Menghadapi Perselisihan Didalam Rumah Tangga Dan Mengambil Ibrah Dari Kehidupan Keluarga Rasulullah, Serta Sejarah Turunnya Ayat Bagi Para Istri Yang Mengkehendaki Kehidupan Dunia Dan Perhiasannya, Al-Ahzab : QS. 28-29

Posted: 7 Oktober 2012 in Rumah Tangga
Tag:, , , , , , , , , , , , , , ,
keluarga shakinah

shakinah, mawaddah dan wa rahmah

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah tauladan bagi seluruh mukminin dan mukminah di dunia, sedang para isteri-isteri beliau para ummul mukminin Radhiallahu Anhu adalah ibu bagi  seluruh mukmin.

Firman ALLAH Ta’ala :

النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ

Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. Al-Ahzab:006.

Karenanya, segala kisah kehidupan rumah tangga Rasulullah adalah menjadi ibrah dan pengajaran bagi kita dalam menggapai rumah tangga yang berbahagia dan lagi di rahmati ALLAH Tabaraka wa Ta’ala. Biar bagaimanapun, tentu tidak ada rumah tangga yang berjalan mulus tanpa perselisihan, demikian pula dalam kehidupan rumah tangga Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Sebagai  contoh,  Rasulullah  Muhammad  SAW manusia  yang  paling  dicintai  Allah  pernah  berkata   kepada  Aisyah r.a,  istri   yang   paling   dicintainya

“Sungguh aku tahu kapan engkau rela dan kapan engkau marah kepadaku” Aisyah bertanya

“Darimana engkau tahu?” Rasulullah SAW menjawab “Bila engkau rela, maka engkau akan mengatakan: Tidak demi Rabb Muhammad, dan ketika engkau marah, engkau mengatakan `Tidak, demi Rabb Ibrahim” Aisyah pun berkata “Benar, Demi Allah wahai Rasulullah, aku tidak menghindar kecuali menyebut namamu saja” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ini artinya bahwa Aisyah r.a menghindar untuk menyebut nama Rasulullah SAW hanya ketika marah saja, namun sebenarnya hatinya tetap mencintainya.

Dari hadits di atas,dapat kita simpulkan bahwa perselisihan suami istri terjadi pula di dalam rumah tangga Nabi SAW sehingga salah satu diantara mereka marah atau keduanya. Tapi itu kemarahan yang hanya sementara yang kemudian hilang, tidak berlanjut hingga saling membenci dan bertengkar seperti sering kita saksikan pada saat ini.

Rasulullah SAW selalu memanggil Aisyah dengan panggilan kesayangan seperti

“Ya Aisy”, “Ya Uwaisy” atau “Ya Humaira” untuk membuat hatinya tersanjung.

Dilain hari pernah terjadi pertengkaran antara Nabi SAW dengan istri-istrinya r.a dalam hal nafkah.

Istri-istri Rasulullah meminta tambahan nafkah dan kesenangan lainnya, tapi Nabi tidak memilikinya, padahal Beliau SAW selalu memberikan apa saja yang dimilikinya.

Diriwayatkan dari Jabir r.a ia berkata “Suatu hari Abu Bakar r.a datang ke rumah Nabi SAW dan mendapati para sahabat sedang duduk di depan rumah Nabi. Tak seorang pun diizinkan masuk.

Rasulullah SAW mengizinkan Abu Bakar masuk. Kemudian datang Umar bin Khattab dan minta izin masuk. Rasulullah SAW mengizinkannya. Mereka mendapati Nabi SAW sedang duduk dengan istri-istrinya di sekelilingnya. Rasulullah SAW diam membisu. Kemudian Umar berkata

“Sungguh aku akan menceritakan sesuatu yang akan membuat Nabi tersenyum. Sungguh aku akan mengatakannya agar beliau tertawa, “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang puteri si Zaid itu (istri Umar bin Khattab r.a sendiri) yang baru saja merengek minta nafkah kepadaku. Karena jengkel aku menghardiknya”

Nabi pun tersenyum hingga tampak gerahamnya dan berkata

“Kau lihat sendiri mereka istri-istriku yang ada di sekelilingku juga minta tambahan nafkah kepadaku”.

Mendengar itu, kemudian Abu Bakar r.a berdiri dan berjalan kearah Aisyah lalu menghardiknya.

Demikian juga Umar berdiri dan berjalan kearah Hafshah lalu menghardiknya. Keduanya mengatakan

“Apakah kalian tega merengek meminta kepada Rasulullah SAW apa yang tidak beliau miliki”.

Kemudian Rasulullah SAW menjauh dari istri-istrinya selama satu bulan atau dua puluh sembilan hari hingga turunlah ayat :

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ إِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحاً جَمِيلاً وَإِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنكُنَّ أَجْراً عَظِيماً

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, `Jika kalian menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya aku berikan kepada kalian mut`ah dan aku ceraikan kalian dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki kerelaan Allah dan RasulNya serta kesenangan akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantara kalian pahala yang besar”. (QS Al Ahzab ayat 28-29)

Masih dari Jabir r.a ia berkata

“Pertama-tama Rasulullah menyapa Aisyah r.a

`Wahai Aisyah akan aku tunjukkan kepadamu satu hal, tapi aku tidak ingin engkau tergesa-gesa memutuskannya hingga engkau membicarakannya terlebih dahulu dengan orang tuamu`

“Apa gerangan wahai Rasulullah?” Tanya Aisyah.

