Wasiat Terakhir Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam

Posted: 7 Juni 2010 in Renungan
Tag:, ,

sumber                                         :            www.submission.org

diterjemahkan oleh            :            hoetomo dw

Perjalanan haji terakhir Nabi Muhammad adalah sebuah kejadian sejarah yang penting dalam kehi- dupan kaum Muslim. Meskipun ribuan kaum Muslimin menjadi saksi atas Wasiat Perpisahan (yang terakhir) yang diberikan Nabi Muhammad, kitab2 Hadith melaporkan setidaknya ada tiga versi atas wasiat yang sama itu. Ini merefleksikan betapa membingungkannya, menyesatkan, terdistorsi dan tidak tepatnya Kitab2 Hadith tersebut. Untuk suatu kejadian yang disaksikan oleh lebih dari 10.000 orang pemaparan yang tepat seharusnya bisa diperoleh, tetapi tidaklah demikian halnya.

Sebagaimana Tuhan menjanjikan di dalam Quran, hadith-Nya (Quran) akanlah selalu, HADITH YANG TERBAIK  (39:23), HADITH YANG PALING TEPAT (4:87), dan “HADITH YANG TAK DIBU- AT-BUAT” (12:111).

Salinan Wasiat (Perpisahan) terakhir Nabi Muhammad ini didistribusikan oleh Hamdard National Foundation (Pakistan). Di dalam wasiat ini, dapat kita saksikan kebenaran tentang korup yang terkan- dung di dalam kitab2 hadith.

Orang2 yang percaya bahwa Tuhan di dalam penekanannya yang berulang2 di Quran bahwa Quran adalah sudah lengkap, sempurna dan sangat rinci tidaklah lagi membutuhkan Hadith ini atau Hadith apapun lagi selain Quran. Namun demikian, Tuhan, menekankan untuk mencari kebenaran sedemi- kian bagi yang tersesat dan mencari sumber2 lain untuk Islam selain daripada Quran.

Olehkarena itu bagi Muslim yang tulus yang mencari kebenaran, dan yang mau membaca laporan tentang Wasiat ini, kebenaran akan diungkapkan baginya.

Kami tambahkan Subtitles dan komentar di antara tanda { …} untuk mendapatkan perhatian anda ter- hadap beberapa isu penting. Wasiat yang aktual dituliskan dalam warna hijau.

Wasiat Perpisahan (yang Terakhir)

{(1) Pernyataan Pembuka pada Wasiat itu : merupakan SHAHADAT YANG BENAR, yaiu Laa Ilaha Illa Allah.}

Segala puji bagi Allah, maka kita beribadah kepada-Nya, mohon ampunan-Nya dan kita kembali ke- pada-Nya. Kita mencari perlindungan kepada Allah dari kejahatan diri kita dan dari konsekuensi keja- hatan atas perbuatan kita. Sesiapa yang diberi petunjuk oleh Allah tentang kebenaran tak akan mem- bawanya pada kekecewaan.

AKU BERSAKSI BAHWA TIADA TUHAN SELAIN ALLAH (Laa ilaha illa Allah), Satu2nya, tiada yang sepadan dengan-Nya. Dia adalah sang Penguasa dan kepada-Nya segala sembah. Dia memberi ke- hidupan dan kematian dan berkuasa atas segalanya. TIADA TUHAN SELAIN ALLAH ( Laa Ilaha Illa Allah), Yang Tunggal; Dia selalu memenuhi janji-Nya dan memberikan kemenangan kepada pengi- kut-Nya, dan hanya DIA SENDIRI yang membalikkan persekongkolan (musuh2 Islam).

{Bandingkan Shahadat dengan Shahadat terhadap Tuhan, malaikat dan mereka yang mempunyai pengetahuan sebagaimana dinyatakan di dalam Quran 3:18). JUGA INGATLAH BAHWA SHAHA- DAT kaum Munafik yang disebutkan dalam 63:1, di mana kaum Munafik menekankan untuk mengu- bah Perintah Tuhan Yang Pertama (Shahadat) dan menambahkan nama Muhammad ke Laa Ilaha I- lla Allah. Muhammad akan protes kepada Tuhan di Hari Pengadilan atas penyisipan terhadap Quran di mana Shahadat yang benar telah disebutkan dalam 3:18}

Wahai Umat, perhatikanlah bulan ini, hari ini, kota ini sebagai tempat mulia, maka perhatikan kehi- dupan dan milik setiap Muslim sebagai amanah yang mulia. Kembalikan segala yang dipercayakan padamu ke pemiliknya yang ber-hak. Jangan menyakiti sesiapapun hingga tak sesiapapun akan me- nyakitimu. Ingatlah bahwa kamu pasti akan menjumpai Tuhanmu, dan Dia akan meminta pertang- gungjawabanmu. Allah telah melarangmu untuk mengambil manfaat, olehkarena itu semua pengam- bil manfaat akan diminta pertanggungjawabannya. Modalmu adalah kewajiban bagimu untuk menyim

-pannya, kau tak akan dirugikan atau diperlakukan dengan tak adil.

