ILHAMI SYIFA CENTER Nicholas dan Goble (1989) mengemukakan sistem model “wellness” yang multidimensional menekankan empat prinsip yaitu,
1. Sehat itu multidimensional, artinya kondisi sehat itu terjadi dalam berbagai dimensi kehidupan yang mencakup: dimensi fisik, emosional, sosial, spiritual, vokasional, dan intelektual.
2. Sehat itu variabel/dinamis dan tidak statis, artinya kondisi sehat itu bukan sesuatu yang statis atau diam akan tetapi merupakan suatu keadaan yang dinamis dan bervariasi dalam dimensi waktu dan tempat. Ada satu saat sehat dan saat lain kurang sehat, dan di tempat tertentu dapat sehat tetapi di tempat lain kurang sehat.
3. Sehat itu mengatur sendiri dalam setiap dimensi kehidupan, artinya dalam masing-masing dimensi kehidupan akan terjadi suatu proses pengaturan sedemikian rupa sehingga dapat dicapai keseimbangan. Keadaan kurang sehat dalam suatu dimensi misalnya dalam aspek fisik, maka akan terjadi upaya untuk mendorong kondisi ke arah yang lebih baik.
4. Sehat itu mengatur sendiri antar dimensi kehidupan, artinya kondisi sehat dalam setiap dimensi akan saling berkaitan dan saling melengkapi untuk mencapai keseimbangan keseluruhan kepribadian. Misalnya, keadaan emosonal yang kurang sehat akan berpengaruh pada dimensi-dimensi lainnya yaitu pekerjaan, sosial, intelektual, dsb.
Archer, Probert, dan Gage (1987) mendefinisikan “wellness” sebagai proses dan keadaan suatu pencapaian fungsi-fungsi manusiawi secara maksimum yang mencakup aspek badan, jiwa, dan kesadaran.
Berdasarkan konsep “wellness” dengan model holistik multidimensional, karakteristik sehat digambarkan dalam lima tugas-tugas hidup yang saling berkaitan dalam bentuk roda keseluruhan kehidupan. Kondisi “wellness” dinyatakan melalui lima tugas hidup yaitu : Spiritualitas, Regulasi diri, pekerjaan, cinta, dan persahabatan. Tugas-tugas hidup itu secara dinamis saling berinteraksi dengan tantangan-tantangan hidup yang timbul dalam keluarga, masyarakat, religi, pendidikan, pemerintah, media, dan dunia usaha/industri.
Islam mempunyai perhatian yang sangat serius terhadap kesehatan, baik kesehatan lahiriah maupun batiniah. Hal ini terbukti dengan banyaknya dalil-dalil tentang kesehatan baik bersifat preventif, curatif, rehabilitatif maupun promotif. Sebagaimana dijabarkan dalam kitab al-Thîb al-Wiqa`i karya Ahmad Sauqi al-Fanjari dan terjemahan Ahsin Wijaya dan Totok Jumantoro dengan judul terjemahan Nilai Kesehatan Dalam Syari’at Islam.