Posts Tagged ‘konstruksi’

Sungguh, Allah menahan planet-planet dan bumi agar tidak luput /dari garis orbitnya/,
Jika semua itu sampai luput, adakah yang dapat menahannya selain Dia ?
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. 35:41)

Semesta raya ini berasal dari Alma’ yang diberi Rawasia.
Rawasiya merupakan turunan kata rasa /meneguhkan, mengikat, menambat/, dan dengan demikian memiliki arti peneguh, pengikat, penambat atau gaya alami yang menyusun tata letak dan tata gerak semesta.

Para ilmuwan sendiri telah merumuskan empat gaya alami yang mengatur matematika tata letak dan tata gerak semesta. Pertama adalah gravitasi yang membuat materi bermassa saling tarik. Kedua adalah elektromagnetika yang bekerja pada muatan listrik yang diam dan bergerak, termasuk antara inti atom dan elektron. Ketiga adalah interaksi lemah yang mengikat inti atom. Dan keempat adalah interaksi kuat yang mengikat partikel yang menyusun inti atom.

Dengan berbagai sistem Rawasia itu terwujudlah berbagai macam benda angkasa, terpisah menurut keadaan dan susunan sebagaimana yang terlihat sekarang. Namun meski semua benda-benda angkasa, terutama planet-planet memiliki Rawasia tetapi masing-masingnya mempunyai daya tarik yang berbeda. Hal itu tergantung pada jarak sesuatu planet dari matahari selaku titik pusat yang dikitari.

Semakin dekat suatu planet pada matahari semakin kecillah daya tarik magnetnya dan semakin teballah atmosfir yang melingkupi planet itu. Sebaliknya bila suatu planet jauh dari matahari maka nilai tarik magnetnya lebih besar dan atmosfirnya lebih tipis. Demikian pula susunan bintang-bintang yang mengorbit dalam daerah suatu galaksi, berbeda-beda pula nilai tariknya.

Bumi dan planet lainnya memiliki Rawasia dengan sistem yang dinamakan Simple, untuk contohnya kita pakai planet bumi ini sendiri: Dari utara keselatan membujur Rawasia atau batang magnet yang memutar bumi ini 3600 dalam waktu 24 jam /tepatnya 23 Jam 56 menit/.

Hal itu berlaku berkepanjangan. Kutub utara bumi adalah ujung Rawasia dengan magnet negatif dan diselatannya positif, yaitu kebalikan dari unsur magnet yang dimiliki matahari pada kedua kutubnya, dan hal inilah yang menyebabkan adanya tarik menarik antara bumi dan matahari disepanjang jaman. Bumi berputar disumbunya sambil beredar mengelilingi matahari pada jarak tertentu yang diperkirakan sejauh 93.000.000 mil.

Kutub utara bumi menarik unsur positif dari permukaan matahari sembari membuang unsur negatif yang ditarik oleh kutub utara matahri. Kutub selatan bumi menarik unsur negatif sembari membuang unsur positif yang ditarik oleh kutub selatan matahari.

Unsur magnet yang dikutub utara dan selatan bumi berpapasan dalam perut bumi dan perantukannya bisa menimbulkan gempa dan letusan gunung. Jadi magnet bumi ini hanya keluar dikutub-kutubnya dan karenanya permukaan planet ini membeku praktis dipakai untuk tempat kehidupan. Fungsi Rawasia yang demikian kita namakan dengan sistem Simple.

Kalau orang memperhatikan kedudukan pool magnet bumi di utara dan di selatan,terbuktilah bahwa pool atau ujung Rawasia itu senantiasa berpindah tempat sejauh maximal 100 dari kutub putaran bumi atau sejauh 1.100 kilometer. Hal ini cocok dengan maksud ayat berikut :

Dan Dia tempatkan Rawasia di bumi untuk memberi kekuatan padamu, dan siang-siang dan garis edaran agar kamu mendapatkan petunjuk, dengan kompas dan dengan matahari /bintang-bintang/ mereka /akan/ mendapat petunjuk.(QS. 16:15-16)

Maksudnya adalah bahwa adakalanya matahari tepat menyinari daerah equator bumi, waktu itu tercatat tanggal 21 Maret dan 22 September. Jika pada kedua tanggal itu orang memperhatikan kompas akan kelihatanlah kedua jarumnya tepat menunjuk kearah utara dan selatan kutub putaran bumi. Ini memperlihatkan bahwa antara kedua ujung Rawasia bumi terbentuk segitiga sama kaki dengan matahari sebagai titik sudut ketiga.

Adakalanya matahari itu miring keselatan, penanggalan waktu itu mencatat tanggal 22 Desember, berlakulah puncak musim panas dibelahan selatan bumi dan puncak musim dingin dibelahan utara bumi. Sebaliknya tanggal 21 Juni, matahari berada maksimal diutara dan berlakulah siang yang panjang dibelahan utara bumi dan malam yang panjang dibelahan selatan.

Pada kedua tanggal itu orang akan dapat memperhatikan bahwa jarum kompas berpindah sejauh 100 dari kutub utara putaran bumi karena sebagai dikatakan tadi : Ujung Rawasia bumi senantiasa membentuk segitiga sama kaki dengan matahari.

Bumi yang beratnya sekitar 600 trilyun ton tidak jatuh pada matahari karena daya lantingnya (centrifugal) dalam mengorbit, sebaliknya dia tidak terlanting jauh keluar garis orbitnya ditahan oleh daya jatuhnya /gravitasi/ pada matahari sebagai pusat orbit. Daya lanting bumi dan daya jatuhnya sama besar disebut orang dengan Equillibrium, karena itu sampai sekarang bumi yang kita diami ini senantiasa berputar beredar mengelilingi matahari.

AlQur’an sering menjelaskan persoalan rotasi dan orbit benda-benda angkasa, tidak bertiang dan tidak bertali, semuanya bergerak dalam keadaan bebas terapung. Hanya Rawasialah yang berlaku sebagai tenaga sentrifugal dan gaya tarik universal yang menyebabkan setiap planet itu berputar disumbunya sembari membawanya berkeliling matahari.

Kini kita misalkan saja, bagaimana kalau daya lanting bumi dipakai sedangkan daya jatuhnya ditiadakan ?
Waktu itu praktis bumi ini akan melayang jauh meninggalkan matahari sebagaimana yang diungkapkan dalam surah 35:41 diatas. Jadi tenaga centrifugal demikian dapat dipakai untuk terbang jauh jika tenaga gravitasi dihilangkan. Akhirnya kita terbentur kepada : Bagaimana cara menghilangkan daya jatuhnya itu ?