{(2) HANYA QURAN SAJA : }

Sesungguhnya telah ku tinggalkan padamu yang akan membawamu pada kebaikan, KITAB ALLAH, yang bilamana kau memegangnya erat2 maka kau akan selamat. Dan berhati2lah terhadap ketidak- patuhan atas batas2 yang telah ditetapkan agama, karena ketidakpatuhan terhadap agama ini telah membawa kerusakan pada (banyak kaum) sebelum kamu.

{Lihatlah seruan atas HANYA QURAN SAJA ini. Bagian dari wasiat inilah yang dikorup oleh tiap2 ke- lompok atau sekte untuk menyembunyikan kebenaran. Mereka lupa bahwa kebenaran dalam Quran tak lah dapat dikorup.

Shi’ah mengubah versi wasiat ini hingga dibaca sebagai, “kitab Allah dan keluargaku”, sementara Sunni mengubahnya hingga terbaca menjadi, “kitab Allah dan Sunnahku”. Hanya versi yang berbunyi HANYA QURAN SAJA satu2nya yang tak kontradiksi dengan QURAN dan tak mempunyai motiv poli- tik dibelakangnya. Inilah versi yang diabaikan baik oleh Sunni ataupun Shi’ah karena tak mendukung agenda politik mereka.}

{Berikut ini adalah acuan untuk tiga versi Wasiat Nabi

1) Ku tinggalkan untukmu Quran dan Sunnah, Muwatta, 46/3

2) Ku tinggalkan untukmu Quran dan Ahl al-bayt , Muslim 44/4, Nu2408; ibn hanbal 4/366; darimi

23/1, nu 3319.

3) Ku tinggalkan untukmu hanya Quran saja agar kau berpegang teguh padanya. Muslim 15/19, nu 1218; ibn Majah 25/84, Abu dawud 11/56.

Lihat Sahih Muslim, Kitab Haji, Buku 7, Nomer 2803:

http://www.iiu.edu.my/deed/hadith/muslim/007smt.html}

Wahai Umat, sesungguhnyalah engkau mempunyai beberapa hak atas perempuan2mu tetapi mere- ka juga mempunyai hak atasmu. Ingatlah bahwa engkau telah memperolehnya sebagai istrimu hanya

-lah karena kepercayaan Allah dan ijin-Nya. Bila ia berbakti atas hak2mu, maka padanya ada hak un-

tuk kau memberikan sandang dan pangan dengan cara2 yang sebaik2nya. Perlakukanlah perempu-

an2mu itu dengan baik dan bersikaplah baik padanya karena mereka adalah pasanganmu dan peno- longmu yang penuh komitmen. Dan adalah hak bagimu bahwa mereka tak bergaul dengan sahabat2 yang tak kau setujui, sebagaimana pula dengan yang kau setujui.

{(3) SALAT LIMA WAKTU & PUASA SATU BULAN : Di bagian lain dari warisan:}

Perhatikanlah, Sembahlah Tuhanmu; lakukan salat LIMA KALI sehari; perhatikan PUASA DI BULAN RAMADAN; bayar SEGERA Zakat atas hartamu; dan lakukan haji ke Rumah Tuhan bilamana kau mampu, dan patuhilah pimpinanmu dan kau akan diganjar Syurga oleh Tuhanmu.

{Perhatikan di sini panggilan untuk mengikuti ritual Islam sebagaimana diberikan kepada Ibrahim dan diulang dalam wasiat HANYA QURAN SAJA. Tak sebagaimana disebutkan dalam kitab Hadith-nya Bukhary, Muslim dan kitab2 lainnya yang menambahkan banyak salat dan banyak puasa lebih dari yang sudah diperintahkan Tuhan.}

{ Rumah Tuhan hanyalah di Mekkah (Kaaba) dan bukan yang di Medinah, di mana kaum Muslim me- nambahkan ritual haji ekstra, ziarah ke makam Rasul. Sang Nabi sendiri tak pernah memerintahkan hal ini. }

Semua manusia berasal dari Adam dan Hawa, seorang Arab tak memiliki kelebihan terhadap orang non-Arab atau non-Arab pun tak memiliki kelebihan terhadap orang Arab; demikian juga orang kulit putih tak memiliki kelebihan terhadap yang kulit hitam ataupun yang kulit hitam terhadap yang kulit putih – kecuali dengan kasih dan amal baik. Belajarlah bahwa setiap Muslim adalah bersaudara bagi Muslim lainnya dan bahwa Muslimin membentuk satu persaudaraan. Tak sesuatupun akan halal bagi seorang Muslim atas Muslim yang lainnya kecuali hal itu diberikan dengan bebas dan kemauan sen- diri yang ikhlas. Oleh karena itu jangan bersikap dzalim terhadap diri sendiri. Ingatlah bahwa suatu saat nanti kamu akan bertemu Allah dan mempertanggung jawabkan semua amal perbuatan. Jadi, waspadalah: jangan melenceng dari jalur kebenaran setelah kepergianku.

