Posts Tagged ‘Musyrik’

https://tausyah.wordpress.com/bermaafan

bermaafan

Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi ke Madinah  dengan  tujuan  hendak  membunuh  Nabi  Shalallahu  alaihi  wa  sallam. Segala persiapan telah matang, persenjataan sudah disandangnya, dan ia pun sudah masuk ke kota suci  tempat  Rasulullah  tinggal  itu.  Dengan  semangat  meluap-luap  ia  mencari  majlis Rasulullah,  langsung  didatanginya untuk       melaksanakan maksud  tujuannya. Tatkala Tsumamah datang, Umar bin Khattab ra. segera menghadangnya yang melihat  gelagat buruk pada penampilan orang tersebut.

Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang musyrik?”

Dengan  terang-terangan  Tsumamah  menjawab,  “Aku  datang  ke  negeri  ini  hanya untuk membunuh Muhammad!”.

Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung memberangusnya. Tsumamah tak sanggup  melawan Umar yang perkasa, ia tak mampu mengadakan perlawanan. Umar berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya kemudian dibawa ke masjid. Setelah mengikat Tsumamah di salah satu tiang masjid  Umar segera melaporkan kejadian ini pada Rasulullah. (lebih…)

Apakah Hukum Usaha Mendekatkan Antara Ahli Sunnah Yang Bertauhid Dengan Rafidhah Yang Musyrik?

Saudaraku pembaca yang budiman, saya cukupkan saja dalam masalah ini, dengan mencantumkan tulisan dari tulisan-tulisan DR. Nashir AL Qafari di dalam kitabnya : “Masalah At Taqriib”, yaitu tulisan yang ke tujuh, dimana beliau berkata -semoga Allah menjaganya- :

“Bagaimana mungkin mendekatkan antara orang yang mencaci kitab Allah dan menafsirkannya tidak sesuai dengan tafsirannya, dan mendakwakan turunnya kitab-kitab ilahi (wahyu) kepada imam-imamnya setelah Al Quranul Karim?, dan ia memandang keimaman itu adalah kenabian, para imam baginya seperti para nabi dan bahkan lebih mulia, dan ia menafsirkan mengibadati Allah semata yang mana itu adalah inti dari misi (ajaran) para rasul seluruhnya tidak sesuai dengan maknanya yang hakiki, dan mendakwakan bahwa sesungguhnya ibadah itu adalah ta’at kepada para imam. dan sesungguhnya syirik kepada Allah adalah mentaati selain mereka (para imam) bersama mereka, ia mengkafirkan orang-orang yang terbaik dari para sahabat rasulullah, dan mengklaim seluruh sahabat murtad, kecuali tiga atau empat atau tujuh sesaui dengan perbedaan riwayat mereka. Dan orang ini (orang Syiah) tampil berbeda dengan keganjilan dari jamaah kaum muslimin dengan masalah-masalah akidah dan keyakinan di dalam keimaman, kemaksuman (terjaga dari dosa), Taqiyah (kemunafikan), dan mengatakan Raj’ah (imam kembali ke dunia), Al qhaibah (menghilangnya As Kaari) dan Al Bada’[1].”[2]


[1] Defenisi ini lihat kembali edisi-edisi yang telah berlalu, diantaranya edisi : 2, 6 dan 7.

[2] “Masalah At Taqriib” DR. Nashir AL Qafari (2/302).