Suatu cara adalah dengan memutar bagian pesawat secara horizontal, bila putaran itu semakin cepat akan semakin besarlah daya centrifugal dan semakin kecillah daya gravitasi, akhirnya daya jatuh itu akan hilang sama sekali dan mulailah pesawat terangkat dengan mudah tanpa pengaruh tarikan bumi.

Tentu orang akan heran : bagaimana pula pesawat dapat berputar terus menerus tanpa tumpuan ?
Dari itulah kita namakan pesawat itu dengan Shuttling System yaitu pesawat berupa piring dempet yang ditengahnya tempat penumpang :

  1. Bagian atas, kita namakan Positif, berputar kekanan, semakin kepinggir massanya lebih tebal dan berat.
  2. Bagian bawah, kita namakan Negatif, berputar kekiri, semakin kepinggir massanya lebih tebal dan berat.
  3. Bagian tengah, kita namakan Neutral, tempat awak pesawat serta perlengkapan dan mesin yang memutar positif dan negatif sekaligus.

Perlu ada satu mesin yang memutar dua piring pesawat itu dari dalam. Tidak jadi masalah apakah mesin itu sama dengan yang memutar propeller kapal udara ataukah yang mengangkat roket Apollo dari bumi.

Keliling pinggiran positif dan negatif boleh diberi gerigi yang menolak udara sewaktu berada dalam atmosfir. Udara yang ditolak kekiri oleh Negatif disambut tolakan kekanan oleh Positif. Keadaannya dapat diatur begitu rupa hingga hal itu jadi tenaga untuk mengangkat pesawat yang bebas gravitasi atau pinggiran itu boleh pula licin saja maka tenaga naiknya harus ditimbulkan oleh ledakan dari dalam seperlunya.

Keseimbangan putaran Positif dan Negatif yang berlawanan arah ditimbulkan oleh satu roda gigi yang digerakkan oleh mesin dalam ruang Neutral. Semakin cepat putarannya akan semakin hilanglah bobot pesawat itu untuk jatuh kebumi, karenanya pesawat itu dapat turun naik dengan mudah atau berhenti diudara.

Bagian Neutral yang memang tebal ditengahnya, disana ada mesin yang memutar Positif dan Negatif berlawanan arah hingga pesawat itu tidak goncang. Kecepatan putaran itu akan menghilangkan bobot Neutral itu sendiri, karenanya pinggiran Negatif dan Positif harus lebih berat.

Bagian Neutral memiliki saluran keatas dan kebawah pada pusat Positif dan Negatif. Saluran itu diperlukan untuk radar dan peneropongan. Pintu masuk terdapat dipusat Positif, yaitu diatas pesawat. Pinggiran yang tipis dari Neutral diberi saluran-saluran penembakan untuk keseimbangan dan pembelokan serta untuk keperluan lainnya.

Akhirnya pesawat itu berupa piring terbang kebal peluru, tak membutuhkan landasan tertentu, dapat bergerak dengan kecepatan tinggi, water proff, dapat leluasa untuk berbagai keperluan didarat dilaut dan diangkasa bebas tanpa bobot. Baik dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang, efektif, tidak memerlukan bantuan dan pengawasan dari pangkalannya.

Pesawat seperti ini sudah pernah dibuat pada jaman Nabi Sulaiman, hal ini terlihat dari ayat AlQur’an berikut :

Lalu Kami jadikan Sulaiman memahaminya. Setiap orangnya Kami beri hukum dan pengetahuan; dan Kami edarkan bersama Daud gaya-gaya alamiah/Rawasia dan burung-burung yang bertasbih. Dan Kamilah yang melakukannya.
(QS. 21:79)

Dan bagi Sulaiman angin; yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan perjalanan dan diwaktu sorenya sebulan (pula) dan Kami suruh menyelidiki baginya sumber logam. Diantara Jin ada yang bekerja dihadapannya dengan izin Tuhannya; dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya siksaan api yang menyala.

Mereka mengerjakan untuknya apa yang dia kehendaki dari gedung-gedung pencakar langit dan patung-patung, serta piring-piring seperti kolam dengan roda-roda yang bersumbu. Bekerjalah hai keluarga Daud sambil bersyukur, dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.
(QS. 34:12-13)

Analisis saya, bahwa Nabi Sulaiman dengan kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang dipahaminya berkat kebijaksanaan Allah, telah mampu memahami hukum-hukum alam termasuk apa yang kita sebut sekarang dengan aerodinamika, kekekalan massa, kekekalan energi dan lain sebagainya sehingga beliau dapat menundukkan alam yang pada konteks disini khususnya adalah angin sehingga dengan tekhnologinya beliau mampu melakukan perjalanan secepat kilat yang perjalanannya diwaktu pagi lamanya dengan perjalanan yang ditempuh oleh manusia biasa adalah satu bulan !

Jelas Nabi Sulaiman meskipun berkedudukan sebagai seorang Nabi, ia tetaplah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dalam bertindak, makanya tidak mungkin beliau itu menundukkan angin seperti cerita-cerita dongeng Abrakadabra layaknya sosok Superman atau Gatot Kaca meskipun jika dia mau bisa saja melakukannya, tapi Allah senantiasa menetapkan hukum-hukumNya kepada manusia secara logis dan dinamis.

Tentunya sang Nabi telah mempergunakan pesawat didalam bepergiannya yang sangat cepat itu !
Dan bahan pesawat tersebut sebagimana yang tersirat dalam ayat AlQur’an diatas adalah terbuat dari logam dengan menggunakan sumbu-sumbu pada bagian bawahnya sebagai tenaga naik mula-mula keatas untuk menghindari pengaruh gravitasi bumi.

Istimewanya lagi, pesawat kendaraan Nabi Sulaiman ini berbentuk piring yang laksana kolam besarnya dan mampu untuk mencapai gedung-gedung pencakar langit yang dibuat oleh umatnya, sehingga memudahkan semua urusannya, termasuk memonitor kerja para prajurit dan umatnya dari ketinggian.


Ingat .. selain berpangkat sebagai Nabi Allah Sulaiman juga berkedudukan sebagai seorang raja waktu itu.
Apa yang sudah dicapai oleh Nabi Sulaiman dalam konstruksi pesawat terbang waktu itu, belumlah bisa kita wujudkan secara keseluruhan pada masa ini, kita baru bisa memotong kompas yang amat sederhana, jika sebelumnya perjalanan dari Palembang ke Jakarta ditempuh berkendaraan darat memakan waktu l/k 1 hari penuh /tanpa berhenti/, dengan pesawat terbang bisa dicapai dalam waktu 1 jam.

Namun Nabi Sulaiman ?
Perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan perjalanan manusia biasa !
Bayangkan .. berapa kecepatan yang dapat ditempuh oleh beliau dalam mengelilingi bumi ini bahkan hingga naik keluar angkasa dalam satu perjalanan waktu Sulaiman.

