Posts Tagged ‘Persamaan’

Pencarian Makna HidupA. Firman Allah dalam Surah Al Maidah ayat 17, bahwa dihukumkan kafir bagi barang siapa yang beranggapan bahwa Al Masih ibnu Maryam adalah Allah.

B. Firman Allah dalam Surah An Nisa’ ayat 157, bahwa sesungguhnya Nabi Isa tidak dibunuh dan tidak disalib, maka berarti anggapan mereka terhadap Isa adalah bukan atas dasar ilmu, tetapi hanya berdasarkan dhon [duga-duga].

C. Firman Allah dalam Surah At Taubah ayat 30, bahwa orang-orang Yahudi dan Nashrani telah mengikuti jejak yang sesat, yaitu beranggapan bahwa Uzair dan Isa itu adalah anak Allah; Hal tersebut merupakan bukti tentang kepercayaan mereka yang hanya berdasarkan “legenda / mythos” dari kepercayaan kuno.

D. Firman Allah dalam Surah An Nisa ayat 171, bahwa Kaum Ahli Kitab benar-benar dalam kesesatan karena pernyataan mereka Tuhan itu Tiga”, sehingga bertambah jelas tentang kepalsuan mereka, padahal Allah telah tetapkan bahwa Al Masih ibnu Maryam adalah “Utusan Allah”.

Analisa dan Pembahasan
Dalil dari ayat-ayat tersebut memberikan gambaran yang cukup jelas, bahwa Ahli Kitab telah merubah Di-nullah menjadi Agama dari hasil imajinasi mereka berdasarkan legenda/mythos, sehingga Bani Israil dinyatakan sebagai kaum yang mendustakan kepada sebagian Utusan Allah dan sebagian lagi mereka bunuh [qa70s5=al maidah]; Pembuktiannya antara lain sebagai berikut:

1. Dalam “Hinduisme”, terdapat kepercayaan tentang “Trimurti” atau Sang Bathara Tri, yaitu mempercayai tentang Tuhan beroknum tiga, yaitu:

a. “Brahma” sebagai Allah Bapak dan sebagai pencipta yang berarti oknum pertama.

b. “Wisynu” sebagai pelindung ummat manusia dan menjelmakan dirinya menjadi manusia, yang berarti oknum kedua.

c. “Syiwa” [:Nara] sebagai prinsip, dasar untuk menguraikan dan memberi keterangan dan dapat kembali sesering mungkin; Maka inilah yang dianggap sebagai ruhul kudus.

2. Dalam “Agama Kristen”, tuhan mempunyai Oknum Tiga, yaitu:

a. “Allah Bapak”, sebagai oknum pertama, dalam bhs.Latin: Pater, dalam bhs.Inggris: Father bhs.Belanda: Vader, bhs.Jerman: Vater.

b. “Anak” yang diartikan Tuhan, sebagai oknum kedua, dalam bhs. Inggris: Lord, bhs. Belanda: Heer.

c. “Ruhul Kudus”, sebagai oknum ketiga, yaitu perpaduan antara Bapak sebagai Pencipta dan Anak sebagai juru selamat [: redeemer].

Ketiga oknum tersebut dikenal dengan istilah “Trinitas”, dalam bhs. Inggris: Trinity, dalam bhs. Belanda: Drieeenheid, dalam bhs. Jerman: Dreieinigkeit, dalam bhs. Indonesia: Tritunggal.

Dengan demikian maka terjadi kejanggalan yang tidak dapat disangkal, bahwa Kitab Injil telah dimasuki oleh unsur-unsur Yunani [Gerika] yang mempunyai hubungan erat dengan Hindu. Maka “Hindu” sebagai sumber puisi, sumber mythos, sumber dongeng, dengan falsafahnya yang pessimistis telah mempengaruhi “Ahli-ahli fikir besar” antara lain Wolfgang von Goethe, Arthur Schopenhauer, Socrates, Plato, Aristoteles, Montesqoueue dan lain-lain.-

Selanjutnya pembuktian tentang keberadaan “Atharva-Veda dengan Perjanjian Baru [Injil]” secara ringkas adalah sebagai berikut:

1. Suatu Mythos dalam Atharva-Veda, terjadi pada 3000 thn sebelum Masehi, Raja Kansa yang berkuasa di negeri Madura, pada suatu malam di waktu Kansa tak dapat tidur dan sedang berdiri di teras istananya, dia melihat “bintang bergerak” dan sinarnya jatuh ke bumi. Maka dia memanggil Brahmana-Brahmana [para pendeta Hindu] dan menyuruh untuk menyaksikan bintang bergerak tersebut dan kemudian agar menceritakan kebenaran. Maka para Brahmana menceritakan bahwa akan turun Tuhan kedalam tubuh seseorang yang sedang dikandung oleh Devanaki [anak Parvady saudara perempuan Raja Kansa], Anak yang dikandung itu yang akan menjadi tuhan di dunia dan sebagai raja dunia.

