Pelayan Rasulullah Yang Setia Tsa’labah Bin Abdurrahman R.A, Serta Turunnya Firman ALLAH Ta’ala Dalam Hadist Qudsi Untuk Ampunan Bagi Para Hamba-Nya

Posted: 30 Januari 2011 in Salafush Shalih
Tag:, , , , , , , , , , , , , ,

https://tausyah.wordpress.com/Tsa'labah

Tsa'labah

TSA’LABAH BIN ABDURRAHMAN RA

Seorang pemuda dari kaum anshar yang bernama Tsa’labah bin Abdurrahman telah masuk Islam. Dia sangat setia melayani Rasulullah saw. dan cekatan. Suatu ketika Rasulullah saw. mengutusnya untuk suatu keperluan. Dalam perjalanannya dia melewati rumah salah seorang dari Anshar, maka terlihat dirinya seorang wanita Anshar yang sedang mandi. Dia takut akan turun wahyu kepada Rasulullah saw. menyangkut perbuatannya itu. Maka dia pun pergi kabur.

Dia menuju ke sebuah gunung yang berada diantara Mekkah dan Madinah dan terus mendakinya. Selama empat puluh hari Rasulullah saw. kehilangan dia. Lalu Jibril alaihissalam turun kepada Nabi saw. dan berkata, “Wahai Muhammad! Sesungguhnya Tuhanmu menyampaikan salam buatmu dan berfirman kepadamu, `Sesungguhnya seorang laki-laki dari umatmu berada di gunung ini sedang memohon perlindungan kepada-Ku.'” Maka Nabi saw. berkata, “Wahai Umar dan Salman! Pergilah cari Tsa’laba bin Aburrahman, lalu bawa kemari.”Keduanya pun lalu pergi menyusuri perbukitan Madinah. Dalam pencariannya itu mereka bertemu dengan salah seorang penggembala Madinah yang bernama Dzufafah.

Umar bertanya kepadanya, “Apakah engkau tahu seorang pemuda di antara perbukitan ini?”

Penggembala itu menjawab, “Jangan-jangan yang engkau maksud seorang laki-laki yang lari dari neraka Jahanam?”

“Bagaimana engkau tahu bahwa dia lari dari neraka Jahanam?” tanya Umar.

Dzaufafah menjawab, “Karena, apabila malam telah tiba, dia keluar kepada kami dari perbukitan ini dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya sambil berkata, “Mengapa tidak cabut saja nyawaku dan Engkau binasakan tubuhku, dan tidak membiarkan aku menanti keputusan!”

“Ya, dialah yang kami maksud,” tegas Umar. Akhirnya mereka bertiga pergi bersama-sama.

Ketika malam menjelang, keluarlah dia dari antara perbukitan itu dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya sambil berkata, “Wahai Sang Pencipta, seandainya saja Engkau cabut nyawaku dan Engkau binasakan tubuhku, dan tidak membiarkan aku menanti-nanti keputusan!”

Lalu Umar menghampirinya dan mendekapnya. Tsa’labah berkata, “Wahai Umar! Apakah Rasulullah telah mengetahui dosaku?”

“Aku tidak tahu, yang jelas kemarin beliau menyebut-nyebut namamu lalu mengutus aku dan Salman untuk mencarimu.”

Tsa’labah berkata, “Wahai Umar! Jangan kau bawa aku menghadap beliau kecuali dia dalam keadaan salat

Ketika mereka menemukan Rasulullah saw. tengah melakukan salat, Umar dan Salman segera mengisi shaf. Tatkala Tsa’laba mendengar bacaan Nabi saw, dia tersungkur pingsan.

Setelah  Nabi mengucapkan salam, beliau bersabda, “Wahai Umar! Salman! Apakah kalian telah menemukan Tsa’labah?”

Keduanya menjawab, “Ini dia, wahai Rasulullah saw!” Maka Rasulullah berdiri dan menggerak-gerakkan tubuh Tsa’labah yang membuatnya tersadar.

Rasulullah saw. berkata kepadanya, “Mengapa engkau menghilang dariku?”

Tsa’labah menjawab, “Dosaku, ya Rasulullah!”

Beliau mengatakan, “Bukankah telah kuajarkan kepadamu suatu ayat yang dapat menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan?”

“Benar, wahai Rasulullah.” Jawabnya.

Rasulullah saw. bersabda, “Katakan… Ya Tuhan kami, berilah kami sebahagiaan di dunia dan di akhirat serta peliharalah kami dari azab neraka.” (QS al-Baqarah:201)

Tsa’labah berkata, “Dosaku, wahai Rasulullah, sangat besar.”

Beliau bersabda,”Akan tetapi kalamullah lebih besar.”

Kemudian Rasulullah menyuruh agar pulang kerumahnya. Di rumah dia jatuh sakit selama delapan hari. Mendengar Tsa’labah sakit, Salman pun datang menghadap Rasulullah saw. lalu berkata, “Wahai Rasulullah! Masihkah engkau mengingat Tsa’labah? Dia sekarang sedang sakit keras.”

Maka Rasulullah saw. datang menemuinya dan meletakkan kepala Tsa’labah di atas pangkuan beliau. Akan tetapi Tsa’labah menyingkirkan kepalanya dari pangkuan beliau.”

