Ajaran Islam Hanya Menghalalkan Pernikahan Dan Mengharamkan Berpacaran

Posted: 15 Januari 2011 in Tausiyah
Tag:, , , ,

https://tausyah.wordpress.com/pernikahan-Dalam_Islam

Pernikahan

Oleh : Ustadz Abu Abdirrahman

bin Thayib, Lc.

الحَمدُ لِلَّهِ الذي زَوَّجَ الأَروَاحَ بِالأَشبَاحِ , وَأَحَلَّ النِكَاحَ , وَحَرَّمَ السِفَاحَ  وَالصَلاَةُ والسَلاَمُ عَلَى مَن فَصَّلَ بَينَ المَمنُوعِ وَالمُبَاحِ , وَعَلَى آلِهِ وَأَصحَابِهِ أَربَابِ الصَلاحِ وَ الفَلاحِ. أَمَّا بَعدُ :

Ditengah era globalisasi dan modernisasi sekarang ini banyak nilai-nilai agama Islam yang sudah tidak diperhatikan lagi oleh sebagian besar kaum muslimin. Mereka lebih bangga dengan kebudayaan barat yang kafir yang jauh dari sifat manusiawi, sebagaimana yang telah Allah firmankan :

“Sesungguhnya Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal shalih kedalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makanannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka.” (QS. Muhammad: 12)

“Sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyau telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah) mereka itu seperti binatang ternak , bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-‘Araaf: 179)

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar dan memahami. Mereka tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS. Al-Furqan: 43-44)

Mereka menganggap manusia bisa dikatakan maju dan modern dengan berpakaian yang serba trendi (dengan memperlihatkan auratnya), bergaul bebas dengan lawan jenis atau kumpul kebo serta menanggalkan fitroh yang lurus.

Kaum muslimin berada ditengah pergolakan nafsu syahwat. Sebagian mereka membiarkan anak-anak gadisnya berpakaian yang memperlihatkan sebagian ataupun seluruh tubuhnya dan bergaul bebas dengan lawan jenis tanpa ada ikatan suci, hingga terkadang mereka tidak terasa telah menanggalkan baju kesuciannya. Para orang tua pun seakan tak merasa bersalah dan berdosa, padahal merekalah yang akan dituntut dan dimintai pertanggungan jawab di hari kiamat kelak. Mungkin sebagian mereka tidak akan sadar hingga anak gadisnya telah ternodai dan ditinggalkan oleh sang kekasih.

Sungguh menyedihkan keadaan kaum muslimin kecuali yang dirahmati Allah Ta’ala. Mereka mengaku Islam sebagai agamanya, namun ketika diseru kepada ajaran Islam yang sebenarnya mereka lebih mengutamakan nafsunya dengan berdalih mengikuti perkembangan jaman (modernisasi).

Bisakah itu semua menjamin kebahagiaan mereka di dunia dan di akherat kelak ? Apakah dengan mengikuti perkembangan jaman bisa mengantarkan mereka ke surga ? Sungguh benar sabda Rasulullah :

بَدَأَ الإِسلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلغُرَبَاءِ

Artinya : “Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali asing seperti awal munculnya maka beruntunglah orang-orang yang asing” [HR.Muslim].

Maka alangkah gembira dan bahagianya kita jika masih ada diantara para pemuda dan pemudi yang memiliki kecemburuan terhadap Islam dan senantiasa menjaga kesucian. Mereka tidak mau terjerumus kedalam lubang kenistaan dengan berpacaran sebelum pernikahan. Jika mereka ingin menikah mereka jalankan diatas ajaran Nabi sehingga terbentuklah rumah tangga sakinah, mawaddah dan rahmah. Terpancar darinya cahaya keharmonisan, kebahagiaan serta cinta kasih nan abadi. Allah ta’ala berfirman :

“Maka apakah orang yang mendirikan masjidnya di atas dasar takwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang rutuh, lalu banguananya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka jahanam. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang Zalim.”[QS At-Taubah 109].

Kita harapkan dari mereka inilah muncul generasi Islam yang komitmen kepada ajaran agamanya dan sunnah Nabinya.

Sumber: http://www.zifaf.blogspot.com

https://tausyah.wordpress.com

Komentar
  1. […] akan berangkat wisuda, semua itu justru membuatku semakin bangga padamu. Entah darimana engkau bisa belajar begitu banyak tentang kebenaran, anakku… Jika hari ini aku meneteskan airmata saat melihatmu dilantik, itu […]

    Suka

  2. […] ‘ (Hal ini berulang 3 kali). Maka kemudian laki-laki itu mengatakan : ‘Demi Yang Mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak bisa melakukan lebih baik dari sholatku tadi, maka ajarilah aku’. Rasul bersabda […]

    Suka

  3. […] maupun ditulis. Dan juga karena penyingkatan yang demikian tidaklah pernah dilakukan oleh tiga generasi awal Islam yang keutamaannya dipersaksikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi […]

    Suka

  4. […] masalah yang akan dimintai pertanggungan jawab di dalamnya atau orang yang tidak dapat dipercaya adalah terlarang. Hal itu merujuk firman Allah Ta’ala,artinya, “،K dan jangan kamu menanyakan tentang mereka […]

    Suka

  5. […] di antara pemuda yang melanggar lagi bersuka ria dengan budaya barat ( pacaran) hingga kemudian di akhiri dengan zinah dan adapula yang baru separuh jalan menjalaninya kemudian berpisah dengan hubungan yang tiada […]

    Suka

  6. […] selamat dan membawa ghanimah. Disamping itu, mereka dapat mengembalikan sesuatu yang hilang yakni kewibawaan kaum muslimin tatkala perang […]

    Suka

  7. […] dalam kegelapan. Dan hadits ini walaupun lemah, tetapi artinya benar, karena kenikmatan dalam maksiat adalah siksaan, wangi-wangian akan menjadi busuk dan cahaya menjadi kegelapan. Kebalikan dari taat, bahwa bau […]

    Suka

  8. […] aman dan nyaman serta membahagiakan hati mereka, sedang engkau tiada akan berbuat sesuatu kerusakan atas diri-diri mereka? Sebab ALLAH Ta’ala tiada menyukai kerusakan. Jika “ya” maka […]

    Suka

  9. […] di negeri Syam di menara putih, beliau akan membunuh dajjal. Kemudian Nabi Isa A.S akan menjalankan syariat Nabi Muhammad […]

    Suka

  10. […] isteri haruslah bukan mahram dan tidak ada pencegah seperti sedang dalam masa ‘iddah atau […]

    Suka

  11. […] serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi SAW yang selama ini […]

    Suka

  12. […] Maka langsung saja dia berkata, “Aku sudah makan setengah dari buah apel ini. Aku berharap Anda menghalalkannya“. Orang itu menjawab, “Aku bukan pemilik kebun ini. Aku Khadamnya yang ditugaskan merawat dan […]

    Suka

Tinggalkan komentar