Disini kita kembali berurusan dengan masalah ruang dan waktu yang selalu menjadi salah satu topik utama Qur’an. Pada pembahasan yang lalu kita telah mengadakan perhitungan :

1 hari Allah = 1000 tahun manusia (QS. 22:47)
1 hari malaikat = 50.000 tahun manusia (QS. 70:4)
1 hari Nabi Sulaiman = 2 bulan manusia (QS. 34:12)

Bandingkan dengan waktu tempuh Rasulullah Muhammad Saw Al-Amin selaku Nabi penutup dalam perjalanannya ke Muntaha melewati garis tengah bima sakti yang dalam perhitungan sekarang = 10 milyard tahun cahaya dalam waktu 1 malam atau 1/2 hari manusia untuk menghadap Allah !

Sungguh .. Allah maha besar dan maha berkuasa atas segala sesuatunya.

Pada bahagian yang lain, AlQur’an juga menyatakan bahwa tekhnologi yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman juga telah mencakup tekhnologi tranformasi, ingat pada peristiwa pemindahan singgasana ratu Saba’ yang dilakukan oleh seorang manusia yang mempunyai ilmu dari kitab dari kerajaan Nabi Sulaiman.

Dia berkata: “Wahai masyarakat, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang muslimin ?”.

Berkatalah ‘Ifrit dari golongan Jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu beranjak dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya”.

Berkatalah seorang yang mempunyai pengetahuan dari kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata:”Ini karunia Tuhanku untuk menguji aku apakah aku bersyukur atau mengingkari ? Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.
(QS. 27:38-40)

Dr. Yahya Sa’id al-Mahjari, seorang sarjana Muslim Arab dari Mesir yang sekarang bertugas sebagai konsultan utama tentang keadaan energi dan lingkungan pada pusat Pengkajian Teknologi di Finlandia mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh orang tersebut dipandang dari sudut ilmu pengetahuan modern yang ada pada kita sekarang ini benar-benar suatu langkah maju sekali.

Pertama, dia telah mengubah singgasana Ratu Saba’ menjadi semacam energi /tidaklah penting apakah energi itu berupa panas seperti yang kita dapatkan dari peralatan atomik model sekarang yang berkapasitas rendah/ namun suatu energi yang menyerupai listrik atau cahaya dapat dikirim lewat gelombang listrik magnetik.

Kedua, ia berhasil mengirim energi itu dari negri Saba’ di Yaman kenegri Nabi SUlaiman di Palestina. Karena kecepatan penyebaran gelombang listrik magnetik sama dengan kecepatan cahaya, yaitu 300.000 km perdetik, maka waktu yang ditempuh energi itu untuk sampai kenegri Nabi Sulaiman adalah kurang dari satu detik, meskipun jarak antara Saba’ dan kerajaan Nabi Sulaiman mencapai 3.000 kilometer.

Ketiga, ia mampu mengubah energi itu, ketika tiba dikerajaan Nabi Sulaiman, menjadi materi sama persis seperti gambaran materi sebelumnya /proses materialisasi/, artinya, setiap benda, bagian dan atom kembali kebentuk dan tempat asalnya semula.

Sesungguhnya energi /at-thaqqah/ dan materi /al-maddah/ adalah dua bentuk berbeda dari benda yang sama. Materi bisa berubah menjadi energi dan sebaliknya. Manusia saat ini telah berhasil mengubah materi menjadi energi dalam berbagai perlengkapan atau peralatan dengan memanfaatkan energi atom antara lain melahirkan atau memproduksi energi listrik untuk kemaslahatan peradaban manusia banyak.

Meskipun demikian, kemampuan manusia dalam mengubah materi menjadi energi masih berada dalam tahap perbaikan serta pengembangan. Demikian pula, manusia telah berhasil kendatipun dalam kadar sangat minim dan rendah, mengubah energi menjadi materi dengan alat yang disebut Akselerator partikel /particel accelerator/.

Walaupun demikian, kadar kemampuan dalam hal itu masih terus ditingkatkan dan disempurnakan, sehingga kita akan sampai pada satu kesimpulan, pengubahan materi menjadi energi dan sebaliknya merupakan pekerjaan yang dapat dilakukan secara ilmiah dan praktis.

Jika manusia kelak bisa melakukan perubahan antara materi dan energi dengan mudah, maka pasti ia akan menghasilkan perubahan total dan mendasar. Bahkan, boleh jadi, manusia melahirkan revolusi besar-besaran dalam kehidupan modern sekarang. Salah satu sebab yang memungkinkan pengiriman energi adalah menggunakan kecepatan cahaya pada gelombang mikro ketempat mana saja yang kita inginkan, yang kemudian kita ubah kembali menjadi energi.

Dengan cara itu, kita bisa mengirim peralatan atau perlengkapan apa saja, bahkan rumah berikut isinya bisa dipindahkan kedaerah mana saja dimuka bumi ini menurut pilihan kita atau malah dipindahkan kebulan atau Mars sekalipun hanya dalam beberapa detik atau beberapa menit saja, sebagaimana yang sering kita tonton dalam serial televisi StarTrex.

Tetapi satu hal yang masih diakui sebagai kendala utama oleh para sarjana fisika untuk membuktikan mimpi ini adalah menggabungkan dan merangkaikan bagian-bagian atau atom-atom partikel dalam bentuk aslinya secara sempurna sehingga setiap atom diletakkan pada tempat semula sebelum atom itu diubah menjadi energi guna melakukan tugas pokoknya.

Masih ada kesukaran lain yang harus dihadapi oleh Sains modern, yaitu kemampuan menghimpun gelombang elektro magnetik yang ada sekarang, yang tampaknya hanya 60% saja. Ini disebabkan berpencarnya gelombang itu diudara.

Mengubah materi menjadi gelombang mikro telah tercapai sekarang ini dengan metode yang ditempuh manusia dalam bentuk aslinya yang memerlukan pengubahan materi menjadi energi panas, lalu energi mekanik kemudian energi listrik dan terakhir dikirimkan lewat gelombang mikro.

Itulah sebabnya kita mendapatkan bahwa bagian terbesar dari materi yang kita dahulukan membuatnya itu tercerai-berai dicelah-celah perubahan tersebut, dan sisanya -hanya bagian kecil- saja yang dapat kita kirimkan lewat gelombang mikro. Kemampuan pengubahan energi mekanik menjadi energi listrik tidak akan lebih dari 20%.

Meskipun kita telah melewati kelemahan teknologi sekarang dalam mengubah uranium menjadi energi, maka yang berubah menjadi energi itu hanyalah bagian kecil dari uranium. Sementara sisanya ada pada panas nuklir yang memancarkan energinya pada ribuan dan jutaan tahun dan berubah menjadi anasir lain sehingga akhirnya menjadi timah.