Mengapa engkau singkirkan kepalamu dari pangkuanku?” tanya Rasulullah saw.

“Karena penuh dengan dosa.” Jawabnya

Beliau bertanya lagi, “Bagaimana yang engkau rasakan?”

“Seperti dikerubuti semut pada tulang, daging, dan kulitku.” Jawab Tsa’labah.

Beliau bertanya, “Apa yang kau inginkan?”

Ampunan Tuhanku.” Jawabnya.

Maka turunlah Jibril as. dan berkata, “Wahai Muhammad! Sesungguhnya Tuhanmu mengucapkan salam untukmu dan berfirman kepadamu, `Kalau saja hamba-Ku ini menemui Aku dengan membawa sepenuh bumi kesalahan, niscaya Aku akan temui dia dengan ampunan sepenuh itu pula.’

Maka segera Rasulullah saw. membertahukan hal itu kepadanya. Mendengar berita itu, terpekiklah Tsa’labah dan langsung ia meninggal. Lalu Rasulullah saw. memerintahkan agar Tsa’labah segera dimandikan dan dikafani. Ketika telah selesai menyalatkan, Rasulullah saw. berjalan sambil berjingkat-jingkat. Setelah selesai pemakamannya, para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya..Kami melihat engkau berjalan sambil berjingkat-jingkat.” Beliau bersabda, “Demi Zat yang telah mengutus aku sebagai seorang nabi yang sebenarnya! Karena, banyaknya malaikat yang turut melayat Tsa’labah.”

Tambahan :

Firman ALLAH Subhana wa Ta’ala dalam hadist qudsi yang dimaksud tersebut,

`Kalau saja hamba-Ku ini menemui Aku dengan membawa sepenuh bumi kesalahan, niscaya Aku akan temui dia dengan ampunan sepenuh itu pula.’

secara lengkap dapat dilihat pada about tausiyah blog ini.

https://tausyah.wordpress.com

Komentar
  1. […] hingga  melecetkan tangannya dan mengangkut qirbah berisi air hingga berbekas di dadanya. Ketika hamba sahaya datang kepada Anda, aku menyuruhnya agar menemui dan meminta pelayan dari Anda, yang bisa […]

    Suka

  2. […] hingga  melecetkan tangannya dan mengangkut qirbah berisi air hingga berbekas di dadanya. Ketika hamba sahaya datang kepada Anda, aku menyuruhnya agar menemui dan meminta pelayan dari Anda, yang bisa […]

    Suka

  3. […] Pelayan Rasulullah Yang Setia Tsa’labah Bin Abdurrahman R.A, Serta Turunnya Firman ALLAH Ta&#8… […]

    Suka

  4. […] Pelayan Rasulullah Yang Setia Tsa’labah Bin Abdurrahman R.A, Serta Turunnya Firman ALLAH Ta&#8… […]

    Suka

  5. […] Pelayan Rasulullah Yang Setia Tsa’labah Bin Abdurrahman R.A, Serta Turunnya Firman ALLAH Ta&#8… […]

    Suka

  6. […] Pelayan Rasulullah Yang Setia Tsa’labah Bin Abdurrahman R.A, Serta Turunnya Firman ALLAH Ta&#8… […]

    Suka

  7. […] * Adalah berkenaan dengan keterangan yang menjelaskan hal-hal yang tercakup dalam kejahatan, seperti kemadharatan dan kerusakan yang mengundang kemurkaan Allah ƒ¹ dan kewajiban meninggalkannya, dan meniggalkannya merupakan jalan yang harus ditempuh oleh kaum mukminin. […]

    Suka

  8. […] dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya. (Dikutip dari buku 30 kisah teladan […]

    Suka

  9. […] berkat kebijaksanaan Ummu Sulaim, Abu Talkhah memeluk Islam. Bahkan akhirnya di kenal sebagai pembantu dan pendukung Rasulullah yang gagah berani dalam jihad fi sabilillah serta ikut menghadiri bai’at Aqabah.Ummu Sulaim […]

    Suka

  10. […] dia berkata, “Aku pernah tanyakan kepada Hasan –atau ditanya- tentang seorang laki-laki yang mempunyai dua isteri di dalam satu rumah? Dia menjawab, Mereka (para Sahabat) memakruhkan al-wajs, yakni dia […]

    Suka

  11. […] hingga  melecetkan tangannya dan mengangkut qirbah berisi air hingga berbekas di dadanya. Ketikahamba sahaya datang kepada Anda, aku menyuruhnya agar menemui dan meminta pelayan dari Anda, yang bisa […]

    Suka

  12. […] hingga  melecetkan tangannya dan mengangkut qirbah berisi air hingga berbekas di dadanya. Ketika hamba sahaya datang kepada Anda, aku menyuruhnya agar menemui dan meminta pelayan dari Anda, yang bisa […]

    Suka

  13. […] ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais […]

    Suka

  14. […] itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, “thariqah” yang berbeda dengan jalan Rasulullah, para sahabatnya, dan lainnya. Diantara perkataan Imam Ibnu Rajab ialah, ” Syeikh Abdul Qadir Al […]

    Suka

  15. […] ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais […]

    Suka

Tinggalkan komentar