2. Dalam Injil Matius 2:2-10, tentang orang-orang Majusi yang datang ke Jerusalem menanyakan tentang raja orang Yahudi yang baru lahir, dan mereka akan menyembahnya karena mereka melihat bintangnya di sebelah timur yang berjalan dan berhenti di atas tempat kelahiran Jesus.

3. Begitu pula Budha sebagai reinkarnasi tuhan yang lahir tahun 547 sebelum Masehi. Pada waktu Budha wafat berumur 80 tahun, maka terjadi gempa bumi, meteor jatuh, gerhana matahari, dan guntur bersaut-sautan atau langit bergemuruh.

4. Dalam Injil Matius 27:51, kemudian Lukas 23:44-45; Maksudnya secara ringkas bahwa pada saat Jesus wafat tiba-tiba tirai di Bait Allah koyak (robek) terbelah dua, bumi gempa, dan batu-batu gunung terbelah-belah.

Kemudian kira-kira pukul duabelas tengah hari gelap gulita hingga pukul tiga petang, cahaya matahari menghilang.

Dengan perbandingan yang beralasan tersebut, maka berarti bahwa “Perjanjian Baru” [Injil] merupakan suatu agama yang baru berdiri dan berasal dari agama Krisyna yang lama. Dengan demikian berarti bahwa agama Kristen telah membiarkan dirinya diinfiltril oleh Hinduisme. Maka sejarah Injil yang menurut Islam sebagai Dinullah yang diamanatkan Allah atas Jesus [Isa] telah mengalami kekeruhan baik penulis-penulisnya maupun muktamar-muktamarnya dan sebagainya. Kebenaran Dinullah yang murni telah ditekan oleh kaum fanatisme membuat kepercayaan tanpa akal dan fikiran sehat, mengadakan pemotongan-pemotongan dan penjiplakan agama serta pemutar balikan kebenaran, sehingga lantaran itu bermunculanlah syaithon-syaithon yang berkedok agama, sebagai contoh antara lain “Paulus”. Dan ini menimbulkan anggapan bahwa “seolah-olah Paulus sebagai Pendiri Agama Kristen”. [Anggapan tersebut dapat anda baca dalam Encyclopedia Britannica jilid 17 hal.393].-

Paulus sebagai orang yang telah berjasa besar dalam pengembaraannya “meletakkan bagan-bagan agama Kristen yang berantagonisme, yang berlawanan dengan ajaran Isa Al Masih kepada kaum kafir”, karena dia mempunyai pengetahuan yang luas tentang mythologi, dongeng-dongeng tentang “Anak Tuhan” yang turun untuk menebus dosa manusia dengan darahnya, antara lain tentang Dionysus, Krisyna, Mithra, Osiris, Attis, Horus, Apollo, Hercules dan lain-lain tentang Anak Tuhan dari Bapak.

Inilah gambaran Paulus “si Orang Picik”, ibarat Ulama’ Su’, karena hanya merasakan ad-Din itu dan tidak pernah memikirkannya, maka akan merendahkan kemuliaan ad-Din itu sesuai dengan kepicikannya, sehingga Ad-Din berubah menjadi agama.- Dia telah menjadikan Jesus sebagai “kambing hitam” [Scapegoat / Ziindebok].-

Di dalam “The Uses of the Past” hal.80. Prof.Muller menyebutkan [dalam terjemahan]: “Tentunya standar-standar ilmiyah dari suatu Kebenaran bukan satu-satunya ukuran, namun standar-standar ini adalah penting untuk mencapai kebenaran yang sesuai dengan pembacaan, fakta dan histori. Orang Kristen tidak mengusahakan untuk memecahkan apakah Jesus anak Tuhan atau bukan. Mereka hanya memperbincangkan apa yang dikatakannya atau “diperbuatnya” melalui tulisan-tulisan yang tidak pasti”.

Seorang ahli Injil dari Alexandria bernama “Arius” pada thn.325 sesudah Masehi telah menunjukkan buah fikiran yang lebih logis, yaitu dia mengatakan bahwa Tuhan itu Esa, sedangkan Jesus hanya diciptakan Tuhan dari tidak ada, yang mempunyai zat yang berlainan dengan Zat Tuhan [:heteroousios], tetapi akhirnya dia harus dibuang ke Allyria, karena tidak mau menanda tangani “Syahadat” yang telah dipaksakan oleh kaisar Konstantin.-

Begitu juga seorang reformator Kristen, yaitu Marthin Luther, yang mendirikan Protestan, yang merasa kebingungan, sehingga dia tidak habis-habisnya mengeluhkan tentang keberadaan Jesus, sehingga dia membuat surat kepada orang-orang Kristen di Anwerpen menyampaikan isi hatinya tentang kebingungannya terhadap keberadaan Jesus sebagai tuhan atau bukan.-