Jika saja kita bisa memanfaatkan sebagian lagi dari materi yang tercerai-berai itu, tentulah berarti jika kita mulai membuat singgasana Ratu Saba’, lalu kita ubah menjadi energi melalui suatu metode tertentu dan kita kirimkan energi ini via gelombang mikro kemudian gelombang ini kita terima lagi lalu kita ubah sekali lagi menjadi energi atau diubah menjadi materi, maka kita tidak akan mendapatkan lebih dari 5% dari singgasana Ratu Saba’ itu.

Sisanya tercerai-beraikan dicelah-celah perubahan-perubahan itu jika kita lihat kemampuan paling minimal dalam praktik ini. Yang 5% dari materi asli itu tidak akan cukup untuk membangun satu bagian kecil saja dari singgasana Ratu Saba’, baik kakinya maupun tangannya.

Namun hasil yang dicapai oleh prajurit Nabi Sulaiman itu adalah 100% sehingga sang Nabi sendiri berkata sebagaimana disebutkan dalam AlQur’an, Ia berkata: Ubahlah singgasananya itu; Akan kita lihat apakah dia mengenalinya ataukah tidak. Maka tatkala ia datang ditanyakanlah kepadanya:”Serupa inikah singgasanamu ?” Dia menjawab:”Seakan-akan singgasana ini adalah singgasanaku ! kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”. (QS. 27:41-42)

Sayangnya, sebagaimana yang umum terjadi disetiap negri yang makmur, akan selalu ada kelompok-kelompok tertentu yang iri dan dengki dengan keberhasilan orang lain, begitupula halnya dengan pemerintahan Nabi Sulaiman, ada orang-orang yang ingkar kepada Allah dan kenabiannya mengatakan hal-hal yang mereka buat-buat :

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan tentang kerajaan Sulaiman padahal Sulaiman tidaklah kufur, melainkan setan-setan itu yang kufur. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan yang diturunkan atas dua orang berkuasa di Babilon bernama Harut dan Marut. Padahal tidaklah keduanya mengajar seseorang sebelum mengatakan: “kami tidak lain hanya ujian, karenanya jangan kamu kufur”. (QS. 2:102)

Sulaiman, adalah seorang yang cerdas dan mumpuni serta mendalam ilmunya, baik dibidang tekhnologi maupun psikologi, dia juga mengetahui bahwa betapa kekuasaan yang telah diberikan oleh Allah kepadanya adalah suatu hal yang berat dan penuh tanggung jawab, ia pesimis bahwa sepeninggalnya kelak kerajaannya akan tetap langgeng, aman sejahtera sebagaimana sewaktu dia masih ada, selain itu ia juga khawatir bahwa ketinggian tekhnologi kerajaannya itu akan menimbulkan kekacauan dan malapetaka bagi manusia jika sampai jatuh ketangan yang tidak bertanggung jawab.

Karenanya Sulaiman dengan kedudukannya sebagai seorang Nabi telah berdoa kepada Allah :

Ia berkata:”Ya Tuhanku ! berilah perlindungan kepadaku dan karuniailah untukku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapapun sesudahku, karena Engkau sungguh Yang Maha pemberi”.
(QS. 38:35)

Sungguh besar perhatian Nabi Sulaiman bagi peradaban manusia, melalui doanya itu, beliau bukan ingin menghalangi orang lain mencapai peradaban yang tinggi melampui apa yang dicapainya, melainkan malah ingin menghindarkan kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh kemajuan itu sendiri.

Apa yang telah dicapai oleh Nabi Sulaiman, sebuah kerajaan yang besar dan megah, beristanakan kaca serta dipenuhi dengan berbagai gedung yang menjulang tinggi dan pesawat udara canggih berbentuk piring yang kecepatannya dalam sehari dua bulan perjalanan manusia biasa disertai pula kemampuannya berbahasa binatang sekaligus mampu mengendalikan prajurit dan buruh tangguh yang terdiri dari Jin dan manusia serta pasukan burung yang dapat ia perintah menurut apa yang dikehendakinya lengkap dengan segala kemajuan tekhnologinya, termasuk transformasi.

Bagi Sulaiman angin yang berpusar dan berhembus dengan perintahnya kenegeri yang telah Kami berkati. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 21:81)

Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib. (QS. 27:17)

Juga segolongan syaitan-syaitan yang menyelam untuknya serta mengerjakan pekerjaan selain daripada itu; dan Kami peliharakan mereka /bagi Sulaiman/. (QS. 21:82)

Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana itu.” Maka ketika dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam, dan disingsingkannya dari kedua kakinya. Berkatalah dia /Sulaiman/: “Sungguh itu adalah istana licin yang terbuat dari kaca”. Berkata dia : “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”. (QS. 27:44)

Apa jadinya jika kekuasaan yang dicapai oleh Nabi Sulaiman itu dipegang oleh orang lain dan dibuat untuk kerusakan sesama manusia ? Sungguh sukar untuk dibayangkan.

Dengan tidak mempersempit pemikiran mengenai fenomena UFO, ETI, dan hal-hal lainnya yang berbau makhluk luar angkasa, ada satu kemungkinan yang prosentasenya berbanding sama, bahwa apa yang kita lihat selama ini dengan UFO dan berbagai fenomena mengelilinginya tidak lain adalah sisa-sisa peradaban yang dilestarikan oleh para Jin & Setan hingga hari ini dan diajarkan kepada beberapa orang manusia tertentu /Dajjal ?/ untuk membuat keributan didunia ramai.

Selanjutnya anda bisa membaca secara lebih luas dan dalam mengenai kemungkinan ini pada buku :Dajjal akan muncul dari segitiga Bermuda karangan Muhammad Isa Dawud terbitan Pustaka Hidayah 1996, yang dilengkapi dengan berbagai dalil dan fakta yang tentunya bentuk penguraian beliau akan berbeda dengan apa yang saya uraikan dan pahami.

Selain itu, anda juga saya sarankan untuk membaca buku Makhluk Angkasa Luar & AlQur’an karangan Su’ud Muliadi SM HK, terbitan PT. Garoeda Boeana Indah Pasuruan, disana anda akan mendapatkan banyak sekali fakta-fakta dan data-data yang otentik seputar UFO dan kejadian-kejadian yang melingkupinya dari abad keabad.

