Penyaliban ‘Isa al-Masih dalam Tinjauan

Posted: 3 Juli 2010 in Tausiyah
Tag:, ,
Penyaliban ‘Isa al-Masih dalam Tinjauan

Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah pula anak dihukum mati karena ayahnya; Setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri.” (Ulangan 24:16)

“Orang yang berbuat dosa, itulah yang harus mati. Anak tidak akan ikut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah pun tidak akan ikut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung diatasnya. (Yehezkiel 18:20)

Perjalanan hidup para Nabi Israil didalam menempuh misi kenabiannya ditengah-tengah bangsanya sendiri, seringkali mendapatkan sandungan dan tantangan, baik yang berasal dari pemerintahan yang berkuasa saat itu maupun dari orang-orang yang menghambakan dirinya pada harta benda dan keserakahan hawa nafsunya.

Begitupun yang menimpa pada sejarah kehidupan ‘Isa al-Masih putera Maryam yang diutus Allah untuk mengembalikan bangsanya kepada jalan Allah yang pernah disampaikan oleh Musa beberapa waktu sebelumnya, telah mendapatkan tantangan yang keras dari pihak Yahudi dan pemerintahan Romawi yang berkuasa atas Yerusalem masa itu.

Sejarah Bible mencatatkan bahwa Nabi ‘Isa al-Masih hanya mengangkat sebanyak dua belas orang murid untuk membantu perjuangannya menyebarkan agama Allah, yaitu suatu jumlah tradisional yang mewakili dua belas suku Bani Israil.

Namun sayang sekali, ternyata tidak semuanya dari sahabat-sahabat beliau adalah orang-orang yang beriman dan setia terhadap Nabi ‘Isa putra Maryam, ada diantara mereka yang malah membelot dan menjadi musuh dalam selimut, bekerja sama dengan pihak romawi untuk menangkap dan membunuh ‘Isa.

al-Qur’an mengingatkan orang-orang yang beriman terhadap Allah dan Rasul-Nya dengan mengambil contoh kepada peringatan Nabi ‘Isa putera Maryam terhadap para sahabatnya untuk menjadi khalifatullah yang menegakkan ajaran Islam dimanapun berada.

“Wahai orang-orang yang beriman !
Jadilah pembantu-pembantu Allah sebagaimana ‘Isa putera Maryam berkata kepada para sahabatnya: Siapakah pembantu-pembantuku untuk Allah ?; Sahabat-sahabatnya berkata: Kamilah pembantu-pembantu Allah.; Maka sebagian dari Bani Israil itu beriman dan sebagian lagi ingkar. Maka Kami bantu mereka yang beriman terhadap musuh-musuhnya. Maka jadilah mereka orang-orang yang menang.
(al-Qur’an surah ash-Shaff 61:14)

Dari dalam Bible kita ketahui bahwa diantara para sahabat (istilah al-Qur’an adalah Hawarayin dan dalam teologi Nasrani disebut sebagai murid-murid) ‘Isa al-Masih putra Maryam alias Yaohushua The Mashiah ada seorang yang telah melakukan tindakan makar berupa pengkhianatan kepada sang Nabi dengan jalan menyerahkan gurunya tersebut kepada pihak Yahudi yang dibantu oleh tentara Romawi, nama pengkhianat ini adalah Yahudza Iskharyuti atau lebih dikenal dengan nama Judas Iskariot.

“And the chief priests and scribes sought how they might kill him; for they feared the people. Then entered Satan into Judas surnamed Iscariot, being of the number of the twelve. And he went his way, and communed with the chief priests and captains, how he might betray him unto them. And they were glad, and covenanted to give him money. And he promised, and sought opportunity to betray him unto them in the absence of the multitude.”
(Luke 22:6 KJV)

“Dan para pimpinan imam dan ahli Taurat mencari jalan bagaimana mereka akan membunuh Jesus; karena mereka khawatir terhadap kaum itu; Lalu masuklah Setan kepada Judas Iskariot, murid kedua belas dari Jesus. Dan dia pergi menuju pada imam serta para kepala tentara Romawi bahwa dia akan mengkhianati Jesus untuk mereka. Mereka sangat gembira dan bermufakat akan memberikan kepadanya sejumlah uang. Lalu Judas menyetujuinya dan mencari kesempatan untuk menyerahkan Jesus kepada mereka tanpa sepengetahuan orang banyak.”
(Lukas 22:2-6)

Namun tindakan makar yang akan dilakukan ini sudah tercium oleh ‘Isa al-Masih, sebagaimana yang disinggungnya pada saat pekan hari raya Paskah atau jamuan makan malam terakhir yang dalam versi al-Qur’an dikenal dengan nama al-Maidah itu :

Ketika ‘Isa merasa akan kekufuran dari mereka, ia berkata: ” Siapakah penolong-penolongku kejalan Allah ?”, Maka sahabat-sahabatnya berkata: “Kamilah penolong-penolong Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah muslimin. Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti Rasul itu, karena itu masukkanlah kami kedalam orang-orang yang menyaksikan”.
(QS. ali-Imran 3:52-53)

“Setelah Jesus berkata demikian jiwanya sangat terharu, lalu memberikan kesaksian dan berkata: Sesungguhnya aku berkata kepada kamu, bahwa salah seorang di antara kamu akan mengkhianatiku.”
(Yohanes 13:21)

Dalam sabda berikutnya bisa kita lihat bahwa ‘Isa al-Masih menyesali kelahiran muridnya yang melakukan khianat itu dan ini sebenarnya sudah membuyarkan konsep dosa turunan yang harus ditebus oleh putera Maryam sebagaimana yang diajarkan dalam dunia Kristen; Bila memang ‘Isa dijadikan oleh Allah untuk menjadi penebus dosa Adam, maka seharusnya kelahiran Yudas Iskariot tidak perlu untuk disesali justru ‘Isa al-Masih dan semua orang Nasrani harus berterima kasih kepadanya, sebab dengan begitu akan ada yang namanya penebusan dosa.

“Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya anak manusia itu dikhianati. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.”
(Matius 26:24)

“Lalu Jesus berkata kepada Judas, Lakukanlah apa yang akan engkau lakukan secepatnya.”
(Yohanes 13:27)

Setelah kepergian Judas, Jesus sendiri tidak sudi menunggu dan berpangku tangan untuk ditangkap begitu saja oleh musuh-musuhnya. Jesus berencana untuk segera membuat jalur pertahanan demi menghadapi rencana jahat dari Judas, Jesus lalu menyiapkan para sahabat atau murid-muridnya yang lain untuk ikut pergi bersamanya dengan tidak lupa Jesus juga mengingatkan mereka akan adanya kemungkinan terjadinya bentrokan dan pertikaian nantinya. Dengan berhati-hati agar mereka semua tidak takut, Jesus mengajarkan cara mempertahankan diri dengan mempergunakan kata-kata yang indah.

“Lalu Jesus berkata kepada mereka: “Ketika aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, uang darurat (bahasa inggris=scrip) dan sepatu, adakah kamu kekurangan apa-apa ?” Jawab mereka: “Suatupun tidak.” Lalu katanya kepada mereka: “Tetapi sekarang, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai uang; dan siapa yang tidak mempunyai pedang, maka juallah jubahnya dan belilah satu pedang.”
(Lukas 22:35-36)

Ini adalah persiapan untuk melakukan Jihad, perang suci, Yahudi melawan Yahudi.
Jesus tidak lagi menyarankan para muridnya untuk mempergunakan jalan yang lembut didalam menghadapi para musuhnya, situasi dan kondisi telah berubah dan dengan segala kebijakan maka strategi harus diubah.

Murid-muridnya telah dipersenjatainya, bahwa barang siapa yang tidak memiliki pedang waktu itu, maka jualkanlah jubah mereka untuk membeli satu pedang bagi masing-masingnya.

Jesus tahu, untuk menghadapi para musuhnya hanya dengan mengandalkan tongkat yang senantiasa dibawa para muridnya (Markus 6:8) adalah suatu kekonyolan, maka dari itu dia memerintahkan untuk membeli pedang. Dan manakala para muridnya hanya berhasil mendapatkan dua bilah pedang dalam Lukas 22:38, Jesus tidak bisa berkata lain lagi, Jesus tahu bahwa perlawanan yang akan ia lakukan terhadap para musuhnya kemungkinan besar akan menjadi sia-sia, para muridnya ini tidak bisa melakukan hal yang lebih baik untuk menolongnya.

Kata “Pedang” disini tidak bisa diartikan lain dan haruslah dipergunakan didalam arti sebenarnya, sebab menjual jubah untuk mendapatkan uang dan membeli pedang akan dipakai pada saat perlawanan terhadap Yudas, anda bisa melihat didalam Matius 26:51-52, pedang yang dibeli sudah dihunus dan dipergunakan untuk memutuskan telinga orang, jadi jelas bukan pedang kiasan.

Jelas sekali diantara para muridnya waktu itu sudah ada yang memiliki pedang, namun tidak keseluruhan dari mereka. Maka itu Jesus menyuruh bahwa bagi mereka yang belum berpedang, maka diharuskan untuk membeli pedang.

Saya perkirakan waktu itu yang membawa pedang baru 3 orang, yaitu Petrus, Yohanes dan Yakobus, sementara yang delapan lainnya belum memiliki pedang. Dan ditambah dua pedang yang berhasil didapatkan oleh ke-8 muridnya yang lain, jadi jumlah keseluruhan murid berpedang adalah 5 orang.

Jesus juga menyadari dengan minimnya persiapan perlawanan yang ada sudah mengisyaratkan bahwa waktu kepergiannya dari tengah-tengah Bani Israil akan segera sampai.

“Sekarang adalah saatnya bagi anak manusia akan dimuliakan, dan Allah pun akan dipermuliakan bersamanya.” (Yohanes 13:31)

“Then Jesus said to them: All you shall be scandalized in me this night. For it is written: I will strike the shepherd, and the sheep of the flock shall be dispersed.”
(Matthew 26: 31 – Douay )

“Maka berkatalah Yesus kepada mereka: ‘Malam ini kamu semua akan memalukan aku, mengecewakanku. Sebab sebagaimana yang telah tertulis: Aku akan menyerang para gembala dan kawanan domba ini akan tercerai berai. Namun setelah aku ditinggikan, aku akan mendahului kamu ke Galilea.

Dan Petrus menjawab, berkata kepadanya: Sekalipun seluruh orang akan mengkhianatimu, aku tidak akan pernah mengkhianatimu. Jesus menjawabnya: dengarlah apa yang kusabdakan padamu, dalam malam ini saja sebelum ayam berkokok, engkau akan mengingkari aku tiga kali.

