Penyaliban ‘Isa al-Masih dalam Tinjauan |
Perjalanan hidup para Nabi Israil didalam menempuh misi kenabiannya ditengah-tengah bangsanya sendiri, seringkali mendapatkan sandungan dan tantangan, baik yang berasal dari pemerintahan yang berkuasa saat itu maupun dari orang-orang yang menghambakan dirinya pada harta benda dan keserakahan hawa nafsunya. Begitupun yang menimpa pada sejarah kehidupan ‘Isa al-Masih putera Maryam yang diutus Allah untuk mengembalikan bangsanya kepada jalan Allah yang pernah disampaikan oleh Musa beberapa waktu sebelumnya, telah mendapatkan tantangan yang keras dari pihak Yahudi dan pemerintahan Romawi yang berkuasa atas Yerusalem masa itu. Sejarah Bible mencatatkan bahwa Nabi ‘Isa al-Masih hanya mengangkat sebanyak dua belas orang murid untuk membantu perjuangannya menyebarkan agama Allah, yaitu suatu jumlah tradisional yang mewakili dua belas suku Bani Israil. Namun sayang sekali, ternyata tidak semuanya dari sahabat-sahabat beliau adalah orang-orang yang beriman dan setia terhadap Nabi ‘Isa putra Maryam, ada diantara mereka yang malah membelot dan menjadi musuh dalam selimut, bekerja sama dengan pihak romawi untuk menangkap dan membunuh ‘Isa. al-Qur’an mengingatkan orang-orang yang beriman terhadap Allah dan Rasul-Nya dengan mengambil contoh kepada peringatan Nabi ‘Isa putera Maryam terhadap para sahabatnya untuk menjadi khalifatullah yang menegakkan ajaran Islam dimanapun berada.
Dari dalam Bible kita ketahui bahwa diantara para sahabat (istilah al-Qur’an adalah Hawarayin dan dalam teologi Nasrani disebut sebagai murid-murid) ‘Isa al-Masih putra Maryam alias Yaohushua The Mashiah ada seorang yang telah melakukan tindakan makar berupa pengkhianatan kepada sang Nabi dengan jalan menyerahkan gurunya tersebut kepada pihak Yahudi yang dibantu oleh tentara Romawi, nama pengkhianat ini adalah Yahudza Iskharyuti atau lebih dikenal dengan nama Judas Iskariot.
Namun tindakan makar yang akan dilakukan ini sudah tercium oleh ‘Isa al-Masih, sebagaimana yang disinggungnya pada saat pekan hari raya Paskah atau jamuan makan malam terakhir yang dalam versi al-Qur’an dikenal dengan nama al-Maidah itu :
Dalam sabda berikutnya bisa kita lihat bahwa ‘Isa al-Masih menyesali kelahiran muridnya yang melakukan khianat itu dan ini sebenarnya sudah membuyarkan konsep dosa turunan yang harus ditebus oleh putera Maryam sebagaimana yang diajarkan dalam dunia Kristen; Bila memang ‘Isa dijadikan oleh Allah untuk menjadi penebus dosa Adam, maka seharusnya kelahiran Yudas Iskariot tidak perlu untuk disesali justru ‘Isa al-Masih dan semua orang Nasrani harus berterima kasih kepadanya, sebab dengan begitu akan ada yang namanya penebusan dosa.
Setelah kepergian Judas, Jesus sendiri tidak sudi menunggu dan berpangku tangan untuk ditangkap begitu saja oleh musuh-musuhnya. Jesus berencana untuk segera membuat jalur pertahanan demi menghadapi rencana jahat dari Judas, Jesus lalu menyiapkan para sahabat atau murid-muridnya yang lain untuk ikut pergi bersamanya dengan tidak lupa Jesus juga mengingatkan mereka akan adanya kemungkinan terjadinya bentrokan dan pertikaian nantinya. Dengan berhati-hati agar mereka semua tidak takut, Jesus mengajarkan cara mempertahankan diri dengan mempergunakan kata-kata yang indah.
