Islam & Ilmu Kesehatan

Posted: 1 Juni 2010 in Kesehatan
Tag:
ILHAMI SYIFA CENTER Nicholas dan Goble (1989) mengemukakan sistem model “wellness” yang multidimensional menekankan empat prinsip yaitu,

1. Sehat itu multidimensional, artinya kondisi sehat itu terjadi dalam berbagai dimensi kehidupan yang mencakup: dimensi fisik, emosional, sosial, spiritual, vokasional, dan intelektual.

2. Sehat itu variabel/dinamis dan tidak statis, artinya kondisi sehat itu bukan sesuatu yang statis atau diam akan tetapi merupakan suatu keadaan yang dinamis dan bervariasi dalam dimensi waktu dan tempat. Ada satu saat sehat dan saat lain kurang sehat, dan di tempat tertentu dapat sehat tetapi di tempat lain kurang sehat.
3. Sehat itu mengatur sendiri dalam setiap dimensi kehidupan, artinya dalam masing-masing dimensi kehidupan akan terjadi suatu proses pengaturan sedemikian rupa sehingga dapat dicapai keseimbangan. Keadaan kurang sehat dalam suatu dimensi misalnya dalam aspek fisik, maka akan terjadi upaya untuk mendorong kondisi ke arah yang lebih baik.
4. Sehat itu mengatur sendiri antar dimensi kehidupan, artinya kondisi sehat dalam setiap dimensi akan saling berkaitan dan saling melengkapi untuk mencapai keseimbangan keseluruhan kepribadian. Misalnya, keadaan emosonal yang kurang sehat akan berpengaruh pada dimensi-dimensi lainnya yaitu pekerjaan, sosial, intelektual, dsb.

Archer, Probert, dan Gage (1987) mendefinisikan “wellness” sebagai proses dan keadaan suatu pencapaian fungsi-fungsi manusiawi secara maksimum yang mencakup aspek badan, jiwa, dan kesadaran.

Berdasarkan konsep “wellness” dengan model holistik multidimensional, karakteristik sehat digambarkan dalam lima tugas-tugas hidup yang saling berkaitan dalam bentuk roda keseluruhan kehidupan. Kondisi “wellness” dinyatakan melalui lima tugas hidup yaitu : Spiritualitas, Regulasi diri, pekerjaan, cinta, dan persahabatan. Tugas-tugas hidup itu secara dinamis saling berinteraksi dengan tantangan-tantangan hidup yang timbul dalam keluarga, masyarakat, religi, pendidikan, pemerintah, media, dan dunia usaha/industri.

Islam mempunyai perhatian yang sangat serius terhadap kesehatan, baik kesehatan lahiriah maupun batiniah. Hal ini terbukti dengan banyaknya dalil-dalil tentang kesehatan baik bersifat preventif, curatif, rehabilitatif maupun promotif. Sebagaimana dijabarkan dalam kitab al-Thîb al-Wiqa`i karya Ahmad Sauqi al-Fanjari dan terjemahan Ahsin Wijaya dan Totok Jumantoro dengan judul terjemahan Nilai Kesehatan Dalam Syari’at Islam.

Memperhatikan konstruksi kesehatan Islam yang dibangun oleh al-Fanjari dalam kitabnya tersebut memiliki dua wacana yang agak berbeda, bila dibandingkan dengan konsep kesehatan di Indonesia sesuai UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Konstruksi awal dari konsep kesehatan Islam al-Fanjari lebih sesuai dengan konsep kesehatan Indonesia tersebut. Meskipun demikian masih ada beberapa bagian yang perlu penyempurnaan. Hanya sangat disayangkan konstruksi awal kesehatan Islam al-Fahjari ini tidak dibahas atau dideskripsikan pada isi kitabnya.
Komentar
  1. […] Ibu Ismail pun kembali ke tempat semula. Ibrahim melanjutkan langkahnya hingga sampai di Tsaniah di tempat istri dan anaknya tidak lagi dapat […]

    Suka

  2. […] kasar yang terjadi selama hari terakhir Maret 2002 tercatat dalam sejarah sebagai puncak pengepungan dan pembantaian brutal. Apa yang disebut media Barat sebagai “Pembantaian Sabra dan Shatilla […]

    Suka

  3. […] Basmalah Dan Mengucapkan Salam Sebelum Memasuki Rumah « Tausiyah In Tilawatun Islamiyah pada Islam & Ilmu KesehatanPerbincangan ALLAH Azza Wa Jalla Dengan Iblis Laknatullah Perihal Tempat Tinggal Iblis Dan Bala […]

    Suka

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s