Petrus menjawabnya: Sekalipun aku akan mati denganmu, aku tidak akan mengingkari mu. Dan begitu juga jawaban para murid semuanya.” (Matius 26:31-35)

Jesus hanya tersenyum mendengar penuturan Petrus dan para muridnya yang lain itu, bagaimanapun juga ia sudah lama kenal dengan mereka dan sudah mengetahui kepribadian mereka. Atas pernyataan mereka, Jesus menjawab :

“Simon, simon ! waspadalah, Setan sangat ingin memiliki dirimu, dia akan mengayak engkau laksana gandum, namun aku akan berdoa untukmu, supaya tidak gugur imanmu dan apabila engkau bertobat, perkuatlah saudara-saudaramu.” (Lukas 23:31-32)

Jesus tampaknya menyandarkan seluruh kekuatan iman muridnya yang lain kepada Simon Petrus, dialah yang akan menjadi kunci bagi kelangsungan hidup ajaran Allah sepeninggalnya, Petrus adalah kunci dari kekuatan sepuluh orang pengikut al-Masih yang tertinggal dan karena itu sebagaimana sabda Jesus, Setan berusaha untuk menjatuhkan Petrus kedalam godaannya sehingga apabila dia sudah berhasil dijatuhkan, maka akan sangat mudah bagi Setan meruntuhkan ajaran yang dibawa oleh putra Maryam.

Untuk mengingatkan para muridnya, Jesus memberikan wejangan kepada mereka:

Siapa yang mengikuti perintahku dan mematuhinya, dialah yang mencintaiku; dan dia yang mencintaiku itu akan dikasihi oleh Allah dan akupun akan mencintainya.” (Yohanes 14:21)

“Sesungguhnya Allah itu adalah Tuhanku dan Tuhan kamu. Karenanya berbaktilah kepada-Nya, inilah jalan yang lurus.” (Qs. ali-Imran 3:51)

“These things have I spoken unto you, that ye should not be offended.
They shall put you out of the synagogues: yea, the time cometh, that whosoever killeth you will think that he doeth God service. And these things will they do unto you, because they have not known the Father, nor me.”
(John 16:1-3)

“Semua perkara ini sudah aku katakan padamu, agar jangan kamu kecewa. Engkau akan ditolak oleh mereka dari rumah peribadatan. Waktunya akan tiba, dimana siapa yang membunuh kamu, dia akan berpikir sudah melakukan bakti terhadap Allah; semuanya dilakukan mereka kepadamu sebab mereka tidak mengenal aku dan Allah.” (Yohanes 16:1-3)

Dan sebagai akhir dari wejangannya, ‘Isa al-Masih mewasiatkan akan kedatangan seorang utusan berikutnya yang akan menggantikan posisi dirinya sebagai seorang utusan Allah.

“Sebenarnya, masih banyak perkara yang hendak kukatakan kepadamu, namun kamu tidak bisa menerimanya sekarang. Tetapi apabila dia, Nabi al-Amin telah datang, dia akan mengajarkanmu seluruh hal tentang kebenaran, sebab dia tidak akan berkata-kata menurut kehendaknya sendiri, tetapi apasaja yang akan dia dengar itulah yang akan dikatakannya. Dia akan mengabarkan kepadamu semua perkara yang akan datang.”

“He shall glorify Me; for He shall take of Mine, and shall disclose it to you. All things that the Father has are Mine; therefore I said, that He takes of Mine, and will disclose it to you.”
(John 16:14-15 New American Standard Bible – NASB)

“Maka ia akan memuliakan aku, karena ia akan mengambil daripada hakku, lalu mengabarkannya kepadamu, segala sesuatu yang hak Allah itu juga hakku, oleh sebab itu aku berkata, bahwa diambilnya daripada hakku, lalu dikabarkannya kepadamu.” (Yohanes 16:12-15)

“Tetapi utusan yang akan datang, Nabi al-Amin yang akan diutus Allah karenaku, dia akan mengajarkan kepadamu seluruh perkara dan akan mengingatkan kepadamu apa yang telah kusabdakan padamu.”
(Yohanes 14:26)

“Dan tatkala ‘Isa putra Maryam berkata: hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah Rasul Allah kepada kamu, membenarkan Taurat yang turun sebelumku dan memberikan kabar gembira mengenai seorang Rasul sesudahku yang namanya Ahmad.” (Qs. ash-Shaaf 61:6)

Ketika Jesus hendak menyelesaikan wejangannya, wahyu Allah turun kepadanya :

“Dan tatkala Allah bertanya : Hai ‘Isa putra Maryam, adakah engkau mengatakan kepada manusia, : jadikanlah aku dan ibuku sebagai Tuhan selain Allah ?, ‘Isa menjawab: ‘Maha suci Engkau ! Tidaklah patut bagiku berkata apa yang tidak ada hak untukku mengatakannya, maka sesungguhnya Engkau mengetahuinya. Engkau tahu apa yang ada pada diriku, namun aku tidak tahu apa yang ada pada diri-Mu, karena sungguh, Engkaulah yang sangat mengetahui perkara yang ghaib.” (Qs. al-Maaidah 5:116)

Dan Jesus menengadah kelangit lalu berseru :

“And this is life eternal, that they might know thee, the only true Elohim, and Yahshua the Messiah, whom thou hast sent.”
(John 17:3 from The Restored Name King James Version of the Scriptures)