Ini adalah persiapan untuk melakukan Jihad, perang suci, Yahudi melawan Yahudi. Murid-muridnya telah dipersenjatainya, bahwa barang siapa yang tidak memiliki pedang waktu itu, maka jualkanlah jubah mereka untuk membeli satu pedang bagi masing-masingnya. Jesus tahu, untuk menghadapi para musuhnya hanya dengan mengandalkan tongkat yang senantiasa dibawa para muridnya (Markus 6:8) adalah suatu kekonyolan, maka dari itu dia memerintahkan untuk membeli pedang. Dan manakala para muridnya hanya berhasil mendapatkan dua bilah pedang dalam Lukas 22:38, Jesus tidak bisa berkata lain lagi, Jesus tahu bahwa perlawanan yang akan ia lakukan terhadap para musuhnya kemungkinan besar akan menjadi sia-sia, para muridnya ini tidak bisa melakukan hal yang lebih baik untuk menolongnya. Kata “Pedang” disini tidak bisa diartikan lain dan haruslah dipergunakan didalam arti sebenarnya, sebab menjual jubah untuk mendapatkan uang dan membeli pedang akan dipakai pada saat perlawanan terhadap Yudas, anda bisa melihat didalam Matius 26:51-52, pedang yang dibeli sudah dihunus dan dipergunakan untuk memutuskan telinga orang, jadi jelas bukan pedang kiasan. Jelas sekali diantara para muridnya waktu itu sudah ada yang memiliki pedang, namun tidak keseluruhan dari mereka. Maka itu Jesus menyuruh bahwa bagi mereka yang belum berpedang, maka diharuskan untuk membeli pedang. Saya perkirakan waktu itu yang membawa pedang baru 3 orang, yaitu Petrus, Yohanes dan Yakobus, sementara yang delapan lainnya belum memiliki pedang. Dan ditambah dua pedang yang berhasil didapatkan oleh ke-8 muridnya yang lain, jadi jumlah keseluruhan murid berpedang adalah 5 orang. Jesus juga menyadari dengan minimnya persiapan perlawanan yang ada sudah mengisyaratkan bahwa waktu kepergiannya dari tengah-tengah Bani Israil akan segera sampai.
Jesus hanya tersenyum mendengar penuturan Petrus dan para muridnya yang lain itu, bagaimanapun juga ia sudah lama kenal dengan mereka dan sudah mengetahui kepribadian mereka. Atas pernyataan mereka, Jesus menjawab :
Jesus tampaknya menyandarkan seluruh kekuatan iman muridnya yang lain kepada Simon Petrus, dialah yang akan menjadi kunci bagi kelangsungan hidup ajaran Allah sepeninggalnya, Petrus adalah kunci dari kekuatan sepuluh orang pengikut al-Masih yang tertinggal dan karena itu sebagaimana sabda Jesus, Setan berusaha untuk menjatuhkan Petrus kedalam godaannya sehingga apabila dia sudah berhasil dijatuhkan, maka akan sangat mudah bagi Setan meruntuhkan ajaran yang dibawa oleh putra Maryam. Untuk mengingatkan para muridnya, Jesus memberikan wejangan kepada mereka:
Dan sebagai akhir dari wejangannya, ‘Isa al-Masih mewasiatkan akan kedatangan seorang utusan berikutnya yang akan menggantikan posisi dirinya sebagai seorang utusan Allah.
Ketika Jesus hendak menyelesaikan wejangannya, wahyu Allah turun kepadanya :
Dan Jesus menengadah kelangit lalu berseru :
‘Isa al-Masih sudah membuktikan dirinya mempunyai keahlian dalam mengatur strategi dan rencana, peka terhadap sinyal-sinyal bahaya dan banyak akalnya. Setelah cukup banyak memberikan nasihat dan wasiat kepada para muridnya, ‘Isa sadar saat itu bukan waktunya lagi untuk duduk berlama-lama dan ongkang-ongkang kaki menjadi sasaran empuk tangkapan bagi musuh-musuhnya. Itu bukan sifat dari para Nabi Allah. Maka seperti yang diceritakan dalam Matius 26:36, Markus 14:26, Lukas 22:39 serta Yohanes 18:1, berangkatlah Jesus malam itu bersama para muridnya yang sebelas orang menyeberangi anak sungai Kidron menuju kepegunungan Zaitun kesatu tempat yang bernama taman Getsemani. Begitu sampai ditaman tersebut, Jesus alias ‘Isa al-Masih mengatur dan menempatkan delapan dari sebelas orang muridnya untuk berjaga dipintu masuk taman, sementara Petrus, Yohanes dan Yakobus diajaknya untuk menjaga dirinya dibagian agak dalam dari taman Getsemani itu :
Namun sebelum Jesus meninggalkan para muridnya yang delapan orang itu, dia juga tidak lupa memerintahkan mereka untuk melakukan doa didalam berjaga itu.