Konstruksi konsep kesehatan Islam yang Ideal, khususnya untuk dikembangkan bagi masyarakat muslim di Indonesia, yang merupakan penggabungan atau mengkomparasikan antara konsep al-Fanjari dengan UU RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan adalah konsep kesehatan Islam dengan konstruksi sebagai berikut :
1. KESEHATAN PRIBADI (PERSONAL HYGIENE) (QS. Al-Baqarah (2) : 222), yang meliputi;
a. Kebersihan dan kesehatan kelamin dan dzubur, seperti menbersihkan setelah buang hajat (H.R. Muttafaq ‘alaih dan Jama’ah dari Anas r.a., Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah dari Salman r.a., Ahmad, Nasa’i dll dari ‘Aisyah r.a.), khitan (HR. Jama’ah)
b. Kebersihan dan kesehatan badan, seperti mandi (QS. Shâd (38) : 42, HR. Muslim dari ‘Aisyah r.a), mandi setelah berhubungan seks atau junûb (Bukhari – Muslim dari Ummu Salamah r.a., Bukhari-Muslim dll. dari Abu Hurairah r.a.) Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi dari Ali r.a.), mandi setelah melahirkan /nifâs atau mentruasi/haidl (QS. Al-Baqarah (2) : 222, HR. Bukhari dari ‘Aisyah r.a.), mandi sebelum shalat Jum’at (HR. Muslim dari Ibnu Umar r.a.), mandi sebelum shalat Idul Fitri dan Idul adha/’idain (HR. Malik dari Ibnu Umar r.a., Abdullah bin Ahmad dari Fakih bin Sa’di), mandi setelah memandikan mayat/jenazah (HR. Ahmad dan Ashab al-Sunân), mandi ketika akan berpakaian ihram (HR. Daruquthni, Baihaqi dan Tirmidzi dari Zaid bin Tsabith r.a.), mandi ketika akan memasuki kota Mekkah (HR. Muttafaq ‘alaih dari Ibnu ‘Umar r.a.), mandi bagi orang yang baru memeluk agama Islam (HR. Ashab al-Sunnân kecuali Ibnu Majah dari Qais bin ‘Ashim r.a.)
c. Kebersihan dan kesehatan muka, mulut, gigi, hidung, tangan, kaki, kepala, rambut, telinga yang dilakukan saat berwudlu atau tersendiri (QS. al-Ma’idah (5) : 6, HR. Bukhari-Muslim dari Humran r.a., Muttafaq ‘alaih dari Abdullah bin Zaid bin ‘Ashim, Ahmad dari Abdullah bin Zaid bin ‘Ashim, Abu Daud dari Abi Umamah r.a., Abu Daud dan Nasa’i dari Abdullah bin ‘Umar r.a.), berwudlu atau mandi sebelum tidur (Hadist dalam al-Fanjari 1996 : 19, HR. Thabrani), berwudlu sebelum berhubungan seks atau bila akan mengulanginya (HR. Muslim), mencuci tangan setelah tidur (Hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 19), berwudlu sebelum dan sesudah menengok orang sakit (Hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 6)
d. Kebersihan dan kesehatan kuku (HR. Jama’ah)
e. Kebersihan dan kesehatan rambut (Hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 22)
f. Kebersihan dan kesehatan pakaian (QS. al-Mudatstsir (74) : 4), mencuci pakaian (HR. Imam enam ahli hadits dari Asma’ binti Abu Bakar r.a.), cara mencuci pakaian yang terkena kencing bayi yang menyusu ASI eksklusif (HR. Jama’ah dari Ummu Qais binti Muhshan r.a.), cara mencuci pakaian yang terkena air liur anjing (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah r.a.), mencuci sandal dan sepatu (HR. Bukhari-Muslim), mencuci tikar atau kulit binatang (HR. Bukhari-Muslim)
2. KESEHATAN KELUARGA, meliputi ;
a. Pernikahan yang sehat, (QS. al-Rûm (30) : 21, al-Nisâ’ (4) : 3, al-Nûr (24) : 32, HR. Muttafaq ‘alaih dari Abdullah bin Mas’ud r.a., Muttafaq ‘alih dari Anas bin Malik r.a.), Usia calon pengantin (QS. al-Nisâ’ (4) : 6), Kedua pasangan saling mengenal baik fisik, psikis dan kesehatannya (HR. Muslim dari Abu Hurairah, Abu Daud dari Jabir bin Abdillah r.a.), memilih yang baik agamanya (HR. Muttafaq ‘alaih dari Abu Hurairah), memilih pasangan yang subur (HR. Ahmad dari Anas bin Malik r.a.), Menikahi pasangan yang saling mencintai (HR. Ahmad, Abu daud yang dishahihkan oleh Hakim dari Jabir r.a.), menikahi pasangan yang masih suci/gadis atau perjaka (HR. Bukhari dari ‘Aisyah, dan HR Ibnu Majah)
b. Pernikahan yang tidak sehat, yakni; menikahi saudara sedarah atau sesusu (QS. al-Nisâ’ (4) : 23, HR. Ibnu Majah dari ‘Utsman bin Affan r.a.), menikah dengan orang musyrik (QS. al-Baqarah (2) : 221), menikah dengan orang kafir (al-Mumtahanah (60) : 10), menikah dengan pezina (QS. al-Nûr (24) : 3), menikah dengan janda bekas isteri bapaknya (QS. al-Nisâ’ (4) : 22), menikah perempuan dalam masa ‘iddah (QS. al-Baqarah (2) : 235), menikah wanita bersuami (QS. al-Nisâ’ (4) : 24), meminang atau menikah dengan wanita pinangan orang lain (HR. Muttafaq ‘alaih dari Ibnu ‘Umar r.a.), menikahi janda atau gadis tanpa musyawarah dengannya (HR. Muttafaq ‘alaih dari Abu Hurairah r.a.), menikah syighar/barter (HR. Muttafaq ‘alaih dari Ibnu ‘Umar r.a.), memadu dengan bibinya atau keponakannya (HR. Muttafaq ‘alaih dari Abu Hurairah r.a.), menikahi bukan karena agamanya (HR. Thabrani dari Anas r.a.).
c. Reproduksi sehat, meliputi; senggama yang sehat dan tidak memaksa (QS. al-Nisâ’ (4) : 19, al-Baqarah (2) : 223), berhias diri agar pasangan selalu berhasrat seks padanya (Hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 168), alat kelamin harus dalam keadaan bersih dan sehat (HR. Bukhari-Muslim dari Anas r.a.), Suami harus memprakarsai dalam bercumbu (Hadits dari ‘Aisyah r.a. dalam al-Fanjari, 1996 : 165), isteri harus menawarkan senggama pada suaminya sebelum tidur (Hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 163), bercumbu rayu (warming up) sebelum senggama (Hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 158), Istima’/suami mencumbu sekitar vagina istrinya (Hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 161), senggama boleh dengan cara apapun, kecuali sodomi (QS. al-Baqarah (2) : 223, HR. Abu Ya’la), senantiasa siap bila diajak senggama oleh pasangannya (HR. Thabrani), membantu istri mencapai orgasme (Hadits dari Anas bin Malik dalam al-Fanjari, 1996 : 161), berwudlu sebelum senggama atau bila akan mengulanginya (HR. Muslim), segera temui pasangan bila hasrat seks timbul (Hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 168)
d. Reproduksi yang tidak sehat, meliputi; senggama dengan istri yang sedang haidl atau nifas (QS. al-Baqarah (2) : 222, Hadits dari Masruq dalam Syabiq, 1973 : 194, HR. Lima ulama hadits kecuali Nasa’i dari Ummu Salamah r.a.), sodomi (HR. Abu Ya’la), zina (QS. al-Isrâ’ (17) : 32, HR. al-Dailami)
e. Kehamilan (QS. Fâthir (35) : 11, Fushilat (41) : 47), tanda kehamilan (QS. Ali Imrân (3) : 41), tumbuh kembang janin (QS. al-Hâjj (22) : 5, al-Mu’minûn (23) : 14 dan HR. Bukhari-Muslim dari Abu Abdurrahman), perawatan saat hamil (QS. al-A’râf (7) : 189), penyempurnaan tumbuh kembang janin (QS. al-Hijr (15) : 29)
f. Melahirkan (QS. Ali Imran (3) : 36, Maryam (11) : 72), memandikan bayi yang baru lahir (HR. Enam ahli hadits dari Atsma binti Abu Bakar r.a.), membersihkan langit-langit mulut bayi dengan mengusapkan sesuatu yang manis (HR. Bukhari dari Abu Musa r.a.), mendo’akan dan diberi nama yang baik (QS. Ali Imran (3) : 36, HR. Muslim dari ‘Aisyah r.a., HR. Bukhari dari Ibnu Abbas r.a., Abu Daud dari Abu Darda’ r.a.), mencukur rambut (HR. Lima ahli hadits dan dishahihkan Tirmidzi), Aqiqah (HR. Tirmidzi dari ‘Aisyah r.a.)
g. Menyusui (QS. al-Hâjj (22) : 2, al-Qashshash (28) : 12), menyusui dengan ASI selama dua tahun (QS. al-Baqarah (2) : 233, Luqman (31) : 14)
h. Tumbuh kembang anak (QS. al-Mukmin (40) : 67),
i. Pendidikan anak (QS. al-Isrâ’ (17) : 14), meliputi; pengajaran Tauhid (QS. Luqman (31) : 13), mengajari shalat dan ilmu pengetahuan sejak usia 7 tahun (HR. Ahmad dan Abu Daud), mengajari akhlaq yang mulia (QS. Luqman (31) : 16, HR. Tirmidzi)
j. Masa menopause (QS. Thalaq (65) : 4)

