuhan berfirman […]

    Suka

  3. […] Hadits berkeyakinan dan bersaksi bahwa Allah subhanahu wa ta’ala berada di atas tujuh lapis langit, di atas ‘Arsy-Nya, sebagaimana dalam surat […]

    Suka

  4. […] tidak ada tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta’ala?, Dia tidak bertempat dan tidak […]

    Suka

  5. websitedada berkata:

    Sahabat Rahimahumullah, aku mau bertanya, tapi mungkin agak sedikit sulit untuk dijawab.

    Tapi maaf!, maksud ku itu tidaklah untuk menyamaratakan antara Islam dan Iptek, akan tetapi aku ingin melihat dalil Alqur’an sang karim dan dari hadits shahih yang sebenar-benarnya!

    Bismillahirahmanirahim!

    Aku mulai pertanyaannya!

    Sahabat, klo misalkan kita pergi ke suatu tempat, lalu kita pulang kembali ke tempat asal kita dan berkumpul bersama keluarga kta, pasti pertama kali yang kita bicarakan adalah menceritakan kepada saudara-saudari kita mengenai perjalanan kita setelah pergi tersebut!

    Misalkan klo ada mayat yang hidup kembali, pasti dia akan bercerita kepada kita mengenai perasaan nya setelah mati.

    Nah, begitu pun dengan Nabi Muhammad Rasulullah Saw yang sudah pernah pergi ke akhirat, maka dia pun banyak memberikan dalil shahih seputar akhirat; neraka; dan jannah.
    Bahkan Rasulullah Saw pun sudah berkali-kali memberikan banyak dalil mengenai rupa Nabi ‘Isa As saat Beliau naik ke langit saat Isra’ Mi’raj.

    Itu disebabkan karena Beliau pernah melihat rupa Nabi ‘isa yang sebenarnya!

    Nah begitupun dengan Beliau sudah pernah Isra’ Mi’raj naik keatas langit, maka apakah pernah Nabi Muhammad Saw memberikan banyak atau satu aja dalil shahih yang menjelaskan bahwa bumi itu ternyata bulat, karena klo kita ke langit di luar angkasa pasti terlihat bahwa bumi itu bulat?…

    ‘Kan klo kita naik ke luar angkasa, pasti kita dapat melihat bahwa ternyata bumi itu bulat.

    Nah, apakah Rasulullah Saw yang pernah naik ke langit tertinggi pernah berdalil bahwa bumi itu bulat?…

    Plis, aku mohon jawabannya sekarang juga, karena pertanyaan ini sudah aku pikirkan sejak dahulu, dan gak ada satu Ustadz pun yang bisa jawab, dan mereka malah mengalihkan pembicaraan mereka kepada hal yang lain.

    Jadi simpelnya adalah, aku minta dalil bahwa bumi itu bulat, karena bumi bulat itu adalah ilmu alam pertama yang wajib kita pelajari.
    Dan aku pikir, pasti ayat Alqur’an membahas soal bumi itu bulat karena ayat Alqur’an itu terdiri dari ayat Qawliyah (Syari’at) dan ayat Qawniyah (Ilmu alam).

    Plis ya, berikan aku dalil shahihnya, ya!

    Dan klo bisa, klo udah anda jawab, lebih baik anda kirimin aja jawabannya ke situs aku, ya!

    Syuqran sebelumnya!

    Wassalam!

    Suka

    • Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh..
      Alhamdulillah akhi..dalil tersebut kebanyakan adalah dengan pengetahuan sains manusia, bahkan banyak yang bertentangan pendapat..namun manusia tiada menyadari bahwa sesungguhnya terdapat sesuatu didalam rahasia ALLAH, melainkan manusia hanya mereka-reka semata.

      saudaraku yang dirahmati ALLAH Ta’ala, sungguh..teramat banyak dalil didalam Al-Qur’an tentang pertanyaan yang mirip selayak yang sedemikian itu. seperti Firman ALLAH Ta’ala, “jika mereka bertanya tentang hari kiamat, maka katakanlah ya Muhammad..tiadalah bagiku pengetahuan tentang yang sedemikian itu, melainkan hanya disisi Rabb-ku..”.