Ini adalah strategi yang sudah dirancang oleh ‘Isa al-Masih untuk menghadapi para musuhnya. Jesus membawa para muridnya pergi ketaman Getsemani bukan untuk melakukan ibadah kepada Allah, sebab jika memang itu sasaran utama Jesus, dia bisa membawa muridnya itu menuju kuil Sulaiman atau juga Bait Allah. Perhatikan, Jesus tidak mengajak serta kedelapan muridnya untuk beribadah, dia menempatkan murid-muridnya tersebut secara strategis pada pintu masuk taman; dan ingat, sebelumnya Jesus telah mempersenjatai mereka dengan pedang. Kemudian Petrus, Yohanes serta Yakobus yang terkenal fanatik dan bersemangat, disuruhnya membuat jalur pertahanan bagi dirinya disebelah dalam taman. Nama Taman Getsemani tersebut hanya disebut dua kali dalam 4 Injil, yaitu pada Matius 26:36 dan Markus 14:32, itu pun ketika menceritakan perihal penangkapan Jesus. Sebelum itu nama Getsemani sebagai tempat Jesus biasa berdoa tidak pernah ditemukan. Gunung Zaitun (Mount of Olives) hanyalah merupakan tempat Jesus biasa bermalam (Matius 21:1, Markus 11:11, Lukas 21:37, Lukas 19:29, Yohanes 8:1). Sebaliknya, Bait Allah adalah tempat paling sering dipakai oleh Jesus untuk mengajar, bertanya jawab dengan para murid maupun Ahli Taurat, berdoa serta lain sebagainya. Jadi mengatakan bahwa Getsemani adalah tempat Jesus biasa berdoa, adalah kurang meyakinkan dalam satu telaah kritik ilmiah. Jarak antara Taman Getsemani yang berlokasi digunung Zaitun tampaknya tidak terlalu jauh, ini bisa dilihat dalam Markus 13:3 dimana disana diceritakan bahwa Jesus duduk digunung Zaitun sembari menghadapkan pemandangannya kearah Bait Allah. Dengan demikian, alasan berdoa sambil membawa pedang didalam taman Getsemani sama sekali kurang bisa kita terima, hal ini akan berbeda jika disana diceritakan bahwa Jesus ditangkap didalam Bait Allah ketika berdoa dan tanpa kawalan para murid yang memakai pedang. Tapi buktinya ? Satu hal lainnya, Jesus kesana tidak untuk berdoa.
Jelas bahwa dia kesana bukan untuk berdoa, melainkan untuk membuat jalur pertahanan. Dan jika memang Jesus harus berdoa, kenapa harus memilih taman Getsemany ? Lihat kembali Lukas 19:45 – 48 :
Kenapa dia menyuruh muridnya untuk membawa pedang ? Jawabnya tidak lain adalah untuk membuat suatu pertahanan, sebab Jesus telah melihat antusiasme yang ditunjukkan para murid-muridnya pada acara jamuan malam, bahwa mereka bisa melawan Yahudi yang akan menangkapnya dan bersedia mati bersama dirinya. (Matius 26:35) Bagaimana juga, dibalik semua stategi yang matang dan ketenangannya itu Jesus menyimpan rasa khawatir yang tinggi, akankah apa yang direncanakannya ini akan berjalan sebagaimana kehendak Allah sebelumnya, ataukah Allah merubah keputusan-Nya dan membiarkan dirinya ditangkap dan dibantai oleh musuh-musuhnya ? Dalam diamnya, Jesus bersujud, menghadapkan dirinya keharibaan Allah, menyerahkan dirinya lahir batin kepada Allah yang maha kuasa :
Sejenak Jesus diam dan mengangkat kepalanya dari sujud, menoleh kepada para sahabatnya, terperanjatlah ia, mereka semua, kesebelas orang sahabat dan muridnya, hanya dalam hitungan beberapa detik sudah pulas tertidur, sungguh perih hatinya. Alangkah buruk nasib dirinya mendapatkan pengikut yang seperti ini. Disuruh berjaga malah tidur dalam sekejapan, meninggalkan dirinya sendirian. Mengabaikan perintah guru dan Nabinya. Jesus bangkit berdiri dihadapan Petrus yang berdiri tidak jauh dari dirinya dan sedang nyenyak tertidur lalu menegurnya :
Setelah berkata begitu Jesus kembali menjauh dari Petrus dan dua orang lainnya lalu meneruskan munajatnya kepada Allah, memohon agar dirinya selamat dari ancaman musuh-musuhnya, Jesus tidak rela dirinya dijadikan bahan tertawaan, bahan ejekan oleh para seterunya, tergantung diatas kayu terkutuk, dihukum, ditelanjangi dihadapan semua orang. Ketika pemikirannya sampai kesana, bertambah khawatir hati Jesus dan bertambah dia mengharapkan pertolongan Allah kepadanya.