k. Masa tua, meliputi; masa tua yang produktif (QS. Ali Imran (3) : 39-40), hidup tenang dan tentram (QS. al-Qashshash (28) : 23), merawat dan berbakti pada orang tua dengan berbuat baik (QS. Luqman (31) : 14, al-Baqarah (2) : 83), al-An’âm (6) : 151, al-Nisâ` (4) : 36 dan al-Ahqâf (46) : 15, HR. Bukhri-Muslim dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash r.a.), bertutur kata lemah lembut (QS. al-Isrâ’ (17) : 23-24), merawat dengan baik (HR. Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah r.a.), mendo’akan (QS. Ibrahim (14) : 41), tidak membantah atau membentak (QS. al-Isrâ` (17) : 23), membantah berbuat kemusrikan (QS. al-Ankabut (29) : 8, HR. Bukhari-Muslim dari Asma binti ABukar r.a.), tidak mendurhakai (HR. Bukhari-Muslim)

3. MAKANAN DAN GIZI ( FOOD AND NUTRITION) meliputi :
a. Makanan sehat dan bergizi (halâlan thayyiban) (QS. Maryam (19) : 26, al-Mukminun (23) : 33, al-Syu’ara (26) : 79), makan makanan halal (QS. Al-Mâ’idah (5) : 5, 2 : 168, 5 : 88, 16 : 114 dan 7 : 160), makan makanan bergizi (QS. Al-Baqarah (2) : 168, 5 : 88, 6 : 118-119 dan 16 : 14), makan karbohidrat (QS. Yusuf (12) : 65), makan sayuran dan kacang-kacangan (QS. al-Baqarah (2) : 61), makan ikan (QS. al-Nahl (16) : 14), makan daging halal dan baik (QS. al-Thur (52) : 22, Hadits-hadits dalam Mu’nis, 1997 : 32),
b. Makanan yang tidak bergizi dan tidak sehat seperti; bangkai hewan darat, darah, daging babi dan binatang halal yang disembelih tidak sesuai syari’at (QS. al-Baqarah (2) : 173),
c. Minum air bersih/jernih (QS. al-A’raf (7) : 160, QS. 15 : 22, 19 : 26, 25 : 49, 26 : 79, 38 : 42, 56 : 68, 72 : 16, dan 77:27), air susu (QS. Al-Nahl (16) : 66, QS. 23 : 21 dan 33, 37 : 46), air madu (QS. al-Nahl (16) : 69, Muhammad (47) : 15), air jahe (QS. al-Insan (76) : 17), tidak minum air panas (QS. al-Ghasyiyah (76) : 5-6),
d. Makan buah-buahan (QS. Al-Nahl (16):69, QS. 7 : 19, 23 : 19, 43 : 73, 44 : 55)
e. Makan dan minum dari hasil usaha sendiri (QS. Al-Thûr (52):19, QS. 59 : 24 dan 77 : 43)
f. Pola makan dan minum orang sehat, di antaranya : mencuci tangan sebelum makan (Hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 65), mengawali makan dengan berdo’a dan mengunyah dengan baik (HR. Abu Nu’aim), makan sambil duduk, tidak sambil berbaring (Hadis dalam Mu’nis, 1987 : 27), bersyukur dengan makanan yang disukai dan tidak mencela yang tidak disukai (Hadis dalam Mu’nis, 1987 : 25), tidak makan dan minum berlebih-lebihan (QS. al-A’raf (7) : 31, Hadist dalam al-Fanjari, 1996 : 63), makan saat lapar dan berhenti sebelum kenyang (Hadis dalam Mu’nis, 1987 : 7), makan dan minum cukup hanya mengisi 2/3 lambung (Hadits dalam Mu’nis, 1987 : 21), mencuci tangan atau menjilatinya dan berdo’a bila telah selesai makan (HR. Muttafaq ‘alaih dari Ibnu Abbas r.a.), setelah selesai makan jangan langsung tidur/tiduran (Hadits dalam Mu’nis, 1987 : 27), biasakan makan malam (HR. Tirmidzi dari Anas r.a.), minum air tawar yang matang (Hadits dalam Mu’nis, 1987 : 28), mengambil napas tiga kali dalam sekali minum (dalam Mu’nis, 1987 : 28), minum air yang dimasuki lalat setelah menenggelamkan dan membuang lalatnya (HR. Bukhari dan Abu Daud dari Abu Hurairah r.a.), minum dengan mengatur tegukan, maksimal 3 tegukan (Hadits dalam Mu’nis, 1987 : 28),
g. Pola makan orang sakit, meliputi; orang sakit jangan dipaksa untuk makan (Hadits dalam Mu’nis, 1987 : 42)
4. PERAWATAN ORANG TUA (GERIATRICS), merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran modern. Kedokteran Islam sebenarnya yang pertama kali mempromosikannya. Banyak ayat-ayat al-Qur’an dan Sunnah Rasul yang memerintahkan agar merawat ayah, ibu, nenek dan orang-orang yang telah lanjut usianya (jompo), menghormat kekurangan mereka, sabar terhadap mereka terlebih-lebih dalam keadaan sakit. Orang pertama yang menulis masalah ini adalah Ibnu Sina dalam karyanya “al-Qanûn” di bawah sub bab “Thib al-Musinin wa al-Syuyukh” (perawatan orang-orang manula dan orang jompo).
5. KESEHATAN LINGKUNGAN (QS. al-Qashshash (28) : 77, HR. Muslim, Dailami, Thabrani), meliputi :
a. Kebersihan fasilitas sosial/umum seperti tempat ibadah (QS. al-Baqarah (2) : 125, jalan umum dengan membersihkan dari kotoran atau sampah (HR. Bukhari, hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 30), tidak membuang kotoran/sampah di jalanan (HR. Muslim dan Abu Daud, hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 32), jamban/WC umum (QS. al-Nisâ’ (4) : 43, QS. 5 : 6) dengan menggunakan air bersih (HR. Ibnu Majah dari Abi Umamah al-Bakhili, Tsalatsah dari Abu Sa’id al-Khudri r.a. dan HR. Ahmad)
b. Menjaga kebersihan air dari pencemaran ( HR. Bukhari, Tirmidzi)
c. Menjaga kebersihan rumah (QS. al-Kahfi (18) : 90, Yunus (10) : 87, QS. 3 : 198, 9:6, 10:93, 12:21, 13:29, 16:41, 44:51 dan 16:81), dan sekitarnya seperti halaman (QS. Shaffat (37) : 177, hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 30), kamar tidur (QS. al-A’raf (7) : 97, Qalam (68) : 19, Yasin (36) : 56), dapur (QS. Hud (11) : 40, kamar mandi/WC (QS. al-Nisâ’ (4) : 43, QS. 5 : 6) dengan menggunakan air bersih (HR. Ibnu Majah dari Abi Umamah al-Bakhili, Tsalatsah dari Abu Sa’id al-Khudri r.a. dan HR. Ahmad), perabotan rumah (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah r.a.), taman (HR. Ahmad),
d. Menjaga Kebersihan kandang binatang (QS. al-Nahl (16) : 6)
e. Memelihara sanitasi air yang sehat (HR. Ahmad),
f. Menjaga kebersihan lingkungan, seperti tidak BAK pada lubang binatang (HR. Ahmad, Nasa’i, Abu Daud, Hakim dan Baihaqi), tidak BAB/BAK pada tempat berteduh (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud), tidak BAB/BAK pada air yang tergenang (HR. Ahmad, Muslim, Nasa’i dan Ibnu Majah), tidak BAB/BAK pada saluran air yang aliran airnya kecil (HR. Thabrani)
