Hati Boleh Menjadi Bosan

Posted: 9 Juni 2010 in Renungan
Tag:

Begitu juga para sahabatnya yang baik-baik itu, mereka biasa bergurau, ketawa, bermain-main dan berkata yang ganjil-ganjil, kerana mereka mengetahui akan keperluan jiwanya dan ingin memenuhi panggilan fitrah serta hendak memberikan hak hati untuk beristirahat dan bergembira, agar dapat melangsungkan perjalanannya dalam menyusuri aktivitasnya. Sebab aktivitas hidupnya itu masih panjang.

Ali bin Abu Talib pernah berkata: “Sesungguhnya hati itu boleh bosan seperti badan. Oleh kerana itu carilah segi-segi kebijaksanaan demi kepentingan hati.”

Dan katanya pula: “Istirahatkanlah hatimu sekadarnya, sebab hati itu apabila tidak suka, boleh buta.”

Abu Darda’ pun berkata juga: “Sungguh hatiku akan kuisi dengan sesuatu yang kosong, supaya lebih dapat membantu untuk menegakkan yang hak.”

Oleh kerana itu, tidak salah kalau seorang muslim bergurau dan bermain-main yang kiranya dapat melapangkan hati. Tidak juga salah kalau seorang muslim menghibur dirinya dan rekan-rekannya dengan suatu hiburan yang mubah, dengan syarat kiranya hiburannya itu tidak menjadi kebiasaan dan perangai dalam seluruh waktunya, iaitu setiap pagi dan petang selalu dipenuhi dengan hiburan, sehingga dapat melupakan kewajiban dan melemahkan aktivitasnya. Maka tepatlah pepatah yang mengatakan: “Campurlah pembincangan itu dengan sedikit bermain-main, seperti makanan yang dicampur dengan sedikit garam.”

Dalam bermain-main itu, seorang muslim tidak diperkenankan menjadikan harga diri dan identitas seseorang sebagai sasaran permainannya. Seperti firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman! Jangan ada satu kaum merendahkan kaum lain sebab barangkali mereka (yang direndahkan itu) lebih baik dari mereka (yang merendahkan).” (al-Hujurat: 11)

Tidak juga diperkenankan dalam berguraunya itu untuk ditertawakan orang lain, dengan menjadikan kedustaan sebagai wasilah. Sebab Rasulullah telah memperingatkan dengan sabdanya sebagai berikut:

“Celakalah orang yang beromong suatu omongan supaya ditertawakan orang lain, kemudian dia berdusta. Celakalah dia! Celakalah dia!” (Riwayat Tarmizi)

Komentar
  1. […] mereka yang sudah janda, demikian jua adanya seumpama Abu Bakar yang agar kiranya hubungan kekerabatan antara beliau dengan Rasulullah lebih dekat, hingga kemudian beliau meminta Rasulullah berkenan […]

    Suka

  2. […] berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan dari sekian dan […]

    Suka

  3. […] Zaman Dan Trend Fashion Pakaian Wanita Muslimah « Tausiyah In Tilawatun Islamiyah pada Hati Boleh Menjadi BosanDalam Hijab dan Jilbab, Larangan Jilbab Serta Busana Yang Tidak Mengikuti Syari’at Islamiyah Dalam […]

    Suka

  4. […] Komentar Terakhir Dalam Hijab dan Jilbab, Larangan Jilbab Serta Busana Yang Tidak Mengikuti Syari’at Islamiyah Dalam Kemajuan Zaman Dan Trend Fashion Pakaian Wanita Muslimah « Tausiyah In Tilawatun Islamiyah pada Macam-Macam Hiburan yang HalalDalam Hijab dan Jilbab, Larangan Jilbab Serta Busana Yang Tidak Mengikuti Syari’at Islamiyah Dalam Kemajuan Zaman Dan Trend Fashion Pakaian Wanita Muslimah « Tausiyah In Tilawatun Islamiyah pada Macam-Macam Hiburan yang HalalDalam Hijab dan Jilbab, Larangan Jilbab Serta Busana Yang Tidak Mengikuti Syari’at Islamiyah Dalam Kemajuan Zaman Dan Trend Fashion Pakaian Wanita Muslimah « Tausiyah In Tilawatun Islamiyah pada Hati Boleh Menjadi Bosan […]

    Suka

  5. […] pernah melihat mata yang begitu  cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh  cinta,  ketika  dia  berbicara,  seakan2  waktu  berhenti  berputar  dan […]

    Suka

  6. […] Untuk Menjadi Renungan Dan Motivasi Untuk Suami Istri « Tausiyah In Tilawatun Islamiyah pada Hati Boleh Menjadi BosanPerempuan Yang Dicintai Suamiku, Cinta Yang Tumbuh Setelah Cinta Itu Tiada, Mengambil Ibrah Dari […]

    Suka

Tinggalkan komentar