Bertaubat adalah sesuatu yang wajib hukumnya bagi setiap muslimin dan muslimah paling tidak sekali dalam seumur hidupnya, karena manusia hidup selalu berada dalam kerugian dan tidak pernah luput dari dosa dan kesalahan.
Sebagaimana Firman ALLAH Ta’ala yang berbunyi :
وَالْعَصْرِإِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. QS. Al-‘Ashr : 001-002.
Karenanya wahai akhi lagi ukhti sekalian..tiap-tiap manusia selalu hidup dalam kerugian, oleh karena dosa-dosa kecil yang dianggap tak jadi masalah dalam hidupnya, seperti halnya berdusta, mengumpat, mengeluh, dan sebagainya. Terlebih lagi dengan dosa-dosa besar yang pernah diperbuat, seperti halnya seorang pembunuh, pezinah, peminum-minuman keras, mencuri, penjudi dan sebagainya. Adalah semua dosa-dosa ini masih di ampuni oleh ALLAH Tabaraka wa Ta’ala, selagi ia dengan bersungguh – sungguh datang kepada kepada ALLAH dengan bertaubat yaitu dengan taubatan nasuha dan berjanji bahwa ia tidak akan pernah melakukan dosa-dosanya yang telah lalu.
Kecuali bagi orang –orang musryik dan kafir yang telah ALLAH janjikan bagi mereka siksa neraka yang berkekalan dan selama-lamanya, karena sedari lahir hingga ajal menjemput mereka..mereka senantiasa mengingkari ALLAH dan Rasul-Nya serta berbuat kerusakan yang besar dimuka bumi.
Jikapun di antara antum – anty sekalian yang membaca artikel ini pernah melakukan dosa – dosa besar itu, maka bersegeralah untuk bertaubat pada ALLAH..selagi jasad ini masih bernyawa, sedang pintu taubat masih terbuka lebar-lebar bagi hamba-hamba yang mengkehendaki keridhoan daripada ALLAH Tabaraka wa Ta’ala.
Berapa banyak yang kita lihat maupun kita dengar bahwasanya seorang pembunuh yang mati terbunuh, seorang penjudi yang mati di meja judinya, seorang peminum-minuman keras yang mati dengan sebotol minuman keras ditangannya, seorang pezinah yang mati saat ia berzinah dan lain sebagainya. Ya..mereka mati dengan su’ul khotimah yang telah berterang-terangan menunjukkan kekufurannya tanpa taubat dan menjadi ahli neraka.
Maka wahai akhi lagi ukhti sekalian..bertauatlah..sebelum ajal menjemput sedang nyawa sudah berada dikerongkongan yang tidak akan beroleh tempat lagi untuk bertaubat kepada ALLAH dan sekali-kali ALLAH Tabaraka wa Ta’ala tidak akan menerima taubat mereka. Sebagaimana Fir’aun yang bertaubat kepada ALLAH sedang ajalnya sudah sampai dikerongkongan, sehingga ia termasuk pada golongan manusia yang binasa dan dibinasakan oleh ALLAH Subhana wa Ta’ala.
Firman ALLAH Ta’ala :
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْياً وَعَدْواً حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنتُ أَنَّهُ لا إِلِـهَ إِلاَّ الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَاْ مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir`aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir`aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. QS. Yunus : 090.
Juga sanak saudara muslimin dan keluarganya yang telah membisikkan “syahadat” dijelang ajal saudaranya yang semasa hidupnya gemar berbuat maksiat, namun ia justru menyebut kata-kata yang lain yaitu ucapan yang penuh dengan kemaksiatan semasa ia berbuat maksiat didunia.
Namun bagaimanakah dengan muslimin dan muslimah yang berniat untuk bertaubat, namun masih juga kembali kepada kemaksiatannya itu. Karenanya..akhi ukhti sekalian..marilah kita kaji lebih jauh..
ALLAH Subhana wa Ta’ala berfirman :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah, ‘Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penya-yang’.” (az-Zumar: 53)
Para ulama bersepakat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang yang bertaubat. Barangsiapa yang bertaubat dari dosa-dosanya dengan taubat yang semurni-murninya, maka Allah mengampuni dosa-dosanya semuanya, berdasarkan ayat ini dan berdasarkan firmanNya,
Firman ALLAH Ta’ala :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحاً عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (at-Tahrim: 8)
Allah SWT mempertalikan penghapusan kesalahan-kesalahan dan masuk surga pada ayat ini dengan taubat yang semurni-murninya, yaitu pertaubatan yang mencakup meninggalkan dosa, waspada terhadapnya, menyesali apa yang pernah dilakukannya, bertekad bulat untuk tidak kembali kepadanya, karena meng-agungkan Allah, menginginkan pahalanya, dan takut terhadap siksanya. Dan di antara syarat taubat ialah mengembalikan hak-hak yang dizhalimi kepada yang berhak menerimanya atau mereka memaafkannya, jika kemaksiatan tersebut berupa kezhaliman yang menyangkut darah, harta dan kehormatan. Jika ia sulit meminta maaf dari saudaranya menyangkut kehormatannya, maka ia banyak berdoa untuknya, dan menyebut kebaikan-kebaikan amal yang dilakukan olehnya di tempat-tempat di mana ia pernah menggunjingkannya; karena kebaikan-kebaikan akan menghapuskan keburukan-keburukan. Allah SWT berfirman,
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (an-Nur: 31)
Allah Subhana wa Ta’ala mengaitkan dalam ayat ini keberuntungan dengan taubat. Ini menunjukkan bahwa orang yang bertaubat itu orang yang beruntung lagi berbahagia. Jika orang yang bertaubat mengiringi taubatnya dengan iman dan amal shalih, maka Allah menghapuskan keburukan-keburukannya dan menggantinya de-ngan kebajikan-kebajikan. Sebagaimana firman Allah q dalam surah al-Furqan, ketika menyebutkan kesyirikan, membunuh dengan tanpa hak dan zina,
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهاً آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَاماً يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَاناً إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
“Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membu-nuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pem-balasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih; maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengam-pun lagi Maha Penyayang.” (al-Furqan: 68-70)
Di antara sebab taubat ialah ketundukan kepada Allah, me-mohon hidayah dan taufik kepadaNya, serta agar Dia memberi kurnia berupa taubat kepadamu.