g. Membersihkan lingkungan dari najis, seperti bangkai (HR. Abu Daud dan Tirmidzi), air kencing (HR. Abu Daud), darah (HR. Tsittah dari Asma’ binti Abu Bakar r.a.), feses (HR. Abu Daud),
h. Menjaga kebersihan alam sekitar, seperti Air (QS. al-A’raf (7) : 160, QS. 15 : 22, 19 : 26, 25 : 49, 26 : 79, 38 : 42, 56 : 68, 72 : 16, dan 77 : 27), tumbuh-tumbuhan dan binatang (QS. al-Baqarah (2) : 205), udara/angin (QS. al-Baqarah (2) : 164, QS. 2 : 266, 3 : 117, 7:57, 14:18, 15:22, 17:68-69, 18:45 dll.), laut/bahtera (QS. al-Baqarah (2) : 164, al-Rum (30) : 41, al-An’am (6) : 63, QS. 18 : 61, 79), sungai, gunung, pantai (QS. al-Naml (27) : 61), dan planet/antariksa (QS. al-Ma’idah (6) : 97).
6. KESEHATAN KERJA, meliputi ;
a. Profesionalisme (QS. al-Qashshash (28) : 26, HR. Bukhari, Abu Daud),
b. Jaminan untuk menjaga upah pekerja (QS. al-Kahfi (18) : 77, QS. 39:35, 52:40, HR. Muslim, Bukhari),
c. Keselamatan Kerja (menjaga buruh dari hal-hal yang membahayakan dalam bekerja) dan mengganti kerugian terhadap musibah (kecelakaan) kerja, termasuk proses pengobatan (QS. Ali Imran (3) : 200, al-Nisa’ (4) : 102),
d. Tempat kerja yang sehat (QS. al-Baqarah (2) : 222)
e. Membatasi jam kerja, uang lembur pada setiap penambahan jam kerja (QS. al-Zummar (39) : 39).
7. KESEHATAN JIWA, memelihara kesehatan jiwa seperti;
a. Senantiasa sadar/dzikir (QS. Ali Imran (3) : 191, al-Ra’d (13) : 28),
b. Sabar dan ridla (QS. al-Baqarah (2) : 45, HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, Tirmidzi dari Abu Hurairah r.a.),
c. Berprasangka baik/husnudhân (HQR. Bukhari-Muslim, Muslim-Abu Daud),
d. Optimis/raja’ (HR. Jama’ah dari Anas r.a.),
e. Mohon ampun atas kesalahan dan dosa (HR. Bukhari-Muslim)
f. tawakal (QS. al-Ahzab (33) : 48, HR. Bukhari-Muslim)
g. Berlindung kepada Allah semata (QS. al-A’raf (7) : 200, hadits dari Ibnu Abbas r.a.)
h. Membaca shalawat kepada Nabi S.a.w. (QS. al-Ahzab (33) : 56, HR. Muslim)
i. Membaca al-Qur’an (QS. al-Muzzamil (73) : 4, HR. Muslim – Abu Daud)
j. berdo’a (QS. al-Mu’min (40) : 60, al-A’raf (7) : 180)
k. Senantiasa berbicara baik (HR. Bukhari-Muslim)
l. Menghindari penyakit jiwa seperti; buruk sangka/syu’udhan (QS. al-Hujurat (49) : 12, HR. Muttafaq ‘alaih dari Abu Hurairah r.a.), dengki (HR. Abu Daud dari Abu Hurairah r.a.), mencari-cari a’ib atau kesalahan orang lain (HR. Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah r.a.), sombong atau takabbur (QS. Luqman (31) : 18-19, HR. Muslim), pendendam (QS. al-Maidah (5) : 8, HR. Bukhari-Muslim dari ‘Aisyah r.a.), riya/selalu ingin dipuji orang lain (QS. al-Nisa’ (4) : 38, al-Ma’un (107) : 4-7, HR. Ahmad), mengejek orang lain (QS. al-Mukminun (23) : 110), bimbang dan ragu (QS. al-Taubah (9) : 45), putus asa (QS. al-Isra’ (17) : 83), mudah cemas dan sedih (QS. Yunus (10) : 62, QS. 15: 88, 16:127, 3:139, HR. Abu Nu’aim), mudah marah (HR. Bukhari).
8. PEMBERANTASAN PENYAKIT, PENYEMBUHAN DAN PEMULIHAN KESEHATAN, meliputi :
a. Profesionalisme tenaga kesehatan HR. Bukhari, Abu Daud-Nasa’i, Abu Daud)
b. melakukan diagnosa sebelum bertindak (Hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 191, 193)
c. Pengobatan (HR. Bukhari dari Abu Hurairah r.a., Ahmad, Hakim)
d. Perawatan dan pemulihan kesehatan (Hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 189)
e. Memegang teguh prinsip-prinsip dan kode etik praktek kedokteran/kesehatan Islam (seperti Iman, Islam, Ihsan, tidak menggunakan yang diharamkan, tidak mencacatkan tubuh, mengedepankan profesionalisme, tidak mengidap penyakit jiwa (lihat kesehatan jiwa), tidak komersil, memelihara kesehatan pribadi, dan berpenampilan rapi/sopan.
9. PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR (Epidemiologi), melalui karantina (HR. Abu Daud, hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 40), preventif kesehatan, tidak memasuki suatu daerah yang terjangkit wabah penyakit tidak lari dari tempat itu (HR. Muttafaq ‘alaih), mencuci tangan sebelum menjenguk orang sakit dan sesudahnya, berobat ke dokter dan mengikuti semua petunjuk pencegahan dan pengobatannya.
10. PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT, meliputi :
a. Metode penyuluhan yang efektif (QS. al-Nahl (16) : 125
b. Sasaran penyuluhan, mengembangkan modul penyuluhan dan mengevaluasi (HR. Muslim dari Abu Sa’id al-Khudri r.a., Tirmidzi)
c. Pengamanan persediaan farmasi (obat-obatan) dan alat kesehatan, meliputi ; produksi, peredaran dan penggunaan (QS. Qaf (50) : 7, HR. al-Hassan dari Abu Qatadah r.a.).
d. Pengamanan dan pemberantasan NAZA, khamr (NAZA) haram (QS. al-Ma’idah (5) : 90, al-Nisa’ (4) : 43, al-Baqarah (2) : 219) bagi pemakai, penjual, pembeli dan pembuat (HR. Bukhari-Muslim dan hadits dari Abdullah bin ‘Umar r.a.).
11. KESEHATAN SEKOLAH meliputi, kesehatan lingkungan sekolah, sistem kepegawaian yang sehat, kesehatan pribadi (guru, murid, pengelola dan pegawai), dan pendidikan kesehatan seperti wajib belajar dan mengajarkan kesehatan (HR. Ibn Abdil Bar).
12. KESEHATAN DAN KEBUGARAN FISIK (TUBUH) DENGAN OLAH RAGA DAN ISTIRAHAT, MELIPUTI KEWAJIBAN MENGAJARKAN OLAH RAGA (hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 83), dan kewajiban berolahraga seperti berenang dan memanah (hadits dalam al-Fanjari, 1996 : 83), lari atau jalan cepat (HR. Tirmidzi), berkuda ( hadits dalam al-Syuyuthi, 1997 : 30), gerak badan (hadits dalam al-Syuyuthi, 1997:30), istirahat yang cukup (QS. al-Naba (78) : 10-11, hadits dalam al-Syuyuthi : 30).