{(4) HANYA QURAN SAJA LAGI: pada bagian lain dari wasiatnya, Nabi Muhammad dilaporkan ber- kata :}

Wahai Umat. Dengar dan patuhilah, meski seorang budak Habsi ditunjuk sebagai Amir-mu (pengu- asa), LENGKAPILAH kekuasaannya (sejalan dengan) KITAB ALLAH di antara mu.

{Lagi2 di sini adalah panggilan untuk HANYA QURAN SAJA}.

Komentar Editor:

Mereka yang berusaha mematuhi Nabi Muhammad dan mengikuti perilakunya adalah mudah karena mereka mempunyai kitab yang Tuhan berjanji akan menjaganya, HADITH YG TERBAIK (Quran). Me- matuhi Nabi Muhammad adalah dengan mengikuti pesan beliau, Quran dan hanya Quran. Saat Nabi Muhammad wafat beliau meninggalkan HANYA satu kitab yang telah lengkap tertulis dan tersimpan baik, yaitu Quran. Beliau tak pernah meninggalkan kitab Hadith lain. Kitab2 itu semua adalah penemu

-an yang ditambahkan ke dalam Islam sekitar 150-200 tahun setelah wafatnya sang Nabi.

Shahadat Orang2 Beriman

 

Proklamasi Keimanan

Laa Ilaaha Illa Allah (Tiada tuhan selain Allah)

Ini adalah shahadat yang sesungguhnya dari Tuhan, para malaikat dan me- reka yang mempunyai pengetahuan.

“Tuhan bersaksi bahwa tiada tuhan selain Dia, demikian juga para malaikat dan juga MEREKA YANG MEMILIKI PENGETAHUAN. Sesungguhnyalah dan senyatanya, Dia adalah Tuhan yang sesungguhnya; tiada tuhan selain Dia, yang maha Perkasa, lagi maha Bijaksana.” 3:18

Banyak umat Muslim memaksa menambahkan nama Muhammad terhadap shahadat itu, tak patuh kepada Tuhan dan idea untuk tetap pada agama yang mutlak HANYA KEPADA TUHAN SAJA. Tak satupun di dalam Quran kita jumpai penambahan nama Muhammad kepada Nama Allah di dalam shahadat. Pernyataan, “Muhammad Rasul Allah” adalah suatu pernyataan kenyataan dan jangan di- kacaukan dengan pernyataan dalam shahadat yang merupakan kesaksian iman.

Tiang Utama agama Islam, (Shahadat) adalah sama dengan perintah pertama yang diberikan kepada Musa, dan pasti sama dengan perintah yang diberikan kepada semua nabi dan utusan.

“Aku,yang dipertuan, adalah Tuhan mu yang membawamu keluar dari tanah Mesir, tempat perbudakan. Engkau tak boleh menyembah tuhan lain selain daku. …..” Deuteronomy 5:6

Kami tak mengirim seorangpun utusan sebelum kamu (Wahai Muhammad) melainkan dengan satu pesan : “Tiada tuhan kecuali Aku; engkau harus beribadah HANYA kepada Ku.” 21 :25

Shahadat nya Islam (yang sebanding dengan perintah pertama) disebutkan di dalam 3:18

“Tuhan bersaksi bahwa tiada tuhan selain Dia, demikian juga para malaikat dan juga MEREKA YANG MEMILIKI PENGETAHUAN. Sesungguhnyalah dan senyatanya, Dia adalah Tuhan yang sesungguhnya; tiada tuhan selain Dia, yang maha Perkasa, lagi maha Bijaksana.” 3:18

Ini adalah ekspresi yang sangat penting (LAA ILAAHA ILLA HUA= tiada tuhan lain selain Dia)

yang muncul dalam 19 surah.

Kemunculan pertama adalah dalam 2:163 dan kemunculan terakhir dalam 73:9. Jumlah total nomor surah ditambah ayat antara kemunculan pertama dan kemunculan terakhir, ditambah jumlah dari ayat adalah 316502 = 19X16658.

Juga, dengan menambahkan nomor dari 19 surah di mana LAA ILAAHA ILLA HUA muncul, di- tambah jumlah ayat di mana ekspresi krusial ini ditemukan, ditambah jumlah total kemunculan (29), JUMLAH SELURUHNYA MENJADI 2128, atau 19X112.

Orang beriman yang SESUNGGUHNYA MENGETAHUI bahwa Muhammad adalah utusan Allah dan bersaksi bahwa tidak ada tuhan Selain Allah.

[63:1] Saat orang2 Munafik datang pada mu, mereka berkata, “Kami bersaksi bahwa kamu adalah utusan ALLAH.” *Allah tahu bahwa kamu adalah utusan-Nya, dan Allah bersaksi bahwa orang2 Munafik itu pendusta.