“Inilah hidup yang kekal, yaitu agar mereka mengenal Engkau, Allah yang Maha Esa dan benar, serta Jesus al-Masih yang telah Engkau utuskan.” (Yohanes 17:3)

“Now they have come to know that everything Thou hast given Me is from Thee; for the words which Thou gavest Me I have given to them; and they received them, and truly understood that I came forth from Thee, and they believed that Thou didst send Me.” (John 17:7-8 New American Standard Bible – NASB)

“Sekarang mereka sudah mengetahui bahwa seluruh yang Engkau berikan kepadaku berasal dari-Mu, sebab semua firman yang Engkau berikan kepadaku telah kusampaikan kepada mereka dan mereka sudah menerimanya serta percaya dengan sebenarnya bahwa aku datang dari Engkau dan Engkau sudah mengutusku.” (Yohanes 17:7-8)

“Ketika aku bersama dengan mereka, aku menjaga mereka yang telah Engkau berikan kepadaku dengan nama-Mu. Tiada satupun yang tersesat kecuali pengkhianat itu.” (Yohanes 17:12)

“Aku tidak akan memohon agar Engkau juga mewafatkan mereka, namun tolong peliharalah mereka dari kejahatan.” (Yohanes 17:15)

“Tidak aku katakan kepada mereka, melainkan apa yang Engkau perintahkan kepadaku, yaitu beribadahlah kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada diantara mereka; maka setelah Engkau mengambil aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka.” (Qs. al-Maaidah 5:117)

‘Isa al-Masih sudah membuktikan dirinya mempunyai keahlian dalam mengatur strategi dan rencana, peka terhadap sinyal-sinyal bahaya dan banyak akalnya. Setelah cukup banyak memberikan nasihat dan wasiat kepada para muridnya, ‘Isa sadar saat itu bukan waktunya lagi untuk duduk berlama-lama dan ongkang-ongkang kaki menjadi sasaran empuk tangkapan bagi musuh-musuhnya. Itu bukan sifat dari para Nabi Allah.

Maka seperti yang diceritakan dalam Matius 26:36, Markus 14:26, Lukas 22:39 serta Yohanes 18:1, berangkatlah Jesus malam itu bersama para muridnya yang sebelas orang menyeberangi anak sungai Kidron menuju kepegunungan Zaitun kesatu tempat yang bernama taman Getsemani.

Begitu sampai ditaman tersebut, Jesus alias ‘Isa al-Masih mengatur dan menempatkan delapan dari sebelas orang muridnya untuk berjaga dipintu masuk taman, sementara Petrus, Yohanes dan Yakobus diajaknya untuk menjaga dirinya dibagian agak dalam dari taman Getsemani itu :

“Duduklah disini, sementara aku pergi untuk berdoa disebelah sana.” (Matius 26:36)

Namun sebelum Jesus meninggalkan para muridnya yang delapan orang itu, dia juga tidak lupa memerintahkan mereka untuk melakukan doa didalam berjaga itu.

“Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” (Lukas 22:40)

“Dan Jesus membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus bersamanya.” (Matius 26:37)

Ini adalah strategi yang sudah dirancang oleh ‘Isa al-Masih untuk menghadapi para musuhnya. Jesus membawa para muridnya pergi ketaman Getsemani bukan untuk melakukan ibadah kepada Allah, sebab jika memang itu sasaran utama Jesus, dia bisa membawa muridnya itu menuju kuil Sulaiman atau juga Bait Allah.

Perhatikan, Jesus tidak mengajak serta kedelapan muridnya untuk beribadah, dia menempatkan murid-muridnya tersebut secara strategis pada pintu masuk taman; dan ingat, sebelumnya Jesus telah mempersenjatai mereka dengan pedang.

Kemudian Petrus, Yohanes serta Yakobus yang terkenal fanatik dan bersemangat, disuruhnya membuat jalur pertahanan bagi dirinya disebelah dalam taman.

Nama Taman Getsemani tersebut hanya disebut dua kali dalam 4 Injil, yaitu pada Matius 26:36 dan Markus 14:32, itu pun ketika menceritakan perihal penangkapan Jesus. Sebelum itu nama Getsemani sebagai tempat Jesus biasa berdoa tidak pernah ditemukan.

Gunung Zaitun (Mount of Olives) hanyalah merupakan tempat Jesus biasa bermalam (Matius 21:1, Markus 11:11, Lukas 21:37, Lukas 19:29, Yohanes 8:1).

Sebaliknya, Bait Allah adalah tempat paling sering dipakai oleh Jesus untuk mengajar, bertanya jawab dengan para murid maupun Ahli Taurat, berdoa serta lain sebagainya.

Jadi mengatakan bahwa Getsemani adalah tempat Jesus biasa berdoa, adalah kurang meyakinkan dalam satu telaah kritik ilmiah. Jarak antara Taman Getsemani yang berlokasi digunung Zaitun tampaknya tidak terlalu jauh, ini bisa dilihat dalam Markus 13:3 dimana disana diceritakan bahwa Jesus duduk digunung Zaitun sembari menghadapkan pemandangannya kearah Bait Allah.

Dengan demikian, alasan berdoa sambil membawa pedang didalam taman Getsemani sama sekali kurang bisa kita terima, hal ini akan berbeda jika disana diceritakan bahwa Jesus ditangkap didalam Bait Allah ketika berdoa dan tanpa kawalan para murid yang memakai pedang.