Konstruksi konsep kesehatan Islam yang seperti inilah, yang diharapkan mampu menjawab persoalan perkembangan kesehatan Islam yang selama ini western oriented. Sehingga terjadi kegamangan dalam aktifitas kesehatan baik dari sisi pengembangan ilmu pengetahuan, maupun pelayanan yang mengusung visi dan misi Islam. Wacana ini insya Allah merupakan jawaban hal-hal prinsip yang menjadi penomena pengembangan kesehatan Islam.
Meski demikian, upaya pengembagan dan penelitian harus selalu dilakukan agar kesehatan Islam tidak hanya matang dalam konsep, tetapi juga mampu melahirkan upaya-upaya kesehatan secara praktis. Sehingga mampu melahirkan teori-teori baru dalam dunia kesehatan Islam, dan mampu menjawab tantangan kesehatan global. Ammiien
Peradaban Barat kerap mengklaim bahwa Philipe Pinel (1793) merupakan orang pertama yang memperkenalkan metode penyembuhan penyakit jiwa. Tak cuma itu, Barat juga menyatakan rumah sakit jiwa (RSJ) pertama di dunia adalah Vienna’s Narrenturm yang dibangun pada tahun 1784. Benarkah klaim peradaban Barat itu?
Klaim itu tentu sangat tak berdasar. Sebab, jauh sebelum Barat mengenal metode penyembuhan penyakit jiwa berikut tempat perawatannya, pada abad ke-8 M di Kota Baghdad. Menurut Syed Ibrahim B PhD dalam bukunya berjudul “Islamic Medicine: 1000 years ahead of its times”, mengatakan, rumah sakit jiwa atau insane asylums telah didirikan para dokter dan psikolog Islam beberapa abad sebelum peradaban Barat menemukannya.
Hampir semua kota besar di dunia Islam pada era keemasan telah memiliki rumah sakit jiwa. Selain di Baghdad ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah insane asylum juga terdapat di kota Fes, Maroko. Selain itu, rumah sakit jiwa juga sudah berdiri di Kairo, Mesir pada tahun 800 M. Pada abad ke-13 M, kota Damaskus dan Aleppo juga telah memiliki rumah sakit jiwa.