Didalam menanggapi hal ini, Paulus menyatakan dalam Ibrani 5:7
Untuk itu Allah mengabulkan permohonan Jesus ini lalu mengirimkan malaikat Jibril kepadanya, wahyu Allah telah datang kepada Jesus.
Mendengar wahyu Allah ini, hati Jesus menjadi teduh, kepercayaannya terhadap pertolongan Allah pada dirinya semakin kuat akan keterlepasan dirinya dari marabahaya dan kehinaan, lalu ia bangkit dan mendekati para sahabatnya yang masih tertidur, lalu membangunkan mereka semuanya.
Sampai disini kita menemukan satu benturan untuk memberikan gambaran lanjutan peristiwa penangkapan diri Jesus yang dilakukan oleh Judas Iskariot, para ahli Taurat serta tentara Romawi yang terdapat dalam 4 Injil kanonik Nasrani, antara Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes … ke-4 pengarang Injil ini memiliki pemaparan cerita yang berbeda mengenai tragedi penangkapan hingga penyaliban Jesus dan banyak beberapa bagiannya tidak bisa disatukan alur riwayatnya. Penangkapan, pengadilan dan penyaliban dilakukan secara membabi buta, sehingga banyak sekali kontradiksi dan kesalah pahaman yang sulit sekali untuk mengungkap peristiwa yang sebenarnya. Pihak gereja mengatakan bahwa antara 4 Injil saling melengkapi satu sama lainnya, namun untuk bagian yang terpenting ini, justru saya menemukan kontroversi. Cerita ke-3 Injil yaitu Matius, Markus dan Lukas berbeda sama sekali dengan apa yang dipaparkan oleh Yohanes dalam Injilnya. Matius, Markus dan Lukas sepakat menyatakan bahwa Jesus ditangkap ketika sedang berbicara membangunkan sebelas muridnya dengan perantaraan “Judas Kiss” namun sementara Yohanes memaparkan riwayat tertangkapnya Jesus ini dengan penyerahan suka rela dari Jesus sendiri “Without a kissing of Judas” sebagaimana riwayat ketiga Injil yang lain. Bahkan dalam cerita Yohanes dikisahkan betapa ketika mengetahui kedatangan Judas dan musuh-musuhnya yang lain itu, Jesus secara serta merta menyambutnya diluar taman Getsemani dan mengajukan pertanyaan kepada Judas mengenai siapa orang yang dicari oleh Judas dan anehnya Judas sendiri tidak mengenali Jesus yang berdiri dihadapannya mengajukan pertanyaan tersebut, pertanyaan Jesus ini diulangnya sampai 3 kali dan lucunya pada pertanyaan yang kedua, Yohanes menceritakan seluruh musuh Jesus itu langsung rebah ketanah. Selanjutnya seperti yang saya katakan diatas, Jesus akhirnya menyerahkan dirinya suka rela setelah setengah mati dia meyakinkan orang-orang tersebut bahwa dialah orang yang hendak mereka cari dan tangkap, Jesus dari Nazareth. Ini adalah misterius problem. Berdasarkan hal ini, bagaimana mungkin kita bisa menguraikan secara pasti bahwa Jesus adalah tokoh yang benar-benar tertangkap dan tersalibkan ? Benarlah kiranya apa yang sudah disabdakan oleh Rasulullah Muhammad Saw dalam hadistnya :
Dan dengan rasa hormat yang mendalam, sebenarnya saya merasa heran dengan pendapat Ahmad Deedat, salah seorang pembela Islam terkemuka, sebagaimana tertulis dalam bukunya “The Choise” yang seolah membenarkan telah terjadinya penyaliban atas diri ‘Isa al-Masih putra Maryam yang didahului dengan penangkapannya melalui “Judas Kiss” dengan mengambil rujukan pada kisah ke-3 Injil dan mengabaikan berita “Without Judas Kiss” pada Injil Yohanes. al-Qur’an, secara tegas sudah mengadakan penolakan akan tergantungnya ‘Isa al-Masih alias Yesus Kristus diatas kayu salib. Semua perkara yang terjadi dalam tragedi penyaliban diatas bukit Golgota itu telah disamarkan oleh Allah azza wajalla dengan kekuasaan-Nya.