. . dan Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya “

Para penafsir Islam selalu memelihara bahwa pengakuan keimanan, “shahadat”, yang merupakan batu tonggak pertama Islam adalah sepasang dan dibaca sebagai:

“Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adaIah abdi dan utusan-Nya.”

Para penafsir itu menyesatkan mereka2 yang meng-klaim dirinya sebagai Muslim, dan mereka yang mengaku sebagai Muslim adalah, dengan mengikuti para penafsir itu, telah membeli neraka untuk pe

-ngorbanan mereka. Neraka, mereka seharusnya ingat, adalah untuk selamanya.

Para penafsir itu menolak untuk menerima perintah jelas dari Quran dan menekankan  untuk meng- ulang selalu pengakuan keimanan yang sudah terkorup dan mengkaitkan nama Muhammad dengan yang kepunyaan / hak Tuhan.

Pada kenyataannya, berlandaskan secara eksklusif kepada Quran, pengakuan keimanan sebagai- mana yang telah dikembangkan oleh para penafsir membawa kepada kehancuran, hanya seandai- nya mereka tahu.  Iblis telah sedemikian kelihatan berpesta pora, di matanya nampak mereka sangat menghina kebenaran secara merendahkan terhadap Quran.

Pada kali yang pertama, Tuhan sendiri meletakkan pengakuan atas keimanan yang berkenan bagi- Nya.   Dalam surah 3, ‘Ali-I’mran, di ayat 18, Tuhan, dalam ampunan-Nya yang tak terhingga, mem

-beri kita pengakuan keimanan yang benar.

Tuhan bersaksi bahwa tiada tuhan selain Dia, demikian juga para malaikat dan juga MEREKA YANG MEMILIKI PENGETAHUAN. Sesungguhnyalah dan senyatanya, Dia adalah Tuhan yang sesungguhnya; tiada tuhan selain Dia, yang maha Perkasa, lagi maha Bijaksana.”

ini adalah pengakuan yang Tuhan sendiri bersaksi atas itu. Tak disebutkan di sini manusia Muham- mad termasuk di dalamnya. Oleh karenanya harus tegak sebagai pengakuan di mana Tuhan berke- nan bagi hamba-Nya dan mereka sama sekali tak berhak untuk menyimpang dari itu.

Sebagaimana untuk kalimat  “...dan Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.” Ini adalah suatu pernyataan atas fakta yang absolut. Sesiapa yang menolak Muhammad sebagai utusan Tuhan dan pengunci dari para nabi-Nya adalah sudah jatuh keluar dari cahaya Islam.  Jawaban yang benar atas pertanyaan ‘apakah Muhammad seorang utusan Tuhan dan nabi yang terakhir?’ adalah ‘pasti demikianlah!’. Ini bukanlah bagian dari pengakuan keimanan seperti yang telah dibacakan sendiri o- leh Tuhan, tetapi adalah sebuah pernyataan atas fakta yang benar.

Yang kedua, dalam surah 2, Al-Baqarah, pada ayat 285 Tuhan menentukan orang yang beriman sebagai :

“Utusan itu telah percaya atas apa yang diwahyukan padanya dari Tuhannya dan demikian pu- la orang2 yang beriman;masing2 telah beriman kepada Tuhan, para malaikat-Nya, kitab2-Nya dan para utusan-Nya.  ‘Kami tak membeda2kan di antara utusan-Nya’ dan mereka berkata ‘ka- mi dengar dan kami patuhi; kami mencari ampunan-Nya, Tuhan kami, dan padamulah kami berserah diri’.”

Jadi orang yang beriman memiliki lima atribut: (1) mereka beriman kepada Tuhan,

(2) mereka beriman kepada para malaikat-Nya,

(3) mereka beriman kepada kitab2-Nya,

(4) mereka beriman kepada para utusan-Nya dan, akhirnya,

(5) mereka tak membeda2kan di antara para utusan yang mereka nyatakan percayai itu.

Sesiapa yang membeda2kan para utusan adalah, secara nyata, bukanlah orang beriman.

Itu adalah sungguh2 kalimat dari Tuhan, yang muncul melalui bibir utusan-Nya Muhammad, dan lebih lagi, itu adalah perintah langsung dari sang Pencipta kepada kita.

Mereka2 yang tetap memaksakan bahwa pengakuan atas keimanan mengandung kata2 ‘dan Mu- hammad adalah utusan-Nya’ harus kembali ke Quran dan membaca dengan hati2 ayat 2:285, dan lebih penting lagi mereka harus melatih jiwanya dan mencari petunjuk Tuhan dan ampunan-Nya.

Tak diragukan, bahwa para penafsir ini dimotivasikan oleh cinta kasihnya kepada Muhammad dan mereka tulus, namun ketulusannya itu salah arah. Mereka harus merefleksikan dengan hati2 sekali cintanya kepada Muhammad itu; orang2 Kristen mencintai Jesus setidaknya sebagaimana kaum Muslim mencintai Muhammad, tetapi membawa ke mana rasa cinta itu? Jesus, seperti juga Muham- mad, akan, pada Hari Pengadilan, menolak mereka2 yang seakan mencintanya itu, mereka yang cin- tanya menyebabkannya menempatkan beliau2 itu di samping Tuhan dan, celakanya menyembahnya.