Firman ALLAH Ta’ala :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
” Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. ” (Ghafir: 60)
Firman ALLAH Ta’ala :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepadaKu.” (al-Baqarah: 186)
Di antara sebab-sebab taubat juga dan istiqamah di atasnya ialah berteman dengan orang-orang yang baik dan meneladani amalan-amalan mereka, serta menjauhi berteman dengan orang-orang yang jahat. Shahih dari Rasulullah bahwa beliau ber-sabda,
اَلْمَرْءُ عَلىَ دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلْ
“Seseorang itu tergantung agama temannya, maka hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan kepada siapa berteman.” (HR. Abu Daud dalam al-Adab, no. 4833; at-Tirmidzi dalam az-Zuhd, no. 2378; Ahmad, no. 8212)
Beliau bersabda,
مَثَلُ اْلجَلِيْسِ الصَّالِحِ وَاْلجَلِيْسِ السُّوْءِ كَحَامِلِ اْلمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيْرِ فَحَامِلُ اْلمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحاً طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيْرِ إِمَّا أَنْ يَحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيْحاً خَبِيْثَةً
“Perumpamaan teman yang shalih dan teman yang buruk ialah seperti pembawa minyak wangi dan pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan memberi minyak kepadamu, kamu membeli darinya, atau kamu mencium baunya yang harum. Sedangkan pandai besi mungkin akan membakar pakaianmu atau kamu mencium bau yang tidak sedap.” (HR. Al-Bukhari dalam al-Buyu`, no. 2101; Muslim dalam al-Birr wa ash-Shilah, no. 2628)
Wallahu Ta’ala A’lam..
Rujukan Kitab ad-Da’wah, al-Fatawa, hal. 251, Syaikh Ibnu Baz
[…] Tausiyah In Tilawatun Islamiyah […]
SukaSuka
[…] Hukum Orang Yang Bertaubat Namun Masih Kembali Pada Kemaksiatan, Janganlah Berputus Asa Dari Rahmat … […]
SukaSuka
[…] Hukum Orang Yang Bertaubat Namun Masih Kembali Pada Kemaksiatan, Janganlah Berputus Asa Dari Rahmat … […]
SukaSuka
[…] Hukum Orang Yang Bertaubat Namun Masih Kembali Pada Kemaksiatan, Janganlah Berputus Asa Dari Rahmat … […]
SukaSuka
[…] Hukum Orang Yang Bertaubat Namun Masih Kembali Pada Kemaksiatan, Janganlah Berputus Asa Dari Rahmat … […]
SukaSuka
[…] Hukum Orang Yang Bertaubat Namun Masih Kembali Pada Kemaksiatan, Janganlah Berputus Asa Dari Rahmat … […]
SukaSuka
[…] Hukum Orang Yang Bertaubat Namun Masih Kembali Pada Kemaksiatan, Janganlah Berputus Asa Dari Rahmat … […]
SukaSuka
[…] Hukum Orang Yang Bertaubat Namun Masih Kembali Pada Kemaksiatan, Janganlah Berputus Asa Dari Rahmat … […]
SukaSuka
[…] Ketinggalan rukun shalat: Jika ketinggalan salah satu rukun shalat selain takbiratul ihram karena lupa, maka jika sudah sampai pada gerakan itu di […]
SukaSuka
[…] untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar ! Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu […]
SukaSuka
[…] ia telah kembali kerumahnya..seorang istri shalehahpun datang kehadapannya, ia tampak begitu cantik dan berpenampilan menarik..apabila sang istri mrngucapkan kata-kata..hingga luluhlah hati sang […]
SukaSuka
[…] Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. Ali-’Imran […]
SukaSuka
[…] Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. Ali-’Imran […]
SukaSuka
[…] Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. Ali-’Imran […]
SukaSuka
[…] Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. Ali-’Imran […]
SukaSuka
[…] Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. Ali-’Imran […]
SukaSuka
UK Models
Hukum Orang Yang Bertaubat Namun Masih Kembali Pada Kemaksiatan, Janganlah Berputus Asa Dari Rahmat ALLAH Serta Jenis Taubat Yang Tidak Diterima Oleh ALLAH | Tausiyah In Tilawatun Islamiyah
SukaSuka