Kemudian Rasulullah SAW membacakan ayat diatas.

Dan Aisyah pun balik bertanya

“Apakah dalam masalah ini aku harus membicarakannya terlebih dahulu kepada orangtuaku wahai Rasulullah?

Aku pasti lebih memilih Allah,RasulNya dan kehidupan akhirat, dan aku memintamu agar tidak memberitahukan apa yang aku katakan ini kepada istri-istrimu yang lain”

Rasulullah SAW berkata

“Jika mereka bertanya maka aku akan mengatakannya. Karena Allah tidak mengutusku untuk membuat kesusahan dan mencari kesalahan, tetapi mengutusku sebagai pengajar yang memberikan kemudahan” (HR Muslim).

https://tausyah.wordpress.com

Komentar
  1. […] Solusi: Moral Alqur’an, Permusuhan Darwin Terhadap Bangsa Turki, Bencana Kemanusiaan Akibat Darwinisme, Keruntuhan Evolusi, Bangsa-Bangsa Yang Dimusnahkan, Nabi Musa, Jaman Keemasan, Seni Allah dalam […]

    Suka

  2. […] Peristiwa pertama adalah, bahwa Nabi Muhammad s.a.w. akan mendatangi hajat yakni mebuang air besar dan di hadapannya terdapat beberapa batang pohon. Maka Baginda s.a.w. berkata kepada Uqa’il, “Hai Uqa’il teruslah engkau berjalan sampai ke pohon itu, dan katalah kepadanya, bahwa sesungguhnya Rasulullah berkata; “Agar kamu semua datang kepadanya untuk menjadi penutup baginya, karena sesungguhnya Baginda akan buang air besar dan kemudian mengambil air wuduk.” […]

    Suka

  3. […] Mailat mumilat (bergaya ketika berjalan, ingin diperhatikan orang) kepala mereka seperti punuk onta yang berpunuk dua. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya padahal bau surga itu akan […]

    Suka

  4. […] Berikut ini pidato yang menyentuh dari Lauren Booth seorang mualaf  Inggris dalam aksi ‘ Menentang Penahanan Aafia Siddiqui’ di London 23/9/2012. Lauren Booth dikenal gencar melakukan pembelaan terhadap umat Islam yang ditindas. Meskipun merupakan saudara ipar dari mantan PM Inggris Tony Blair, Booth dengan berani menyerukan menyeret mantan PM Inggris itu bersama George W Bush ke Pengadilan Kriminal Internasional karena bertanggung jawab dalam berbagai  kejahatan terhadap umat Islam. […]

    Suka

  5. […] yang menyebabkan seseorang berpindah dari Agama ALLAH dan adalah suatu dosa besar yang tidak ada ampunannya disisi ALLAH adalah kekafiran , dan dia telah diperdaya cinta dunia karena kecintaannya terhadap […]

    Suka

  6. […] yang menyebabkan seseorang berpindah dari Agama ALLAH dan adalah suatu dosa besar yang tidak ada ampunannya disisi ALLAH adalah kekafiran , dan dia telah diperdaya cinta dunia karena kecintaannya terhadap […]

    Suka

  7. […] yang menyebabkan seseorang berpindah dari Agama ALLAH dan adalah suatu dosa besar yang tidak ada ampunannya disisi ALLAH adalah kekafiran , dan dia telah diperdaya cinta dunia karena kecintaannya terhadap […]

    Suka

  8. […] yang menyebabkan seseorang berpindah dari Agama ALLAH dan adalah suatu dosa besar yang tidak ada ampunannya disisi ALLAH adalah kekafiran , dan dia telah diperdaya cinta dunia karena kecintaannya terhadap […]

    Suka

  9. […] yang menyebabkan seseorang berpindah dari Agama ALLAH dan adalah suatu dosa besar yang tidak ada ampunannya disisi ALLAH adalah kekafiran , dan dia telah diperdaya cinta dunia karena kecintaannya terhadap […]

    Suka

  10. […] Berikut ini pidato yang menyentuh dari Lauren Booth seorang mualaf  Inggris dalam aksi ‘ Menentang Penahanan Aafia Siddiqui’ di London 23/9/2012. Lauren Booth dikenal gencar melakukan pembelaan terhadap umat Islam yang ditindas. Meskipun merupakan saudara ipar dari mantan PM Inggris Tony Blair, Booth dengan berani menyerukan menyeret mantan PM Inggris itu bersama George W Bush ke Pengadilan Kriminal Internasional karena bertanggung jawab dalam berbagai  kejahatan terhadap umat Islam. […]

    Suka

Tinggalkan komentar