Apakah Luqman Seorang Nabi Ataukah Hanya Seorang Hamba ALLAH Yang Shaleh Tanpa Menerima Derajat Kenabian??

Posted: 5 Maret 2011 in Kajian
Tag:, , , , , , , , ,

https://tausyah.wordpress.com/Laki-laki-yang-soleh

Laki laki yang soleh

Wa la qad aataina luqmaanal hikmata anisy kurlillaahi wa may yasykur fa innamaa yasykuru li nafsihii wa ma kafara fa innallaaha ghaniyyun hamiid. Sesungguhnya Kami telah memberi Luqman hikmah, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah. Barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang ingkar maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.”

Para ulama salaf berikhtilaf mengenai Luqman: apakah dia seorang nabi atau hamba Allah yang saleh tanpa menerima kenabian? Mengenai hal ini ada dua pendapat. Mayoritas ulama berpendapat bahwa dia adalah hamba Allah yang saleh tanpa menerima kenabian. Menurut Ibnu Abbas, Luqman adalah seorang hamba berkebangsaan Habsyi yang berprofesi sebagai tukang kayu. Sementara Jabir bin Abdillah mengidentifikasikan Luqman sebagai orang bertubuh pendek dan berhidung pesek. Sedangkan Said bin Musayyab mengatakan bahwa Luqman berasal dari kota Sudan, memiliki kekuatan, dan mendapat hikmah dari Allah, namun dia tidak menerima kenabian.Selanjutnya, Ibnu Jarir berpendapat bahwa Luqman adalah seorang hamba sahaya berbangsa Habsyi yang berprofesi sebagai tukang kayu. Suatu kali, majikannya berkata kepada Luqman, “Sembelihkan domba ini untuk kami.” Lalu dia menyembelihnya. Si majikan berkata, “Ambillah bagian dagingnya yang terbaik.” Lalu Luqman mengambil lidah dan hati domba. Si Majikan diam selama beberapa saat, lalu berkata, “Sembelihkan domba yang ini untuk kami.” Lalu dia menyembelihnya. Si majikan berkata, “Ambillah bagian dagingnya yang terburuk.” Lalu Luqman mengambil lidah dan hati domba. Kemudian si majikan berkata, “Aku menyuruhmu mengambil dua bagian daging domba yang terbaik, lalu kamu melaksanakannya dan akupun menyuruhmu mengeluarkan bagian domba  yang terburuk, lalu kamu mengambil daging yang sama.” Luqman berkata, “Sesunguhnya tiada perkara yang lebih baik daripada lidah dan hati jika keduanya baik dan tiada perkara yang lebih buruk daripada lidah dan hati jika keduanya buruk.”

Suatu kali dia didatangi seseorang, lalu bertanya, “Apa yang dapat mengantarkanmu kepada kebajikan dalam bertutur?” Luqman menjawab, :Berkata jujur dan tidak mengatakan hal yang tidak penting.”

Dari keterangan di atas jelaslah bahwa Luqman adalah seorang hamba yang menjadi sahaya, dan kesahayaan menghambatnya untuk menjadi nabi, sebab para rasul yang diutus itu berasal dari kalangan keluarga terpandang diantara kaumnya. Karena itu mayoritas ulama salaf memandang Luqman bukan sebagai nabi.

Luqman pun pernah ditanya ihwal prestasi yang dicapainya. Dia menjawab. “Hai anak saudaraku, jika engkau menyimak apa yang aku katakan kepadamu, kamupun akan berprestasi seperti aku.” Lalu Luqman berkata, “Aku menjaga mengontrol pandanganku, mejaga lidahku, menjaga kesucian makananku, memelihara kemaluanku, berkata jujur, memenuhi janjiku, menghormati tamuku, memelihara hubungan baik dengan tetanggaku, dan meninggalkan perkara yang tidak penting. Itulah yang membuat diriku seperti yang kamu lihat.”

Firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya Kami telah memberi Luqman hikmah, ” yaitu pemahaman, ilmu, tuturan yang baik, dan pemahaman Islam, walaupun dia bukan nabi dan tidak menerima wahyu. “Yaitu, Bersyukurlah kepada Allah.” Yakni, Kami menyuruhnya bersyukur kepada Allah Yang Mahamulia lagi Mahaagung atas karunia yang telah diberikan secara khusus kepadanya, tidak diberikan kepada manusia sejenis yang hidup pada masa itu.