Cintanya kepada Muhammad, bila itu berada di bawah cinta kepada Tuhan, tak akan menyebabkan mereka kehilangan pandangan terhadap Tuhannya Muhammad dan firman2-Nya. Cintanya akan le- bih dahulu terhadap pesan yang disampaikan baru kemudian kepada si pembawa pesan. Maka mere

-ka akan memiliki sesuatu dalam perspektip yang tepat dan dalam petunjuk yang benar.

Mereka berargumentasi bahwa ‘..dan Muhammad adalah hamba-Nya dan untusan-Nya’ tak menetap- kan perbedaan. Tetapi sesungguhnya begitulah!   Bilamanakah siapapun di antara mereka pernah menetapkan pengakuan keimanan bahwa ‘.. Saleh adalah hamba-Nya dan utusan’? tak pernah. Pa- da kenyataannya, setiap sesiapapun yang akan berdiri di depan umum – di manapun di tempat yang disebut Dunia Islam – dan menyatakan sumpah ‘Laa Ilaha Illallah, Musa rasulullah’ (tiada tuhan sela- in Allah dan Musa adalah utusan-Nya!) akan dipersalahkan dan dianggap tak waras, dan akan meng- habiskan malam2nya di rumah sakit atau kalau tidak di kuburannya. Setiap hari Muhammad diacu se

-bagai ‘Sayidul mursaleen’ (tuan yang dikirim Tuhan untuk menuntun manusia), berapa banyak se-

sungguhnya yang disebut obyek orang beriman ini? Ini adalah pembedaan yang memalukan dan si- apapun menyangkal bahwa harus bersikap jujur dengan dirinya sendiri, dari sudut pandang titik berat konsekuensi. Neraka adalah untuk selamanya.

Beberapa penafsir bahkan maju terlalu jauh dengan berargumentasi bahwa karena Muhammad ada- lah nabi kita maka kita berhak untuk mensejajarkan namanya ke dalam pengakuan keimanan, ini je- las mengidentifikasikan kita sebagai pengikutnya terpisah dari para pengikut nabi yang lainnya, lebih jauh lagi, Tuhan sendiri lebih memilih Muhammad di atas semua ciptaan-Nya.

Argumentasi ini tak benar. Perintah untuk tak membeda2kan adalah langsung diberikan kepada o- rang2 beriman dan disampaikan sendiri melalui mulut Muhammad tak kurang tak lebih, demikian pula tentang pengakuan keimanan dinyatakan sendiri oleh Tuhan pada surah 3, Ali-I’mran, ayat 84, yang secara langsung memerintahkan kita :

“Katakanlah ‘kami percaya pada Tuhan dan apa2 yang dikirimkannya kepada kami dan apa yang diwahyukan kepada Ibrahim dan Ismail dan Ishaq dan Ya’qub dan para pemuka dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa dan apa yang diberikan kepada para nabi oleh Tuhannya, kami tak membeda2kan seorangpun dari mereka dan kami patuh kepada-Nya'”.

Dan bahwa Tuhan lebih memilih Muhammad ketimbang yang lainnya, adalah sama sekali tak berda- sar di Quran. Adalah tak penting untuk menganggap bahwa nabi terakhir adalah lebih signifikan dari- pada nabi pertama ataupun ‘ayah para nabi’. Tentulah bahwa mungkin Tuhan memilih nabi tertentu lebih dari yang lain tetapi Dia tak menyatakannya di manapun bahwa Muhammad lebih disukai dari- pada yang lainnya. Kenyataannya, di dalam ayat2 yang mengacu pada pilihan Tuhan, Dia berkata tentang Musa dan Isa secara simbolik dan menyebut Daud hanya dengan namanya. Dari sini seseo- rang mungkin saja menganggap bahwa Tuhan lebih menyukai Daud daripada yang lainnya, tapi lagi2 tak ada jawaban Tuhan tentang ini. Kita diperintahkan untuk tak membeda2kan dan diharuskan men- taatinya tanpa mempertanyakannya lagi.

Bahkan meskipun Tuhan lebih memilih Muhammad dari antara para utusan lainnya pun, perintah- Nya kepada kita adalah jelas dan tak dapat kita tentang dengan memperbedakan para utusan. Kei- nginan untuk tak mematuhi perintah Tuhan menghadapi konsekuensi yang mengerikan yang tak da- pat diampuni. Bacalah Quran, itu akan membuat kebingungan mengenai hal ini kembali jadi jelas.

Para penafsir mempunyai beberapa stok argument lagi, semuanya berdasar pada dua premis yang sama, pertama bahwa Muhammad membawa Quran, yang merupakan kitab suci kita, oleh karena itu beliau mempunyai tempat khusus bagi kita, dan kedua Tuhan lebih menyukai Muhammad daripada semua ciptaan lain-Nya.