      saudaraku, sesungguhnya alam pikir manusia tentang ciptaan Rabb Semesta Alam adalah alam taqwa manusia agar mengenal dan memahami tanda-tanda kekuasaan-Nya agar memuji lagi tasbih kepada-Nya. maka saudaraku, hendaknya jika engkau menemui suatu perkara yang perkaranya itu tiada beroleh hasil lagi faedah jua. maka hendaklah engkau mengembalikan sekalian urusan yang sedemikian itu kepada ALLAH semata, dan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. demikianlah akhi..jika Rasulullah saja yang isra’ kelangit dan bertemu ALLAH Ta’ala tidak diberitahukan tentang bilakah masanya kiamat itu, maka keadaan bumi dan planet lain yang mengambang di udara (diangkasa) tetap beredar pada rotasi yang ditentukan, bentuknya bulatkah, bundar atau lain sebagainya..maka katakanlah saudaraku..”tiadalah bagiku pengetahuan tentang yang sedemikian itu, melainkan hanya disisi Rabbku semata”. sebagaimana Firman ALLAH Ta’ala yang termaktub diatas :

      Surah Al-Araf : 002

      Artinya : Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.Al-A’raaf : 002.

      Firman ALLAH yang lain :

      al-a'raf:054

      Artinya :

      Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. Al-A’raaf : 054

      kutip : Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. maka akhi, kebenaran atas tiap-tiap suatu perkara itu hanyalah hak ALLAH, ALLAHlah Yang Haq dan kepad-Nyalah tempat kembali..

      salam ukhuwah..

      Suka

  6. […] ‘anha.  Beliau bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baik salafmu adalah aku.” (HR. Muslim). “sebaik-baik Salafmu” Artinya sebaik-baik pendahulu. (lihat Limadza, hal. 30,  baca  juga  Syarah […]

    Suka

  7. […] suara-suara nyeleneh yang dikumandangkan oleh orang-orang yang senantiasa melakukan tipu daya terhadap Islam, yang mengungkapkan bahwa salaman antara laki-laki dan wanita merupakan simbol […]

    Suka

  8. […] ‘anha.  Beliau bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baik salafmu adalah aku.” (HR. Muslim). “sebaik-baik Salafmu” Artinya sebaik-baik pendahulu. (lihat Limadza, hal. 30,  baca  juga  Syarah […]

    Suka

  9. […] tukang reparasi jam dan bukan ahli hadist, yah.. memang benar beliau adalah seorang tukang reparasi jam..namun walau demikian bukan berarti seorang tukang reparasi jam tidak bisa menjadi seorang ahli […]

    Suka

  10. […] keburukan dan menjauhkan daripada mereka kebaikan yang mereka kehendaki, dan itulah seburuk-buruk persangkaan kepada ALLAH. Maka ketahuilah..bahwa sesungguhnya ALLAH Tabaraka wa Ta’ala senantiasa memberi […]

    Suka

  11. […] keburukan dan menjauhkan daripada mereka kebaikan yang mereka kehendaki, dan itulah seburuk-buruk persangkaan kepada ALLAH. Maka ketahuilah..bahwa sesungguhnya ALLAH Tabaraka wa Ta’ala senantiasa memberi […]

    Suka

  12. […] tukang reparasi jam dan bukan ahli hadist, yah.. memang benar beliau adalah seorang tukang reparasi jam..namun walau demikian bukan berarti seorang tukang reparasi jam tidak bisa menjadi seorang ahli […]

    Suka

  13. […] keburukan dan menjauhkan daripada mereka kebaikan yang mereka kehendaki, dan itulah seburuk-buruk persangkaan kepada ALLAH. Maka ketahuilah..bahwa sesungguhnya ALLAH Tabaraka wa Ta’ala senantiasa memberi […]

    Suka

  14. […] dan menjauhkan daripada mereka kebaikan yang mereka kehendaki, dan itulah seburuk–buruk persangkaan kepada […]

    Suka

  15. […] dan menjauhkan daripada mereka kebaikan yang mereka kehendaki, dan itulah seburuk–buruk persangkaan kepada […]

    Suka

Tinggalkan komentar