Tapi buktinya ?
Jesus alias Nabi ‘Isa al-Masih telah mengatur 3 orang sahabatnya yang berpedang mengawal dirinya dan 2 orang yang berpedang lainnya menjaga dibagian masuk taman Getsemani bersama 6 orang lain yang hanya membekal tongkat.

Satu hal lainnya, Jesus kesana tidak untuk berdoa.
Lagi pula untuk apa sosok Tuhan harus berdoa ? Tuhan berdoa kepada siapa ?
Bukankah seperti pandangan kaum Nasrani, ‘Isa al-Masih sudah mengetahui apa yang akan menimpa dirinya sebagai korban tebusan dosa Adam ?

“Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu katanya kepada mereka: “Jiwaku sangatlah sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan aku.” (Matius 26:37-38)

Jelas bahwa dia kesana bukan untuk berdoa, melainkan untuk membuat jalur pertahanan.
Kita lihat lagi, Jesus menempatkan delapan orang murid dibagian terdepan dan membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus yang dipersenjatai dengan pedang untuk bersamanya guna : “stay you here and watch with me” (Matius 26:38), Ya, mereka bertiga hanya disuruh untuk “menunggu dan mengawasi”, dalam pengertian bahwa ketiganya disuruh untuk mengawalnya !

Dan jika memang Jesus harus berdoa, kenapa harus memilih taman Getsemany ?
Bukankah dia bisa memilih tempat yang suci, yaitu Bait Allah ?

Lihat kembali Lukas 19:45 – 48 :

“And he went into the temple, and began to cast out them that sold therein, and them that bought; Saying unto them, It is written, My house is the HOUSE OF PRAYER: but ye have made it a den of thieves. And he taught daily in the temple. But the chief priests and the scribes and the chief of the people sought to destroy him, And could not find what they might do: for all the people were very attentive to hear him.”

Kenapa dia menyuruh muridnya untuk membawa pedang ?
Kenapa harus mengatur ke-8 muridnya dibagian depan dan mengajak yang 3 untuk mengawalnya ?

Jawabnya tidak lain adalah untuk membuat suatu pertahanan, sebab Jesus telah melihat antusiasme yang ditunjukkan para murid-muridnya pada acara jamuan malam, bahwa mereka bisa melawan Yahudi yang akan menangkapnya dan bersedia mati bersama dirinya. (Matius 26:35)

Bagaimana juga, dibalik semua stategi yang matang dan ketenangannya itu Jesus menyimpan rasa khawatir yang tinggi, akankah apa yang direncanakannya ini akan berjalan sebagaimana kehendak Allah sebelumnya, ataukah Allah merubah keputusan-Nya dan membiarkan dirinya ditangkap dan dibantai oleh musuh-musuhnya ?

Dalam diamnya, Jesus bersujud, menghadapkan dirinya keharibaan Allah, menyerahkan dirinya lahir batin kepada Allah yang maha kuasa :

“Ya Allah, jika saja Engkau berkenan untuk mengangkat beban ini dari diriku; namun bukanlah kehendakku itu yang harus terjadi melainkan kehendak Engkaulah saja yang terjadi.” (Lukas 22:42)

Sejenak Jesus diam dan mengangkat kepalanya dari sujud, menoleh kepada para sahabatnya, terperanjatlah ia, mereka semua, kesebelas orang sahabat dan muridnya, hanya dalam hitungan beberapa detik sudah pulas tertidur, sungguh perih hatinya.

Alangkah buruk nasib dirinya mendapatkan pengikut yang seperti ini. Disuruh berjaga malah tidur dalam sekejapan, meninggalkan dirinya sendirian. Mengabaikan perintah guru dan Nabinya.

Jesus bangkit berdiri dihadapan Petrus yang berdiri tidak jauh dari dirinya dan sedang nyenyak tertidur lalu menegurnya :

“Hai Simon, apakah engkau tertidur ? tidakkah engkau sanggup berjaga hanya untuk satu jam saja ?, Bangunlah dan berdoalah” (Markus 14:37)

Setelah berkata begitu Jesus kembali menjauh dari Petrus dan dua orang lainnya lalu meneruskan munajatnya kepada Allah, memohon agar dirinya selamat dari ancaman musuh-musuhnya, Jesus tidak rela dirinya dijadikan bahan tertawaan, bahan ejekan oleh para seterunya, tergantung diatas kayu terkutuk, dihukum, ditelanjangi dihadapan semua orang.

Ketika pemikirannya sampai kesana, bertambah khawatir hati Jesus dan bertambah dia mengharapkan pertolongan Allah kepadanya.

“Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluhnya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:44)

Didalam menanggapi hal ini, Paulus menyatakan dalam Ibrani 5:7

“Dalam hidupnya sebagai manusia, ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada-Nya yang sanggup menyelamatkannya dari maut, dan karena kesalehannya, beliau telah didengarkan.”

Untuk itu Allah mengabulkan permohonan Jesus ini lalu mengirimkan malaikat Jibril kepadanya, wahyu Allah telah datang kepada Jesus.