Tak satupun dari premis ini mensahkan diskriminasi yang menguntungkan Muhammad yang secara khusus sangat dilarang, dan tentu tak mendukung kebohongan besar yang merusak oleh semua u- mat Muslim yang telah merubah pengakuan keimanan, sebagaimana telah difirmankan Tuhan, de- ngan memasukkan Muhammad.

Kata2 Tuhan bukanlah tak lengkap atau tak tepat, ataupun sembarangan. Mungkinkan Dia, dengan kebijakan-Nya yang tak terhingga, menginginkan pengakuan atas keimanan untuk menyertakan Mu- hammad, Musa, Isa atau siapapun yang diumumkannya sejelas sebagaimana dinyatakan dalam su- rah 3, Ali-I’mran, ayat 18.

Kehadiran nama lain selain Tuhan di dalam pengakuan keimanan termunculkan dan tak bisa diperde- batkan. Tuhan tidaklah mungkin lupa untuk memasukkan nama Muhammad atau siapapun juga da- lam hal ini, tidak juga, Dia keliru atau melakukan kesalahan. Pengakuan keimanan itu sudah sem- purna dan sesuai dengan kehendak Tuhan sendiri sejak diwahyukannya di dalam Quran.

Tumpukan argumentasi bahwa pengakuan keimanan pada 3:18 berlaku untuk Tuhan tapi tidak kita, setidaknya bisa dikatakan, tak jujur. Tuhan menyatakan bahwa Dia sebagaimana pula para malaikat dan mereka2 yang memiliki pengetahuan, bersaksi bahwa tiada tuhan selain Dia. Mereka yang me- miliki pengetahuan adalah manusia, jadi di mana kiranya dukungan argumentasi ini akan menempat- kan kita? Lebih jauh lagi, kita akan memperhatikan pernyataan awal kontra argument bahwa kalimat2

Tuhan adalah telah sempurna dan tepat dan pula Dia tak membuat kesalahan. Di manapun Dia tak

menyatakan bahwa itu tak berlaku untuk kita ataupun tak pula Dia memberikan penyataan keimanan yang lain. Penyataan keimanan yang diterima sendiri oleh Tuhan adalah telah dibundel untuk kita

dan telah nyata sempurna. Hanya kaum tak beriman yang akan menganggap itu tak bisa diterima se- bagaimana adanya atau ingin mencari2 kemungkinan lainnya.

Argumentasi lainnya yang dikemukakan adalah bahwa diskriminasi yang dinyatakan dalam 2:285 dan

3:84 berarti gagal untuk mengakui bahwa semua adalah utusan Tuhan. Argumentasi ini Nampak keli- ru karena ayat tersebut berkata kepada orang2 beriman yang telah mengakui semua utusan yang mendapat perintah untuk tak mendiskriminasikan di antara mereka.

Akhirnya, argumentasi yang terkuat dari semuanya: “kami tak membedakan untuk menguntungkan bagi Muhammad, kami hanya mengekspresikan hubungan khusus kami dengannya, ia, betapapun, membawa Quran untuk kita yang mana tanpa itu kami tak akan mengidolakannya “.

Suatu hubungan yang khusus dengan Muhammad adalah ekivalen terhadap preferensi khusus da- lam konteks ini. Adalah tak mungkin mengekspresikan preferensi tanpa terlebih dahulu mengekspre- sikan perbedaan. Bila dua hal adalah sama, orang tak dapat mengatakan bahwa yang satu lebih baik dari yang lainnya sepanjang kedua hal itu adalah sama, sehingga tak ada perbedaan di antara kedu- anya. Bila, dipihak lain, mereka tidak sama, maka, adalah perbedaan di antara mereka, oleh karena- nya dan hanya dapatlah orang mengatakan bahwa yang satu lebih baik dari yang lain. Jadi pembe- daan harus didahului dengan preferensi. Adalah oleh karenanya menjadi sebuah omong kosong un- tuk mengatakan sebuah hubungan yang khusus dengan Muhammad dan di saat yang sama me- nyangkal pembedaan yang melebihkannya.

Kami telah mempresentasikan bukti, berdasarkan secara eksklusif pada Quran, yang tak mungkin di- ragukan, bahwa mereka yang memaksakan untuk menambahkan nama Muhammad ke dalam peng- akuan keimanan, senyatanya, mendiskriminasi untuk kepentingannya dan oleh karena itu bukanlah orang yang beriman.

Lalu, orang macam apakah mereka itu? Lagi2 Quran memberitahu kita. Surah 63, Al-Munafikun, ayat 1 menyatakan:

Saat orang2 Munafik datang kepadamu mereka mengatakan ‘kami bersaksi bahwa engkau a- dalah utusan Tuhan’. Tuhan tahu bahwa engkau adalah utusan-Nya, dan Tuhan bersaksi bah- wa orang2 Munafik itu adalah pendusta.”

