Telah termaktub dalam sebuah kisah tentang seorang pemuda yang begitu terpesona dengan kecantikan seorang wanita, betapa hatinya senantiasa dalam kegelisahan sejak pandangan pertamanya. Dan bergetarlah hatinya dengan getaran yang semakin menjadi-jadi, setiap kali bayangan wanita itu terlintas dalam lamunannya. Betapa tersiksanya ia dengan perasaan cintanya pada wanita itu, ia benar-benar terpedaya dengan segala keindahan wanita yang tidak ada duanya baginya. Hingga kemudian iapun memberanikan diri untuk mengirimkan sebuah surat kepada wanita itu melalui seorang budaknya yang diletakkan di atas nampan perak dan ditutupi dengan kain sutera berwarna kuning.
“wahai engkau yang sudah membuat diriku dimabuk kepayang setelah memandang wajahmu, kiranya hasrat untuk menyampaikan perasaanku bisa mengurangi kegundahanku karena senantiasa mengingat dan membayangkan wajahmu.”
Wanita tersebut pun membalas surat dari sang pemuda,
“wahai pemuda, kiranya apakah yang membuat dirimu amat tertarik melihat ku…?”
Sambil melancarkan jurus rayuannnya sang pemudapun membalas,
“aku begitu terpesona dengan keindahan matamu…” (lebih…)