Posts Tagged ‘Aurat’

https://tausyah.wordpress.com/Istri Sholehah

Istri Sholehah

Telah tetaplah peraturan daripada ALLAH atas sekalian manusia, sesungguhnya apabila ALLAH Tabaraka wa Ta’ala telah menetapkan ketentuan daripada suatu urusan itu atas orang-orang yang beriman, niscaya tiadalah layak seorang juapun di antara tiap-tiap muslimin dan muslimah mengada-adakan jalan yang lain selain daripada ketetapan ALLAH :

Firman ALLAH Ta’ala :

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْراً أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالاً مُّبِيناً

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. Al-Ahzaab:036.

Dan adapun di antara wanita muslimah yang bekerja sekarang ini, adalah lebih cenderung pada keegoan, keangkuhan, maupun akan kecintaan mereka terhadap dunia. Sedang apabila ia adalah seorang istri yang menyebabkan ia sombong dihadapan suaminya, terlebih lagi..apabila ia beroleh penghasilan yang melebihi akan perolehan suaminya. (lebih…)

Adik Ipar Tony Blair

Lauren Booth

Barang kali antum-anty sekalian sudah tau dengan perkabaran seorang ipar dari mantan perdana menteri Inggris Tony Blair yaitu Lauren Booth yang sudah menjadi muslimah, namun bagaimana proses muallafnya Lauren Booth dan itulah yang akan kita beritakan disini.

Kabarnya belum sebulan ia menjadi seorang muallaf yang membuat geger bangsa Inggris serta kalangan Muslim sendiri, diberitakan bahwa Lauren Booth kembali diterpa isu bahwa ia menganut Islam Syi’ah garis keras yang dituding berdasarkan disaat Lauren Booth melakukan perjalanan ke Iran dan mengatakan saat berada disanalah ia menjadi seorang muslim.

Setelah keislamannya juga banyak orang yang beranggapan bahwa dia menjadi seorang muslim hanyalah untuk mencari popularitas alias untuk mencari perhatian publik semata.

Namun untuk menepis semua tuduhan – tuduhan itu, Laura Both malah menulis sebuah surat secara umum kepada publik tentang rasa syukurnya menjadi seorang muslimah yang kemudian suratnya tersebutpun dimuat pada sebuah harian Daily Mail tak berapa lama setelah surat tersebut ditulis. Surat tersebut terdiri dari beberapa bagian, dan berikut adalah kutipan bagian ke-2 dari isi surat tersebut : (lebih…)

Dari uraian terdahulu, kita tahu bahawa semua bahagian tubuh yang tidak boleh dinampakkan, adalah aurat. Oleh kerana itu dia harus menutupinya dan haram dibuka.

Aurat perempuan dalam hubungannya dengan laki-laki lain atau perempuan yang tidak seagama, iaitu seluruh badannya, kecuali muka dan dua tapak tangan. Demikian menurut pendapat yang kami anggap lebih kuat. kerana dibolehkannya membuka kedua anggota tersebut –seperti kata ar-Razi– adalah kerana ada suatu kepentingan untuk bekerja, mengambil dan memberi. Oleh kerana itu orang perempuan diperintah untuk menutupi anggota yang tidak harus dibuka dan diberi rukhsah untuk membuka anggota yang biasa terbuka dan mengharuskan dibuka, justru syariat Islam adalah suatu syariat yang toleran.

Ar-Razi selanjutnya berkata: “Oleh kerana membuka muka dan kedua tapak tangan itu hampir suatu keharusan, maka tidak salah kalau para ulama juga bersepakat, bahawa kedua anggota tersebut bukan aurat.”

Adapun kaki, kerana terbukanya itu bukan suatu keharusan, maka tidak salah juga kalau mereka itu berbeza pendapat (ikhtilaf), apakah dia itu termasuk aurat atau tidak?[5]

Sedang aurat orang perempuan dalam hubungannya dengan duabelas orang seperti yang disebut dalam ayat an-Nur itu, terbatas pada perhiasan (zinah) yang tidak tersembunyi, iaitu telinga, leher, rambut, dada, tangan dan betis. Menampakkan anggota-anggota ini kepada duabelas orang tersebut diperkenankan oleh Islam. Selain itu misalnya punggung, kemaluan dan paha tidak boleh diperlihatkan baik kepada perempuan atau laki-laki kecuali terhadap suami.