“Lalu kelihatanlah kepadanya seorang malaikat dari langit untuk mengkuatkannya.” (Lukas 22:43)

“Dan Kami berikan kepada ‘Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus.” (Qs. al-Baqarah 2:253)

“Dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran kepada ‘Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus.” (Qs. al-Baqarah 2:87)

Melalui perantaraan malaikat-Nya ini Allah berfirman :
“Ketika Allah berfirman: Hai ‘Isa, sesungguhnya Aku akan mengambilmu dan akan mengangkatmu kepada-Ku, dan akan membersihkan dirimu dari mereka yang kafir…” (QS. Ali Imran 3:55)

Mendengar wahyu Allah ini, hati Jesus menjadi teduh, kepercayaannya terhadap pertolongan Allah pada dirinya semakin kuat akan keterlepasan dirinya dari marabahaya dan kehinaan, lalu ia bangkit dan mendekati para sahabatnya yang masih tertidur, lalu membangunkan mereka semuanya.

“Bangunlah kamu, marilah kita beranjak; lihatlah orang yang mengkhianatiku sudah mendekat.” (Markus 14:42)

Sampai disini kita menemukan satu benturan untuk memberikan gambaran lanjutan peristiwa penangkapan diri Jesus yang dilakukan oleh Judas Iskariot, para ahli Taurat serta tentara Romawi yang terdapat dalam 4 Injil kanonik Nasrani, antara Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes … ke-4 pengarang Injil ini memiliki pemaparan cerita yang berbeda mengenai tragedi penangkapan hingga penyaliban Jesus dan banyak beberapa bagiannya tidak bisa disatukan alur riwayatnya.

Penangkapan, pengadilan dan penyaliban dilakukan secara membabi buta, sehingga banyak sekali kontradiksi dan kesalah pahaman yang sulit sekali untuk mengungkap peristiwa yang sebenarnya.

Pihak gereja mengatakan bahwa antara 4 Injil saling melengkapi satu sama lainnya, namun untuk bagian yang terpenting ini, justru saya menemukan kontroversi. Cerita ke-3 Injil yaitu Matius, Markus dan Lukas berbeda sama sekali dengan apa yang dipaparkan oleh Yohanes dalam Injilnya.

Matius, Markus dan Lukas sepakat menyatakan bahwa Jesus ditangkap ketika sedang berbicara membangunkan sebelas muridnya dengan perantaraan “Judas Kiss” namun sementara Yohanes memaparkan riwayat tertangkapnya Jesus ini dengan penyerahan suka rela dari Jesus sendiri “Without a kissing of Judas” sebagaimana riwayat ketiga Injil yang lain.

Bahkan dalam cerita Yohanes dikisahkan betapa ketika mengetahui kedatangan Judas dan musuh-musuhnya yang lain itu, Jesus secara serta merta menyambutnya diluar taman Getsemani dan mengajukan pertanyaan kepada Judas mengenai siapa orang yang dicari oleh Judas dan anehnya Judas sendiri tidak mengenali Jesus yang berdiri dihadapannya mengajukan pertanyaan tersebut, pertanyaan Jesus ini diulangnya sampai 3 kali dan lucunya pada pertanyaan yang kedua, Yohanes menceritakan seluruh musuh Jesus itu langsung rebah ketanah.

Selanjutnya seperti yang saya katakan diatas, Jesus akhirnya menyerahkan dirinya suka rela setelah setengah mati dia meyakinkan orang-orang tersebut bahwa dialah orang yang hendak mereka cari dan tangkap, Jesus dari Nazareth.

Ini adalah misterius problem.
Jelas sudah terjadi kesimpang siuran cerita pada masa itu mengenai permasalahan ini, apalagi ke-4 penulis Injil ini tidak pernah melakukan kompromi antara satu dengan yang lainnya didalam penulisan kitab mereka untuk memilih cerita penangkapan mana yang layak mereka pasangkan dalam Injil mereka masing-masing.

Berdasarkan hal ini, bagaimana mungkin kita bisa menguraikan secara pasti bahwa Jesus adalah tokoh yang benar-benar tertangkap dan tersalibkan ?

Benarlah kiranya apa yang sudah disabdakan oleh Rasulullah Muhammad Saw dalam hadistnya :

“Apabila ada ahli kitab berbicara kepadamu, maka janganlah engkau mendustakannya dan janganlah kamu membenarkannya. Tetapi katakanlah : ‘Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kami beriman kepada apa yang diturunkan sebelum kami.’ ; Apabila yang dikatakan itu haq (benar), janganlah kamu mendustakannya. Tetapi apabila itu batil, maka janganlah kamu membenarkan.”
(Riwayat Abu Daud, Turmudzi dan Muslim)

Dan dengan rasa hormat yang mendalam, sebenarnya saya merasa heran dengan pendapat Ahmad Deedat, salah seorang pembela Islam terkemuka, sebagaimana tertulis dalam bukunya “The Choise” yang seolah membenarkan telah terjadinya penyaliban atas diri ‘Isa al-Masih putra Maryam yang didahului dengan penangkapannya melalui “Judas Kiss” dengan mengambil rujukan pada kisah ke-3 Injil dan mengabaikan berita “Without Judas Kiss” pada Injil Yohanes.

al-Qur’an, secara tegas sudah mengadakan penolakan akan tergantungnya ‘Isa al-Masih alias Yesus Kristus diatas kayu salib. Semua perkara yang terjadi dalam tragedi penyaliban diatas bukit Golgota itu telah disamarkan oleh Allah azza wajalla dengan kekuasaan-Nya.