Adalah hal yang sangat penting di sini bahwa Tuhan menggunakan terminology tahu bahwa Muham- mad adalah utusan-Nya. Dia tak menggunakan frase bersaksi. Ini lebih jauh memperkuat bahwa ada- lah kenyataan Muhammad adalah utusan Tuhan tetapi bukan bagian dari kesaksian keimanan. Bila menjadi bagian dari kesaksian keimanan, Tuhan akan mengatakan “Tuhan bersaksi bahwa engkau adalah utusan-Nya.”  Namun tidak demikian, adalah orang2 Munafik itu yang bersaksi bahwa Mu- hammad adalah utusan Tuhan sebagaimana pula Tuhan telah tahu bahwa Muhammad adalah utus- an-Nya dan bahkan bersaksi bahwa orang2 Munafik itu adalah pendusta.

Beberapa orang yang sesat meng-klaim bahwa kedua bagian pengakuan keimanan ada di dalam Quran dengan bagian kedua, ‘Muhammad adalah utusan-Nya’, dinyatakan pada surah 63, Al-Munafi- kun, ayat 1.

Mereka harus membacanya dengan lebih berhati2. Mereka akan dapatkan bahwa frase ‘bersaksi’ di- gunakan, dalam hubungan dengan Muhammad, hanya oleh para Munafik, bukan oleh Tuhan seba-

gaimana telah dijelaskan di atas. Tuhan bahkan bersaksi bahwa mereka adalah pendusta.

Jadi, bila mereka memaksakan menggunakan ayat ini untuk mendukung klaim-nya, pada kenyataan- nya adalah bahwa mereka menggunakan pengakuan keimanannya kaum Munafik, yang oleh Tuhan justru dinyatakan sebagai pendusta.

Hanya kaum Munafik yang memaksakan menambahkan testimony yang kedua ‘…….. dan Muham- mad adalah utusan-Nya’ terhadap testimony-nya Quran.  Tuhan menerangkan lebih lanjut di 63:3 se- bagai berikut :

Ini adalah karena mereka beriman, lalu jadi tak beriman. Jadi pikiran mereka ter-hijab sehing- ga mereka tak mengetahuinya.”

Kaum Munafik itu adalah semula kaum beriman yang lalu keimanannya ter-hijab dengan ketidak per- cayaan. Mereka kemudian menjadi rusak pikirannya untuk berkapasitas pikir dengan nalar sehat.

Pada surah 4, An-Nissa’, ayat 140 Tuhan berfirman

...Tuhan akan mengumpulkan orang2 Munafik dan yang tak beriman di Neraka” Semua ayat2 lain yang mengacu orang2 Munafik mengisyaratkan mereka ke neraka selamanya. Tuhan telah berfirman. Dia telah mengeluarkan perintah-Nya; jelas dan tegas. Jangan membeda2kan

para utusan-Nya, hubungan kalian dengan mereka adalah suatu hal yang terpisah. Bila kau lakukan

itu, tidak saja bahwa kamu itu tak patuh pada Tuhan tetapi juga per definisi, adalah tak beriman.

Tak ada di dalam Quran Tuhan memerintah kita untuk bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan- Nya tetapi justru Dia-lah, namun demikian, memerintah kita untuk menerimanya sebagai utusan dan percaya kepadanya dan berjuang serta mendukungnya dan mengikuti cahaya terang yang dikirim- Nya bersamanya.

Akhirnya, perhatikanlah kata2 pada surah 6, Al-An’am, ayat 19

“Katakanlah, Testimony apa yang merupakan import terbesar?’ Tuhan berfirman. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu dan Quran ini menginspirasiku untuk melayani sebagai pemberi i- ngat padamu dan siapapun yang menerimanya bahwa kamu bersaksi tiada ilah lain di sisi Tu- han.’Katakan ‘Aku tak bersaksi’, Katakan ‘Dia adalah satu2nya Tuhan dan aku tak memiliki me- reka yang mempersekutukanmu.'”

Ayat ini mengkonfirmasi bahwa kesaksian Tuhan adalah amat beratnya dan Tuhan bersaksi, seba- gaimana pada kesaksian keimanan, yang dengan jelas dinyatakan pada: 3:18 “Tuhan bersaksi..!” Apakah mereka tetap memaksakan untuk mengubah kesaksian keimanan yang Tuhan sendiri mem- berikan kesaksiannya? dan apakah mereka tetap memaksa mempersekutukan seseorang yang lain dengan Nya?