Pemahaman terhadap ayat ini lebih mendekati kepada kebenaran daripada pendapat sementara ulama yang mengatakan, bahawa aurat perempuan dalam hubungannya dengan mahram hanyalah antara pusar dan lutut. Begitu juga dalam hubungannya dengan sesama perempuan. Bahkan apa yang dimaksud oleh ayat tersebut yang kiranya lebih mendekati kepada pendapat sebahagian ulama, iaitu: “Bahawa aurat perempuan terhadap mahramnya ialah anggota yang tidak tampak ketika melayani. Sedang apa yang biasa tampak ketika bekerja di rumah, mahram-mahram itu boleh melihatnya.”

Justru itu Allah memerintahkan kepada perempuan-perempuan mu’minah hendaknya mereka itu memakai jilbab ketika keluar rumah, supaya berbeza dengan perempuan-perempuan kafir dan perempuan-perempuan lacur. Untuk itu pula Allah perintahkan kepada Nabi-Nya supaya menyampaikan pengumuman Allah ini kepada ummatnya; yang berbunyi sebagai berikut:

“Hai Nabi! Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min semua hendaklah mereka menghulurkan jilbab-jilbab mereka atas (muka-muka) mereka. Yang demikian itu lebih mendekati mereka untuk dikenal supaya mereka tidak diganggu.” (al-Ahzab: 59)

Jilbab, iaitu pakaian yang lebarnya semacam baju kurung untuk dipakai perempuan guna menutupi badannya.

Sebahagian perempuan jahiliah apabila keluar rumah, mereka menampakkan sebahagian kecantikannya, misalnya dada, leher dan rambut, sehingga mereka ini diganggu oleh laki-laki fasik dan yang suka iseng, kemudian turunlah ayat di atas yang memerintahkan kepada orang-orang perempuan mu’minah untuk menghulurkan jilbabnya itu sehingga sedikitpun bahagian-bahagian tubuhnya yang biasa membawa fitnah itu tidak tampak. Dengan demikian secara lahiriah mereka itu dikenal sebagai wanita yang terpelihara (afifah) yang tidak mungkin diganggu oleh orang-orang yang suka iseng atau orang-orang munafik.

Jadi jelasnya, bahawa ayat tersebut memberikan illah (alasan) perintahnya itu kerana khuwatir perempuan-perempuan muslimah itu diganggu oleh orang-orang fasik dan menjadi perhatian orang-orang yang suka iseng. Bukan ketakutan yang timbul dari perempuan itu sendiri atau kerana tidak percaya kepada mereka, sebagaimana anggapan sementara orang, sebab perempuan yang suka menampakkan perhiasannya, yang berjalan dengan penuh bergaya (in action) dan bicaranya dibuat-buat, sering membuat perhatian orang laki-laki dan membikin sasaran orang-orang yang suka iseng. Ini cocok dengan firman Allah yang mengatakan:

“Janganlah perempuan-perempuan itu berlaku lemah dengan perkataannya, sebab akan menaruh harapan orang yang dalam hatinya ada penyakit.” (al-Ahzab: 32)

Islam memperkeras persoalan menutup aurat dan menjaga perempuan muslimah. Hanya sedikit sekali perempuan diberinya rukhsah (keringanan), misalnya perempuan-perempuan yang sudah tua. Firman Allah:

“Dan perempuan-perempuan yang sudah putus haidhnya dan tidak ada harapan untuk kahwin lagi, maka tidak berdosa baginya untuk melepas pakaiannya, asalkan tidak menampak-nampakkan perhiasannya. Tetapi kalau mereka menjaga diri akan lebih baik bagi mereka, dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (an-Nur: 60)

Yang dimaksud al-qawa’id (perempuan-perempuan yang duduk), iaitu perempuan-perempuan yang sudah tidak haidh dan tidak beranak lagi kerana sudah tua. Justru itu mereka sudah tidak ada keinginan untuk kahwin dan sudah tidak suka kepada laki-laki, begitu juga laki-laki itu sendiri sudah tidak suka kepada mereka.

Untuk mereka ini, Allah memberikan kelonggaran dan tidak menganggap suatu perbuatan dosa, jika mereka itu menanggalkan sebahagian pakaian luar yang biasa tampak, seperti baju kurung, kebaya, kudung dan sebagainya.

Al-Quran memberikan batas rukhsah ini dengan kata: tidak menampak-nampakkan perhiasannya, yakni tidak bermaksud menanggalkan pakaiannya itu untuk menunjuk-nunjukkan. Akan tetapi kelonggaran ini diberikan jika memang mereka itu memerlukan.

Berdasar rukhsah ini, maka kiranya yang lebih afdhal dan lebih baik hendaknya mereka tetap menjaga diri dengan selalu mengenakan pakaian-pakaian tersebut, untuk mencari kesempurnaan dan supaya terhindar dari segala syubhat. kerana itu Allah mengatakan dan kalau mereka itu menjaga diri adalah lebih baik bagi mereka.