Ciri Orang Yang Berbahagia & Orang Yang Celaka

Posted: 7 Juni 2010 in Renungan
Tag:,

Di antara ciri-ciri kebahagiaan dan kemenangan seorang hamba adalah :
Ketika ilmu pengetahuannya bertambah, maka bertambah pula kerendahan hati dan rasa kasih sayangnya.
Ketika bertambah amal-amalnya, semakin bertambah pula rasa takut dan kehati-hatiannya dalam melaksanakan perintah Allah.
Ketika bertambah usia, maka semakin berkurang semua ambisi-ambisi keduniawiannya.
Ketika harta bertambah, maka bertambah pula sifat kedermawanannya.
Ketika bertambah tinggi kemampuan dan kedudukannya, maka bertambahlah pula kedekatan dirinya pada manusia dan semakin rendah hati kepada mereka.
Sebaliknya, ciri-ciri seorang hamba yang celaka adalah :
Ketika ilmu bertambah, maka semakin bertambah kesombongannya.
Ketika bertambah amalannya, maka makin bertambah kebanggaan kepada dirinya sendiri dan penghinaan kepada orang lain.
Ketika semakin bertambah kemampuan dan kedudukannya, semakin bertambah pula kesombongannya.
(Al Fawaid, Imam Ibnul Qoyyim)

https://tausyah.wordpress.com

Komentar
  1. […] telah siaga untuk bertempur, Sitti Aisyah r.a. mengucapkan pidato. Pidatonya juga ditujukan kepada pengikut-pengikut Imam Ali r.a.: “…Kita telah bertekad hendak menuntut balas atas kematian Utsman melalui […]

    Suka

  2. […] Asy’ats menyahut: “Kekuasaan dia ialah hendak men­dorong kaum muslimin terus menerus mengadu pedang sampai ter­laksana apa yang diinginkan olehmu dan […]

    Suka

  3. […] melaksanakan perintah-Nya. Jika kalian mati terbunuh, apakah yang lebih penting daripada berjalan menuju keridhoan Allah dan […]

    Suka

  4. […] Gruner pada tahun 1930 menerjemahkan sebagian isi buku itu ke bahasa Inggris dengan judul Risalah atas Norma Medis Avicenna. Dan selama lebih dari lima abad, Qanun menjadi pemandu bagi ilmu kedokteran di […]

    Suka

  5. […] Imam Az-Zuhri -imamnya para imam berkata: “Allahlah yang berhak memberi keterangan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berhak menyampaikan dan kita wajib pasrah menerimanya“ […]

    Suka

  6. […] Dua ayat di atas cukuplah menjadi dalil bahwa manusia memiliki tabiat suka berbuat dzalim. Karenanya, kita harus mencari obat penyembuh dari penyakit tabiat tersebut. Bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan kita untuk membersihkan tabiat jiwa dari perkara yang mengotorinya? […]

    Suka

  7. […] Gruner pada tahun 1930 menerjemahkan sebagian isi buku itu ke bahasa Inggris dengan judul Risalah atas Norma Medis Avicenna. Dan selama lebih dari lima abad, Qanun menjadi pemandu bagi ilmu kedokteran di […]

    Suka

  8. […] dijaga, takut disedari oleh baginda. Dari jauh kawan-kawan Abu Jahal memerhatikan dengan perasaan cemas bercampur gembira. Dalam hati mereka berkata, “Kali ini akan musnahlah engkau hai […]

    Suka

  9. […] dari Miswar bin Makhramah ra : ‘Ali bin Abi Thalib ra. melamar anak perempuan Abu Jahal, sedangkan waktu itu dia adalah suami Fathimah, putri Nabi. Sewaktu […]

    Suka

  10. […] Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : sebaik-baik barisan kaum laki-laki adalah yang pertama, dan seburuk-buruknya adalah yang paling akhir, dan […]

    Suka

  11. […] Gruner pada tahun 1930 menerjemahkan sebagian isi buku itu ke bahasa Inggris dengan judul Risalah atas Norma Medis Avicenna. Dan selama lebih dari lima abad, Qanun menjadi pemandu bagi ilmu kedokteran di […]

    Suka

Tinggalkan komentar