Kisah Seorang Budak Penjaga Kebun Yang Wara’ Dan Hidup Zuhud, Beroleh Jodoh Seorang Wanita Shalihah Putri Tuannya Yang Kaya Raya

Posted: 22 April 2011 in Salafush Shalih
Tag:, , , , , , , , ,
https://tausyah.wordpress.com/Arab-Arabian

Arab-Arabian

Jangan sekali-kali berpikir bahwa orang yang sempurna adalah orang yang mengenakan imamah terbaik dan pakaian mewah. Akan tetapi orang yang sempurna adalah yang menjauhi maksiat, menekuni wirid-wirid, beramal saleh, dan menuntut ilmu dengan penuh adab, karena ilmu akan menuntun pemiliknya mencapai kemuliaan.

Abdullah bin Mubarak suatu hari berkata, “Aku akan mengerjakan perbuatan yang akan membuatku mulia.” Ia lalu menuntut ilmu hingga menjadi seorang yang alim. Waktu ia memasuki kota Madinah, masyarakat berbondong-bondong menyambutnya hingga hampir-hampir saja mereka saling bunuh karena berdesak-desakan. Ibu suri raja yang kebetulan menyaksikan kejadian itu bertanya, “Siapakah orang yang datang ke kota kita ini?”

“Ia adalah salah seorang ulama Islam,” jawab pelayannya.

Ia kemudian berkata kepada anaknya, “Perhatikanlah, bagaimana masyarakat berbondong-bondong mendatanginya. Raja yang satu ini tidak seperti kamu. Kamu, jika menginginkan sesuatu, harus memerintah seseorang untuk melakukannya. Tetapi, mereka justru mendatanginya dengan sukarela.”

Abdullah sesungguhnya adalah anak seorang budak berkulit hitam bernama Mubarak. Budak ini betisnya kecil, bibirnya tebal dan telapak kakinya pecah-pecah. Walaupun demikian, ia adalah seorang yang sangat wara`. Ke-wara’-annya ini akhirnya membuahkan anak yang saleh. Mubarak bekerja sebagai penjaga kebun.

Suatu hari tuannya datang ke kebun.

“Mubarak, petikkan aku anggur yang manis,” perintah tuannya.

Mubarak pergi sebentar lalu kembali membawa anggur dan menyerahkannya kepada tuannya.

“Mubarak, anggur ini masam rasanya, tolong carikan yang manis!” kata tuannya setelah memakan anggur itu.

Mubarak segera pergi, tak lama kemudian ia kembali dengan anggur lain. Anggur itu dimakan oleh tuannya.

“Bagaimana kamu ini, aku suruh petik anggur yang manis, tapi lagi-lagi kamu memberiku anggur masam, padahal kamu telah dua tahun tinggal di kebun ini,” tegur tuannya dengan perasaan kesal.

“Tuanku, aku tidak bisa membedakan anggur yang manis dengan yang masam, karena kamu mempekerjakan aku di kebun ini hanya sebagai penjaga. Sejak tinggal di sini aku belum pernah merasakan sebutir anggur pun, bagaimana mungkin aku dapat membedakan yang manis dari yang masam?” jawabnya.

Tuannya tertegun mendengar jawaban Mubarak. Ia seakan-akan memikirkan sesuatu. Kemudian pulanglah ia ke rumah.

Pemilik kebun itu memiliki seorang anak gadis. Banyak pedagang kaya telah melamar anak gadisnya.

Sesampainya dirumah, ia berkata kepada istrinya, “Aku telah menemukan calon suami anak kita.”

“Siapa dia?” tanya istrinya.

“Mubarak, budak yang menjaga kebun.”

“Bagaimana kamu ini?! Masa puteri kita hendak kamu nikahkan dengan seorang budak hitam yang tebal bibirnya. Kalau pun kita rela, belum tentu anak kita sudi menikah dengan budak itu.”

“Coba saja sampaikan maksudku ini kepadanya, aku lihat budak itu sangat wara’ dan takut kepada Allah.”

Kemudian sang istri pergi menemui anak gadisnya, “Ayahmu akan menikahkanmu dengan seorang budak bernama Mubarak. Aku datang untuk meminta persetujuanmu.”

“Ibu, jika kalian berdua telah setuju, aku pun setuju. Siapakah yang mampu memperhatikanku lebih tulus daripada kedua orang tuaku? Lalu mengapa aku harus tidak setuju?”

Sang ayah yang kaya raya itu kemudian menikahkan anak gadisnya dengan Mubarak. Dari pernikahan ini, lahirlah Abdullah bin Mubarak.

Quthbul Irsyad Abdullah bin Alwi Al-Haddad dalam qosidah Ainiyah-nya memuji Ibnul Mubarak. (I:78)

Habib Muhammad bin Hadi bin Hasan bin Abdurrahman Asseqaf, Tuhfatul

Asyraf, Kisah dan Hikmah

https://tausyah.wordpress.com

Komentar
    • Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh..

      beliau (penjaga kebun) tsb adalah ayah dari salah satu imam besar kita yang berkulit hitam “Imam Abdullah bin Mubarak” yang ilmunya memancar keseluruh negeri, seperti kisah di atas. demikianlah akhi..seorang yang shaleh menikah dengan seorang wanita shalihah..tentu beroleh anak yang shalih..

      syukron.. atas komentarnya akhi..

      jazzakumullahu khairon katsiron..

      Suka

  1. […] menjadi dua kali lipat jumlahnya daripada jumlah virus AIDS, sehingga ia akan dapat memusnahkan virus AIDS dan terselamat manusia dari penyakit […]

    Suka

  2. […] bilamana kepemandian umum itu tiadalah, karena mereka tiada hendak menyebabkan murka ALLAH dengan mempertontonkan auratnya. Namun siapakah wanita yang sedemikian di antara kamu wahai ukhti, adalah aku mengira […]

    Suka

  3. […] bilamana kepemandian umum itu tiadalah, karena mereka tiada hendak menyebabkan murka ALLAH dengan mempertontonkan auratnya. Namun siapakah wanita yang sedemikian di antara kamu wahai ukhti, adalah aku mengira […]

    Suka

  4. […] pada kerajaan ini dikuasai oleh seorang raja yang bengis lagi kejam, yang tiada mengenal ampun dan belas kasihan dan raja ini bernama “Kemaksiatan” sedang ratunya […]

    Suka

  5. […] lebih khusus kepada saudara-saudara kami yang ikut ber­partisipasi bersama kami dalam penisbatan kepada dakwah yang penuh barakah ini, yaitu dakwah kepada al-Qur’an dan as-Sunnah sesuai dengan manhaj […]

    Suka

  6. […] lebih khusus kepada saudara-saudara kami yang ikut ber­partisipasi bersama kami dalam penisbatan kepada dakwah yang penuh barakah ini, yaitu dakwah kepada al-Quraan dan as-Sunnah sesuai dengan manhaj Salafush […]

    Suka

Tinggalkan komentar