“Dan perkataan mereka: ‘Bahwa kami telah membunuh ‘Isa al-Masih putera Maryam, utusan Allah’, padahal tidaklah mereka membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi disamarkan untuk mereka. Orang-orang yang berselisihan tentangnya selalu dalam keraguan mengenainya. Tiada pengetahuan mereka kecuali mengikuti dugaan, dan tidaklah mereka yakin telah membunuhnya.” (Qs. An-Nisa’ 4:157)

Kita kembalikan dulu konteks ini pada al-Qur’an surah ali-Imran ayat ke-45 yang menceritakan perihal wahyu Allah kepada Maryam, ibunda ‘Isa al-Masih:

“Ketika Malaikat berkata:”Wahai Maryam, sesungguhnya Allah mengabarkan kepadamu bahwa engkau akan dapat satu kalimah daripadaNya, namanya al-Masih, ‘Isa putra Maryam, yang mulia didunia dan akhirat dan seorang dari mereka yang dihampiri.” (QS. ali-Imran 3:45)

Dengan pernyataan Allah ini, jelas ‘Isa al-Masih tidak tersalibkan sebab jika al-Masih disalib, meski tidak sampai mati [melainkan mati semu lalu diturunkan dari kayu salib kemudian diobati oleh salah seorang murid] tetap ia cacat hukum, sebab itu berarti gagal sudah rencana Allah bahwa Nabi ‘Isa al-Masih dijadikan salah seorang yang terkemuka didunia dan akhirat.

Anda tahu, hukuman salib hanya layak diberikan bagi orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, anda buka Surah al-Ma’idah ayat 33 :

“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya serta membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalibkan atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik atau diusir dari negerinya. Yang demikian itu adalah suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan diakhirat mereka beroleh azab yang besar.”
(QS. Al-Ma’idah 5:33)

“…sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.” (Ulangan 21:23)

“…sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” (Galatia 3:13)

Hukuman salib sebagai ganjaran bagi orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya sebagaimana firman Allah diatas, sekarang bagaimana pula ‘Isa harus dikatakan telah tersalibkan ? Apakah ‘Isa merupakan musuh Allah sehingga harus dihukum salib ?

Selain itu, terdapat dua perbedaan yang ditekankan disini, bahwa pembunuhan telah dibedakan dari penyaliban.

“…Padahal tidaklah mereka membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi disamarkan untuk mereka.” (Qs. an-Nisa’ 4:157-158)

Apa yang termaktub dalam surah an-Nisa’ 4:157 tentang penyaliban ‘Isa putra Maryam diatas merupakan dalil yang qath’i (pasti) bahwa ‘Isa alaihissalam telah diangkat dalam keadaan hidup, kata “Bal” (tetapi) yang jatuh setelah kalimat nafyi (peniadaan) yaitu kalimat “Wama qotaluhu” menyebabkan kata yang datang sesudahnya yaitu “rofa’uhu” mengandung arti penetapan bagi kalimat nafyi yang terletak sebelumnya.

Jika kata “Rofa’uhu” (mengangkat) mengandung makna “Rofa’a ruh” (mengangkat ruh) maka ini tidak berlawanan dengan pembunuhan dan penyaliban yang dinafikan sebelumnya, karena adanya pertemuan makna pembunuhan dengan pengangkatan ruh, sebagaimana ia membatalkan nafyi yang sebelumnya atau yang mendahuluinya.

Mengenai perkataan rof’ dalam kamus :
Rofa’a berarti : ia mengangkat atau menaikkan (baik berupa barang atau orang dari satu tempat ketempat lain), bisa juga berarti mengangkat (seseorang) dalam martabat tertentu, menaikkan kehormatan, kedudukan atau kemuliaan.

Kata yang menerangkan Allah telah mengangkat dia kepada-Nya itu merupakan sambungan dari ayat sebelumnya yang merupakan kata bantahan yang merefer kepada peristiwa penyaliban yang dijelaskan secara pasti dan tidak perlu ditambah atau dikurangi bahwa Isa tidak dibunuh dan tidak disalib melainkan disamarkan kepada mereka, dalam artian bahwa penyamaran itu terjadi atas diri ‘Isa al-Masih putera Maryam dengan pengangkatan jasad dan rohani ‘Isa kepada-Nya. Dan menggantikan orang lain untuk tersalibkan.

Kita perhatikan, ayat tersebut disambung lagi dengan firman Allah : karena bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Kata terakhir ini sebenarnya merupakan kata kunci dari keterangan sebelumnya, dimana sesungguhnya dengan Keperkasaan-Nya, Kekuatan-Nya atau Kemampuan-Nya, Tuhan telah menyelamatkan dengan mengangkat dan menyamarkan Nabi ‘Isa alaihissalam /mungkin istilah sekarang ini dengan tekhnologi transformasi/ pada kejadian hari itu sehingga dia tidak berhasil dibunuh oleh tentara itu sekaligus juga tidak tersalibkan atau tergantungkan diatas kayu terkutuk (Galatia 3:13). Itulah Kebijaksanaan yang sudah ditetapkan Allah kepada Nabi Isa Almasih seperti yang terdapat pada bagian akhir ayat 4:158.

Apakah dengan begitu Allah Swt berarti melakukan penipuan ?
Jawabnya tidak !
Allah hanya membalas perbuatan orang yang telah ingkar dan kufur akan kekuasaanNya serta kenabian yang diutuskanNya kepada Isa Almasih.