Kemudian Allah berfirman, “Barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri.” Sesungguhnya manfaat bersyukur itu berpulang kepada orang-orang yang bersyukur itu sendiri, karena Allah berfirman, ‘Dan barangsiapa yang ingkar maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.” Dia tidak membutuhkan hamba dan Dia tidak mendapat mudarat jika seluruh penduduk bumi ingkar, sebab Dia tidak membutuhkan perkara selain-Nya. Karena itu, tidak ada tuhan melainkan Allah dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya.

https://tausyah.wordpress.com

Komentar
  1. […] Apakah Luqman Seorang Nabi Ataukah Hanya Seorang Hamba ALLAH Yang Shaleh Tanpa Menerima Derajat&nbsp… […]

    Suka

  2. […] – yang dimaksud daun-daunan untuk makanan ternak. Saya belum lagi pulang pada kedua orang tua itu sampai mereka tertidur. Selanjutnya saya pun terus memerah minuman untuk keduanya itu dan […]

    Suka

  3. […] itu adalah ungkapan seorang yang kafir kepada kafir yang lain agar kiranya mereka lebih bersuka cita dengan kehidupan mereka […]

    Suka

  4. […] wahabi dengan salafi, kekurangan pengetahuan tentang sesuatu itu adalah menjadi penyebab timbulnya fitnah ditengah – tengah ummat Muslim yang berfaham salafi, sehingga banyak di antara kita baik dari […]

    Suka

  5. […] sperma-sperma baru. Pelaku zina jenis ini tidak dapat diselamatkan dari virus AIDS dan rajam sampai mati merupakan penyelesaian yang terbaik bagi menghindari berjangkitnya dan penyebaran penyakit […]

    Suka

  6. […] wahabi dengan salafi, kekurangan pengetahuan tentang sesuatu itu adalah menjadi penyebab timbulnya fitnah ditengah – tengah ummat Muslim yang berfaham salafi, sehingga banyak di antara kita baik dari […]

    Suka

  7. […] engkau hendak memaikai pakaian ini dan itu..melainkan jagalah sedaya mampumu sampai jasadmu sudah tiada bernyawa karena ia amat berharga disisimu terlebih disisi Rabbmu ALLAH Tabaraka wa Ta’ala, jika […]

    Suka

  8. […] engkau hendak memaikai pakaian ini dan itu..melainkan jagalah sedaya mampumu sampai jasadmu sudah tiada bernyawa karena ia amat berharga disisimu terlebih disisi Rabbmu ALLAH Tabaraka wa Ta’ala, jika […]

    Suka

  9. […] Khalifah Al-Mahdi, pada suatu hari mengumpulkan sejumlah tetangganya dan menaburkan uang dinar dihadapan mereka. Semuanya saling berebutan memunguti uang itu dengan suka cita. Kecuali seorang wanita kumal, […]

    Suka

  10. twienztar berkata:

    […] zaman Khalifah Al-Mahdi, pada suatu hari mengumpulkan sejumlah tetangganya dan menaburkan uang dinardihadapan mereka. Semuanya saling berebutan memunguti uang itu dengan suka cita. Kecuali seorang wanita kumal, […]

    Suka

  11. […] salah. “Saya berencana untuk meluruskan apa yang salah dengan membuat film internasional yang menyoroti sifat mulia Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam,” […]

    Suka

  12. […] salah. “Saya berencana untuk meluruskan apa yang salah dengan membuat film internasional yang menyoroti sifat mulia Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam,” […]

    Suka

  13. […] salah. “Saya berencana untuk meluruskan apa yang salah dengan membuat film internasional yang menyoroti sifat mulia Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam,” […]

    Suka

  14. […] salah. “Saya berencana untuk meluruskan apa yang salah dengan membuat film internasional yang menyoroti sifat mulia Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam,” […]

    Suka

  15. […] apa, sehingga pendapatmu begini dan begitu? Apakah kamu bersandar pada pemahaman al-Qur’an dan sunnah Rasulullah صلي الله عليه وسلم serta ijma’ (kesepakatan) para ulama dari […]

    Suka

  16. […] pada apa, sehingga pendapatmu begini dan begitu? Apakah kamu bersandar pada pemahaman al-Quran dan sunnah Rasulullah صلي الله عليه وسلم serta ijma’ (kesepakatan) para ulama dari […]

    Suka

  17. […] itu adalah ungkapan seorang yang kafir kepada kafir yang lain agar kiranya mereka lebih bersuka cita dengan kehidupan mereka […]

    Suka

  18. […] kayu – yang dimaksud daun-daunan untuk makanan ternak. Saya belum lagi pulang pada kedua orang tua itu sampai mereka tertidur. Selanjutnya saya pun terus memerah minuman untuk keduanya itu dan […]

    Suka

Tinggalkan komentar