Hanya mereka2 yang berpikir lah yang akan memperhatikan hal ini.

https://tausyah.wordpress.com

Komentar
  1. […] dihormati dan disegani, baik oleh lawan maupun kawan. Sesuai dengan tau­ladan yang diberikan Rasul Allah s.a.w., ia hidup sederhana dan sangat besar perhatiannya kepada kaum sengsara, terutama mereka yang […]

    Suka

  2. […] ayat 17/58 dan 6/65, tetapi semua itu menjelaskan bahwa siksaan tersebut bukan berlaku sebelum periode Muhammad Saw saja malah juga sesudah wafatnya […]

    Suka

  3. […] Baik belum tentu benar, sedangkan benar pastilah baik. Sholat subuh 2 rakaat, jika kita tambah 2 rakaat lagi tentu secara logika baik sekali, namun perbuatan itu justru menjadi sia-sia, karena tidak ada tuntunannya dari Nabi. […]

    Suka

  4. […] persatuan dan kepentingan kaum muslimin. Rasa tanggung jawabnya yang besar atas terpeliharanya nilai-nilai peninggalan Rasul Allah s.a.w., membuatnya siap menerima tanggung jawab berat di atas pun­daknya. Sungguh pun demikian, ia tidak […]

    Suka

  5. […] untuk banyak-banyak beribadah kepada Allah, dan pergunakanlah sebagai kesempatan untuk meninggalkan wasiyat-­wasiyat. Malam Sabtu barulah kalian berangkat, seorang-seorang atau dua-dua, agar jangan sampai menyolok […]

    Suka

  6. […] L. Situmorang dari gereja Masehi Hari Ketujuh di Jalan Dr. Saharjo, jakarta Pusat, misalnya, menyambut ajaran Robert secara terbuka. Ia menulis pernyataan resmi tertanggal 23-1-05 yang isinya membenarkan hasil […]

    Suka

  7. […] bin Jarir At Thabariy dalam Ta­rikh-nya dan Abu Faraj Al Ashfahaniy dalam Maqatilut Thali­biyyin masing-masing mengetengahkan wasiyat Imam Ali r.a. sebagai […]

    Suka

  8. […] dari sifat-sifat tersebut apa-apa yang Allah tetapkan sendiri dalam Kitab-Nya atau melalui perantaraan lisan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallamshallallahu `alaihi wa sallam. Mereka tidak meyerupakan sifat-sifat tersebut dengan sifat-sifat makhluk. Mereka menyatakan bahwa […]

    Suka

  9. […] perkataan Nabi di atas, “Demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya, sesungguhnya ini adalah wasiat beliau untuk umatnya. Beliau berpesan kepada kita, ‘Oleh karena itu, hendaklah yang hadir memberitahukan kepada yang […]

    Suka

  10. […] dari sifat-sifat tersebut apa-apa yang Allah tetapkan sendiri dalam Kitab-Nya atau melalui perantaraan lisan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallamshallallahu `alaihi wa sallam. Mereka tidak meyerupakan sifat-sifat tersebut dengan sifat-sifat makhluk. Mereka menyatakan bahwa […]

    Suka

  11. […] : “Aku mohon kepadamu demi hakku yang ada padamu, ceritakanlah kepadaku apa  yang dikatakan Rasulullah SAW kepadamu itu ?” Fatimah  pun  menjawab  : “Adapun  sekarang,  maka  baiklah. […]

    Suka

  12. […] : “Aku mohon kepadamu demi hakku yang ada padamu, ceritakanlah kepadaku apa  yang dikatakan Rasulullah SAW kepadamu itu ?” Fatimah  pun  menjawab  : “Adapun  sekarang,  maka  baiklah. […]

    Suka

  13. […] ditanya tentang Syeikh Abdul Qadir, beliau menjawab, ” kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian terhadap kami. Kadang beliau […]

    Suka

  14. […] itu. Bukankah pekerjaan itu amat mudah bagimu? Dengan itu, engkau bersama puteri-puterimu dapat merasakan kenikmatan sesuai dengan apa yang kalian […]

    Suka

  15. […] dari Miswar bin Makhramah ra : ‘Ali bin Abi Thalib ra. melamar anak perempuan Abu Jahal, sedangkan waktu itu dia adalah suami Fathimah, putri Nabi. Sewaktu […]

    Suka

  16. […] aku mengetahui bahwa kamu suka shalat bersamaku, ( ketahuilah ) shalatmu di rumahmu lebih baik dari shalat di masjid dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik dari shalatmu di masjidku ( masjid nabawi ), […]

    Suka

  17. […] bahwa ketika beribadah manusia berada dalam keadaan yang paling jauh dari keterkaitan dengan nafsu seksual. Bagaimana jika campur-baur itu terjadi di luar ibadah? Sesungguhnya syetan itu mengalir di dalam […]

    Suka

  18. […] : “Aku mohon kepadamu demi hakku yang ada padamu, ceritakanlah kepadaku apa  yang dikatakan Rasulullah SAW kepadamu itu ?” Fatimah  pun  menjawab  : “Adapun  sekarang,  maka  baiklah. Ketika […]

    Suka

  19. […] : “Aku mohon kepadamu demi hakku yang ada padamu, ceritakanlah kepadaku apa  yang dikatakan Rasulullah SAW kepadamu itu ?” Fatimah  pun  menjawab  : “Adapun  sekarang,  maka  baiklah. Ketika […]

    Suka

  20. […] ditanya tentang Syeikh Abdul Qadir, beliau menjawab, ” kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian terhadap kami. Kadang beliau […]

    Suka

Tinggalkan komentar