“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah 2:9)

“karena kesombongan dibumi dan merencanakan tipu daya yang jahat, padahal rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri“.(QS. 35:43)

“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar”. (QS. 2:9)

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah membalas tipuan mereka”.(QS. 4:142)

“Dan mereka merencanakan tipu daya dengan sungguh-sungguh dan Kami pun bersungguh-sungguh /akan membalasnya/, sedang mereka tidak menyadari”.(QS. 27:50)

Pada akhirnya kita akan mengetahui bahwa orang yang disalib itu bukanlah Jesus alias ‘Isa al-Masih putra Maryam, melainkan seseorang yang diserupakan seperti dirinya yang telah melakukan tindakan makar terhadap Allah dan Rasul-Nya.

“Maka kita ini memberitakan Jesus kristus yang tersalib, yaitu suatu dugaan kepada orang Yahudi dan suatu kebodohan kepada pandangan orang kafir.” (1 Korintus 1:23)

“Hai orang Galatia yang bodoh, siapakah yang sudah merasukimu sehingga tergambar dimatamu bahwa Jesus Kristus sudah tersalib ?”(Galatia 3:1 – Al-Kitab LAI 1963)

Lalu bagaimana sekarang kita sebagai umat Islam harus menyatakan pula ‘Isa al-Masih telah tersalibkan sementara Allah sendiri melalui firman-Nya kepada Muhammad Saw didalam al-Qur’an sudah mengingkari penyaliban atas diri Nabi-Nya ‘Isa al-Masih itu ?

Komentar
  1. […] menjelang tragedi penyaliban, Jesus menubuatkan akan kedatangan seorang Rasul sesudah dia yang bersifat […]

    Suka

  2. […] untuk membela agama dan Yerusalem memberikan suatu kesempatan untuk memperoleh pengakuan atas otoritas kepausannya dan peranannya untuk mengabsahkan pemerintah sementara, dan untuk mempersatukan kembali […]

    Suka

  3. […] Bapa Oleh IsaSejarah Dan Momentum Perang Salib « Tausiyah In Tilawatun Islamiyah pada Penyaliban ‘Isa al-Masih dalam TinjauanSejarah Dan Momentum Perang Salib « Tausiyah In Tilawatun Islamiyah pada […]

    Suka

  4. […] tetap terpisah: Gereja Katolik dipimpin oleh satu tampuk pimpinan yang disebut Paus, sementara Gereja Ortodoks menyerahkan kepemimpinan di tangan para bishop atau patriark (berarti Uskup); pandangan tentang Roh […]

    Suka

  5. […] “Jesus Bukan Tuhan Melainkan Utusan Tuhan” « Tausiyah In Tilawatun Islamiyah pada Penyaliban ‘Isa al-Masih dalam TinjauanKontroversi Trinitas “Jesus Bukan Tuhan Melainkan Utusan Tuhan” « Tausiyah In […]

    Suka

  6. […] Kisah penyaliban atas diri Nabi ‘Isa al-Masih putera Maryam telah disepakati oleh semua orang disebabkan karena terjadinya pengkhianatan diantara para sahabatnya yang setia. […]

    Suka

  7. […] al-Masih mereka semua melarikan diri, menyelamatkan dirinya masing-masing dengan meninggalkan putra Maryam seorang diri menghadapi […]

    Suka

  8. […] menurut hitungan jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus, untuk menggantikan patung Dewa […]

    Suka

  9. […] berapa Yesus disalibkan ? a. Jam sembilan (Markus 15: 25) b. Jam 12 Yesus belum disalibkan (Yohanes 19: […]

    Suka

  10. […] Yesus sendiri, sama sekali tidak pernah disalib dan belum mati, baik dari dalil-dalil yang ada dalam Al-Qur’an maupun dalam Alkitab, dan Yesus juga sama sekali […]

    Suka

  11. […] bukan Allah Swt yang memperoleh keuntungan dari sujud, melainkan diri kita sendiri. Dr. Fidelma O’ Leary misalnya, Phd (Neuroscience).dari […]

    Suka

  12. […] ia memutuskan untuk berhijrah ke Syam (Suriah, Yordania dan Lebanon sekarang) dalam rangka menyelamatkan agamanya dan karena takut terkena fitnah. Dari sana, ia sekeluarga bertolak ke […]

    Suka

  13. […] mereka golongan manusia yang senantiasa meminta kepada ALLAH akan sekalian Rahmat-Nya apabila suatu perkara kebaikan maupun keburukan menghampiri mereka, dan mereka senantiasa tiada berhenti untuk meminta […]

    Suka

  14. […] mereka golongan manusia yang senantiasa meminta kepada ALLAH akan sekalian Rahmat-Nya apabila suatu perkara kebaikan maupun keburukan menghampiri mereka, dan mereka senantiasa tiada berhenti untuk meminta […]

    Suka

  15. […] ia memutuskan untuk berhijrah ke Syam (Suriah, Yordania dan Lebanon sekarang) dalam rangka menyelamatkan agamanya dan karena takut terkena fitnah. Dari sana, ia sekeluarga bertolak ke […]

    Suka

  16. […] mereka golongan manusia yang senantiasa meminta kepada ALLAH akan sekalian Rahmat-Nya apabila suatu perkara kebaikan maupun keburukan menghampiri mereka, dan mereka senantiasa tiada berhenti untuk meminta […]

    Suka

  17. […] bukan Allah Swt yang memperoleh keuntungan dari sujud, melainkan diri kita sendiri. Dr. Fidelma O’ Leary misalnya, Phd (Neuroscience).dari […]

    Suka

  18. […] menurut hitungan jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus, untuk menggantikan patung Dewa […]

    Suka

Tinggalkan komentar