Kita kembalikan dulu konteks ini pada al-Qur’an surah ali-Imran ayat ke-45 yang menceritakan perihal wahyu Allah kepada Maryam, ibunda ‘Isa al-Masih:
Dengan pernyataan Allah ini, jelas ‘Isa al-Masih tidak tersalibkan sebab jika al-Masih disalib, meski tidak sampai mati [melainkan mati semu lalu diturunkan dari kayu salib kemudian diobati oleh salah seorang murid] tetap ia cacat hukum, sebab itu berarti gagal sudah rencana Allah bahwa Nabi ‘Isa al-Masih dijadikan salah seorang yang terkemuka didunia dan akhirat. Anda tahu, hukuman salib hanya layak diberikan bagi orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, anda buka Surah al-Ma’idah ayat 33 :
Hukuman salib sebagai ganjaran bagi orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya sebagaimana firman Allah diatas, sekarang bagaimana pula ‘Isa harus dikatakan telah tersalibkan ? Apakah ‘Isa merupakan musuh Allah sehingga harus dihukum salib ? Selain itu, terdapat dua perbedaan yang ditekankan disini, bahwa pembunuhan telah dibedakan dari penyaliban.
Apa yang termaktub dalam surah an-Nisa’ 4:157 tentang penyaliban ‘Isa putra Maryam diatas merupakan dalil yang qath’i (pasti) bahwa ‘Isa alaihissalam telah diangkat dalam keadaan hidup, kata “Bal” (tetapi) yang jatuh setelah kalimat nafyi (peniadaan) yaitu kalimat “Wama qotaluhu” menyebabkan kata yang datang sesudahnya yaitu “rofa’uhu” mengandung arti penetapan bagi kalimat nafyi yang terletak sebelumnya. Jika kata “Rofa’uhu” (mengangkat) mengandung makna “Rofa’a ruh” (mengangkat ruh) maka ini tidak berlawanan dengan pembunuhan dan penyaliban yang dinafikan sebelumnya, karena adanya pertemuan makna pembunuhan dengan pengangkatan ruh, sebagaimana ia membatalkan nafyi yang sebelumnya atau yang mendahuluinya. Mengenai perkataan rof’ dalam kamus : Kata yang menerangkan Allah telah mengangkat dia kepada-Nya itu merupakan sambungan dari ayat sebelumnya yang merupakan kata bantahan yang merefer kepada peristiwa penyaliban yang dijelaskan secara pasti dan tidak perlu ditambah atau dikurangi bahwa Isa tidak dibunuh dan tidak disalib melainkan disamarkan kepada mereka, dalam artian bahwa penyamaran itu terjadi atas diri ‘Isa al-Masih putera Maryam dengan pengangkatan jasad dan rohani ‘Isa kepada-Nya. Dan menggantikan orang lain untuk tersalibkan. Kita perhatikan, ayat tersebut disambung lagi dengan firman Allah : karena bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kata terakhir ini sebenarnya merupakan kata kunci dari keterangan sebelumnya, dimana sesungguhnya dengan Keperkasaan-Nya, Kekuatan-Nya atau Kemampuan-Nya, Tuhan telah menyelamatkan dengan mengangkat dan menyamarkan Nabi ‘Isa alaihissalam /mungkin istilah sekarang ini dengan tekhnologi transformasi/ pada kejadian hari itu sehingga dia tidak berhasil dibunuh oleh tentara itu sekaligus juga tidak tersalibkan atau tergantungkan diatas kayu terkutuk (Galatia 3:13). Itulah Kebijaksanaan yang sudah ditetapkan Allah kepada Nabi Isa Almasih seperti yang terdapat pada bagian akhir ayat 4:158. Apakah dengan begitu Allah Swt berarti melakukan penipuan ?