Pandangan sekilas tentang “Syahadat Keristen”

Pada tahun 325 sesudah Masehi, Kaisar Konstantin, kaisar Roma [272-337], mengumpulkan uskup-uskup berjumlah 2048 orang [-dalam Encyclopedia lain ada tertulis 2000 uskup-] di kota Nikea untuk melangsungkan Muktamar. Kemudian di antara jumlah yang sebanyak itu ternyata yang dibolehkan mengikuti sidang hanya sebanyak 318 orang oleh kaisar. Dalam mengamati orang-orang yang mengikuti sidang itu maka seorang Uskup dari Heraclea bernama “Sabinus” memberikan penilaian terhadap mereka bahwa “Kecuali Konstantin sendiri dan Eusebius Pamphilius, mereka adalah makhluq-makhluq sederhana yang buta huruf yang tak mengetahui apa-apa” [dapat dibaca Herold Sherman dalam “You live after death” hal.112].

Di dalam sidang tersebut hanya “Arius” berasal dari Alexandria seperti “Athanasius”, tetapi Arius bertentangan pendapat dengan Athanasius yang berpendapat bahwa Jesus adalah anak yang sama zat dengan Tuhan.

Maka Arius dengan pengikut-pengikutnya “tidak mau menanda tangani syahadat” yang dipaksakan oleh Konstantin dengan diputuskannya sebagai wahyu Ruhul kudus, dan akhirnya Arius dan pengikutnya “dibuang ke Illyria”.

Kemudian Athanasius dengan dibantu oleh para uskup dari Barat [:Gerika] dan kaisar Konstantin yang menginginkan perdamaian, telah menetapkan dengan suatu keputusan “yang menjadi Syahadat Kristen”, yaitu sebagai berikut:

“We believe in the God, the Father the Father Almighty, Maker of all things, visible and invisible; and in one Lord Jesus Christ the only begotten Son of God, begotten of the Father [that is of the essence of the Father], before all worlds, God of God, Light of Light, God of very God, begotten not made, being one substance [homoousios] with the Father”.-

[=Kami percaya pada Tuhan, Bapak, Bapak Maha Kuasa, Pencipta semua benda, yang kelihatan dan yang tidak; dan kepada satu Tuhan [Lord] Jesus Kristus, Anak lelaki Tunggal dari Tuhan, anak kelahiran dari Bapak [yaitu dari sari (zat) dari Bapak] sebelum seluruh alam, Tuhan dari Tuhan, Cahaya dari Cahaya, Tuhan dari Tuhan yang sesungguhnya, dilahirkan [dari Tuhan] dan bukan dicipta [oleh Tuhan], adalah satu zat dengan Bapak…….dst=].-

Kemudian tentang penetapan “Hari Lahir dan Hari Sembahyang atau Hari Besar”, bahwa dalam menetapkan Hari Lahir Jesus, gereja-gereja Barat telah memilih tanggal 25 Desember, yang sebenarnya adalah hari tradisi orang-orang kafir untuk hari pesta yang dianggap sebagai hari suci untuk “tuhan Matahari”. Raja Konstantin telah mengeluarkan dekrit pada tahun 321 sesudah Masehi, yang menetapkan hari pesta umum pada “Hari Minggu” sebagai pengganti hari Sabbat Yahudi, karena dia benci Yahudi dengan segala yang bersangkutan dengannya, dengan berkata: “Hari ini dianggap Hari permulaan sembahyang, namun hari dari Matahari adalah tuhan kami”. Inilah yang ditetapkan oleh gereja-gereja Barat dengan tanpa mengetahui bahwa hari itu adalah hari penyembahan terhadap Matahari oleh orang-orang kafir [pagan].-

Adapun permasalahan tersebut perlu diketahui oleh Ummat Muslim karena mengingat bahwa Al Qur-an telah menjelaskan secara gamblang tentang kedudukan Nabi Isa [Jesus] sebagai Rasulullah yang wajib dihormati dan dijunjung tinggi akan Kebenarannya, dan Nabi Isa sebagai pembawa Risalah Dinullah yaitu Kitab Injil dari Allah. Oleh karena itu hal tersebut sebagai penambah wawasan, agar dapat diketahui tentang apa dan bagaimana motivasinya, sehingga menetapkan “Kalimah Syahadat” setelah 325 tahun wafatnya Nabi Isa.

Bukankah masalah Syahadat itu wajib diajarkan oleh para Rasulullah yang bersangkutan, dan bukan dikeluarkan oleh manusia yang tidak ada hubungannya dengan kerasulan dari Allah ?.-

(oleh : Ust Muh Bardan Kindarto/MMI)

https://tausyah.wordpress.com