Pada akhirnya kita akan mengetahui bahwa orang yang disalib itu bukanlah Jesus alias ‘Isa al-Masih putra Maryam, melainkan seseorang yang diserupakan seperti dirinya yang telah melakukan tindakan makar terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Lalu bagaimana sekarang kita sebagai umat Islam harus menyatakan pula ‘Isa al-Masih telah tersalibkan sementara Allah sendiri melalui firman-Nya kepada Muhammad Saw didalam al-Qur’an sudah mengingkari penyaliban atas diri Nabi-Nya ‘Isa al-Masih itu ? |
[…] menjelang tragedi penyaliban, Jesus menubuatkan akan kedatangan seorang Rasul sesudah dia yang bersifat […]
SukaSuka
[…] untuk membela agama dan Yerusalem memberikan suatu kesempatan untuk memperoleh pengakuan atas otoritas kepausannya dan peranannya untuk mengabsahkan pemerintah sementara, dan untuk mempersatukan kembali […]
SukaSuka
[…] Bapa Oleh IsaSejarah Dan Momentum Perang Salib « Tausiyah In Tilawatun Islamiyah pada Penyaliban ‘Isa al-Masih dalam TinjauanSejarah Dan Momentum Perang Salib « Tausiyah In Tilawatun Islamiyah pada […]
SukaSuka
[…] tetap terpisah: Gereja Katolik dipimpin oleh satu tampuk pimpinan yang disebut Paus, sementara Gereja Ortodoks menyerahkan kepemimpinan di tangan para bishop atau patriark (berarti Uskup); pandangan tentang Roh […]
SukaSuka
[…] “Jesus Bukan Tuhan Melainkan Utusan Tuhan” « Tausiyah In Tilawatun Islamiyah pada Penyaliban ‘Isa al-Masih dalam TinjauanKontroversi Trinitas “Jesus Bukan Tuhan Melainkan Utusan Tuhan” « Tausiyah In […]
SukaSuka
[…] Kisah penyaliban atas diri Nabi ‘Isa al-Masih putera Maryam telah disepakati oleh semua orang disebabkan karena terjadinya pengkhianatan diantara para sahabatnya yang setia. […]
SukaSuka
[…] al-Masih mereka semua melarikan diri, menyelamatkan dirinya masing-masing dengan meninggalkan putra Maryam seorang diri menghadapi […]
SukaSuka
[…] menurut hitungan jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus, untuk menggantikan patung Dewa […]
SukaSuka
[…] berapa Yesus disalibkan ? a. Jam sembilan (Markus 15: 25) b. Jam 12 Yesus belum disalibkan (Yohanes 19: […]
SukaSuka
[…] Yesus sendiri, sama sekali tidak pernah disalib dan belum mati, baik dari dalil-dalil yang ada dalam Al-Qur’an maupun dalam Alkitab, dan Yesus juga sama sekali […]
SukaSuka
[…] bukan Allah Swt yang memperoleh keuntungan dari sujud, melainkan diri kita sendiri. Dr. Fidelma O’ Leary misalnya, Phd (Neuroscience).dari […]
SukaSuka
[…] ia memutuskan untuk berhijrah ke Syam (Suriah, Yordania dan Lebanon sekarang) dalam rangka menyelamatkan agamanya dan karena takut terkena fitnah. Dari sana, ia sekeluarga bertolak ke […]
SukaSuka
[…] mereka golongan manusia yang senantiasa meminta kepada ALLAH akan sekalian Rahmat-Nya apabila suatu perkara kebaikan maupun keburukan menghampiri mereka, dan mereka senantiasa tiada berhenti untuk meminta […]
SukaSuka
[…] mereka golongan manusia yang senantiasa meminta kepada ALLAH akan sekalian Rahmat-Nya apabila suatu perkara kebaikan maupun keburukan menghampiri mereka, dan mereka senantiasa tiada berhenti untuk meminta […]
SukaSuka
[…] ia memutuskan untuk berhijrah ke Syam (Suriah, Yordania dan Lebanon sekarang) dalam rangka menyelamatkan agamanya dan karena takut terkena fitnah. Dari sana, ia sekeluarga bertolak ke […]
SukaSuka
[…] mereka golongan manusia yang senantiasa meminta kepada ALLAH akan sekalian Rahmat-Nya apabila suatu perkara kebaikan maupun keburukan menghampiri mereka, dan mereka senantiasa tiada berhenti untuk meminta […]
SukaSuka
[…] bukan Allah Swt yang memperoleh keuntungan dari sujud, melainkan diri kita sendiri. Dr. Fidelma O’ Leary misalnya, Phd (Neuroscience).dari […]
SukaSuka
[…] menurut hitungan jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus, untuk menggantikan patung Dewa […]
SukaSuka